Sistem Informasi Pembagian dan Perhitungan Hak Waris Menggunakan Ilmu Faraidh Berbasis Web.

(1)

Disusun Oleh :

Muhammad Azzam (0935010077)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

Sistem Informasi Pembagian dan Perhitungan Hak Waris

Menggunakan Ilmu Faraidh Berbasis Web

Disusun Oleh :

Muhammad Azzam

NPM : 0935010077

Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan Pada Tanggal 31 Juli 2013

Menyetujui,

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Moh. Irwan Afandi, ST, Msc Agung Brastama P, S.Kom NIP/NPT. 376070702201 NIP/NPT. 385111303571

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Nur Cahyo Wibowo, S.kom, M.kom NPT. 37903040197


(3)

SISTEM INFORMAS PEMBAGIAN DAN PERHITUNGAN HAK WARIS MENGGUNAKAN ILMU FARAIDH BERBASIS WEB

Disusun Oleh :

MUHAMMAD AZZAM

NPM : 0935010077

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 31 Juli 2013

Pembimbing : Tim Penguji :

1. 1.

Moh. Irwan Afandi, ST, MSc Ir.Mu’tasim Billah, MS NIP/NPT. 376070702201 NIP/NPT. 378050702181

2. 2.

Agung Brastama P, S.Kom Priza Pandunata,S.Kom,M.Kom NIP/NPT. 385111303571 NIP/NPT. 383010602121

3.

Rizka Hadiwiyanti,S.Kom, M.Kom NIP/NPT. 386071303501

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Ir. Sutiyono, MT NPT. 196007131987031001


(4)

KETERANGAN REVISI

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa mahasiswa berikut : Nama : Muhammad Azzam

NPM : 0935010077

Program Studi : Sistem Informasi

Telah mengerjakan revisi Ujian Negara Lisan Tugas Akhir pada tanggal 31 Juli 2013 dengan judul :

SISTEM INFORM AS PEM BAGIAN DAN PERHITUNGAN HAK W ARIS M ENGGUNAKAN ILM U FARAIDH BERBASIS

W

EB

Oleh karenanya mahasiswa tersebut diatas dinyatakan bebas revisi Ujian Negara Lisan Tugas Akhir dan diijinkan untuk membukukan laporan TUGAS AKHIR dengan judul tersebut.

Surabaya, 08 Oktober 2013 Dosen penguji yang memeriksa revisi:

1) Ir.Mu’tasim Billah,MS { }

NIP/NPT. 378050702181

2) Priza Pandunata,S.Kom,M.Kom { } NIP/NPT. 383010602121

3) Rizka Hadiwiyanti,S.Kom,M.Kom { } NIP/NPT. 386071303501

Mengetahui,

Dosen pembimbing 1 Dosen pembimbing 2

Mohammad Irwan Afandi, ST, MSc Agung Brastama Putra, S.Kom NIP/NPT. 376070702201 NIP/NPT. 385111303571


(5)

i

akhir yang berjudul “Sistem Informasi Pembagian dan Perhitungan Hak Waris Mengunakan Ilmu Faraidh Berbasis Web”. Tugas akhir ini untuk memenuhi persyaratan untuk menempuh ujian sarjana pada Fakultas Teknologi Industri Program Studi Sistem Informasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Laporan ini disusun berdasarkan data – data yang ada di hukum hukum islam.

Dengan selesainya tugas akhir ini, tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya, pada :

1. Kedua Orang Tua saya yang selalu mensupport dalam hal pembuatan SKIRPSI ini.

2. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” JawaTimur.

3. Bapak Nur Cahyo Wibowo, S.Kom, M.Kom, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi FTI Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Moh. Irwan Afandi, ST, MSc selaku Dosen Pembimbing 1 5. Bapak Agung Brastama,S.kom selaku Dosen Pembimbing 2

6. Saudara-saudara saya yang telah banyak memberikan dukungan moril dan materiil.

7. Teman-teman Mahasiswa Sistem Informasi mulai tahun ajaran 2008-2009 yang turut memberi masukkan dan dukungan khususnya Syamsul Arifin yang selalu memberikan siap mengirimkan pulsa 24 jam.

8. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan sampai terselesaikannya laporan tugas akhir ini.


(6)

ii

yang berkepentingan dan semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan.

Surabaya, 20 JULI 2013


(7)

iii

ABSTRAK

Suatu kewajiban sebagai ahli waris selain memandikan, menshalatkan, dan menguburkan, juga harus bertanggung jawab dalam menunaikan segala wasiat-wasiat ,membayar hutang almarhum atau almarhumah serta pembagian hak waris yang adil diantara keluarga-keluarga. Prakteknya dalam kehidupan sehari-hari,pembagian hak waris sering kali menjadi suatu yang rumit dan terkadang memicu pertikaian diantara keluarga. padahal ALLAH SWT telah menetapkan denagan seadil-adilnya dalam pembagian hak waris ini di dalam AL-Qur, an secara secara detail,agar tidak ada ahli waris yang merasa dirugikan dalam menerimah hak warisnya, dan agar semua ahli waris dapat menerima secara ikhlas atas pembagian hak waris tersebut.

Sistem informasi pembagian dan perhitungan hak waris ini dapat memudahkan seorang untuk menghitung hak waris yang akan di peroleh oleh kerabat-kerabat dekatnya tanpa harus menghafal perhitungan hak waris ini, penggunaan sistem informasi hak waris ini menggunakan web (PHP) yang telah banyak orang tahu dan mengerti. Dengan memanfaatkan adanya web ini sebagai media memungkinkan masyarakat untuk memperjelas cara-cara perhitungan hak waris tersebut.

Hasil uji coba menu hukum waris Islam menunjukkan pengguna akan mendapat informasi mengenai hukum waris Islam. Hasil uji coba menu tentang menunjukkan cara perhitungan faraid dengan ketentuan dari tabel faraid.


(8)

iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat ... 4

1.6 Metodologi Penelitian ... 4

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AYAT-AYAT WARIS ... 7

2.2 Definisi Hukum Waris Islam ... ...9

2.2.1 Definisi Peninggala...9

2.2.2 Hak-hak yang Berkaitan dengan Harta Peninggalan ...10

2.3 Sejarah Hukum Waris Islam ... ...12

2.4 Bentuk-bentuk Waris ... ...13

2.5 Sebab-sebab Adanya Hak Waris .... ...13

2.6 Rukun Waris ... ...14

2.7 Syarat Waris ... ...14

2.8 Ahli Waris Menurut Golongan .... ...16

2.8.1 Ahli Waris dari Golongan Laki-laki...16

2.8.1 Ahli Waris dari Golongan Wanita...17

2.9 DEFINISI 'ASHABAH .... ...18

2.9.1 Dalil Hak Waris Para 'Ashabah...19


(9)

v

2.10.1 Ahli Waris yang Dapat Terkena Hujub Hirman...22

2.11 CARA PERHITUNGAN FARAID ... 24

2.12 Teknologi PHP(Hypertext Preprocessor) ... 26

2.13 Pengertian tentang Xampp ... 27

2.13.1 Pengertian tentang WEB...27

2.13.2 Koneksi Web ke Database...30

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Identifikasi Masalah ... 34

3.2 Analisa dan Perancangan Sistem ... 34

3.2.1 Flowchart ... 35

3.2.2 Work Flow Aplikasi ... 36

3.2.3 Alur Proses Perhitungan Waris ... 37

3.2.4 Data Flow Diagram (DFD) ... 41

3.2.4.1 Perancangan Diagram Konteks ... 42

3.2.4.2 Data Flow Diagram Level 0 ... 43

3.2.4.3 Data Flow Diagram Level 1 ... 45

3.3 Conceptual Data Model (CDM) ... 47

3.4 Physical Data Model (PDM) ... 49

3.5 Perancangan Basis Data ... 50

3.6 Perancangan Antarmuka ... 54

3.6.1 Desain Halaman Utama Pengunjung ... 55

3.6.2 Desain Halaman Form Perhitungan Hak Waris ... 56

3.6.3 Desain Halaman Form Tambah Konten untuk Admin ... 57

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Kebutuhan Sistem ... 58


(10)

vi

4.3.1.3 Pembuatan Form Question & Answer ... 64

4.3.1.4 Pembuatan Form Contact Us ... 65

4.2.2 Pembuatan Antar Muka Halaman Admin ... 67

4.2.2.1 Pembuatan Interface Halaman Utama Admin ... 67

4.3.2.2 Pembuatan Interface Halaman Tambah Artikel ... 68

4.3.2.3 Interface Halaman Edit Artikel ... 69

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI 5.1 Lingkungan Uji Coba ... 75

5.1.1 Skenario Uji Coba ... 75

5.1.1.1 Uji Coba Pertama ... 76

5.1.1.2 Uji Coba ke-dua ... 77

5.1.1.3 Uji Coba Ke-3 ... 78

5.1.1.4 Uji Coba Ke-4 ... 79

5.1.1.5 Uji Coba Ke-5 ... 81

5.1.1.6 Uji Coba Ke-6 ... 83

5.1.1.7 Uji Coba Ke-7 ... 80

5.1.1.8 Uji Coba Ke-8 ... 86

5.1.1.9 Uji Coba Ke-9 ... 87

5.1.1.10 Uji Coba Ke-10 ... 88

5.1.2 Pelaksanaan Uji Coba ... 89

5.1.1.10 Uji Coba Implementasi Aplikasi ... 89

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 92

6.2 Saran ... 92


(11)

vii

Gambar 3.1 Flowchart Proses Input ... 34

Gambar 3.2 Work Flow Aplikasi ... 35

Gambar 3.3 Konteks Diagram Sistem Aplikasi Waris... 42

Gambar 3.4 DFD Level 0 Aplikasi Perhitungan Waris bagi Admin ... 43

Gambar 3.5 DFD Level 1 Aplikasi Warisan ... 44

Gambar 3.6 CDM Aplikasi Sistem Sistem Waris ... 47

Gambar 3.7 PDM Aplikasi Sistem Waris ... 48

Gambar 3.8 Desain Halaman Utama User ... 54

Gambar 3.9 Desain Halaman Form Perhitungan Hak Waris ... 55

Gambar 3.10 Desain Halaman Form Tambah Konten untuk Admin... 56

Gambar 4.1 Tampilan Interface Halaman Utama Pengunjung ... 60

Gambar 4.2 Contoh Script Halaman Utama Web ... 61

Gambar 4.3 Tampilan Halaman Form Perhitungan Waris... 62

Gambar 4.4 Contoh script Form Perhitungan Waris ... 63

Gambar 4.5 Tampilan Halaman Utama Admin ... 64

Gambar 4.6 Tampilan Script Form Pertanyaan... 65

Gambar 4.7 Tampilan Form Contact Us ... 66

Gambar 4.8 Tampilan Script Contact Us ... 66

Gambar 4.9 Tampilan Halaman Utama Admin ... 67

Gambar 4.10 Tampilan Script Utama Admin ... 67

Gambar 4.11 Tampilan Halaman Tambah Artikel... ...68

Gambar 4.12 Tampilan Code Tambah Artikel ... 69

Gambar 4.13 Tampilan Halaman Edit Artikel ... 70

Gambar 4.14 Tampilan Script Halaman Edit Artikel... 70

Gambar 4.15 Tampilan Script Harta Yang di Hitung ... 71

Gambar 4.16 Tampilan Script Biaya Kewajiban ... 71

Gambar 4.17 Tampilan Script Memasukan Penerima Hak Waris ... 72


(12)

viii

Gambar 4.23 Tampilan Script Perhitungan ... 74

Gambar 4.24 Tampilan Script Perhitungan ... 74

Gambar 5.1 Uji Coba Form Input Pembagian Waris... ...90

Gambar 5.2 Tampilan Warning ketika Inputan Tidak Sesuai... ...90


(13)

ix

Tabel 3.3 Basis Data dasarhukum ... 51

Tabel 3.4 Basis Data hak_waris... 51

Tabel 3.5 Basis Data pages ... 51

Tabel 3.6 Basis Data pembagian ... 52

Tabel 3.7 Basis Data perhitungan ... 52

Tabel 3.8 Basis Data pertanyaan ... 53

Tabel 3.9 Basis Data temp ... 53


(14)

