Gambar 2.2.2 Format dasar alamat IPv6
Gambar 2.2.3 Contoh alamat IPv6
Contoh diatas adalah alamat IPv6 dimana 48bit pertama
2001:0db8:3c4d
berisi site prefix, yang mewakili topologi public. 16 bit berikutnya
0015
berisi ID subnet, mewakili topologi private
untuk site.
Sisanya sepanjang
64 bit,
0000:0000:1a2f:1a2b
adalah interface ID.
2.2.3. Alokasi Prefix IPv6
Prefix notasi menjadi bagian penting dari IPv6 untuk menidentifikasi subnet atau jenis alamat tertentu. Notasi prefix
mirip dengan notasi CIDR untuk alamat IPv4. Panjang prefix menunjukkan berapa banyak bits paling kiri yang menjadi prefix.
Sebuah prefix alamat IPv6 diwakili oleh notasi IPv6addressprefix- length.
Contoh penggunaan
prefix pada
alamat IPv6
2e78:da53:12::40
Format prefix juga digunakan untuk mengidentifikasi alamat khusus, seperti alamat link-local atau alamat multicast seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut \
Gambar 2.2.4 Daftar prefix yang telah terdaftar
Alamat-alamat pada
range prefix
001-111 harus
menggunakan 64-bit interface identifier yang mengikuti format EUI-64 Extended Unique Identifier. EUI-64 adalah sebuah
identifikasi unik yang didefinisikan oleh IEEE
2.3. Perbedaan Header IPv4 dan IPv6
Ada beberapa perbedaan antara header IPv4 dan IPv6, berikut gambar perbedaan header kedua protokol internet:
Berikut ini adalah perbedaan dari header IPv4 dan IPv6 Header IPv6 lebih sederhana daripada header IPv4
Ukuran header IPv6 dua kali lebih besar dari IPv4 Dalam IPv4 source dan destination address memiliki ukuran
32 bit, sedangkan pada IPv6 sebesar 128 bit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada header IPv4, terdapat field untuk Option. Pada IPv6 memiliki fitur yang serupa dikenal sebagai extension header.
Field pada header IPv4 seperti Internet Header Length, identification, flag tidak dipakai pada header IPv6
Time to live TTL. Pada header IPv4 biasanya digunakan untuk mencegah routing loop, di IPv6 diganti nama menjadi
“hop limit”
2.4. Mekanisme Transisi
IPv6 yang merupakan versi terbaru dari Internet Protokol tidak kompatibel dengan versi sebelumnya yaitu IPv4, yang berarti bahwa
jaringan IPv6 tidak dapat berkomunikasi dengan jaringan IPv4, tidak bisa saling mengirimkan paket.
Untuk mengatasi masalah komunikasi antara jaringan IPv4 dan jaringan IPv6, Internet Engineering Task Force IETF dan Next
Generation Transition NGtrans membentuk mekanime transisi dari IPv4 ke IPv6 untuk mendukung co-existensi protokol. Mekanisme transisi
dilakukan karena penerapan IPv6 secara massive mustahil dilakukan dalam waktu singkat. Strategi transisi menggunakan beberapa metode
untuk menyediakan koneksi antar IPv6 menggunakan infrastrukutr IPv4 diantaranya adalah
Tunnel : Strategi ini digunakan ketika dua jaringan yang
menggunakan IP yang sama namun dipisahkan oleh jaringan lain yang memiliki IP yang berbeda. Metode tunneling
membentuk virtual
link melalui
jaringan dengan
menyediakan koneksi diantara mereka Dualstack : Metode ini digunakan agar perangakat
memahami IPv4 dan IPv6 secara bersamaan. Tidak peduli protokol mana yang digunakan, ketika node tersebut
menerima paket dia dapat merespon.