Latar Belakang Masalah Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 16 Tahun 1981 tentang Terminal dan Retribusi Terminal di Kota Salatiga T1 312012716 BAB I

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era sekarang ini Salatiga banyak mengalami kemajuan pembanguan secara fisik.Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya pusat-pusat pembelanjaan yang semakin banyak yang tentunya dapat menunjang perekonomian di Salatiga. Untuk menunjang perekonomian tersebut maka dibutuhkan sarana dan prasarana transportasi pengangkutan yang memadahi. Fungsi pengangkutan itu sendiri ialah memindahkan barang atau orang dari suatu tempat yang lain dengan maksud untuk meningkatkan daya guna dan nilai. 1 Bus sebagai salah satu sarana transportasi pengangkutan,dituntut menjadi sarana transportasi yang terpadu, tertib, dan lancar, aman, nyaman, cepat dan terjangkau, efektif dan efisien, bagi masyarakat di Salatiga. Dengan semakin banyaknya kebutuhan akan transportasi tersebut maka pemerintah kota Salatiga membangun terminal guna menunjang perpindahan orang danatau barang serta keterpaduan intramoda dan antarmoda. Berdasarkan fungsinya, terminal dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu : a Tipe A adalah Melayani kendaraan umum untuk Angkutan Antar Kota Antar Propinsi danatau angkutan lintas batas negara, Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi, angkutan kota dan angkutan desa. b Tipe B adalah Melayani kendaraan umum untuk Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi, angkutan kota danatau angkutan pedesaan. Adapun seperti terminal tipe A, terminal tipe B juga harus memiliki persyaratan yang antara lain, terletak 1 H.M.N Purwosujtipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 3, Djambatan, Jakarta, hal 3 . 2 dalam jaringan trayek antar kota dalam propinsi.Tipe C adalah Melayani kendaraan umum untuk pedesaan. Seperti terminal yang lain, terminal tipe C juga mempunyai persyaratan sebagai berikut, yaitu terletak di dalam wilayah KabKota dan dalam jaringan trayek pedesaan. Sesuai dengan Keputusan Walikota Nomor 551.2 186 2000 tentang Terminal Penumpang Tingkir Kota Salatiga sebagai Terminal Penumpang Baru, maka ditetapkan bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, telah dibangun Terminal Tingkir Salatiga dan telah memenuhi syarat untuk kendaraan angkutan antar kota-antar propinsi, antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan atau angkutan pedesaan, maka menurut keputusan ini perlu untuk mengoperasionalkan terminal kota Salatiga sebagai terminal baru. 2 Didalam Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 16 tahun 1981 pada Pasal 3 ayat 1 menyeb utkan bahwa “Setiap otobus umum yang beroperasi dan atau melewati wilayah kotamadya Salatiga diharuskan memasukimemulaimengakhiri perjalanannya di terminal bus dan diatur sesuai dengan jadwal yang ditentukan”. Akan tetapi menurut hasil observasi penulis tanggal 13 Oktober 2015 sampai dengan 19 Oktober 2015 menunjukkan masih terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh para awak bus. Pelanggaran terjadi setiap harinya rata-rata antara 20 - 35 kali, dan pelanggaran terjadi pada pagi sampai sore hari antara pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB. Banyaknya pelanggaran tersebut dikarenakan seluruh armada bus yang beroperasi pada trayek Salatiga – Kopeng – Magelang – PP dan trayek Salatiga – Ambarawa - PP tidak memasuki terminal sesuai peraturan yang berlaku. Bus yang beroperasi pada trayek Salatiga – Kopeng – Magelang – PP hanya memutar ke arah pusat kota atau memutar balik di Pom Bensin Pasar Sapi dan mangkal dijalan Hassanudin, sedangkan yang beroperasi pada trayek Salatiga – Ambarawa - PP hanya sampai pada jalan Imam Bonjol. 