1 1.1 Latar Belakang

Sebagaimana kita sadari meski bangsa Indonesia ini mayoritas muslim, namun kita tahu bahwa agama kita diperangi lewat berbagai macam bentuk penggerogotan dari dalam. Salah satunya adalah dijejalinya kita dengan berbagai produk hukum yang bukan hukum Islam, seperti hukum barat dan hukum adat, lewat berbagai kurikulum pendidikan yang kita dapat dari sistem pendidikan nasional, atau dari adat istiadat turun temurun.

Maka lahirlah dari bangsa ini berlapis generasi muslim yang rajin shalat 5 waktu, fasih membaca Al-Quran, aktif mengaji kesana-kemari, gemar menghidupkan amaliyah sunnah, tetapi sama sekali tidak paham alias merasa asing dengan hukum waris Islam.

Keterasingan mereka atas hukum waris Islam ini merupakan kehancuran umat Islam yang sudah diprediksi oleh Rasulullah SAW sejak 14 abad yang lalu.

Rasulullah SAW secara khusus telah memberikan perintah untuk mempelajari ilmu waris, sebab ilmu waris itu setengah dari semua cabang ilmu. Lagi pula Rasulullah SAW mengatakan bahwa ilmu warisan itu termasuk yang pertama kali akan diangkat dari muka bumi.

ِﺝَﺮْﻋَﻷﺍ ِﻦَﻋ

τ

ِﷲ ُﻝﻮُﺳ َﺭ َﻝﺎَﻗ َﻝﺎَﻗ

ρ

َﻮُﻫ َﻭ ﻰَﺴْﻨُﻳ ُﻪﱠﻧِﺇ َﻭ ِﻢْﻠِﻌﻟﺍ ُﻒْﺼِﻧ ُﻪﱠﻧِﺈَﻓ ﺎَﻫ ْﻮُﻤِّﻠَﻋ َﻭ َﺾِﺋﺍَﺮَﻔﻟﺍ ﺍﻮُﻤﱠﻠَﻌَﺗ َﺓ َﺮْﻳَﺮُﻫ ﺎَﺑَﺃ ﺎَﻳ

ُﻝ ﱠﻭَﺃ ﻲِﺘﱠﻣُﺃ ْﻦِﻣ ُﻉ َﺰْﻨُﻳ ﺎَﻣ Dari A'raj radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Wahai Abu Hurairah, pelajarilah ilmu faraidh dan ajarkanlah. Karena dia setengah dari ilmu dan dilupakan orang. Dan dia adalah yang pertama kali akan dicabut dari umatku". (HR. Ibnu Majah, Ad-Daruquthuny dan Al-Hakim)


(15)

Selain Rasulullah SAW memerintahkan kita belajar ilmu waris, khalifah Umar bin Al-Khattab radhiyallahuanhu juga secara khusus memerintahkan umat Islam mempelajari ilmu waris. Bahkan beliau menyebutkan kita harus mempelajari ilmu waris sebagaimana kita belajar Al-Quran Al-Kariem.

ِﺏﺎﱠﻄَﺨﻟﺍ ِﻦْﺑ َﺮَﻤُﻋ ْﻦَﻋ

τ

. َﻥﺁ ْﺮُﻘﻟﺍ َﻥ ْﻮُﻤﱠﻠَﻌَﺘَﺗ ﺎَﻤَﻛ َﺾِﺋﺍ َﺮَﻔﻟﺍ ﺍﻮُﻤﱠﻠَﻌَﺗ :ُﻝﻮُﻘَﻳ َﻥﺎَﻛ ُﻪﱠﻧَﺃ

Dari Umar bin Al-Khattab radhiyallahuanhu beliau berkata, "Pelajarilah ilmu faraidh sebagaimana kalian mempelajari Al-Quran". 1

Perintah ini mengandung pesan bahwa belajar ilmu waris ini sangat penting bagi umat Islam. Karena disejajarkan dengan belajar Al-Quran.

Seringkali di antara penyebab perpecahan keluarga adalah masalah harta waris. Dari banyak kasus yang terjadi, umumnya berhulu dari kurang pahamnya para anggota keluarga atas aturan dan ketentuan dalam hukum waris Islam.

Tidak dipelajarinya lagi ilmu waris oleh generasi Islam ternyata punya dampak yang sangat besar. Salah satunya adalah munculnya perpecahan keluarga. Lantaran ketika orang tua wafat, anak-anak yang tidak mengenal ilmu waris itu saling berebut harta disebabkan karena parameter yang mereka gunakan saling berbeda.

Sebagian anak ada yang ingin menerapkan hukum waris versi adat. Yang lainnya mau versi barat. Sebagiannya mau pakai hukum Islam.

Seandainya orang tua mereka telah mengjaari dan mendidik mereka sejak kecil dengan ilmu waris Islam, niscaya perpecahan keluarga tidak akan terjadi. Sebab selayaknya anak-anak muslim yang tumbuh dengan pendidikan Islam, mereka pun dibesarkan dengan ilmu- ilmu agama yang mengajarkan bagaimana cara membagi waris sesuai dengan ketentuan Allah SWT.

Dari berbagai kasus perpecahan keluarga tentang masalah waris, umumnya yang menjadi penyebab utama adalah awamnya para anggota keluarga dari ilmu hukum waris Islam.


(16)

Jalan keluar untuk menghindari perpecahan keluarga yang barangkali bukan terjadi hari ini adalah mempersiapkan anak-anak kita, terutama generasi muda, dengan bekal ilmu hukum waris. Sehingga sejak awal merea sudah punya pedoman buat bekal ketika dewasa nanti.

Selain dua alasan di atas, memang Allah SWT telah mewajibkan umat Islam untuk membagi warisan sesuai dengan petunjuk dan ketetapan-Nya. Mereka yang secara sengaja melanggar dan tidak mengindahkan ketentuan Allah ini, maka Dia akan memasukkannya ke dalam api neraka.

Tidak hanya itu, tetapi dengan tambahan bahwa keberadaan mereka itu kekal abadi selamanya di dalam neraka. Bahkan masih ditambahkan lagi dengan jenis siksaan yang menghinakan.

Ketentuan seperti ini telah Allah cantumkan di dalam Al-Quran Al-Kariem. ِﺺْﻌَﻳ ﻦَﻣ َﻭ ﺍًﺪِﻟﺎَﺧ ﺍ ًﺭﺎَﻧ ُﻪْﻠ ِﺧْﺪُﻳ ُﻩَﺩﻭُﺪُﺣ ﱠﺪَﻌَﺘَﻳ َﻭ ُﻪَﻟﻮُﺳَﺭ َﻭ َ ّ�ﺍ

ٌﻦﻴِﻬﱡﻣ ٌﺏﺍَﺬَﻋ ُﻪَﻟ َﻭ ﺎَﻬﻴِﻓ

Dan siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.(QS. An-Nisa' : 13-14)

Di ayat ini Allah SWT telah menyebutkan bahwa membagi warisan adalah bagian dari hudud, yaitu sebuah ketetapan yang bila dilanggar akan melahirkan dosa besar. Bahkan di akhirat nanti akan diancam dengan siksa api neraka. Tidak seperti pelaku dosa lainnya, mereka yang tidak membagi warisan sebagaimana yang telah ditetapkan Allah SWT tidak akan dikeluarkan lagi dari dalamnya, karena mereka telah dipastikan akan kekal selamanya di dalam neraka sambil terus menerus disiksa dengan siksaan yang menghinakan.

Sungguh berat ancaman yang Allah SWT telah tetapkan buat mereka yang tidak menjalankan hukum warisan sebagaimana yang telah Allah tetapkan. Cukuplah ayat ini menjadi peringatan buat mereka yang masih saja mengabaikan perintah Allah sebagai ancaman. Jangan sampai siksa itu tertimpa kepada kita semua. Nauzu billahi min zalik.


(17)

1.2 Perumusan Masalah

Terdapat banyak tahapan yang sering mempengaruhi dalam menyelasaikan pembagian harta warisan menurut hukum agama islam. Permasalahan yang akan di selesaikan dalam Tugas akhir ini yaitu:

1.Bagaimana masyarakat umum dapat memperoleh informasi dan pengetahuan tentang hukum pembagian hak waris menurut agama islam.

2.Bagaimana masyarakat mengetahui pembagian serta perhitungan hak waris dengan ketentuan agama islam.

1.3 Batasan Masalah

Dalam pembuatan skripsi ini ruang lingkup permasalahan hanya akan dibatasi pada:

1.Website yang akan dibangun hanya terbatas pada permasalahan perhitungan fardh saja.

2. Bahasa pemograman yang digunakan adalah Hypertext Preprocessor (PHP)

3.Harta yang dihitung berupa nominal mata uang negara Indonesia yaitu rupiah dan bukan berupa perhiasan,tanah,bangunan karena perhitungan terhadap barang-barang tersebut sangat tergantung keadaan waktu,tempat dan kondisi yang akan berubah-ubah seiring berkembangnya kehidupan manusia.

4.Penerima waris hanya berjenis kelamin laki-laki/perempuan tidak menghitung banci.


(18)

1.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menghasilkan aplikasi berbasis web yang memberikan informasi tentang faraidh.

2. Mempunyai fasilitas untuk menghiting Hak Waris secara akurat,benar dan mudah.

1.5 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari aplikasi ini adalah:

1. Memudahkan masyarakat yang ingin mempelajari dan menggunakan hukum waris menurut Syariah Islam dalam membagi harta

peninggalan pewaris kepada ahli warisnya.

2. Membantu masyarakat dalam perhitungan pembagian harta warisan.

1.6 Metodologi Penulisan

Langkah-langkah pengumpulan data sebagai dasar penyusunan tugas akhir : 1. Metode Analisa

Menganalisa masalah-masalah yang akan disajikan dan mengumpulkan data atau informasi.

