Pengaruh Tingkat Pengembalian Aktiva dan Hutang Modal Terhadap Return Saham (Studi Kasus pada perusahaan Pertambangan subsektor Batubara periode 2008-2012)
STOCK RETURN
(Case Studies On The Company’s Coal Mining Subsector Period 2008-2012)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Skripsi Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Widiani 21110070
4 Ak-2
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
(2)
(3)
(4)
vi
ABSTRAK ... i
ABSTRACK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8
1.2.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.3.1 Maksud Penelitian ... 9
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Kegunaan Penelitian ... 10
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 10
(5)
vii
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka ... 13
2.1.1 Return On Assets (ROA) ... 13
2.1.1.1 Pengetian Return On Assets (ROA) ... 13
2.1.1.2 Rumus Return on Assets (ROA) ... 14
2.1.1.3 Keunggulan Return On Assets (ROA) ... 14
2.1.1.4 Kelemahan Return On Assets (ROA) ... 16
2.1.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi ROA ... 16
2.1.1.6 Unsur-unsur pembentuk ROA ... 17
2.1.2 Debt to Equity Ratio (DER) ... 19
2.1.2.1 Pengertian Debt to Equity Ratio (DER) ... 19
2.1.2.2 Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) ... 19
2.1.2.3 Komponen-komponen Debt to Equity Ratio (DER) ... 20
2.1.3 Return Saham ... 22
2.1.3.1 Pengertian Return Saham ... 22
2.1.3.2 Pengukuran Return Realisasian ... 24
(6)
viii
2.2.1.2 Hubungan DER terhadap return saham ... 31
2.3 Hipotesis ... 33
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 35
3.2 Metode Penelitian ... 35
3.2.1 Desain Penelitian ... 37
3.3 Operasionalisasi Variabel ... 39
3.4 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 42
3.4.1 Sumber Data ... 42
3.4.2 Teknik Penentuan Data ... 43
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 48
3.5 Metoda Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 48
3.5.1 Metoda Analisis ... 48
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ... 49
3.5.2.1 Uji Normalitas Data Residual ... 49
3.5.2.2 Uji Multikolinearitas ... 50
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 52
(7)
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 65
4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 65
4.1.2 Analisis Verifikatif ... 80
4.1.3 Analisis Verikatif ... 92
4.2 Pembahasan ...113
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...119
5.2 Saran ...120
DAFTAR PUSTAKA ...122
(8)
x
Gambar 3.1 Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho pada Uji t ... 62
Gambar 3.2 Daerah Penerimaan dan penolakan Ho pada UJi F ... 64
Gambar 4.1 Grafik perkembangan Return on Assets ... 84
Gambar 4.2 Grafik perkembangan Debt to Equity Ratio ... 88
Gambar 4.3 Grafik perkembangan Return saham ... 91
Gambar 4.4 Grafik Normalitas Probability Plot ... 94
Gambar 4.5 Hasil Pengujian Heterokedastisitas ... 96
Gambar 4.6 Daerah Kriteria Pengujian Autokorelasi ... 98
Gambar 4.7 Daerah Penerimaan dan penolakan uji parsial X1 terhadap Y ... 104
Gambar 4.8 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Parsial X2 terhadap Y ... 108
Gambar 4.9 Daerah Penerimaan dan Penolakan Pada Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F) ... 113
(9)
xi
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu ... 33
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 38
Tabel 3.2 Operasional Variabel ... 41
Tabel 3.3 Daftar Perusahaan yang dijadikan Populasi ... 43
Tabel 3.4 Kriteria Perusahaan yang akan dijadikan sampel ... 43
Tabel 3.5 Daftar Perusahaan Yang dijadikan Sampel ... 47
Tabel 3.6 Kriteria Pengujian Durbin-Wetson (Uji DW) ... 53
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 58
Tabel 4.1 Perkembangan Return On Asset (ROA) Pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 ... 81
Tabel 4.2 Perkembangan Debt to Equity Ratio (DER) Pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 ... 85
Tabel 4.3 Perkembangan Return Saham Pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 ... 89
(10)
xii
Tabel 4.8 Koefisien Korelasi Return On Asset Dengan Return Saham ... 101
Tabel 4.9 Tabel Uji Parsial (T) ... 102
Tabel 4.10 Koefisien Korelasi Debt to Equity Ratio Dengan Return Saham ... 105
Tabel 4.11 Analisis Koefisien Korelasi Berganda Dan Koefisien Determinasi ... 109
(11)
xiii
Lampiran 3 Lembar Revisi Sidang Usulan Penelitian ... 129
Lampiran 4 Lembar Revisi Sidang Usulan Penelitian ... 130
Lampiran 5 Lembar Revisi Sidang Skripsi ... 131
Lampiran 6 Lembar Revisi Sidang Skripsi ... 132
Lampiran 7 Surat Permohonan Penelitian... 133
Lampiran 8 Surat Balasan Penelitian... 134
Lampiran 9 Berita Acara Bimbingan Skripsi... 133
(12)
128
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim dan Supomo.2001. Analisis Investasi, Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Bambang Riyanto. 2009. Dasar-DasarPembelanjaan Perusahaan. EdisiKeempat. Cetakan Kedelapan, Yogyakarta: BPFE
Amir Haghiri dan Soleyman Haghiri. (2012). The Investigation of Effective Factors on Stock Return with Emphasis on ROA and ROE Ratio in Tehran stock exchange (TSE). Journal of Basic and Applied Scientific Research,2.
Brigham & Houston. 2010. Dasar – dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga. Eko Waluyo. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham. Jurnal
Akuntansi Vol. 2, Januari 2012 Bandung:UPI.
Fahmi, Irham, 2012. Pengantar Pasar Modal. Bandung: Alfabeta.
Gujarati, Damodar. (2003). EkonometrikaDasar(6thed). Jakarta: Erlangga. Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE- Yogyakarta
Hin, L. Thian. 2008. Panduan berinvestasi saham edisi terkini. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Husein Umar. (2011). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis (Edisi 2). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Husnan, S. 2004. Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi 2, UPP AMP-YKPN, Yogyakarta.
Ita Trisnawati. 2009. Pengaruh Economic Value Added, Arus Kas Operasi, Residual Income, Earnings, Operating Leverage dan Market Value Added terhadap Return Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 11 No.1 April2009.
Kasmir.(2008). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada. Kasmir.(2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.
(13)
Kasmir.(2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada. Lestari, Maharani Ika dan Toto Sugiharto. 2007. Kinerja Bank Devisa dan bank Non
Devisa dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Proceeding PESAT (Psikologi. Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) 21-22 Agustus vol.2. Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma.
Moh. Nazir. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Muhammad Samsul. 2009. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga
Muhammad Samsul. 2010. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga
Munawir, 2001, Analisa Laporan Keuangan, Edisi keempat, Liberty Yogyakarta, Jogjakarta.
Munawir, 2004, Analisa Laporan Keuangan, Edisi keempat, Liberty Yogyakarta, Jogjakarta.
Munawir, 2010, Analisa Laporan Keuangan, Edisi keempat, Liberty Yogyakarta, Jogjakarta.
Natarsyah. 2003. Analisis Beberapa Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematis Terhadap Harga Saham. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 15(3).
Robert Ang. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (12th ed). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
(14)
Sutrisno. (2009). Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : Ekonisia.
Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi. Kanisius: Yogyakarta.
Umi Narimawati., Sri Dewi Anggadini., & Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis.