3 2 Keputusan Walikota Nomor 551.2 186 2000 tentang Terminal Penumpang Tingkir Kota Salatiga 3 Hasil observasi penulis tanggal 13 Oktober 2015 sampai 19 Oktober 2015. 3 Berdasarkan hasil wawancara dengan pengemudi bus Po.Tunas Mulya trayek Salatiga- Kopeng-Magelang, menyatakan bahwa sebenarnya bus-bus trayek Salatiga-Kopeng - Magelang tersebut seharusnya menaik turunkan penumpang di terminal Tingkir. Akan tetapi dengan jarak yang jauh dan sedikitnya penumpang pada rute menuju terminal Tingkir, bus-bus biasanya memutar arah balik di POM bensin Pasar Sapi atau memutar ke arah pusat kota Salatiga. 4 Berdasarkan wawancara penulis dengan petugas Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Dinas Perhubungan , bus-bus trayek Salatiga – Kopeng – Magelang – PP dan trayek Salatiga – Ambarawa - PP , memang tidak pernah singgahmemasuki terminal karena faktor jarak terminal yang jauh dan juga karena keterbatasan luas terminal untuk menampung bus untuk singgah. Hal ini di karenakan banyaknya bus AKDP Antar Kota Dalam Propinsi dan AKAP Antar Kota Antar Propinsi masuk dengan waktu yang bersamaan. 5 Menurut Keputusan Walikota Salatiga Nomor 551.21142002 tentang Penutupan Terminal Pembantu Rejosari dan Perubahan Rute Angkutan Penumpang Bus dan Non Bus seharusnya kedua trayek diatas harus melalui rute sebagai berikut : 6 4 Hasil wawancara penulis terhadap pengemudi bus Po.Tunas Mulya, tanggal 7 September 2015. 5 Hasil wawancara penulis dengan petugas DLLAJR, tanggal 7 September 2015. 6 Keputusan Walikota Salatiga Nomor 551.21142002 tentang Penutupan Terminal Pembantu Rejosari dan Perubahan Rute Angkutan Penumpang Bus dan Non Bus. 4 Tabel 1.1 Rute Trayek Yang Harus Dilewati No Trayek Rute yang harus dilewati 1 Salatiga – Kopeng – Magelang Terminal Tingkir – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl. Hassanudin – Kopeng – Magelang – PP 2 Salatiga – Ambarawa Terminal Tingkir – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl. Osamaliki – Jl. Imam Bonjol – Ambarawa – PP Sumber : Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Melihat kenyataan tersebut diatas, tentunya proses penegakan hukum terhadap bus-bus ini sangat diperlukan. Akan tetapi dengan alasan keterbatasan daya tampung terminal, maka Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya sebagai suatu lembaga yang otonom telah mengembangkan nilainya tersendiri. Nilai – nilai tersebut secara nyata telah dilakukan oleh petugas Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya dengan memberikan “kelonggaran” kepada armada bus yang beroperasi pada trayek Salatiga – Kopeng – Magelang – PP dan trayek Salatiga – Ambarawa – PP untuk tidak singgahmemasuki terminal. Mengenai tugas dan fungsi dari Dinas Perhubungan diatur dalam Peraturan Walikota Salatiga Nomor 54 Tahun 2011 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Dan Uraian Tugas Pejabat Struktural Pada Dinas Daerah : 7 Pasal 166 ayat 1 Bidang Lalu Lintas mempunyai tugas pokok menyususun rencana kegiatan, mengoordinaskan, melaksanakan pembinaan dan pengembangan bidang lalu lintas dan angkutan jalan serta 7 Peraturan Walikota Salatiga Nomor 54 Tahun 2011 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Dan Uraian Tugas Pejabat Struktural Pada Dinas Daerah 5 melakukan manajemen dan rekayasa lalu lintas, pengendalian, penilaian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas. Pasal 166 ayat 2 sub. d Pelaksanaan dan penyelenggaraan kegiatan pengawasan, penertiban, patrol dan pengendalian lalu lintas dan angkutan jalan. Dengan melihat tugas dan fungsi Dinas Perhubungan khususnya Bidang Lalu Lintas diatas, penulis melihat bahwa tindakan aparat yang memberikan “kelonggaran” kepada pengemudi bus untuk tidak masuk terminal, ini tentunya akan berdampak kepada ketidakteraturan armada bus, yang akan berdampak pula kepada ketidaknyamanan dan keamanan