2. Metode Literatur

Merupakan usaha untuk lebih memudahkan dalam melengkapi data dan memecahkan masalah yang merupakan sumber referensi bagi penulis dalam mengambil langkah pengamatan dan melengkapi data.


(19)

3. Metode Observasi

Observasi merupakan aktivitas melakukan pengamatan dan analisa terhadap kondisi sebenarnya di lapangan kemudian akan diberikan solusinya.

4. Hasil dan Pembahasan

Langkah-langkah yang dlakukan dalam tahap ini adalah:

a. Akuisisi pengetahuan, yaitu proses untuk memperoleh, mengorganisasikan, dan mempelajari pengetahuan yang terkait di bidang mawaris yang didapat dari seorang pakar dan buku.

b. Desain, yaitu proses secara menyeluruh untuk membangun struktur dan mengorganisasikan sistem sekaligus mendefinisikan metode yang digunakan untuk mempresentasikan sistem.

c. Pengembangan aplikasi, yaitu tahap implentasi sistem yang telah dibangun dalam bentuk program yang siap digunakan.

5. Penulisan Laporan

Pada tahap ini dilakukan penulisan naskah atau dokumentasi ari pelaksanaan tugas akhir, diantaranya menjelaskan dasar teori, teknik penulisan yang digunakan dan implementasi aplikasi.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam laporan tugas akhir ini, pembahasan disajikan dalam 6 (enam) bab dengan sitematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan pembuatan tugas akhir ini.


(20)

Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori pemecahan masalah yang berhubungan dan digunakan untuk mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini.

BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini dijelaskan tentang tata cara metode perancangan sistem yang digunakan untuk mengolah sumber data yang dibutuhkan sistem antara lain: Flowchart, System Flow, Data Flow Diagram (DFD), dan Entity Relational Diagram (ERD).

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan implementasi dari program yang telah dibuat meliputi lingkungan implementasi, implementasi proses dan implementasi antarmuka.

BAB V : UJI COBA DAN EVALUASI

Pada bab ini menjelaskan tentang pelaksanaan uji coba dan evaluasi dari pelaksanaan uji coba dari program yang dibuat.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis untuk pengembangan sistem.

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur yang digunakan dalam pembutan laporan tugas akhir ini.

LAMPIRAN


(21)

7 2.1 Ayat-ayat Waris

"Allah mensyariatkan bagimu tentang pembagian pusaka untuk anak-anakmu. Yaitu, bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapak bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam.

Pembagian-pembagian tersebut di atas sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. Tentang orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa diantara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. SesungguhnyaAllah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (an-Nisa': 11)

"Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika istri-istrimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari


(22)

harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar utang-utangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan, yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar utangnya dengan tidak memberi mudarat (kepada ahli waris). Allah menetapkan yang demikian itu sebagai syariat yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun." (an-Nisa: 12)

"Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah yaitu: jika seorang meningal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sebanyak bagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan hukum ini kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (an-Nisa': 176)


(23)

2.2 Definisi Hukum Waris Islam

Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsu-irtsan-miiraatsan. Maknanya menurut bahasa ialah 'berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain', atau dari suatu kaum kepada kaum lain. Pengertian menurut bahasa ini tidaklah terbatas hanya pada hal-hal yang berkaitan dengan harta, tetapi mencakup harta benda dan non harta benda. Ayat-ayat Al-Qur'an banyak menegaskan hal ini, demikian pula sabda Rasulullah saw.. Di antaranya Allah berfirman:

"Dan Sulaiman telah mewarisi Daud ..." (an-Naml: 16) " Dan Kami adalah pewarisnya." (al-Qashash: 58) Selain itu kita dapati dalam hadits Nabi saw.:

'Ulama adalah ahli waris para nabi'.

Sedangkan makna al-miirats menurut istilah yang dikenal para ulama ialah berpindahnya hak kepemilikan dari orang yang meninggal kepada ahli warisnya yang masih hidup, baik yang ditinggalkan itu berupa harta (uang), tanah, atau apa saja yang berupa hak milik legal secara syar'i. (Ash-Shabuni Muhammad Ali, 1995)

2.2.1 Definisi Peninggalan

Pengertian peninggalan yang dikenal di kalangan fuqaha ialah segala sesuatu yang ditinggalkan pewaris, baik berupa harta (uang) atau lainnya. Jadi, pada prinsipnya segala sesuatu yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal dinyatakan sebagai peninggalan. Termasuk di dalamnya bersangkutan dengan utang piutang, baik utang piutang itu berkaitan dengan pokok hartanya (seperti


(24)

harta yang berstatus gadai), atau utang piutang yang berkaitan dengan kewajiban pribadi yang mesti ditunaikan (misalnya pembayaran kredit atau mahar yang belum diberikan kepada istrinya).

2.2.2 Hak-hak yang Berkaitan dengan Harta Peninggalan

Sederetan hak yang harus ditunaikan yang ada kaitannya dengan harta peninggalan adalah:

1. Semua keperluan dan pembiayaan pemakaman pewaris hendaknya menggunakan harta miliknya, dengan catatan tidak boleh berlebihan. Keperluan-keperluan pemakaman tersebut menyangkut segala sesuatu yang dibutuhkan mayit, sejak wafatnya hingga pemakamannya. Di antaranya, biaya memandikan, pembelian kain kafan, biaya pemakaman, dan sebagainya hingga mayit sampai di tempat peristirahatannya yang terakhir. Satu hal yang perlu untuk diketahui dalam hal ini ialah bahwa segala keperluan tersebut akan berbeda-beda tergantung perbedaan keadaan mayit, baik dari segi kemampuannya maupun dari jenis kelaminnya.

2. Hendaklah utang piutang yang masih ditanggung pewaris ditunaikan terlebih dahulu. Artinya, seluruh harta peninggalan pewaris tidak dibenarkan dibagikan kepada ahli warisnya sebelum utang piutangnya ditunaikan terlebih dahulu. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw.: "Jiwa (ruh) orang mukmin bergantung pada utangnya hingga ditunaikan." Maksud hadits ini adalah utang piutang yang bersangkutan dengan sesama manusia. Adapun jika utang tersebut berkaitan dengan Allah SWT, seperti


(25)

belum membayar zakat, atau belum menunaikan nadzar, atau belum memenuhi kafarat (denda).

3. Wajib menunaikan seluruh wasiat pewaris selama tidak melebihi jumlah sepertiga dari seluruh harta peninggalannya. Hal ini jika memang wasiat tersebut diperuntukkan bagi orang yang bukan ahli waris, serta tidak ada protes dari salah satu atau bahkan seluruh ahli warisnya. Adapun penunaian wasiat pewaris dilakukan setelah sebagian harta tersebut diambil untuk membiayai keperluan pemakamannya, termasuk diambil untuk membayar utangnya. Bila ternyata wasiat pewaris melebihi sepertiga dari jumlah harta yang ditinggalkannya, maka wasiatnya tidak wajib ditunaikan kecuali dengan kesepakatan semua ahli warisnya. Hal ini berlandaskan sabda Rasulullah saw. ketika menjawab pertanyaan Sa'ad bin Abi Waqash r.a. --pada waktu itu Sa'ad sakit dan berniat menyerahkan seluruh harta yang dimilikinya ke baitulmal. Rasulullah saw. bersabda: "... Sepertiga, dan sepertiga itu banyak. Sesungguhnya bila engkau meninggalkan para ahli warismu dalam keadaan kaya itu lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam kemiskinan hingga meminta-minta kepada orang."

4. Setelah itu barulah seluruh harta peninggalan pewaris dibagikan kepada para ahli warisnya sesuai ketetapan Al-Qur'an, As-Sunnah, dan kesepakatan para ulama (ijma'). Dalam hal ini dimulai dengan memberikan warisan kepada ashhabul furudh (ahli waris yang telah ditentukan jumlah bagiannya, misalnya ibu, ayah, istri, suami, dan lainnya),


(26)

kemudian kepada para 'ashabah (kerabat mayit yang berhak menerima sisa harta waris jika ada setelah ashhabul furudh menerima bagian).

Pada ayat waris, wasiat memang lebih dahulu disebutkan daripada soal utang piutang. Padahal secara syar'i, persoalan utang piutang hendaklah terlebih dahulu diselesaikan, baru kemudian melaksanakan wasiat. Oleh karena itu, didahulukannya penyebutan wasiat tentu mengandung hikmah, diantaranya agar ahli waris menjaga dan benar-benar melaksanakannya. Sebab wasiat tidak ada yang menuntut hingga kadang-kadang seseorang enggan menunaikannya. Hal ini tentu saja berbeda dengan utang piutang. Itulah sebabnya wasiat lebih didahulukan penyebutannya dalam susunan ayat tersebut.

2.3 Sejarah Hukum Waris Islam

Pembagian harta warisan pada zaman Jahiliyyah sebelum kedatangan Islam, diperuntukkan untuk orang-orang dewasa laki-laki saja yang mampu ikut berperang memanggul senjata membela kaum dan sukunya tanpa memberikan secuil bagianpun kepada anak-anak, bahkan kaum hawa yang telah berjasa menghantar mereka ke dunia ini. Wanita dan anak-anak tidak mempunyai hak sama sekali untuk menerima bagian waris dari harta peninggalan. Malah wanita dalam posisinya sebagai manusia lebih tragis lagi, mereka dapat dapat dijadikan objek warisan yang dapat diwaris secara paksa.

Jahiliyyah pada zaman ini bentuknya sangat bertolak belakang dengan memberikan kepada para wanita apa-apa yang bukan hak mereka, baik kedudukan, pekerjaan, maupun harta, sehingga kerusakan semakin bertambah, sedangkan


(27)

Islam telah berbuat adil kepada wanita dan memuliakannya, memberikan hak yang sesuai untuk mereka seperti yang lain.

2.4 Bentuk-bentuk Waris.

1. Hak waris secara fardh (yang telah ditentukan bagiannya).

2. Hak waris secara 'ashabah (kedekatan kekerabatan dari pihak ayah). 3. waris secara tambahan.

4. waris secara pertalian rahim.

2.5 Sebab-sebab Adanya Hak Waris

Ada tiga sebab yang menjadikan seseorang mendapatkan hak waris:

1. Kerabat hakiki (yang ada ikatan nasab), seperti kedua orang tua, anak, saudara, paman, dan seterusnya.

2. Pernikahan, yaitu terjadinya akad nikah secara legal (syar'i) antara seorang laki-laki dan perempuan, sekalipun belum atau tidak terjadi hubungan intim (bersanggama) antar keduanya. Adapun pernikahan yang batil atau rusak, tidak bisa menjadi sebab untuk mendapatkan hak waris.