Yeye Susilowati dan Tri Turyanto. 2011. Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Return Saham Perusahaan. Dinamika Keuangan dan Perbankan Vol.3 No.1 ISSN 1979-4878.
www.bapepam.go.id www.idx.com.id
(15)
iii Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala Puji hanya milik Allah SWT, atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Usulan Penelitian. Adapun tujuan dari Laporan Usulan Penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh jenjang Strata 1 Program Studi Akuntansi di Universtitas Komputer Bandung.
Penulis menyadari bahwa Usulan Penelitian ini tidak dapat tersusun dengan baik jika tanpa bimbingan, motivasi, saran, do’a dan nasehat, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu Penulis banyak mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., S.Pec., Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
3. Dr.Surtikanti, SE., M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(16)
iv
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
6. Lilis Puspitawati, SE.,M.Si.,Ak.,CA Dosen Wali 4 Ak-2 Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
7. Semua Bapak Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia Bandung yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
8. Ayah dan Ibuku tersayang yang selalu memberikan dukungan, do’a dan kasih sayang serta kakak dan Adik-adik terbaik saya yang selalu
memberikan do’a, saran dan nasehat.
9. Untuk seluruh keluarga yang telah memberikan semangat dan do’a selama ini.
10.Untuk sahabat-sahabat terbaik saya, Risky Fatriani, Tita Herlina, Lia Yuliawati, Nina Sri Mulyawati Dewi, Nur Azizah Syaumiyah, Defira Rizqi Nurani, Ovie Orista dan Isti Desnani yang telah memberikan
semangat, do’a dalam segala hal, terimakasih atas kebersamaannya selama
ini.
11.Untuk teman-teman bimbingan, Rosmawati, Gilang Rhamdani, Melda Suherna, Silvya Permata Sari terima kasih atas kerjasamanya.
12.Untuk semua mahasiswa kelas IV AK - 2 yang selalu kompak dalam belajar dan kebersamaannya selama ini.
(17)
v
pihak atas terselesaikannya usulan Penelitian ini. Semoga dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua yang membaca Usulan Penelitian ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Bandung, Juli 2014
Penulis
Widiani
(18)
13
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Return on Assets (ROA)
2.1.1.1 Pengertian Return On Assets (ROA)
Menurut Eduardus Tandelilin (2010: 372) menyatakan bahwa :
“Return On Asset menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaaan bisa menghasilkan laba”.
Menurut L.Thian Hin (2008:69) menjelaskan bahwa “rasio ini menunjukkan seberapa besar asset perusahaan digunakan secara efektif untuk menghasilkan laba”. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian yang semakin besar.
Return On Asset dipakai untuk mengevalulasi apakah manajemen telah mendapat imbalan yang memadai (reasobable return) dari aset yang dikuasainya. Rasio ini merupakan ukuran yang berfaedah jika seseorang ingin mengevaluasi seberapa baik perusahaan telah memakai dananya. Oleh karena itu, Return On Asset kerap kali dipakai oleh manajemen puncak untuk mengevaluasi unit – unit bisnis di dalam suatu perusahaan multinasional. (Henry Simamora, 2000:530).
(19)
Jadi dapat dikatakan bahwa Return On Asset (ROA) adalah suatu alat pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba berdasarkan penggunaan aktiva perusahaan.
2.1.1.2 Rumus Return on Assets (ROA)
Secara sistematis, terdapat berbagai macam rumus untuk menghitung Return on Assets (ROA) yaitu:
(Prawironegoro dan Purwanti 2008:34)
(Eduardus Tandelilin 2010:372)
2.1.1.3 Keunggulan Return On Assets (ROA)
Menurut Munawir (2001: 91-92) keunggulan Return On Assets yaitu :
1. Dapat diperbandingkan dengan rasio industri sehingga dapat diketahui posisi perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategi.
2. Selain berguna untuk kepentingan kontrol, analisis Return On Asset (ROA)
ROA= � � � ℎ �
� �
ROA= � � ℎ � � ℎ
(20)
3. Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka dengan analisis Return On Asset (ROA) dapat diukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.
Menurut Abdul Halim dan Supomo (2001: 151) keunggulan Return On Asset (ROA) adalah sebagai berikut :
1. Perhatian manajemen dititik beratkan pada maksimalisasi laba atas modal yang diinvestasikan.
2. ROA dapat dipergunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh setiap divisinya dan pemanfaatan akuntansi divisinya. Selanjutnya dengan ROA akan menyajikan perbandingan berbagai macam prestasi antar divisi secara obyektif. ROA akan mendorong divisi untuk menggunakan dalam memperoleh aktiva yang diperkirakan dapat meningkatkan ROA tersebut.
3. Analisa ROA dapat juga digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produksi yang dihasilkan oleh perusahaan.
Return On Asset (ROA) berguna untuk kepentingan kontrol juga berguna untuk kepentingan perencanaan strategi. Return On Asset (ROA) dapat diukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan. ROA akan mendorong divisi untuk menggunakan dalam memperoleh aktiva yang diperkirakan dapat meningkatkan ROA tersebut.
(21)
2.1.1.4 Kelemahan Return On Asset (ROA)
Kelemahan Return On Asset (ROA) menurut Munawir (2001: 94) adalah:
a. Return On Asset (ROA) sebagai pengukur divisi sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi aktiva tetap.
b. Return On Asset (ROA) mengandung distorsi yang cukup besar terutama dalam kondisi inflasi. Return On Asset (ROA) akan cenderung tinggi akibat dan penyesuaian (kenaikan) harga jual, sementara itu beberapa komponen biaya masih dinilai dengan harga distorsi.
2.1.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Return on Assets (ROA)
Menurut Kasmir (2012:203), menjelaskan bahwa yang mempengaruhi Return on Assets (ROA) adalah:
“Hasil pengembalian atas investasi atau yang disebut sebagai Return on Assets (ROA) dipengaruhi oleh margin laba bersih dan perputaran total aktiva karena apabila ROA rendah itu disebabkan oleh rendahnya margin laba yang diakibatkan oleh rendahnyamargin laba bersih yang diakibatkan oleh rendahnya perputaran total aktiva”.
Menurut Munawir (2007:89), besarnya Return on assets (ROA) dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
1. Turnover dari operating assets (tingkat perputaran aktiva yang digunakan untung operasi).
2. Profit Margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit Margin ini mengukur
(22)
tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan di hubungkan dengan penjualannya.
Besarnya Return on Assets (ROA) akan berubah jika ada perubahan
profit margin atau assets turn over, baik masing-masing atau kedua-duanya. Dengan demikian maka pimpinan perusahaan dapat menggunakan salah satu atau kedua-duanya dalam rangka usaha untuk memperbesar Return on Assets
(ROA). Usaha mempertinggi Return on Assets (ROA) dengan memperbesar
profit margin adalah bersangkutan dengan usaha untuk mempertinggi efisiensi di sektor produksi, penjualan, dan administrasi, sedangkan usaha mempertinggi Return on Assets (ROA) dengan memperbesar assets turn over
adalah kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap. (Munawir 2007:89)
2.1.1.6 Unsur-unsur pembentuk Return on Assets (ROA)
Indikator (alat ukur) yang digunakan didalam Return on Assets (ROA) melibatkan unsur laba bersih dan total asset (total aktiva) dimana laba bersih dibagi dengan total asset atau total aktiva perusahaan dikalikan 100%. (Brigham dan Houston 2010:148).