pengguna kendaraan lain karena armada bus tersebut dengan seenaknya memakai bahu jalan untuk berhenti dan menunggu penumpang, seperti yang dapat kita lihat di jalan Hassanudin dan jalan Imam Bonjol. Ini tentunya bertentangan dengan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 16 Tahun 1981 Pasal 3 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap otobis umum yang beroperasi dan atau melewati wilayah kota Salatiga diharuskan memasukimemulaimengakhiri perjalanannya di terminal bus dan diatur sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Sanksi yang terdapat dalam Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 16 Tahun 1981 Tentang Terminal Dan Rettribusi Terminal : Pasal 12 Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 3, 4, 5, 8, 9, 10, dan 11 Peraturan Daerah ini diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 3 tiga bulan atau denda setiggi-tingginya Rp. 25.000,- dua puluh lima ribu rupiah. Di dalam penulisan skripsi ini, penulis akan membandingkan dengan skripsi yang pernah ditulis. Skripsi-skripsi yang pernah ditulis adalah : 6 Tabel 1.2 Perbedaan Dengan Skripsi Sebelumnya No Nama Judul Perbedaan 1 1. Krisdiyanto Endah Saputro 312004084 Efektifitas Perda Kota Salatiga Nomor 16 tahun 1981 Tentang Terminal dan Retribusi Terminal Studi Kasus Angkutan Umum Minibus Jurusan Salatiga-Suruh Skripsi ini membahas tentang penegakan hukum yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan terhadap sopir bus yang tidak singgah memasuki terminal Tingkir. Sedangkan Skripsi Krisdiyanto melihat ke efektifan dari Perda No 16 tahun 1981. 2 2. Kristina Ika Nugraeni 3198039 Penegakan Hukum Dinas Transportasi Dan Perparkiran Terhadap Praktek Pangkalan Liar Oleh Angkutan Pedesaan Berplat Kuning Di Kota Salatiga Skripsi ini didasarkan pada Undang – Undang Nomor 22 tahun 2009, sedangkan Skripsi dari Kristina Ika Nugraeni didasarkan pada Undang – Undang Nomor 14 tahun 1992 penulis melihat adanya perbedaan dalam hal Penegakan hukum jika membandingkan kedua Undang –Undang tersebut. Dengan demikian, dari permasalahan ini penulis mengangkat tulisan dalam bentuk skripsi berkaitan dengan tugas dan fungsi dari Dinas Perhubungan sebagai pihak yang berwenang dalam 7 pelaksanaan dan penyelenggaraan kegiatan pengawasan, penertiban, patrol dan pengendalian lalu lintas dan angkutan jalan dengan judul : “Penegakan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 1981 Tentang Terminal Dan Retribusi Terminal Di Kota Salatiga”.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Forum Jurnalis Salatiga dengan Pemerintah Kota Salatiga T1 362009602 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 16 Tahun 1981 tentang Terminal dan Retribusi Terminal di Kota Salatiga T1 312012716 BAB II

2 16 48

T1 312012716 BAB III

0 0 3

T1 312012716 Daftar Pustaka

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 16 Tahun 1981 tentang Terminal dan Retribusi Terminal di Kota Salatiga

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manfaat dan Biaya PERDA No 12 Tahun 2011 tentang Kenaikan Tarif Retribusi Parkir di Kota Salatiga T1 222009015 BAB I

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penanganan YLKI Salatiga terhadap Keluhan Atau Sengketa Konsumen di Kota Salatiga T1 312005016 BAB I

0 0 14

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Pemerintah Kota Salatiga terhadap Keberadaan Pasar Tiban di Jalan Lingkar Salatiga T1 BAB I

0 0 19

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pergaulan Multikultural di Kota Salatiga: Studi Peran Forum Persaudaraan antar Etnis Salatiga dalam Pengelolaan Pergaulan Multikultural di Kota Salatiga T1 BAB I

0 1 6

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL (STUDI TERHADAP RETRIBUSI TERMINAL TIPE C) - UNS Institutional Repository

0 0 16