3. Al-Wala, yaitu kekerabatan karena sebab hukum. Disebut juga wala al-'itqi dan wala an-ni'mah yang menjadi penyebab adalah kenikmatan pembebasan budak yang dilakukan seseorang. Maka dalam hal ini orang yang membebaskannya mendapat kenikmatan berupa kekerabatan (ikatan) yang dinamakan wala al-'itqi. Orang yang membebaskan budak berarti telah mengembalikan kebebasan dan jati


(28)

diri seseorang sebagai manusia. Karena itu Allah SWT menganugerahkan kepadanya hak mewarisi terhadap budak yang dibebaskan, bila budak itu tidak memiliki ahli waris yang hakiki, baik adanya kekerabatan (nasab) ataupun karena adanya tali pernikahan. (Ash-Shabuni Muhammad Ali, 1995)

2.6 Rukun Waris

Rukun waris ada tiga:

1. Pewaris, yakni orang yang meninggal dunia, dan ahli warisnya berhak untuk mewarisi harta peninggalannya.

2. Ahli waris, yaitu mereka yang berhak untuk menguasai atau menerima harta peninggalan pewaris dikarenakan adanya ikatan kekerabatan (nasab) atau ikatan pernikahan, atau lainnya.

3. Harta warisan, yaitu segala jenis benda atau kepemilikan yang ditinggalkan pewaris, baik berupa uang, tanah, dan sebagainya.

2.7 Syarat Waris

Syarat-syarat waris juga ada tiga:

1. Syarat Pertama: Meninggalnya pewaris baik secara hakiki maupun secara hukum (misalnya dianggap telah meninggal).

yang dimaksud dengan meninggalnya pewaris baik secara hakiki ataupun secara hukum ialah bahwa seseorang telah meninggal dan diketahui oleh seluruh ahli warisnya atau sebagian dari mereka, atau


(29)

vonis yang ditetapkan hakim terhadap seseorang yang tidak diketahui lagi keberadaannya.

Sebagai contoh, orang yang hilang yang keadaannya tidak diketahui lagi secara pasti, sehingga hakim memvonisnya sebagai orang yang telah meninggal. Hal ini harus diketahui secara pasti, karena bagaimanapun keadaannya, manusia yang masih hidup tetap dianggap mampu untuk mengendalikan seluruh harta miliknya. Hak kepemilikannya tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun, kecuali setelah ia meninggal.

2. Syarat Kedua: Adanya ahli waris yang hidup secara hakiki pada waktu pewaris meninggal dunia.

Maksudnya, pemindahan hak kepemilikan dari pewaris harus kepada ahli waris yang secara syariat benar-benar masih hidup, sebab orang yang sudah mati tidak memiliki hak untuk mewarisi. Sebagai contoh, jika dua orang atau lebih dari golongan yang berhak saling mewarisi meninggal dalam satu peristiwa atau dalam keadaan yang berlainan tetapi tidak diketahui mana yang lebih dahulu meninggal maka di antara mereka tidak dapat saling mewarisi harta yang mereka miliki ketika masih hidup. Hal seperti ini oleh kalangan fuqaha digambarkan seperti orang yang sama-sama meninggal dalam suatu kecelakaan kendaraan, tertimpa puing, atau tenggelam. Para fuqaha menyatakan, mereka adalah golongan orang yang tidak dapat saling mewarisi.


(30)

3. Ketiga: Seluruh ahli waris diketahui secara pasti, termasuk jumlah bagian masing-masing.

Dalam hal ini posisi para ahli waris hendaklah diketahui secara pasti, misalnya suami, istri, kerabat, dan sebagainya, sehingga pembagi mengetahui dengan pasti jumlah bagian yang harus diberikan kepada masing-masing ahli waris. Sebab, dalam hukum waris perbedaan jauh-dekatnya kekerabatan akan membedakan jumlah yang diterima. Misalnya, kita tidak cukup hanya mengatakan bahwa seseorang adalah saudara sang pewaris. Akan tetapi harus dinyatakan apakah ia sebagai saudara kandung, saudara seayah, atau saudara seibu. Mereka masing-masing mempunyai hukum bagian, ada yang berhak menerima warisan karena sebagai ashabul furudh, ada yang karena 'ashabah, ada yang terhalang hingga tidak mendapatkan warisan (mahjub), serta ada yang tidak terhalang.

2.8 Ahli Waris Menurut Golongan

Ahli waris menurut golongan dalam pembagian harta warisan (Faraid) ini di bagi menjadi dua kategori yaitu:

2.8.1 Ahli Waris dari Golongan Laki-laki

Ahli waris yaitu orang yang berhak mendapatkan warisan dari kaum laki-laki ada lima belas:

1. anak laki-laki


(31)

3. bapak

4. kakek (dari pihak bapak) 5. saudara kandung laki-laki 6. saudara laki-laki seayah 7. saudara laki-laki seibu

8. anak laki-laki dari saudara kandung laki-laki 9. anak laki-laki dari saudara laki-laki seibu 10. paman (saudara kandung bapak)

11. paman (saudara bapak seayah)

12. anak laki-laki dari paman (saudara kandung ayah) 13. anak laki-laki paman seayah

14. suami

15. laki-laki yang memerdekakan budak.

Bagi cucu laki-laki yang disebut sebagai ahli waris di dalamnya tercakup cicit (anak dari cucu) dan seterusnya, yang penting laki-laki dan dari keturunan anak laki-laki. Begitu pula yang dimaksud dengan kakek, dan seterusnya.

2.8.2 Ahli Waris dari Golongan Wanita

Adapun ahli waris dari kaum wanita ada sepuluh: 1. anak perempuan

2. ibu

3. anak perempuan (dari keturunan anak laki-laki) 4. nenek (ibu dari ibu)


(32)

5. nenek (ibu dari bapak) 6. saudara kandung perempuan 7. saudara perempuan seayah 8. saudara perempuan seibu 9. istri

10. perempuan yang memerdekakan budak.

Cucu perempuan yang dimaksud di atas mencakup pula cicit dan seterusnya, yang penting perempuan dari keturunan anak laki-laki. Demikian pula yang dimaksud dengan nenek baik ibu dari ibu maupun ibu dari bapak dan seterusnya.

2.9 Definisi 'Ashabah

Kata 'ashabah dalam bahasa Arab berarti kerabat seseorang dari pihak bapak. Disebut demikian, dikarenakan mereka (yakni kerabat bapak) menguatkan dan melindungi. dalam kalimat bahasa Arab banyak digunakan kata 'ushbah sebagai ungkapan bagi kelompok yang kuat. Demikian juga di dalam Al-Qur'an, kata ini sering kali digunakan, di antaranya dalam firman Allah berikut:

"Mereka berkata: 'Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi.'" (Yusuf: 14)

Maka jika dalam faraid kerabat diistilahkan dengan 'ashabah hal ini disebabkan mereka melindungi dan menguatkan. Inilah pengertian 'ashabah dari segi bahasa. Sedangkan pengertian 'ashabah menurut istilah para fuqaha ialah ahli waris yang tidak disebutkan banyaknya bagian di dalam Al-Qur'an dan


(33)

As-Sunnah dengan tegas. Sebagai contoh, anak laki-laki, cucu laki-laki keturunan anak laki-laki, saudara kandung laki-laki dan saudara laki-laki seayah, dan paman (saudara kandung ayah). Kekerabatan mereka sangat kuat dikarenakan berasal dari pihak ayah. Pengertian 'ashabah yang sangat masyhur di kalangan ulama faraid ialah orang yang menguasai harta waris karena ia menjadi ahli waris tunggal. Selain itu, ia juga menerima seluruh sisa harta warisan setelah ashhabul furudh menerima dan mengambil bagian masing-masing.

2.9.1 Dalil Hak Waris Para 'Ashabah

Dalil yang menyatakan bahwa para 'ashabah berhak mendapatkan waris kita dapati di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dalil Al-Qur'an yang dimaksud ialah (artinya): "dan untuk dua orang ibu bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga" (an-Nisa': 11).

Dalam ayat ini disebutkan bahwa bagian kedua orang tua (ibu dan bapak) masing-masing mendapatkan seperenam (1/6) apabila pewaris mempunyai keturunan. Tetapi bila pewaris tidak mempunyai anak, maka seluruh harta peninggalannya menjadi milik kedua orang tua. Ayat tersebut juga telah menegaskan bahwa bila pewaris tidak mempunyai anak, maka ibu mendapat bagian sepertiga (1/3). Namun, ayat tersebut tidak menjelaskan berapa bagian ayah. Dari sini dapat kita pahami bahwa sisa setelah diambil bagian ibu, dua per


(34)

tiganya (2/3) menjadi hak ayah. Dengan demikian, penerimaan ayah disebabkan ia sebagai 'ashabah.

Dalil Al-Qur'an yang lainnya ialah (artinya) "jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak." (an-Nisa': 176).

Pada ayat ini tidak disebutkan bagian saudara kandung. Namun, yang disebutkan justru saudara kandung akan menguasai (mendapatkan bagian) seluruh harta peninggalan yang ada bila ternyata pewaris tidak mempunyai keturunan. Kemudian, makna kalimat "wahuwa yaritsuha" memberi isyarat bahwa seluruh harta peninggalan menjadi haknya. Inilah makna 'ashabah.Sedangkan dalil dari As-Sunnah adalah apa yang disabdakan Rasulullah saw.:

"Bagikanlah harta peninggalan (warisan) kepada yang berhak, dan apa yang tersisa menjadi hak laki-laki yang paling utama. " (HR Bukhari)

Hadits ini menunjukkan perintah Rasulullah saw. agar memberikan hak waris kepada ahlinya. Maka jika masih tersisa, hendaklah diberikan kepada orang laki-laki yang paling utama dari 'ashabah.

Ada satu keistimewaan dalam hadits ini menyangkut kata yang digunakan Rasulullah dengan menyebut "dzakar" setelah kata "rajul", sedangkan kata "rajul" jelas menunjukkan makna seorang laki-laki. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari salah paham, jangan sampai menafsirkan kata ini hanya untuk orang dewasa dan cukup umur. Sebab, bayi laki-laki pun berhak mendapatkan warisan


(35)

sebagai 'ashabah dan menguasai seluruh harta warisan yang ada jika dia sendirian. Inilah rahasia makna sabda Rasulullah saw. dalam hal penggunaan kata "dzakar". 2.9.2 Macam-macam 'Ashabah

'Ashabah terbagi dua yaitu: 'ashabah nasabiyah (karena nasab) dan 'ashabah sababiyah (karena sebab). Jenis 'ashabah yang kedua ini disebabkan memerdekakan budak. Oleh sebab itu, seorang tuan (pemilik budak) dapat menjadi ahli waris bekas budak yang dimerdekakannya apabila budak tersebut tidak mempunyai keturunan.

Sedangkan 'ashabah nasabiyah terbagi tiga yaitu:

1. 'ashabah bin nafs (nasabnya tidak tercampur unsur wanita) 2. 'ashabah bil ghair (menjadi 'ashabah karena yang lain)

3. 'ashabah ma'al ghair (menjadi 'ashabah bersama-sama dengan yang lain).