Menurut Soemarso (2009:234) laba bersih adalah selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua beban dan kerugian, jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal.
(23)
Dari definisi diatas, maka komponen-komponen pembentuk Retrun on Assets
(ROA) menurut Kieso, Weygant, Warfield yang diterjemahkan oleh Emil Salim (2002:153) adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan, adalah arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya dalam aktiva entitas atau pelunasan kewajibannya selama suatu periode yang ditimbulkan oleh pengiriman atau produksi barang, penyedia jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari operasi utama perusahaan.
2. Beban, adalah arus keluar atau penurunan lainnya dalam aktiva sebuah entitas atau penambahan kewajibannya selama satu periode, yang ditimbulkan oleh pengiriman atau produksi barang, penyedia jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari operasi utama perusahaan.
3. Keuntungan, adalah kenaikan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
4. Kerugian, ad lah penurunan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang berasal dari beban atau distribusi kepada pemilik.
(24)
2.1.2 Debt to Equity Ratio
2.1.2.1 Pengertian Debt to Equity Ratio
Menurut Sutrisno (2009:218) adalah:
“Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.”
Menurut Brigham dan Houston (2010:140)
Rasio leverage (Debt to Equity Ratio) merupakan “rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang (financial leverage).”
Menurut Suad Husnan (2004:70) menjelaskan bahwa “debt to equity ratio menunjukan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri.”
Jadi dapat dikatakan bahwa Debt to Equity Ratio adalah rasio yang mengukur
sejauh mana perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.
2.1.2.2 Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan. Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Sumber: Kasmir (2012:155)
(25)
Pada penelitian ini penulis menggunakan rumus DER dari Kasmir (2012:155) karena pada laporan keuangan telah diketahui total utang dengan ekuitas yang dimiliki oleh setiap perusahaan pada setiap tahunnya, sehingga memudahkan peneliti menghitung DER. Pada penelitian sebelumnya juga banyak peneliti yang menggunakan rumus tersebut.
Selain itu adapula rumus untuk menghitung Debt to Equity Ratio (DER) yaitu sebagai berikut:
Sumber: Kasmir (2012:155)
2.1.2.3 Komponen-Komponen Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut Munawir (2004:18) sebelum menilai Debt to Equity Ratio (DER), ada baiknya investor mengetahui komponen penting yang terdapat di dalamnya, komponen tersebut adalah:
1. Utang 2. Modal
Berikut ini penjelasan dari klasifikasi komponen-komponen debt to equity ratio yang telah dipaparkan sebelumnya:
1. Utang
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor (S. Munawir, 2004:18).
Debt to Equity Ratio (DER)= � � � �
(26)
2. Modal
Menurut Bambang Riyanto (2009:227) memaparkan jenis-jenis modal sebagai berikut:
1. Modal Asing
Modal Asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara berkerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang, yang pada saatnya harus di bayar kembali.
2. Modal Sendiri
Modal Sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu modal sendiri di tinjau dari sudut likuiditas merupakan “dana jangka panjang yang tidak tertentu waktunya”. Modal sendiri selain berasal dari luar perusahaan dapat juga berasal dari dalam perusahaan sendiri, yaitu modal sendiri yang berasal dari sumber intern ialah dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Adapun modal yang berasal dari sumber ekstern ialah modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT) terdiri dari modal saham, cadangan dan laba ditahan.
(27)
2.1.3 Return Saham
2.1.3.1 Pengertian Return saham
Return saham menurut Eduardus Tandelilin (2010:102) adalah :
“Salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya”.
Menurut Jogiyanto (2010:205) definisi return adalah sebagai berikut :
“return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasian yang sudah terjadi atau return ekspektasian yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa yang mendatang”.
“return realisasian (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasian dihitung menggunakan data historis. Return realisasian penting karena digunakan sebagai salah sau pengukur kinerja perusahaan. Return realisasian atau return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return pengekspektasian (expected return) dan risiko dimasa datang”.
“return ekspektasian (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasian yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasian sifatnya belum terjadi”.
Return merupakan selisih antara harga jual dengan harga beli (dalam persentase) ditambah kas lain (misalnya dividen). Definisi lain menjelaskan
Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu, dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya (Fahmi, 2012:189).
(28)
Menurut Mohamad Samsul (2009: 291) :
“Return saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham ini meliputi keuntungan jual beli saham. Dimana jika untung disebut dengan capital gain dan jika rugi disebut
capital loss. Pendapatan investasi dalam saham ini meliputi keuntungan jual beli saham, Disamping capital gain, investor juga akan menerima dividen tunai setiap tahunnya”.
Dalam penelitian ini hanya memperhitungkan return saham yang berasal dari
capital gain tanpa memperhitungkan adanya deviden yield. Karena pada dasarnya dividen yang dibagikan nilainya kecil sehingga tidak terlalu berpengaruh jika tidak ikut diperhitungkan. Selain itu tidak selamanya perusahaan membagikan dividen secara periodik pemegang sahamnya. Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi atau sering disebut dengan actual return.
Return realisasi merupakan return yang terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return
realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi yang merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Dimana dalam penelitian ini menggunkan return actual saham tahunan. Besarnya actual
return dapat dihitung dengan rumus:
Ri.t (Mohamad Samsul, 2009:292)
Dimana:
(29)
Pt= Price, harga penutupan saham I pada periode t (periode akhir)
Pt-1= Price, harga untuk waktu sebelumnya (periode awal)
2.1.3.2Pengukuran Return Realisasian
Beberapa pengukuran return realisasian yang banyak digunakan adalah return total (return total), relatif return (return relative), kumulatif return (return cumulative) dan return disesuaikan (adjusted return). Sedang rata-rata dari return dapat dihitung berdasarkan aritmatika (arithmetic mean) dan rata-rata geometrik (geometric mean). Rata-rata geometric dapat digunakan untuk menghitung rata-rata return beberapa periode, misalnya untuk menghitung return mingguan atau return bulanan yang dihitung berdasarkan rata-rata geometric dari retrun-return harian. Untuk perhitungan seperti ini, rata-rata geometrik lebih tepat digunakan dibandingkan jika digunakan metode rata-rata aritmatika biasa (Jogiyanto, 2010:206).
