3
2.1.2 Sumber dan Cara Memperoleh Wewenang Pemerintahan
Seiring dengan pilar utama negara hukum, yaitu asas legalitas legaliteitsbeginsel atau het beginselen van wetmatigheid van bestuur, maka
berdasarkan prinsip ini tersirat bahwa wewenang pemerintahan berasal dari peraturan perundang-undangan, artinya sumber wewenang bagi pemerintah adalah
peraturan perundang-undangan.
5
Telah disebutkan dan dijelaskan di muka bahwa kewenangan yang bersumber dari peraturan perundang-perundangan itu secara
teoritik, dapat diperoleh melalui tiga cara yaitu dengan cara atribusi, delegasi, dan mandat.
Pengertian mengenai atribusi, delegasi, dan mandat secara normatif dapat kita temukan dalam UU AP. Atribusi sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 22 UU
AP yaitu pemberian kewenangan kepada Badan danatau Pejabat Pemerintahan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau Undang-
Undang. Adapun yang dimaksud dengan delegasi sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 23 UU AP adalah pelimpahan kewenangan dari Badan danatau Pejabat
Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan danatau Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung gugat beralih sepenuhnya
kepada penerima delegasi. Sedangkan yang dimaksud dengan mandat sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 24 UU AP yaitu pelimpahan kewenangan
dari Badan danatau Pejabat Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan
5
Ridwan H.R., op. cit, h. 101.
4
danatau Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung gugat tetap berada pada pemberi mandat.
Philipus M. Hadjon membuat perbedaan delegasi dan mandat yang dapat dijelaskan ke dalam tabel berikut ini.
6
Mandat Delegasi
a. Prosedur Pelimpahan Dalam hubungan rutin
atasan –bawahan : hal
biasa kecuali
dilarang secara tegas
Dari suatu
organ pemerintahan
kepada organ
lain :
dengan peraturan
perundang- undangan
b. Tanggung jawab dan tanggung gugat
Tetap pada
pemberi mandat
Tanggung jawab
dan tanggung gugat beralih
kepada delegataris c.
Kemungkinan si
pemberi menggunakan wewenang itu lagi
Setiap saat
dapat menggunakan
sendiri wewenang
yang dilimpahkan itu.
Tidak dapat
menggunakan kembali
wewenang itu lagi kecuali setelah ada pencabutan
dengan berpegang pada asas “contrarius actus”.
6
Ibid., h.107.
5
2.2 Tinjauan Umum Tentang Komisi Aparatur Sipil Negara KASN 2.2.1 Latar Belakang Pembentukan KASN