Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN Veteran Jatim 14

2.6 Landasan Teori

Ekstraksi tanin adalah proses ekstraksi untuk mengeluarkan tanin dari jaringan tanamannya dengan mempergunakan pelarut. Ekstrak dari tanin tidak dapat murni 100, karena selain terdiri dari tanin ada juga zat non tanin seperti glukosa dan hidrokoloid yang memiliki berat molekul tinggi Pizzi, 1983. Browning 1966 menjelaskan bahwa untuk memperoleh ekstrak dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi, maka umumnya digunakan etanol atau aseton dengn perbandingan volume air yang sebanding. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekstraksi tanin adalah: 1. Jenis Pelarut Pelarut yang digunakan adalah pelarut organik Etanol. Pelarut organik sangat cepat menguap sehingga cepat terjadi sirkulasi uap dan perolehan tanin akan semakin banyak, disamping itu titik didih lebih rendah akan mempermudah proses pemisahan. Menurut Browning 1966 menjelaskan bahwa untuk memperoleh ekstrak tanin dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi maka umumnya digunakan etanol atau aseton dengan perbandingan volume yang sebanding. 2. Perbandingan pelarut Yang dimaksud perbandingan pelarut adalah perbandingan antara berat contoh gr yang diproses terhadap pemakaian pelarut. Dengan bertambahnya jumlah pelarut maka akan mendapatkan hasil yang lebih banyak, tapi bahan mempunyai batas maksimum yang dapat terekstraksi sehingga penggunaan jumlah pelarut yang berlebihan kurang efisien. Menurut Browning 1966 menjelaskan bahwa untuk memperoleh ekstrak tanin dengan kualitas dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN Veteran Jatim 15 kuantitas yang tinggi maka umumnya digunakan etanol atau aseton dengan perbandingan volume yang sebanding. 3. Konsentrasi Pelarut Menurut Brown, G.G., 1978 semakin tinggi konsentrasi pelarut akan memperbesar kecepatan ekstraksi ini disebabkan, karena gradient konsentrasi antara solute dengan pelarut bertambah besar akibatnya akan memperbesar laju perpindahan massa dengan cara diffusi pada bidang antar muka solute dan pelarut sehingga terjadi pelarut ekstrak yang banyak, dan larutan bertambah pekat. 4. Waktu Ekstraksi. Semakin lamanya waktu ekstraksi akan menghasilkan tanin yang lebih banyak, karena sirkulasi uap akan semakin sering kontak antara solut dengan pelarut lebih lama. 5. Volume pelarut Volume pelarut yang kecilsedikit akan menghasilkan tanin yang sedikit karena kontak antar uap pelerut dengan sampel sedikit sekali dan sebaliknya. Oleh karena itu, volume pelarut menggunakan 250 ml agar dapat menghasilkan tanin yang banyak karena terjadinya kontak uap pelarut dengan sampel. 6. Temperatur Temperatur yang tinggi akan meningkatkan harga difusi massa sehingga perpindahan solute ke pelarut juga meningkatkan harga difusi massa. 7. Ukuran partikel Semakin halus ukuran partikel maka akan semakin mudah dalam mendapatkan tanin karena dapat memperbesar luas permukaan kontak antara Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN Veteran Jatim 16 partikel dengan liquid, akibatnya akan memperbesar heat transfer material, disamping itu juga akan memperkecil jarak diffusi. 8. Pengadukan Fungsi pengadukan adalah untuk mempercepat terjadinya reaksi antara pelarut dengan solut.

2.7 Hipotesis