Menurut Jogiyanto (2010:206) ada beberapa macam metode untuk menghitung return yaitu :
1. Return Total
Return Total merupakan retrun keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu. Return total sering disebut return saja. Return total terdiri dari capital gain (loss) dan yield sebagai berikut :
(30)
Capital gain atau capital loss merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga sebelumnya. Yield adalah persentase bunga pinjaman yang diperoleh terhadap harga obligasi periode sebelumnya. Dengan demikian, total return dapat dinyatakan sebagai berikut :
Sumber : Jogiyanto (2010:207)
Untuk saham biasa yang membayar dividen periodic sebesar Dt rupiah per-lmbarnya, maka yield adalah sebesar Dt/ dan return total dapat dinyatakan sebagai :
Sumber : Jogiyanto (2010:207)
di mana:
Rt = Return saham pada periode t
Pt = Harga atau nilai pada akhir periode t
= Harga atau nilai pada periode sebelumnya Rt �� ��
��−1
�� �
�� Pt PP t t
Dt Pt Pt Pt P Dt
(31)
2. Relatif return
Menurut Jogiyanto (2010:210) return total dapat bersifat negatif atau positif. Kadangkala, untuk perhitungan tertentu, misalnya rata-rata geometric yang menggunakan perhitungan pengakaran, dibutuhkan suatu return yang harus bernilai positif. Relative return (return relative) dapat digunakan yaitu dengan menambahkan bialy 1 terhadap nilai return total sebagai berikut :
Sumber : Jogiyanto (2010:210)
Atau
Sumber : Jogiyanto (2010:210)
Dengan mensubstitusikan nilai 1 dengan (Pt Pt ) nilai relative return juga dapat dihitung sebagai berikut :
Sumber : Jogiyanto (2010:210)
atau
Sumber : Jogiyanto (2010:211)
H Relatif Return = (Return Total) + 1
Relatif Return =
Pt Pt−1 + Dt Pt−1
Relatif Return =
Pt Pt−1 + Dt Pt−1
Pt−1 Pt−1 Ll = Pt Pt−1 + Dt + Pt−1
Pt−1
Jj Relatif return = = Pt−1 + Dt Pt−1
(32)
Return saham= � �
�
Mengingat tidak selamanya perusahaan membagikan deviden kas secara periodik kepada pemegang sahamnya, maka return saham dapat dihitung sebagai berikut (Jogiyanto, 2010).
Sumber: Jogiyanto (2010:206)
2.1.4 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Penelitian Hasil Penelitian Sumber
1 Vany Ahmad ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) MOMENTUM, NET PROFIT MARGIN (NPM), BASIC EARNING POWER (BEP), RETURN ON TOTAL ASSETS (ROA), DAN RETURN ON EQUITY (ROE)
TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2010)
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap return Saham. ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) MOMENTUM, NET PROFIT MARGIN (NPM), BASIC EARNING POWER (BEP), RETURN ON TOTAL
ASSETS (ROA), DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di PT Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode 2006-2010) 2 I G. K. A. ULUPUI ANALISIS PENGARUH RASIO
LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, DAN
PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM
(STUDI PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN
Variabel return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM
(33)
DENGAN KATEGORI
INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BEJ)
saham satu periode ke depan. Hasil ini konsisten dengan teori dan pendapat Mogdiliani dan Miller (MM) yang menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset Perusahaan (STUDI PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DENGAN KATEGORI
INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BEJ)
3 Amir Haghiri, Soleyman Haghiri
The Investigation of Effective Factors on Stock Return with Emphasis on ROA and ROE Ratios in Tehran stock exchange (TSE)
(J. Basic. Appl. Sci. Res., 2(9)9097-9103, 2012
results show that, at general level, ROA and ROE ratios are effective on stock return
The Investigation of Effective Factors on Stock Return with Emphasis on ROA and ROE Ratios in Tehran stock exchange (TSE)
(J. Basic. Appl. Sci. Res., 2(9)9097-9103, 2012
4 Muhammad Faujan (2009)
Pengaruh Economic Value Added (EVA), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Debt Equity Ratio(DER) terhadap return saham
Kinerja keuangan perusahaan debt to equity ratio secara parsial daan simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham
Dan return on assets merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi return saham.
Pengaruh Economic Value Added (EVA), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan
Debt Equity Ratio(DER) terhadap
(34)
5 Sri Budiwati Wahyu Suprapti dan Siti Dwi Nuraini (2009)
Pengaruh Pangsa Pasar, Rasio Leverage dan Rasio Intensitas Modal pada Return Saham
Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel rasio leverage
(DER) berpengaruh terhadap
return saham pada industri
automotif di Bursa Efek
Indonesia.
Karisma, Vol 3(2): 139- 146, 2009
2.2 Kerangka Pemikiran
Dari kajian pustaka yang telah dibahas maka telah didapat informasi penting bahwa adanya pengaruh Return on Assets (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER)
terhadap return saham. Dan dalam penelitian ini perusahaan yang akan diteliti adalah
PT. BUMI Resources Tbk dan PT. Bayan Resources Tbk.
Return On Asset dipakai untuk mengevalulasi apakah manajemen telah mendapat imbalan yang memadai (reasobable return) dari aset yang dikuasainya. Rasio ini merupakan ukuran yang berfaedah jika seseorang ingin mengevaluasi seberapa baik perusahaan telah memakai dananya. Oleh karena itu, Return On Asset kerap kali dipakai oleh manajemen puncak untuk mengevaluasi unit – unit bisnis di dalam suatu perusahaan multinasional. (Henry Simamora, 2000:530)
Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang salah satunya dapat dilihat melalui Rasio hutang pada modal (DER). Debt to Equity Ratio mencerminkan besarnya proporsi antara total hutang dengan total modal sendiri (Suad Husnan, 2002:70).
(35)
Return saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham ini meliputi keuntungan jual beli saham. Dimana jika untung disebut dengan capital gain dan jika rugi disebut capital loss. Pendapatan investasi dalam saham ini meliputi keuntungan jual beli saham, Disamping capital gain, investor juga akan menerima dividen tunai setiap tahunnya”. Mohamad Samsul (2009: 291).
2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel
2.2.1.1Hubungan Return on Assets terhadap return saham
Menurut Eduardus (2010:386) menyatakan bahwa :
“ROA merupakan indikator yang sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diisyaratkan”.
Menurut Suad Husnan (2004:330) Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengetahui besarnya laba bersih yang dapat diperoleh dari operasional perusahaan dengan menggunakan seluruh kekayaannya. Tinggi rendahnya Return On Asset (ROA) tergantung pada pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi dari operasional perusahaan. Semakin tinggi
Return On Asset (ROA) semakin efisien operasional perusahaan dan sebaliknya, rendahnya Return On Asset (ROA) dapat disebabkan oleh banyaknya asset perusahaan yang menganggur, investasi dalam persediaan yang terlalu banyak, aktiva tetap beroperasi dibawah normal dan lain-lain. Kinerja perusahaan yang semakin baik dan nilai perusahaan yang meningkat akan memberikan harapan
(36)
naiknya harga saham perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan berdampak kepada kenaikan return saham.
Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) menyatakan bahwa:
“ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi return on assets (ROA) maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat return akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa return saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat sehingga ROA berpengaruh terhadap return saham perusahaan”.
Berdasarkan teori diatas, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi “Return On Asset (ROA) maka semakin baik pula return saham perusahaan”.
2.2.1.2 Hubungan antara Debt to Equity Ratio terhadap return saham
Menurut Robert Ang (1997:18-35) menjelaskan adanya pengaruh DER sebagai berikut:
“Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Meningkatnya beban terhadap kreditur menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dengan pihak luar, sehingga mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya dalam perusahaan. Menurunnya minat investor berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga total return semakin menurun.”
(37)
Menurut (Jogiyanto, 2003:109) menyatakan bahwa:
“Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur tingkat leverage
(penggunaan hutang) terhadap total aset yang dimiliki perusahaan. Pengukuran rasio ini dilakukan dengan cara membandingkan total debts terhadap total equity.
Deb to equity ratio mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan, karena dengan tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi keuntungan. Sebaliknya tingkat debt to equity ratio yang semakin kecil menunjukan kinerja yang baik , karena menyebabkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi, sehingga hubungan
Debt to Equity Ratio dengan return saham sangat berpengaruh.”
Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:61) menyatakan bahwa:
“Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dan ekuitas (modal sendiri). Semakin tinggi rasio hutang terhadap modal (Debt to Equity Ratio) berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding hutangnya. Semakin kecil rasio hutang terhadap modal (Debt to Equity Ratio) semakin baik bagi perusahaan atau semakin aman utang yang harus diantisipasi dengan modal sendiri sehingga akan meningkatkan hak pemegang saham dalam bentuk deviden dan kemudian berpengaruh terhadap peningkatan harga saham sehingga return saham yang diperoleh mengalami peningkatan”.
Sedangkan Menurut Wild (2005:213) mengemukakan bahwa:
“Semakin tinggi rasio hutang pada modal (debt to equity ratio) menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan semakin berat. Tentunya hal ini akan mengurangi hak pemegang saham dalam bentuk dividen, hal ini menyebabkan berkurangnya minat investor terhadap saham perusahaan karena tingkat pengembaliannya semakin kecil. Jika minat investor terhadap perusahaan berkurang, maka dapat berpengaruh terhadap penurunan harga saham sehingga return saham yang diperoleh menurun”.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar debt to equity ratio maka harga saham akan semakin turun, yang mengakibatkan return saham semakin menurun. Jika debt to equity ratio kecil maka harga saham perusahaan tersebut naik akibatnya return saham yang diperoleh meningkat.
(38)
Eduardus (2010:386) Suad Husnan (2004:330)
Lestari danSugiharto (2007:196)
Robert Ang (1997:18-35) (Jogiyanto,2003:109)
Fakhruddin dan Hadianto (2001:61) Wild (2005:213)
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian 2.3 Hipotesis
Kata hipotesis berasal dari kata “hipo” yang artinya lemah dan “tesis” berarti pernyataan. Dengan demikian hipotesis berarti pernyataan yang lemah, disebut demikian karena masih berupa dugaan yang belum teruji kebenarannya.
Menurut Sugiyono (2011:64), hipotesis penelitian adalah:
“Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagai mana adanya. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.”
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka penulis mencoba
RETURN ON ASSETS
(ROA) (X1)
DEBT TO EQUITY RATIO
(DER) (X2)
RETURN SAHAM (Y)
(39)
merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap return saham.
2. Terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham.
3. Terdapat pengaruh Return on Assets (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham.
(40)
35
Menurut Sugiyono (2011:38) objek penelitian adalah sebagai berikut:
“Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan definisi di atas, objek dalam penelitian ini adalah return on assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan return saham pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.2 Metode Penelitian
Definisi Metode Penelitian menurut Sugiyono (2009:2) adalah sebagai berikut:
“Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Definisi Metode Analisis Deskriptif menurut Sugiyono (2009:35) adalah sebagai berikut:
(41)
“Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik.
Sedangkan Metode Verifikatif menurut Sugiyono (2009:13) adalah sebagai berikut:
“Metode verifikatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Penulis menggunakan metode tersebut, karena penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan dengan jelas bagaimana pengaruh Retun on Assets (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga dapat diketahui mengenai pengaruhnya dengan berdasarkan teori dan pengujian hipotesis.
(42)
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif.
Menurut Moh. Nazir (2009:84) mendefinisikan desain penelitian sebagai berikut:
“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati, dkk.(2010:30) adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.
2) Mengidentifikasikan permasalahan yang terjadi. 3) Menetapkan rumusan masalah.
4) Menetapkan tujuan penelitian.
5) Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori. 6) Menetapkan konsep variable sekaligus pengukuran variable penelitian yang
digunakan.
7) Menetapkan sumber data, teknik penentuan sample dan teknik pengumpulan data.
8) Melakukan analisis data.
(43)
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitia n Desain Penelitian Jenis Penelitian
Metode Yang Digunakan Unit Analisis Time Horizon
T – 1 Descriptive Decriptive dan Survey Perusahaan Publik Time Series
T – 2 Descriptive & Verifikatif
Descriptive dan
Explanatory Survey
Perusahaan Publik Time Series
T – 3 Descriptive & Verifikatif
Descriptive dan
Explanatory Survey
Perusahaan Publik Time Series
Sumber: Umi Narimawati (2010:31)
Dari tabel diatas maka peneliti menguraikan sebagai berikut:
1) Tujuan penelitian pertama adalah untuk mengetahui Return on Assets
(ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan return saham dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, melalui unit analisis yaitu perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2) Tujuan penelitian kedua adalah untuk menganalisis besarnya pengaruh
Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan return saham secara parsial, melalui unit analisis yaitu perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3) Tujuan penelitian ketiga adalah untuk menganalisis besarnya pengaruh
(44)
simultan, melalui unit analisis yaitu perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3.3 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian.
Variabel itu sendiri dalam konteks penelitian menurut Sugiyono (2010:38) sebagai berikut:
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”
Berdasarkan judul usulan penelitian yang telah dikemukakan diatas yaitu pengaruh return on Assets (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:
1) Variabel Bebas / Independent (Variabel X1 dan X2)
Definisi Variabel Bebas menurut Sugiyono (2010: 33) adalah sebagai berikut:
“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen)”.
(45)
Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah return on Assets
(ROA) (X1) dan Debt to Equity Ratio (DER) (X2).
2) Variabel Terikat/Dependent (Variabel Y)
Definisi Variabel Terikat menurut Sugiyono (2010:39) adalah sebagai berikut: “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.
Adapun variabel terikat atau variable dependen pada penelitian ini adalah return sahamyaitu sebagai variable Y.
Skala atau ukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio. Moh. Nazir (2009:132) mendefinisikan ukuran rasio sebagai berikut:
“Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolute dari objek yang diukur”.
Dalam skala rasio, angka nol mempunyai makna, sehingga angka nol dalam skala ini diperlukan sebagai dasar dalam perhitungan dan pengukuran terhadap objek yang diteliti.
Agar dapat dipahami serta untuk memperjelas dan mempertegas variabel-variabel yang diteliti, maka operasionalisasi variabel-variabel penelitian dapat disajikan
(46)
dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala
Return on Assets
(ROA) (X1)
“Return On Asset menggambarkan sejauh mana
kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaaan bisa
menghasilkan laba”. Eduardus Tandelilin
(2010: 372)
Return on ssets (ROA) =
Eduardus Tandelilin (2010: 372) Rasio Debt to Equity Ratio (DER) (X2)
“Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan
dengan modal sendiri.” Sutrisno (2009:218)
Debt to Equity Ratio (DER) = Sutrisno (2009:218) Rasio Return Saham (Y)
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasian yang sudah terjadi atau return ekspektasian yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa yang mendatang. Return realisasian (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasian dihitung
menggunakan data historis. Return realisasian penting karena digunakan sebagai salah sau pengukur kinerja perusahaan. Return realisasian atau return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return
pengekspektasian (expected
Return Saham =
Jogiyanto
(47)
return) dan risiko dimasa datang.
Return ekspektasian (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa
mendatang. Berbeda dengan return realisasian yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasian sifatnya belum terjadi.
Jogiyanto (2010: 205)
3.4 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.4.1 Sumber Data
Jenis data yang digunakan peneliti pada penelitian ini mengenai pengaruh
Return on Assets (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham pada perusahaan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah data sekunder.
Definisi Data Sekunder menurut Burhan Bungin (2009: 122) adalah sebagai berikut:
“Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan”.