2.10 Penghalang Hak Waris (AL-HUJUB)

Al-hujub dalam bahasa Arab bermakna 'penghalang' atau 'penggugur'. Dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman:

"Sekali-kali tidak sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan mereka" (al-Muthaffifin: 15)

2.10.1 Ahli Waris yang Tidak Terkena Hujub Hirman

Ada sederetan ahli waris yang tidak mungkin terkena hujub hirman. Mereka terdiri dan enam orang yang akan tetap mendapatkan hak waris. Keenam orang tersebut adalah anak kandung laki-laki, anak kandung perempuan, ayah, ibu,


(36)

suami, dan istri. Bila orang yang mati meninggalkan salah satu atau bahkan keenamnya, maka semuanya harus mendapatkan warisan.

2.10.2 Ahli Waris yang Dapat Terkena Hujub Hirman

Sederetan ahli waris yang dapat terkena hujub hirman ada enam belas, sebelas terdiri dari laki-laki dan lima dari wanita. Adapun ahli waris dari laki-laki sebagai berikut:

1. Kakek (bapak dari ayah) akan terhalang oleh adanya ayah, dan juga oleh kakek yang lebih dekat dengan pewaris.

2. Saudara kandung laki-laki akan terhalang oleh adanya ayah, dan keturunan laki-laki (anak, cucu, cicit, dan seterusnya).

3. Saudara laki-laki seayah akan terhalang dengan adanya saudara kandung laki-laki, juga terhalang oleh saudara kandung perempuan yang menjadi 'ashabah ma'al Ghair, dan terhalang dengan adanya ayah serta keturunan laki-laki (anak, cucu, cicit, dan seterusnya).

4. Saudara laki-laki dan perempuan yang seibu akan terhalangi oleh pokok (ayah, kakek, dan seterusnya) dan juga oleh cabang (anak, cucu, cicit, dan seterusnya) baik anak laki-laki maupun anak perempuan.

5. Cucu laki-laki keturunan anak laki-laki, akan terhalangi oleh adanya anak laki-laki. Demikian juga para cucu akan terhalangi oleh cucu yang paling dekat (lebih dekat).


(37)

6. Keponakan laki-laki (anak saudara kandung laki-laki) akan terhalangi dengan adanya ayah dan kakek, anak laki-laki, cucu kandung laki-laki, serta oleh saudara laki-laki seayah.

7. Keponakan laki-laki (anak dari saudara laki-laki seayah) akan terhalangi dengan adanya orang-orang yang menghalangi keponakan (dari anak saudara kandung laki-laki), ditambah dengan adanya keponakan (anak laki-laki dari keturunan saudara kandung laki-laki).

8. Paman kandung (saudara laki-laki ayah) akan terhalangi oleh adanya anak laki-laki dari saudara laki-laki, juga terhalangi oleh adanya sosok yang menghalangi keponakan laki-laki dari saudara laki-laki seayah.

9. Paman seayah akan terhalangi dengan adanya sosok yang menghalangi paman kandung, dan juga dengan adanya paman kandung.

10.Sepupu kandung laki-laki (anak paman kandung) akan terhalangi oleh adanya paman seayah, dan juga oleh sosok yang menghalangi paman seayah.

11.Sepupu laki-laki (anak paman seayah) akan terhalangi dengan adanya sepupu laki-laki (anak paman kandung) dan dengan adanya sosok yang menghalangi sepupu laki-laki (anak paman kandung).

Sedangkan lima ahli waris dari kelompok wanita adalah:

1. Nenek (baik ibu dari ibu ataupun dari bapak) akan terhalangi dengan adanya sang ibu.


(38)

2. Cucu perempuan (keturunan anak laki-laki) akan terhalang oleh adanya anak laki-laki, baik cucu itu hanya seorang ataupun lebih. Selain itu, juga akan terhalangi oleh adanya dua orang anak perempuan atau lebih, kecuali jika ada 'ashabah.

3. Saudara kandung perempuan akan terhalangi oleh adanya ayah, anak, cucu, cicit, dan seterusnya (semuanya laki-laki).

4. Saudara perempuan seayah akan terhalangi dengan adanya saudara kandung perempuan jika ia menjadi 'ashabah ma'al ghair. Selain itu, juga terhalang oleh adanya ayah dan keturunan (anak, cucu, cicit, dan seterusnya, khusus kalangan laki-laki) serta terhalang oleh adanya dua orang saudara kandung perempuan bila keduanya menyempurnakan bagian dua per tiga (2/3), kecuali bila adanya 'ashabah.

5. Saudara perempuan seibu akan terhalangi oleh adanya sosok laki-laki (ayah, kakek, dan seterusnya) juga oleh adanya cabang (anak, cucu, cicit, dan seterusnya) baik laki-laki ataupun perempuan.

2.11 Cara Perhitungan Faraidh

Mengetahui pokok masalah merupakan suatu keharusan bagi kita yang mengkaji ilmu faraid. Hal ini agar kita dapat mengetahui secara pasti bagian setiap ahli waris, hingga pembagiannya benar-benar adil, tanpa mengurangi atau melebihkan hak masing-masing. Persoalan "pokok masalah" ini di kalangan ulama faraid dikenal dengan istilah at-ta'shil, yang berarti usaha untuk mengetahui pokok masalah. Dalam hal ini, yang perlu diketahui adalah bagaimana dapat memperoleh angka pembagian hak setiap ahli waris tanpa melalui pemecahan


(39)

yang rumit. Karena itu, para ulama ilmu faraid tidak mau menerima kecuali angka-angka yang jelas dan benar (maksudnya tanpa menyertakan angka-angka pecahan).

Untuk mengetahui pokok masalah, terlebih dahulu perlu kita ketahui siapa-siapa ahli warisnya. Artinya, kita harus mengetahui apakah ahli waris yang ada semuanya hanya termasuk 'ashabah, atau semuanya hanya dari ashhabul furudh, atau gabungan antara 'ashabah dengan ashhabul furudh. Apabila seluruh ahli waris yang ada semuanya dari 'ashabah, maka pokok masalahnya dihitung per kepala jika semuanya hanya dari laki-laki. Misalnya, seseorang wafat dan meninggalkan lima orang anak laki-laki, maka pokok masalahnya dari lima. Atau seseorang wafat meninggalkan sepuluh saudara kandung laki-laki, maka pokok masalahnya dari sepuluh. Bila ternyata ahli waris yang ada terdiri dari anak laki-laki dan perempuan, maka satu anak laki-laki-laki-laki kita hitung dua kepala (hitungan), dan satu wanita satu kepala.

Misalnya, seseorang wafat dan hanya meninggalkan lima orang anak, dua laki-laki dan tiga perempuan, dengan harta Rp.1000.000. Maka pokok masalahnya berarti tujuh. Contoh lain, bila mayit meninggalkan lima anak perempuan dan tiga anak laki-laki, maka pokok masalahnya sebelas, dan demikian seterusnya. Yang akan di jelaskan dalam perhitungan faraid berikut ini:

1. Buat tabel berdasar ahli waris yang bersangkutan

2. Angka yang terkecil pada kolom, adalah hak waris yang bersangkutan


(40)

Pembagian harta:

# = Bersekutu dengan ketentuan, pria:wanita = 2:1 Anak lelaki = 2 bagian

Anak perempuan= 1 bagian

Total anak lelaki 2 orang * 2bagian = 4 Total anak perempuan 3 orang * 3bagian = 3 Jadi, Total pembagi = 7

Harta / bagian = 1.000.000 = 142.857 7

Anak lelaki ke-1= Rp 285.714 Anak lelaki ke-2= 285.714 Anak perempuan ke-1= 142.857 Anak perempuan ke-2= 142.857 Anak perempuan ke-2= 142.857

2.12 Teknologi PHP(Hypertext Preprocessor)

Apa itu PHP – PHP singkatan dari PHP: Hypertext Preprocessor. Ini adalah bahasa scripting di sisi server dimana script dijalankan di server. Pada tahun 1994, PHP dirancang sebagai sebuah set kecil binari yang digunakan untuk mengumpulkan beberapa data lalu lintas situs dasar. Pada tahun 1997 parser ditulis ulang oleh dua orang Israel dan namanya diubah menjadi PHP.

Hasil dari script dieksekusi diserahkan kepada pengguna, dan ditampilkan dalam peramban . PHP juga dapat mengirim header HTTP. Seseorang dapat mengatur cookie, mengelola otentikasi, dan mengarahkan pengguna. Menawarkan

lelaki perempuan

Anak lelaki @ #

Anak

perempuan # 1\2


(41)

konektivitas yang sangat baik untuk banyak database (dan ODBC), dan integrasi dengan perpustakaan eksternal yang membantu pengguna dalam melakukan segala sesuatu dari menghasilkan dokumen PDF untuk parsing XML.

PHP bersifat bebas untuk di download dan digunakan, itu mengapa sangat populer di kalangan web hosting yang perusahaan. Sebagian besar web hosting account men dukungan PHP. PHP berjalan pada platform yang berbeda seperti Windows, linux dan unix dll … Hal ini kompatibel dengan hampir semua server digunakan saat ini. Hal ini juga dapat dengan mudah dipelajari dan juga berjalan efisien pada sisi server. Mesin PHP adalah kode yang ada pada server Web.

Beberapa keuntungan dari PHP:

1. Open Source , gratis dan dapat diinstal tanpa harus membayar apapun. 2. HTML Integrasi: Kode PHP dapat dengan mudah tertanam dalam kode

HTML dan ini memungkinkan server untuk memproses web tertentu pager bahkan sebelum ditampilkan pada browser web dan juga hasil pemrosesan lebih cepat.

3. Hal ini sangat sederhana untuk belajar dan menggunakan: Dibandingkan dengan bahasa lain, kerangka kerja PHP sangat mudah dan sederhana untuk belajar dan karena itu disukai oleh orang di seluruh dunia. Hal ini dapat disesuaikan Hal Mendukung Multifungsi: fleksibilitas membuatnya kompatibel pada semua varian OS seperti Mac OS, Windows, dan Linux dll … dan dapat bekerja dengan baik dengan html, output html dan JavaScript, dll …

4. Memiliki Dukungan Browser kuat: PHP menyediakan sangat baik kompatibilitas ke web browser. Isi dikembangkan pada kerangka ini menawarkan navigasi lebih cepat loading halaman dengan seefisien kecepatan pengolahannya cukup cepat. Ini adalah aman.

5. Ada banyak tutorial: ini membantu dalam belajar PHP dengan mudah dan programmer bahkan dapat menyelesaikan masalah-masalah dengan mencari melalui internet tanpa memiliki kebutuhan bimbingan siapa pun.


