2. Cucu perempuan keturunan anak laki-laki akan terhalang oleh adanya anak laki-laki, baik cucu itu hanya seorang ataupun lebih. Selain itu, juga
akan terhalangi oleh adanya dua orang anak perempuan atau lebih, kecuali jika ada ashabah.
3. Saudara kandung perempuan akan terhalangi oleh adanya ayah, anak, cucu, cicit, dan seterusnya semuanya laki-laki.
4. Saudara perempuan seayah akan terhalangi dengan adanya saudara kandung perempuan jika ia menjadi ashabah maal ghair. Selain itu, juga
terhalang oleh adanya ayah dan keturunan anak, cucu, cicit, dan seterusnya, khusus kalangan laki-laki serta terhalang oleh adanya dua
orang saudara kandung perempuan bila keduanya menyempurnakan bagian dua per tiga 23, kecuali bila adanya ashabah.
5. Saudara perempuan seibu akan terhalangi oleh adanya sosok laki-laki ayah, kakek, dan seterusnya juga oleh adanya cabang anak, cucu, cicit,
dan seterusnya baik laki-laki ataupun perempuan.
2.11 Cara Perhitungan Faraidh
Mengetahui pokok masalah merupakan suatu keharusan bagi kita yang mengkaji ilmu faraid. Hal ini agar kita dapat mengetahui secara pasti bagian
setiap ahli waris, hingga pembagiannya benar-benar adil, tanpa mengurangi atau melebihkan hak masing-masing. Persoalan pokok masalah ini di kalangan
ulama faraid dikenal dengan istilah at-tashil, yang berarti usaha untuk mengetahui pokok masalah. Dalam hal ini, yang perlu diketahui adalah bagaimana dapat
memperoleh angka pembagian hak setiap ahli waris tanpa melalui pemecahan
yang rumit. Karena itu, para ulama ilmu faraid tidak mau menerima kecuali angka-angka yang jelas dan benar maksudnya tanpa menyertakan angka-angka
pecahan.
Untuk mengetahui pokok masalah, terlebih dahulu perlu kita ketahui siapa-siapa ahli warisnya. Artinya, kita harus mengetahui apakah ahli waris yang
ada semuanya hanya termasuk ashabah, atau semuanya hanya dari ashhabul furudh, atau gabungan antara ashabah dengan ashhabul furudh. Apabila seluruh
ahli waris yang ada semuanya dari ashabah, maka pokok masalahnya dihitung per kepala jika semuanya hanya dari laki-laki. Misalnya, seseorang wafat dan
meninggalkan lima orang anak laki-laki, maka pokok masalahnya dari lima. Atau seseorang wafat meninggalkan sepuluh saudara kandung laki-laki, maka pokok
masalahnya dari sepuluh. Bila ternyata ahli waris yang ada terdiri dari anak laki- laki dan perempuan, maka satu anak laki-laki kita hitung dua kepala hitungan,
dan satu wanita satu kepala.
Misalnya, seseorang wafat dan hanya meninggalkan lima orang anak, dua laki-laki dan tiga perempuan, dengan harta Rp.1000.000. Maka pokok
masalahnya berarti tujuh. Contoh lain, bila mayit meninggalkan lima anak perempuan dan tiga anak laki-laki, maka pokok masalahnya sebelas, dan demikian
seterusnya. Yang akan di jelaskan dalam perhitungan faraid berikut ini:
1. Buat tabel berdasar ahli waris yang bersangkutan 2. Angka yang terkecil pada kolom, adalah hak waris yang bersangkutan
Anak Anak
Pembagian harta: = Bersekutu dengan ketentuan, pria:wanita = 2:1
Anak lelaki = 2 bagian Anak perempuan= 1 bagian
Total anak lelaki 2 orang 2bagian = 4 Total anak perempuan 3 orang 3bagian = 3
Jadi, Total pembagi = 7 Harta bagian = 1.000.000 = 142.857
7 Anak lelaki ke-1= Rp 285.714
Anak lelaki ke-2= 285.714 Anak perempuan ke-1= 142.857
Anak perempuan ke-2= 142.857 Anak perempuan ke-2= 142.857
2.12 Teknologi PHPHypertext Preprocessor