Menggunakan data sekunder karena data tidak secara langsung diperoleh dari sumber utama melainkan dari sumber kedua dari data yang kita butuhkan. Data dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana merupakan rangkaian dokumentasi pada periode lima tahun yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
(48)
3.4.2 Teknik Penentuan Data
Adapun Teknik Penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Populasi
Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel. Definisi Populasi menurut Sugiyono (2013:49) adalah sebagai berikut :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan yang terdiri atas laporan keuangan perusahaan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) di mulai dari tahun 2009 hingga tahun 2013 yaitu sebanyak 21 perusahaan sehingga jumlah populasi atau N = 21 x 5 = 105.
Tabel 3.3
Daftar Perusahaan yang Dijadikan Populasi
No. Kode
Perusahaan Nama Perusahaan
1 ADRO PT. Adaro Energy Tbk. 2 ARII PT. Atlas Resources Tbk. 3 ATPK PT. ATPK Resources Tbk.
4 BORN PT. Borneo Lumbung Energy Tbk. 5 BRAU PT. Berau Coal Energy Tbk. 6 BSSR PT. Bara Multi Sukses Sarana Tbk.
(49)
7 BUMI PT. Bumi Resources Tbk. 8 BYAN PT. Bayan Resource Tbk. 9 DEWA PT. Darma Henwa Tbk. 10 DOID PT. Delta Dunia Makmur Tbk 11 GEMS PT. Golden Energy Mines Tbk 12 GTBO PT. Barda Tujuh Buana Tbk. 13 HRUM PT. Harum Energy Tbk.
14 ITMG PT. Indo Tambang Raya Megah Tbk. 15 KKGI PT. Resources Alam Indonesia Tbk. 16 MYOH PT. Samindo Resources Tbk.
17 PKPK PT. Perdana Karya Perkasa Tbk.
18 PTBA PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk. 19 PTRO PT. Petrosea Tbk.
20 SMMT PT. Golden Eagle Energy Tbk. 21 TOBA PT. Toba Bara Sejahtera Tbk. Sumber: www.idx.co.id
2. Sampel
Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi.
Menurut Sugiyono (2011:81) mendefinisikan sampel sebagai berikut:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampling yang tepat. Adapun teknik
(50)
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purpossive sampling.
Menurut Sugiyono (2011:85) mendefinisikan purpossive sampling sebagai berikut:
“Purpossive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.
Sampel yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah laporan laba rugi dan neraca tahunan yang terdiri dari 6 perusahaan yang termasuk perusahaan batubara dari tahun 2008-2012 dengan pertimbangan sebagai berikut:
1) Data emiten berupa laporan keuangan perusahaan batubara selama periode lima tahun yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, telah dipublikasikan dan lengkap dengan deskripsi kinerja perusahaan.
2) Data yang diambil dari tahun 2008-2012 (lima tahun) yang dijadikan sample karena pada rentang periode ini terdapat fenomena yang menyebabkan harus adanya penelitian yang dilakukan.
3) Data yang diambil adalah 5 tahun dari tahun 2008-2012 yang dijadikan sampel karena sudah dianggap respresentatif (mewakili) untuk dilakukan uji penelitian.
(51)
Tabel 3.4
Kriteria perusahaan yang akan dijadikan sampel
No. Kode
Perusahaan Nama Perusahaan
Pertimbangan Sample
1 2 3
1. ADRO PT. Adaro Energy Tbk.
2. BUMI PT. Bumi Resources Tbk.
3. BYAN PT. Bayan Resources Tbk.
4. DEWA PT. Darma Henwa Tbk.
5. ITMG PT. Indo Tambang Raya Megah Tbk.
6. PTRO PT. Petrosea Tbk.
7. PKPK PT. Perdana Karya Perkasa Tbk.
Sumber: www.idx.co.id
Dari tabel 3.4 di atas, sample yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 laporan keuangan yang terdiri atas 6 perusahaan dari periode 2008-2012, karena sudah dianggap respresentatif (mewakili) untuk dilakukan uji penelitian. Menurut Roscoe (1975) yang dikutip oleh Uma Sakaran (2006) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel, yaitu adalah sebagai berikut:
“Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel adalah 10 kali lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian dan untuk ukuran sample minimum adalah 30 yang dipecah ke dalam subsample adalah tepat untuk kebanyakan penelitian”.
(52)
Tabel 3.5
Daftar Perusahaan Batubara yang Dijadikan Sampel
No. Kode
Perusahaan Nama Perusahaan
1 ADRO PT. Adaro Energy Tbk. 2 BUMI PT. BUMI Resources Tbk. 3 BYAN PT. Bayan Resources Tbk. 4 DEWA PT. Darma Henwa Tbk.
5 ITMG PT. Indo Tambang Raya Megah Tbk. 6 PTRO PT. Petrosea Tbk
7 PKPK PT. Perdana Karya Perkasa Tbk
Teknik penarikan sample yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan sampling purposive. Sugiyono (2010: 85) mendefinisikan bahwa:
“Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.
3.4.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Dokumentasi
Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh dengan cara dokumentasi. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan mencatat datayang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari
(53)
dokumen-dokumen yang dimiliki instansi terkait, umumnya tentang laporan keuangan perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data dilakukan dengan membaca literatur-literatur, buku-buku mengenai teori permasalahan yang diteliti dan menggunakan media internet sebagai media pendukung dalam penelusuran informasi tambahan mengenai teori maupun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.
3.5 Metoda Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.5.1 Metoda Analisis
Definisi Metoda Analisis menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:41) adalah sebagai berikut:
“Metoda analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Oleh karena itu analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif.
Definisi Metode Analisis Kuantitatif menurut Sugiyono (2010:8) adalah sebagai berikut :
“Metode analisis kuantitatif dapat diartikan sebagai metode analisis yang berlandaskan pada sampel filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
(54)
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik.Penyajian analisis data dapat berupa tabel, tabel distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang,
piechart (diagram lingkaran), dan pictogram.Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda.Hal ini dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Pengujian asumsi klasik meliputi:
3.5.2.1Uji Normalitas Data Residual
Menurut Husein Umar (2011:182) mendefinisikan uji normalitas sebagai berikut:
“Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak”.
Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas.
(55)
Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi, apabila model regresi tidak berdistribusi normal maka kesimpulan dari uji F dan uji t masih meragukan, karena statistik uji F dan uji t pada analisis regresi diturunkan dari distribusi normal. Pada penelitian ini digunakan uji satu sampel Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas model regresi.
3.5.2.2Uji Multikolinearitas
Menurut Husein Umar (2011:177) mendefinisikan uji multikolinieritas sebagai berikut:
“Multikolinieritas adalah untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen”.
Jika terjadi korelasi, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi. Multikolinieritas berarti adanya hubungan yang kuat di antara beberapa atau semua variabel bebas pada model regresi. Jika terdapat Multikolinieritas maka koefisien regresi menjadi tidak tentu, tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan biasanya ditandai dengan nilai koefisien determinasi yang sangat besar, tetapi pada pengujian
pearson koefisien regresi, tidak ada ataupun kalau ada sangat sedikit sekali koefisien regresi yang signifikan. Pada penelitian ini digunakan nilai variance inflation factors
(VIF) sebagai indikator ada tidaknya multikolinieritas diantara variabel bebas.
Sumber: Husein Umar (2011:179)
VIF = 1 1 – R i2
(56)
Dimana Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan
meregresikan salah satu variabel bebas Xi terhadap variabel bebas lainnya.
Jika nilai VIF < 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas (Gujarati, 2003: 362).