(42)

2.13 Pengertian tentang Xampp

Kepanjangan dari XAMPP yaiut Apache, PHP, MySQL dan

phpMyAdmin.XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket. Dengan menginstall XAMPP maka tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP dan MySQL secara manual. XAMPP akan menginstalasi dan mengkonfigurasikannya secara otomatis untuk anda atau auto konfigurasi. Versi XAMPP yang ada saat ini adalah Versi 1.4.14 atau yang terbarunya anda bisa download pada

http://www.apachefriends.org/en/xampp-window.html. Software XAMPP versi ini terdiri atas:

a. Apache versi 2.0.54 b. MySQL versi 4.1.12 c. PHP versi 5.0.4

d. phpMyAdmin versi 2.6.2-p11 dan lain-lain

2.13.1 Pengertian tentang WEB

Website adalah halaman informasi yang disediakan melalui jalur internet sehingga bisa diakses di seluruh dunia selama terkoneksi dengan jaringan internet. Website merupakan komponent atau kumpulan komponen yang terdiri dari teks, gambar, suara animasi sehingga lebih merupakan media informasi yang menarik untuk dikunjungi. Secara garis besar, website bisa digolongkan menjadi 3 bagian yaitu:


(43)

2. Website Dinamis 3. Website Interaktif

Sebuah situs web (sering pula disingkat menjadi situs saja; web site, site) adalah sebutan bagi sekelompok halaman web (web page), yang umumnya merupakan bagian dari suatu nama domain (domain name) atau subdomain di World Wide Web (WWW) di Internet. WWW terdiri dari seluruh situs web yang tersedia kepada publik. Halaman-halaman sebuah situs web diakses dari sebuah URL yang menjadi “akar” (root), yang disebut homepage (halaman induk sering diterjemahkan menjadi “beranda”, “halaman muka”), dan biasanya disimpan dalam server yang sama. Tidak semua situs web dapat diakses dengan gratis. Beberapa situs web memerlukan pembayaran agar dapat menjadi pelanggan, misalnya situs-situs yang menampilkan situs-situs berita, layanan surat elektronik (e-mail), dan lain-lain.

Secara terminologi, website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di Internet. Sebuah halaman web adalah dokumen yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language), yang hampir selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari server website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser. Semua publikasi dari website-website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar.


(44)

Halaman-halaman dari website akan bisa diakses melalui sebuah URL yang biasa disebut Homepage. URL ini mengatur halaman-halaman situs untuk menjadi sebuah hirarki, meskipun, hyperlink-hyperlink yang ada di halaman tersebut mengatur para pembaca dan memberitahu mereka sususan keseluruhan dan bagaimana arus informasi ini berjalan.

Beberapa website membutuhkan subskripsi (data masukan) agar para user bisa mengakses sebagian atau keseluruhan isi website tersebut. Contohnya, ada beberapa situs-situs bisnis, situs-situs e-mail gratisan, yang membutuhkan subkripsi agar kita bisa mengakses situs tersebut.

Secara terminologi, website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di Internet. Sebuah halaman web adalah dokumen yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language), yang hampir selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari server website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser. Semua publikasi dari website-website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar.

Halaman-halaman dari website akan bisa diakses melalui sebuah URL yang biasa disebut Homepage. URL ini mengatur halaman-halaman situs untuk menjadi sebuah hirarki, meskipun, hyperlink-hyperlink yang ada di halaman tersebut mengatur para pembaca dan memberitahu mereka sususan keseluruhan dan bagaimana arus informasi ini berjalan.


(45)

Beberapa website membutuhkan subskripsi (data masukan) agar para user bisa mengakses sebagian atau keseluruhan isi website tersebut. Contohnya, ada beberapa situs-situs bisnis, situs-situs e-mail gratisan, yang membutuhkan subkripsi agar kita bisa mengakses situs tersebut.

Penemu website adalah Sir Timothy John ¨Tim¨ Berners-Lee, sedangkan website yang tersambung dengan jaringan, pertamakali muncul pada tahun 1991. Maksud dari Tim ketika membuat website adalah untuk mempermudah tukar menukar dan memperbarui informasi kepada sesama peneliti di tempat dia bekerja. Pada tanggal 30 April 1993, CERN (tempat dimana Tim bekerja) menginformasikan bahwa WWW dapat digunakan secara gratis oleh semua orang.

Sebuah website bisa berupa hasil kerja dari perorangan atau individu, atau menunjukkan kepemilikan dari sebuah organisasi, perusahaan, dan biasanya website itu menujukkan beberapa topik khusus, atau kepentingan tertentu. Sebuah website bisa berisi hyperlink (pranala) yang menghubungkan ke website lain, jadi, kadangkala perbedaan antara website yang dibuat oleh individu perseorangan dengan website yang dibuat oleh organisasi bisnis bisa saja tidak kentara.

2.13.2 Koneksi Web ke Database

1. Buat sebuah file khusus untuk koneksi saja

Cara ini mirip sebuah modul, dimana modul ini nantinya akan kita

gunakan pada semua halaman web yang terhubung ke dalam database


(46)

2. Ketikkan Script Berikut Ini:

Berikut penjelasannya:

§ $host = "localhost";

Di sini saya membuat sebuah variable bernama $host yang berisi localhost. Ini

semua karena saya menggunakan server local, yakni pada komputerku. Kalau

seandainya, rekan-rekan menggunakan 2 komputer dimana komputer server

berada dengan komputer client, anda bisa mengganti localhost dengan no IP

komputer server.

Contoh: $host = "185.265.45.26"; § $username = "root"; $password = "123";

Variabel $username dan $password berisi user dan password database yang saya

buat. Di sini saya menggunakan user “root”, dimana ni merupakan user tertinggi

dalam sebuah database. Apabila anda tidak menggunakan user root, anda bisa

menggunakan user anda dimana database anda berada.

§ $database = "db_latihan";

Variabel $database saya buat untuk memberikan nilai berupa nama database yang

akan saya gunakan.


(47)

Ini adalah cara koneksi database phpmyadmin dengan php. Sebenarnya anda bisa

juga tidak menggunakan variable $koneksi. Di sini, variable $koneksi saya

gunakan untuk mengetes, apakah koneksi berhasi ataukah koneksi yang saya

lakukan gagal.

§ if ($koneksi)

{

echo ("Koneksi Sukses"); }

else {

echo ("Koneksi Gagal"); }

Cara ini saya gunakan untuk mengetes apakah koneksi berhasil atau tidak.

Apabila koneksi berhasil, pada halaman web akan tampil pesan “Koneksi

Sukses”. Sebaliknya jika gagal akan muncul pesan “Koneksi Gagal”

3. Buat Include Pada Setiap Halaman Web

Hal ini berfungsi ketika anda membutuhkan koneksi, anda tidak perlu

mendeklarasikan ulang koneksi ke dalam database pada setiap halaman web.

Anda cukup menggunakan include. Kenapa saya buat seperti itu? Karena apabila

ada kesalahan pada koneksi, anda tidak perlu merubah satu persatu halaman web.


(48)

(49)

34

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan dijelaskan alur perancangan dan pembuatan aplikasi perhitungan harta waris meliputi perancangan komponen system, perancangan data, perancangan proses, untuk perancangan alur bisnisnya penulis menggunakan Data Flow Diagram (DFD). Selain itu dirancang juga Conceptual Data Model (CDM), Physical Data Model (PDM), serta penyusunan tabel database dan interface design.

3.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam kehidupan masyarakat mengenai pembagian harta warisan, dapat diidentifikasikan masalahnya antara lain:

1. Ketidaktahuan masyarakat terhadap aturan hukum waris Islam.

2. Tidak tersedianya aplikasi perhitungan mengenai pembagian harta warisan yang bisa diakses secara online untuk mempermudah mendapatkan hukum waris di mana saja dengan hanya terhubung melalui internet.

3.2 Analisa dan Perancangan Sistem

Untuk membuat perancangan dan desain digunakan model-model yang telah ada dan sudah banyak digunakan. Diantara model-model tersebut antara lain sistem flow diagram

ataupun perancangan hubungan relasi antar tabel. Tahap-tahap yang digunakan dalam mendesain aplikasi perhitungan pembaian harta warisan berdasarkan syariah Islam adalah:

1. Membuat flowchart proses input 2. Membuat Work Flow Aplikasi


(50)

35 4. Alur Proses Sistem Melalui DFD

3.2.1 Flowchart

Merupakan bagan/chart yang menunjukkan alir/flow di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Adapun gambaran dari flowchart proses input adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Flowchart Proses Input


(51)

tersedia. Setelah input data pewaris dan ahli waris setelah itu melakukan proses perhitungan nilai terkecil dari ahli waris setelah itu tampilkan hasil

3.2.2 Work Flow Aplikasi

Work flow apliaksi merupakan alur jalannya aplikasi. Antar muka pemakai (user interface) merupakan bagian yang penting dalam suatu pembuatan aplikasi. User interface berfungsi untuk meghubungkan antara program dengan pemakainya (user). Perancangan antar muka pemakai dibuat dengan tujuan untuk memudahkan user dalam melakukan interaksi dengan aplikasi.

Rancangan user interface pada aplikasi ini harus interaktif dan sesuai dengan kebutuhan user yang mengakses web dalam melakukan perhitungan waris.

Gambar 3.2 Work Flow Aplikasi

Akses Web Form Halaman

Utama

Form Main Menu

Form Main Menu

Form Main Menu: a. Pengertian Waris b. Hukum Hak Waris c. Perhitungan Hak Waris d. Question & Answer e. Contact Us

Tampilan Penjelasan Waris Tampilan Hukum Waris

Tampilan Hukum Waris Hasil Perhitungan

Form Soal dan Jawaban Form Contact Us


(52)

memilih menu yang ada. Menu yang tersedia yaitu menu pengertian waris, menu hukum hak waris, menu perhitungan hak waris, menu question and answer dan menu contact us. Jika user menilih menu pengertian waris, maka akan muncul tampilan yang berisi tentang penjelasan waris. Jika user memilih menu hukum hak waris, maka akan muncul form hukum hak waris. Jika user memilih menu perhitungan hak waris maka yang muncul adalah form perhitungan hak waris dan user akan bisa melakukan perhitungan dan menampilakan hasil perhitungangan,. Jika user memilih menu question and answer, maka yg tampil akan muncul form pertanyaan. Jika user memilih menu contact us, maka akan muncul form hubungi kita.