Menurut Husein Umar (2011:178) untuk mengatasi terjadinya multikolinieritas, dapat diupayakan melalui hal-hal sebagai berikut:
“1. Evaluasi apakah pengisian data telah berlangsung secara efektif atau terdapat kecurangan dan kelemahan lain;
2. Jumlah data ditambah lagi;
3. Salah satu variabel independen dibuang karena data dari dua variabel independen ternyata mirip atau digabungkan jika secara konsep relatif sama; dan
4. Gunakan metode lanjut seperti regresi bayesian atau regresi tolerance”. 3.5.2.3Uji Heteroskedastisitas
Menurut Husein Umar (2011:179) mendefinisikan uji heteroskedastisitas sebagai berikut:
“Heteroskedastisitas adalah dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain”.
Heteroskedastisitas merupakan indikasi varian antar residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien. Untuk menguji apakah varian dari residual homogen digunakan uji rank Spearman, yaitu dengan mengkorelasikan variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error). Apabila
(57)
ada koefisien korelasi yang signifikan pada tingkat kekeliruan 5%, mengindikasikan adanya heteroskedastisitas.
Cara pengujian untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai produksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot.
3.5.2.4Uji Autokolerasi
Menurut Husein Umar (2011:182) mendefinisikan uji autokorelasi sebagai berikut:
“Autokorelasi adalah dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian”.
Untuk data cross section, akan diuji apakah terdapat hubungan yang kuat di antara data pertama dan kedua, data kedua dengan ke tiga dan seterusnya. Jika ya, telah terjadi autokorelasi. Hal ini akan menyebabkan informasi yang diberikan menjadi menyesatkan. Oleh karena itu, perlu tindakan agar tidak terjadi autokorelasi. Pada pengujian autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada model regresi dan berikut nilai Durbin-Watson yang diperoleh melalui hasil estimasi model regresi. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan nilain statistik Durbin-Watson (D-W) :
(58)
Tabel 3.6
Kriteria Pengujian Durbin-Watson (Uji DW)
Durbin-Waston Kesimpulan
Kurang dari 1,10 Ada Autokorelasi 1,10 sampai 1,54 Tanpa Kesimpulan 1,55 sampai 2,46 Tidak Ada Autokorelasi 2,46 sampai 2,90 Tanpa Kesimpulan
Lebih dari 2,91 Ada Autokorelasi
Apabila hasil uji Durbin-Watson tidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau tidak maka dilanjutkan dengan runs test.
3.6 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.6.1 Rancangan Analisis
Menurut Umi Narimawati (2010:41) mendefinisikan rancangan analisis sebagai berikut:
“Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode analisis deskriptif (kualitatif) dan verifikatif (kuantitatif) dengan pendekatan kuantitatif.
(59)
a. Analisis Deskriptif atau Kualitatif
Menurut Sugiyono (2011:14) mendefinisikan analisis kualitatif sebagai berikut: “Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail”.
Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana return on equity, likuiditas dan return saham.
b. Analisis Verifikatif atau Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2011:31) mendefinisikan analisis kuantitatif sebagai berikut:
“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan”.
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas sebagai berikut:
1. Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple)
Menurut Sugiyono (2011:277) mendefinisikan analisis regresi linier berganda sebagai berikut:
(60)
“Analisis regresi linier berganda adalah analisis yang digunakan peneliti, bila bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya)”.
Pada dasarnya teknik analisis ini merupakan kepanjangan dari teknik analisis regresi linier sederhana. Untuk menggunakan teknik analisis ini syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Data harus berskala interval;
b. Variabel bebas terdiri lebih dari dua variabel; c. Variabel tergantung terdiri dari satu variabel;
d. Hubungan antara variabel bersifat linier. Artinya semua variabel bebas mempengaruhi variabel tergantung;
e. Tidak boleh terjadi multikolinieritas. Artinya sesama variabel bebas tidak boleh berkorelasi terlalu tinggi, misalnya 0,9 atau terlalu rendah misalnya 0,01;
f. Tidak boleh terjadi autokorelasi. Akan terjadi autokorelasi jika angka
Durbin dan Watson sebesar < 1 atau > 3 dengan skala 1-4;
g. Jika ingin menguji keselarasan model (goodness of fit), maka dipergunakan simpangan baku kesalahan. Untuk kriterianya digunakan dengan melihat angka Standard Error of Estimate (SEE) dibandingkan dengan nilai simpangan baku (Standard Deviation). Jika angka Standard Error of Estimate (SEE) < simpangan baku (Standard Deviation) maka model dianggap selaras; dan
(61)
h. Kelayakan model regresi diukur dengan menggunakan nilai signifikansi. Model regresi layak dan dapat dipergunakan jika angka signifikansi < 0,05 (dengan presisi 5%) atau 0,01 (dengan presisi 1%).
Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk menerangkan besarnya pengaruh return on assets (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham. Persamaan analisis regresi linier berganda secara umum untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sumber: Husein Umar (2011:213)
Keterangan: Y = Return Saham
X1 = Return On Assets (ROA)
X2 = Debt to Equity Ratio (DER)
O =Konstanta merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalah Y pada saat variabel
bebasnya adalah 0 (X1 dan X2 = 0)
=Koefisien regresi multiple antara variabel bebas X1 terhadap variabel terikat Y, bila
variabel bebas lainnya dianggap konstan = Faktor pengganggu di luar model
Arti koefisien adalah jika nilai positif (+), hal tersebut menunjukkan hubungan searah antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain, peningkatan atau penurunan besarnya variabel bebas akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan besarnya variabel terikat. Sedangkan jika nilai negatif (-), hal tersebut menunjukkan hubungan yang berlawanan
(62)
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain, setiap peningkatan besarnya nilai variabel bebas akan diikuti oleh penurunan besarnya nilai variabel terikat dan sebaliknya.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan yang telah ada mempunyai kadar tertentu, maka harus melihat dua hal. Pertama, ada (dalam pengertian nyata atau berarti) atau tidak ada keterkaitan antara return saham (Y) dengan return on Assets (ROA)(X1) dan return saham (Y) dengan Debt
to Equity Ratio (DER) (X2).
1. Analisis Korelasi Pearson
Besarnya pengaruh masing-masing komponen variabel bebas terhadap variabel tidak bebas yaitu Return on Assets terhadap return saham dan Debt to Equity Ratio terhadap return saham dapat diketahui dengan menggunakan korelasi pearson. Koefisien korelasi pearson antara masing-masing variabel independen tersebut dengan variabel dependen dapat dihitung sebagai berikut:
Sumber: Husein Umar (2011:231)
Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada tabel dibawah ini.
r
(63)
Tabel 3.7
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2010:250)
2. Analisis Korelasi Berganda
Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengukur kuat lemahnya hubungan antar variabel return on Assets dan Debt to Equity dengan return saham pada perusahaan Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. Rumus dari korelasi berganda adalah:
Sumber: Husein Umar (2011:233)
Keterangan:
R = Koefisien korelasi berganda X1 = Return On Assets (ROA)
X2 = Debt to equity Ratio (DER)
Y = Return Saham n = Banyaknya Sampel
Kuat atau tidaknya hubungan antara ketiga variabel dapat dilihat dari beberapa kategori koefisien korelasi mempunyai nilai 0 ≤ R ≤ 1 dimana:
a. Apabila R = 1, maka korelasi antara ketiga variabel dikatakan sempurna; dan
RY.X1X2 = b1∑X1Y + b2X2Y
(64)
b. Apabila R = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak ada hubungan sama sekali.