3.2.3 Alur Proses Perhitungan Waris

Perhitungan waris disini meliputi perhitungan semua kekayaan almarhum yang telah dikurangi oleh biaya pemakaman, hutang dan wasiat, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(53)

(54)

Keterangan Tabel:

O Mendapat Semua Warisan X Tidak Mendapat Warisan

© Mendapat Semua Warisan atau Sisa C Mendapat Sisa Warisan

U Bersekutu atas Semua Warisan (2/3) Bersktutu atas 2/3 Warisan (1/3) Berskutu atas 1/3 Warisan

# Bersekutu dengan ketentuan, pria:wanita = 2:1

Yang termasuk Famili:

1. Cucu laki-laki (=anak dari anak perempuan) 2. Cucu perempuan (=anak dari anak perempuan) 3. Buyut laki-laki (=anak dari cucu dari anak laki-laki) 4. Buyut perempuan (=anak dari cucu dari anak laki-laki)

5. Keponakan perempuan kandung(=anak dari saudara laki-laki kandung) 6. Keponakan perempuan se-ayah (=anak dari saudara laki-laki se-ayah) 7. Keponakan laki-laki kandung (=anak dari saudara perempuan kandung) 8. Keponakan perempuan kandung (=anak dari saudara perempuan kandung) 9. Keponakan laki-laki se-ayah (=anak dari saudara perempuan se-ayah) 10. Keponakan perempuan se-ayah (=anak dari saudara perempuan se-ayah) 11. Keponakan laki-laki se-ibu (=anak dari saudara laki-laki se-ibu)


(55)

14. Keponakan perempuan se-ibu =anak dari saudara perempuan se-ibu) 15. Sepupu perempuan se-ibu (=anak dari saudara ayah kandung) 16. Sepupu perempuan se-ayah (=anak dari saudara ayah se-ayah) 17. Paman (=saudara laki-laki se-ibu dari ayah)

18. Bibi (=saudara perempuan kandung dari ayah) 19. Bibi (=saudara perempuan se-ayah dari ayah) 20. Bibi (=saudara perempuan se-ibu dari ayah) 21. Paman (=saudara laki-laki kandung dari ibu) 22. Paman (=saudara laki-laki se-ayah dari ibu) 23. Paman (=saudara laki-laki se-ibu dari ibu) 24. Bibi (=saudara perempuan kandung dari ibu) 25. Bibi (=saudara perempuan se-ayah dari ibu) 26. Bibi (=saudara perempuan se-ibu dari ibu) 27. Kakek (ayah dari ibu)

28. Uci (=ibu dari kakek)

Cara Mempergunakan Tabel:

a. Tentukan ahli waris yang berhak (masih hidup) b. Buat tabel berdasar ahli waris yang bersangkutan

c. Angka yang terkecil pada kolom, adalah hak waris yang bersangkutan Contoh:


(56)

Pembagian: Istri = 1/8 Bagian Ayah = 1/6 Bagian Anak = Sisa

Saudara laki-laki = Tidak dapat Catatan:

Warisan adalah sisa dari harta peninggalan sesudah dikeluarkan: a. Hutang

b. Wasiat (tidak lebih dari 1/3 harta) c. Biaya pemakaman

3.2.4 Data Flow Diagram (DFD)

Sebelum mengimplementasi program, maka dilakukan pembuatan DFD (Data Flow Diagram). DFD adalah suatu grafik yang menjelaskan sebuah sistem dengan menggunakan bentuk-bentuk atau simbol untuk menggambarkan aliran data dari proses-proses yang saling berhubungan. DFD menggambarkan input, process, dan output yang terjadi dalam suatu sistem. DFD juga menggambarkan aliran data dalam sebuah sistem. Dalam mendokumentasikan sebuah sistem, DFD mempunyai level-level mulai dari yang terkecil, yaitu level 0 atau sering disebut context diagram. Context Diagram ini


(57)

untuk mewakili seluruh sistem. Semakin bertambahnya level dalam DFD akan semakin detail digambarkannya proses-proses yang ada pada sistem, tetapi yang boleh bertambah hanya proses dan data flow saja. Sedangkan untuk data source, jumlahnya harus tetap dengan yang ada pada context diagram. Khusus untuk data store, pada

context diagram masih belum digambarkan, akan tampak pada level 1 dan konsisten jumlahnya sampai pada level berikutnya.

3.2.4.1 Perancangan Diagram Konteks (Context Diagram)

Diagram konteks (context diagram) digunakan untuk menggambar hubungan input/output antara sistem dengan dunia luarnya, suatu diagram konteks selalu mengandung satu proses saja yang mewakili proses seluruh sistem. Perancangan data flow diagram dimulai dari menentukan entitas yang terlibat dalam sistem serta aliran data yang keluar dan masuk sistem dari entitas-entitas tersebut. Gambar 3.3 di bawah menerangkan gambaran dari seluruh sistem aplikasi kuesioner ini secara umum.


(58)

Gambar 3.3 Konteks Diagram Sistem Aplikasi Waris

3.2.4.2 Data Flow Diagram Level 0

Level 0 DFD menunjukkan bagaimana sistem ini dibagi menjadi sub-sistem (proses), masing-masing berhubungan dengan satu atau lebih data mengalir ke atau dari agen eksternal, dan yang bersama-sama memberikan semua fungsi sistem sebagai keseluruhan.

Hal ini juga mengidentifikasi menyimpan data internal yang harus ada supaya sistem untuk melakukan tugasnya, dan menunjukkan aliran data antara berbagai bagian dari sistem.


(59)

Gambar 3.4 DFD Level 0 Aplikasi Perhitungan Waris bagi Admin

Gambar 3.4 diatas merupakan hasil decompose dari Level konteks diagram atau DFD Level 0 dimana urusan kegiatan input data didalam proses aplikasi sistem waris yang ada di pihak admin ini yang terlibat adalah input konten waris, input konten hukum hak waris, pengelolaan perhitungan waris, input form question & jawaban dan input form contact us.


(60)

DFD level 1 untuk overview diagram atau diagram yang lebih terinci berdasarkan proses dibagian level teratas atau context diagram. DFD level 1 merupakan pengembangan dan penjelasan secara terinci dan jelas dari diagram konteks. Pada DFD level 1 akan terdapat beberapa proses yang terhubung dengan 1 atau beberapa entitas dan data store. DFD level 1 merupakan hasil decompose atau penguraian dari DFD level 0 yang telah dibuat.


(61)

Proses pengelolaan konten pengertian waris dapat dilakukan pada bagian admin dengan cara login terlebih dahulu ke halaman administrator setelah itu admin dapat melakukan pengelolaan pengertian waris.

2. Proses Pengelolaan Konten Hukum Waris

Proses pengelolaan konten hukum waris ini dengan cara menambahkan artikel tentang hukum waris yang dapat dilakukan pada bagian admin dengan cara login terlebih dahulu ke halaman administrator setelah itu admin dapat melakukan pengelolaan konten hukum waris.

3. Proses Pengelolaan Input Perhitungan Waris

Proses pengelolaan perhitungan waris ini dengan cara menambahkan parameter ketentuan perhitungan waris yang telah dikonfigurasi sebelumnya yang mana dapat dilakukan pada bagian admin dengan cara login terlebih dahulu ke halaman administrator setelah itu admin dapat melakukan pengelolaan perhitungan waris.

4. Proses Pengelolaan Form Question & Answer

Proses pengelolaan form question & answer ini dengan cara menambahkan pertanyaan dan setelah itu admin akan menjawab dari pertanyaan yang ada dan hal tersebut dapat dilakukan pada bagian admin dengan cara login terlebih dahulu ke halaman administrator setelah itu admin dapat melakukan pengelolaan form question and answer.


(62)

Proses pengelolaan contact us ini dengan cara memberikan alamat dan kontak yang bisa dihubungi di sistem dan hal tersebut dapat dilakukan pada bagian admin dengan cara login terlebih dahulu ke halaman administrator setelah itu admin dapat melakukan pengelolaan contact us.

6. Melakukan Perhitungan Waris

Pada proses ini user dapat melakukan perhitungan waris dengan cara menginputkan nilai ahli waris yang telah disediakan setelah itu sistem akan melakukan perhitungan sesuai ketentuan perhitungan yang telah dikonfigurasi.

3.3 Conceptual Data Model (CDM)

CDM (Conceptual Data Model ) merupakan perancangan basis data yang berdasarkan pengumpulan data dan analisis. Pembuatan CDM adalah suatu tahap dimana dilakukan proses indentifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data dan ini disebut pengumpulan data dan analisa. Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu sistem database maka harus mengenal terlebih dahulu bagian-bagian lain dari sistem informasi yang akan berinteraksi dengan sistem database.

Model yang dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari koleksi obyek-obyek dasar yang dinamakan entitas (entity) serta hubungan (relationship) antara entitas-entitas itu. Manfaat Penggunaan CDM dalam perancangan database yaitu, memberikan gambaran yang lengkap dari struktur basis data yaitu arti, hubungan, dan batasan-batasan, alat komunikasi antar basis data, designer, dan analis.


(63)

data, yaitu : Entity Relationship Diagram (ERD) dan model relasional. Keduanya menyediakan cara untuk mendeskripsikan perancangan basis data pada peringkat logika.

Model ERD atau Conceptual Data Model (CDM) adalah model yang dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari koleksi obyek-obyek dasar yang dinamakan entitas (entity) serta hubungan (relationship) antara entitas-entitas itu.

Berikut ini adalah CDM (Conceptual Data Model ) pada aplikasi sistem perhitungan waris ini.


(64)

Merupakan model yang menggunakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Setiap tabel mempunyai sejumlah kolom di mana setiap kolom memiliki nama yang unik. Physical Data Model (PDM) merupakan perancangan database secara fisik. Perancangan Physical Data Model,

(PDM) merupakan representasi fisik atau sebenarnya dari database.

Menurut ANSI/SPARC, arsitektur basis data terbagi atas tiga level yaitu : a. Internal Physical Level : (yang dapat direpresentasikan dengan PDM)

berhubungan dengan bagaimana data disimpan secara fisik (physical storage)

b. External View Level : berhubungan dengan bagaimana data di representasikan dari sisi setiap user.

c. Conceptual Logical Level : (yang dapat direpsesentasikan dengan CDM) yang menghubungkan antara internal & external level.

Berikut ini adalah Phisical Data Model (PDM) pada aplikasi sistem ini.


(65)

Suatu database dibangun berdasarkan kebutuhan informasi dalam suatu organisasi, oleh sebab itu pada umumnya perancangan database dimulai dari pengamatan kebutuhan informasi. Berikut ini adalah langkah-langkah yang sering dilakukan dalam perancangan basis data:

a. Teliti informasi apa yang dibutuhkan oleh organisasi ini, misalnya dengan mewawancarai pengguna informasi dalam organisasi tersebut.

b. Pisahkan atau kelompokkan hasil temuan informasi menjadi beberapa entity.

c. Pikirkan field-data yang mendukung setiap entity.

d. Tentukan field-data yang mungkin menjadi indeks (primary key) setiap entity.

e. Pikirkan kemungkinan relasi antar entity

1. Bila one-to-one : berarti sebenarnya kedua entity ini bisa digabung

2. Bila one-to-many atau many-to-one : tambahkan primary key dari entity

sisi one sebagai field-data baru pada entity sisi many.

3. Bila many-to-many : ciptakan sebuah file-relasi dengan field data utama adalah primary key masing-masing entity yang berelasi, tambahkan field

data yang baru apabila field data ini bergantung pada kedua primary key.