3. Analisis Koefisien Determinasi
Besarnya pengaruh amortisasi goodwill negatif (X1) dan likuiditas (X2)
terhadap laba (Y) dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi atau disingkat Kd yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya yaitu:
Sumber:Umi Narimawati(2010:50)
Keterangan:
Kd = Koefisien Determinasi atau Seberapa Jauh Perubahan Variabel Y Dipergunakan oleh Variabel X
r 2 = Kuadrat Koefisien Korelasi
100% = Pengkali yang menyatakan dalam persentase
Dengan diketahuinya koefisien korelasi antara masing-masing Return on Assets (X1) dan Debt to Equity Ratio (X2) serta return saham (Y), kita bisa menentukan koefisien determinasi. Koefisien determinasi tersebut digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan masing-masing variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y).
Pada hakikatnya nilai r berkisar antara -1 dan 1, bila r mendekati -1 atau 1 maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang erat antara variabel bebas dengan
(65)
variabel terikat. Bila r mendekati 0, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat sangat lemah atau bahkan tidak ada.
3.6.2Pengujian Hipotesis
Menurut Sugiyono (2011:159) mendefinisikan hipotesis sebagai berikut: “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.
Langkah-langkah dalam analisisnya sebagai berikut:
1. Uji Statistik t
Pengujian secara parsial menggunakan uji t (pengujian signifikansi secara parsial). Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian adalah :
1. Menyusun Hipotesis
a. Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap return saham.
H0 : β1 = 0, Return on Assets (ROA) tidak berpengaruh terhadap retun saham.
Ha : β1 ≠ 0, Return on Assets (ROA) berpengaruh terhadap return saham.
(66)
H0 : β2 = 0, Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap retrun
saham .
Ha : β2 ≠ 0, Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap return saham.
2. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,05 (α = 0,05), dengan derajat kebebasan (df = n-k-1).
3. Mencari nilai thitung
Nilai Uji thitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
Sumber : Agus Widarjono (2010: 26)
4. Menentukan daerah penerimaan atau penolakan hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel dengan ketentuan:
- Jika thitung<-ttabel atau thitung > ttabel, variabel independen secara parsial
berpengaruh terhadap variabel dependen, maka H0 ditolak (signifikan).
- Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen, maka H0 diterima (tidak
signifikan).
(1)
Definisi Data Sekunder menurut Burhan Bungin (2009: 122) adalah sebagai berikut:
“Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan”.
Menggunakan data sekunder karena data tidak secara langsung diperoleh dari sumber utama melainkan dari sumber kedua dari data yang kita butuhkan. Data dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana merupakan rangkaian dokumentasi pada periode lima tahun yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun Teknik Penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Populasi
Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel. Definisi Populasi menurut Sugiyono (2013:49) adalah sebagai berikut :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
2. Sampel
Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi.
(2)
Menurut Sugiyono (2011:81) mendefinisikan sampel sebagai berikut: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampling yang tepat. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purpossive sampling.
Menurut Sugiyono (2011:85) mendefinisikan purpossive sampling sebagai berikut:
“Purpossive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.
Sampel yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah laporan laba rugi dan neraca tahunan yang terdiri dari 6 perusahaan yang termasuk perusahaan batubara dari tahun 2008-2012 dengan pertimbangan sebagai berikut:
1) Data emiten berupa laporan keuangan perusahaan batubara selama periode lima tahun yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, telah dipublikasikan dan lengkap dengan deskripsi kinerja perusahaan.
2) Data yang diambil dari tahun 2008-2012 (lima tahun) yang dijadikan sample karena pada rentang periode ini terdapat fenomena yang menyebabkan harus adanya penelitian yang dilakukan.
3) Data yang diambil adalah 5 tahun dari tahun 2008-2012 yang dijadikan sampel karena sudah dianggap respresentatif (mewakili) untuk dilakukan uji penelitian.
(3)
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap Return Saham
Hasil penelitian regresi menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh yang positif terhadap return saham. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa return on asset bergerak sejalan dengan return saham. Jadi semakin besar atau meningkat, maka pertumbuhan return saham akan semakin besar atau meningkat. Karena berdasarkan peneltian ROA mempengaruhi dengan bergerak sejalan dengan Return saham.
2. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham
Hasil penelitian regresi menunjukkan bahwa debt to equity ratio (DER) memiliki pengaruh yang negatif tetapi signifikan terhadap return saham. Hal ini dapat dikatakan bahwa debt to equity ratio searah dengan return saham. Jadi semakin besar atau meningkat, maka pertumbuhan return saham akan semakin kecil atau berkurang.
Berdasarkan hasil korelasi yang diperoleh, diketahui bahwa debt to equity ratio (DER) memiliki hubungan yang sedang dengan arah negatif dengan return saham. Nilai korelasi yang bertanda negatif menandakan bahwa semakin besar tingkat debt to equity ratio maka semakin kecil pula return saham yang ada pada perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori yang ada, teori yang dikemukakan oleh Jogiyanto (2003:109) yang mengatakan bahwa semakin kecil tingkat DER maka kinerja akan semakin baik dan akan menyebabkan return yang tinggi sehingga akan berpengaruh terhadap return saham.
(4)
3. Pengaruh Return on Assets (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham
Hasil korelasi simultan terlihat bahwa pengaruh return on asset dan debt to equity ratio termasuk dalam kategori sedang dengan persentase 43,82%. Dengan kata lain hubungan simultan ROA dan DER terhadap return saham termasuk dalam kategori yang sedang. 43,82% merupakan kontribusi pengaruh yang diberikan ROA dan DER terhadap return saham. Sedangkan persentase sisanya sebesar 56,18% merupakan kontribusi dari faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti earning per share, price earning ratio dan rasio keuangan yang lainnya.
Berdasarkan dari pengujian hipotesis uji F diketahui bahwa secara simultan return on asset dan debt to equity ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh Return On Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham pada perusahaan sektor pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara parsial Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh yang lemah dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan sektor pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta arah pengaruhnya
(5)
sejalan dengan teori, yaitu apabila ROA meningkat maka pergerakan return saham akan meningkat.
2. Secara parsial Debt to equity ratio (DER) memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap return saham pada perusahaan sektor pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal tersebut mengindikasikan apabila DER mengalami peningkatan maka hal tersebut akan menurunkan return saham.
3. Secara simultan Return on asset dan Debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan terhadap return saham perusahaan sektor pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan pengaruh yang signifikan tersebut menunjukkan bahwa hasil tersebut dapat digenerelasisakan/diberlakukan umum pada anggota populasi secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Brigham & Houston. 2010. Dasar – dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga.
Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE- Yogyakarta
Hin, L. Thian. 2008. Panduan berinvestasi saham edisi terkini. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Husnan, S. 2004. Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi 2, UPP AMP-YKPN, Yogyakarta.
Muhammad Samsul. 2009. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga
Muhammad Samsul. 2010. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga
(6)
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi. Kanisius: Yogyakarta. Yeye Susilowati dan Tri Turyanto. 2011. Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan
Rasio Solvabilitas terhadap Return Saham Perusahaan. Dinamika Keuangan dan Perbankan Vol.3 No.1 ISSN 1979-4878.