Perancangan basis data di lakukan dengan membuat diagram untuk mengetahui alur aplikasi dan perancangan jalannya sebuah aplikasi. Disini penulis menggunakan

MYSQL untuk pembuatan database nya dan SQLyog sebagai editor database nya. Keteranganlebih detail dapat di lihat di bawah ini:


(66)

No Kolom Tipe Data Lebar Keterangan

1 id_aturan Integer 80 Primary Key

2 nama_aturan Varchar 50 -

3 keterangan Varchar 50 -

Tabel 3.3 Basis Data dasarhukum No

Kolom

Tipe

Data Lebar Keterangan

1 id_dasar hukum Interger 60 Primary Key

2 penjelasan Varchar 60

Tabel 3.4 Basis Data hak_waris

No Kolom Tipe Data Lebar Keterangan

1 id_hakwaris Integer 20 Primary Key

2 nama_hakwaris Varchar 60

3 keterangan Varchar 60

Tabel 3.5 Basis Data pages No

Kolom

Tipe

Data Lebar Keterangan

1 id interger 20 Primary Key


(67)

4 judul Varchar 50

5 isi Varchar 50

6 tgl_kirim Date -

7 pengirim Varchar 60

Tabel 3.6 Basis Data pembagian

No Kolom Tipe Data Lebar Keterangan

1 id_pembagian Integer 20 Primary Key

2 id_hubungan1 Varchar 60

3 id_hubungan2 Varchar 60

4 id_aturan Varchar 60

5 id_dasar_hukum Varchar 60

Tabel 3.7 Basis Data perhitungan No

Kolom

Tipe

Data Lebar Keterangan

1 ahliwaris Interger 20

2 aturan Interger 20

3 jumlah Varchar 100


(68)

No

Kolom

Tipe

Data Lebar Keterangan

1 id Interger 20 Primary Key

2 nama Varchar 60

3 email Varchar 60

4 website Varchar 60

5 pesan Varchar 60

6 tgl_kirim Varchar 60

7 jawaban Varchar 60

Tabel 3.9 Basis Data temp

No Kolom Tipe Data Lebar Keterangan

1 id_pembagian Interger 20 Primary Key

2 id_hubungan1 Interger 20 -

3 id_hubungan2 Interger 20

4 id_aturan Interger 20


(69)

Tabel 3.11 Basis Data User No

Kolom

Tipe

Data Lebar Keterangan

1 id Interger 20 Primary Key

2 userid Interger 20

3 nama Varchar 200

4 password Varchar 20

5 akses Interger 20

Tabel – tabel ini merupakan keterangan tabel hasil pemindahan dari CDM dan PDM yang dalam keterangan tersebut disebutkan juga primary key dan foreign key-nya beserta dengan atribut-atribut setiap entity yang terbentuk. Tabel-tabel ini nantinya akan menjadi tempat untuk menyimpan data-data pengguna aplikasi. Tempat dimana admin

me-maintenance sistem pada database sehingga data-data pada aplikasi tetap terawat dengan baik dan aman.

3.6 Perancangan Antarmuka.

Pada implementasi antarmuka ini, menjelaskan membuat sebuah antarmuka yang menarik dari sebuah aplikasi sehingga menjadi user friendly bagi user. Pada sub bab ini menjelaskan awal user menggunakan aplikasi data mining, terdapat desain yang sederhana yang dapat mudah digunakan oleh seorang user saat aplikasi dijalankan.


(70)

Ketika pengunjung membuka sistem perhitungan waris ini maka pengunjung bisa melihat desain halaman utama secara umum seperti gambar di bawah ini.

Gambar 3.8 Desain Halaman Utama User

Pengertian Waris Hukum Waris Perhitungan Waris Question & Answer Contact

Konten

Main Menu


(71)

Ketika user mengunjungi halaman perhitungan waris pada aplikasi maka user akan disajikan tampilan form pengisian yang digunakan untuk mengisi form pembagian hak waris yang mana perhitungan tersebut ditentukan oleh jumlah ahli waris, rancangan form perhitungan hak waris adalah sebagai berikut:


(72)

Ketika admin login halaman admin perhitungan waris pada aplikasi maka admin akan disajikan tampilan form pengisian konten yang digunakan untuk mengisi form artikel yang berkaitan dengan artikel web perhitungan hak waris ini, rancangan form halaman admin perhitungan hak waris dalam pengisian konten adalah sebagai berikut:


(73)

58

Pada bab ini, dijelaskan mengenai implementasi dari perancangan sistem yang telah dijelaskan pada bab sebebelumnya. Implementasi merupakan hasil dari perancangan sistem yang telah dibuat ke dalam program. Dalam implementasi ini juga disertai dengan potongan-potongan contoh program.

4.1 Kebutuhan Sistem

Untuk implentasi sistem waris ini memerlukan perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware) pendukung agar sistem bisa berjalan sesuai yang dibutuhkan.

Adapun perangkat lunak (Software) yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: a. Sistem Operasi Windows7.

b. My SQL database server. c PHP MyAdmin.

d. Neatbeans IDE 7.1. e. Domain.

f. NotePad

g. Adobe Dream Weaver. h. Mozilla Firefox.

Perangkat keras (Hardware) untuk mendukung perangkat lunak di atas yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:


(74)

c. VGA Card minimal 4 MB.

d. Cache Memory 512 KB atau lebih e. Hard Disk minimal 5 GB.

f. Monitor SVGA resolusi 800 x 600, 256 warna (minimal). g. Keyboard dan mouse

4.2 Implementasi Antar Muka

Dalam pembuatan interface sistem aplikasi warisan ini terdapat 2 interface yang akan digunakan dalam penerapan sistem aplikasi warisan ini , 2 interface tersebut adalah interface sistem aplikasi warisan yang diakses oleh user, interface sistem aplikasi warisan yang diakses oleh pihak user.

4.2.1 Pembuatan Antar Muka Halaman Pengunjung

Pada pembuatan halaman pengunjung sistem warisan ini sangat penting sekali untuk mengetahui info terbaru tentang warisan yang bisa diakses oleh siapa saja yang mengunjungi sistem aplikasi warisan ini sehingga memungkinkan bagi pengunjung untuk mengetahui informasi-informasi secara umum tentang warisan terbaru yang ada di sistem aplikasi warisan ini.

4.2.1.1 Pembuatan Interface Halaman Utama Pengunjung

Ketika pengunjung sistem aplikasi warisan ini mengakses sistem ini maka pengunjung akan menemukan interface halaman utama pengunjung seperti gambar di bawah ini:


(75)

Gambar 4.1 Tampilan Interface Halaman Utama Pengunjung

Diketahui pada Gambar 4.1 di atas terdapat menu pengertian waris, hukum waris, perhitungan hak waris, question & answer dan contact us yang ditampilkan secara langsung pada halaman utama pengunjung sedangkan potongan script php untuk menampilkan halaman utama pengunjung di atas adalah sebagai berikut:


(1)

89

Anak

Perempuan Istri

Sdr Prmpn

se-ayah Bailatul mal

Anak Prmpn 1\2 1\2 C C

Istri 1\2 1\4 1\2 C

Sdr Prmpn

se-ayah 1\2 # 1\2 C

Bailatul mal 1\2 1\4 1\2 @

1\2 # C C

Pembagian harta warisan :

Prosentase bagian : Anak perempuan = 1/2

Istri = ketentuan pria wanita 2:1 Sdr perempuan seayah = C Bailatul mal = C

Bagian harta:

Eka(Ank perempuan) ½ * 1.000.000 = 500.000 Wike (Istri) = 250.000

Wulan (Sdr perempuan se-ayah) = 250.000 Al-Fallah (Bailatul mal) = 0

5.1.2. Pelaksanaan Uji Coba

Pelaksanaan uji coba ini dilakukan sesuai dengan urutan sekenario di atas. Adapun cara menggunakan Aplikasi Perhitungan Harta Warisan Berdasarkan Syariat Islam adalah sebagai berikut:

5.1.2.1 Uji Coba Implementasi Aplikasi

Pada uji coba implementasi sistem akan diarahkan pada halaman form input harta waris, hutang, biaya penyelenggaraan jenazah, wasiat dan beberapa form input jumlah waris yang berhak menerima harta warisan denga cara mengisikan form


(2)

sudah disediakan, pada kali ini peneliti akan mencoba menginputkan beberapa form dengan nilai tertentu seperti gambar di bawah ini


(3)

91

Dapat diketahui pada inputan form diatas yang perlu digaris bawahin adalah form inputan ahli waris seperti suami dan ibu tidak boleh lebih dari satu sehingga ketika form inputan tersebut melebihi dari nilai satu maka akan terjadi warning yang ditampilkan di sistem yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 5.2 Tampilan Warning ketika Inputan Tidak Sesuai

Ketika semua isian telah sesuai dengan ketentuan dan parameter yang ada maka sistem akan menampilkan hasil perhitungan waris yang telah diisi sebelumnya oleh user pada form pembagian hak waris, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.


(4)

92

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari keuntungan sistem serta berisi tentang saran-saran yang diambil dari kelemahan sistem untuk perbaikan guna pengembangan lebih lanjut bagi sistem yang telah dibuat.

6.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan uji coba maka dapat diambil kesimpulan yaitu:

1. Perangkat lunak ini mampu menyelesaikan kasus perhitungan pembagian harta waris yang terjadi dalam masyarakat sehingga dapat memudahkan masyarakat untuk menyelesaikan persoalan pembagian harta waris secara hukum Islam tanpa harus menghafal hukum waris Islam.

2. Dengan membuat aplikasi perhitungan faraid ini, masyarakat akan mendapat pengetahuan tentang hukum waris Islam.

6.2. Saran

Berdasarkan pengalaman dalam proses pembuatan web ini, terdapat beberapa saran yang diusulkan oleh penyusun terkait untuk pengembangan aplikasi lebih lanjut. Saran-saran tersebut antara lain:

1. Sebagai langkah pengembangan ke depannya, perhitungan warisan ini diharapkan dapat lebih baik lagi, dan dapat menghitung hak waris dengan 4 imam yang telah diakui oleh ISLAM yaitu Imam syafi,i, Imam Hanafi, Imam hambali, Imam maliki.


(5)

93

2. Aplikasi ini hanya dapat menghitung harta waris yang sudah bersih. Dan untuk pengembangan selanjutnya, aplikasi ini harus bisa menghitung dari harta kotor (misal masih ada hutang, biaya penakaman jenazah, dan wasiat). 3. Dari segi manfaat, aplikasi ini belum di lengkapi dengan fitur-fitur

penunjang seperti Hadist-Hadist Islam mengenai hukum waris Islam. Untuk pengembangan selanjutnya, aplikasi ini harus diberi fitur-fitur penunjang lainnya agar lebih bermanfaat tidak hanya perhitungan Faraid saja.


(6)

94 Insani Press, Jakarta.

Hamid Abdul, Muhammad Muhyidin, 2009. Panduan Waris Empat Madzhab. Pustaka Al-Kautsar, Jakarta.

Prihatini, Dian. Aplikasi Perhitungan Harta Warisan Menurut Syariat Islam Berbasis Mobile Menggunakan j2me UPN Surabaya

Perhitungan waris faroidh,http://www.faroidh.webs.com/faroidh.html,Diakses tanggal 10-april-2013

Masjid jami’malang,perhitungan waris islam, ht t p:/ / m asjidjam i.com/ perhit ungan-w aris-islam i.ht m l,Diakses t anggal 10-april-2013