Lighting coil spool lampu 8. Ignition coil koil pengapian
138
Gambar 3. 45 Rangkaian sistem pengisian yang dilengkapi voltage regulator dan rectifier
Cara Kerja Sistem Pengisian Generator AC Arus AC yang dihasilkan alternator disearahkan oleh rectifier
dioda. Kemudian arus DC mengalir untuk mengisi baterai. Arus juga mengalir menuju voltage regulator jika saklar untuk
penerangan biasanya malam hari dihubungkan. Pada kondisi siang hari, arus listrik yang dihasilkan lebih sedikit karena tidak
semua kumparan coil pada alternator digunakan. Pada saat tegangan dalam baterai masih belum mencapai
tegangan maksimum yang ditentukan, ZD masih belum aktif off sehingga SCR juga belum bekerja. Setelah tegangan yang
dihasilkan sistem pengisian naik seiring dengan naiknya putaran mesin, dan telah mencapai tegangan tembus ZD,
maka ZD akan bekerja dari arah kebalikan katoda ke anoda menuju gate pada SCR.
Selanjutnya SCR akan bekerja mengalirkan arus ke massa. Saat ini proses pengisian ke baterai terhenti. Ketika tegangan
baterai kembali menurun akibat konsumsi arus listrik oleh sistem kelistrikan misalnya untuk penerangan dan telah
berada di bawah tegangan tembus ZD, maka ZD kembali bersifat sebagai dioda biasa. SCR akan menjadi off kembali
sehingga tidak ada aliran arus yang di buang ke massa. Pengisian arus listrik ke baterai kembali seperti biasa. Begitu
seterusnya proses tadi akan terus berulang sehingga pengisian baterai akan sesuai dengan yang dibutuhkan. Inilah yang
dinamakan proses pengaturan tegangan pada sistem pengisian yang dilakukan oleh voltage regulator.
139
Alternator satu phase single-phase alternator merupakan alternator yang menghasilkan arus AC satu gelombang,
masing-masing setengah siklus 180o untuk gelombang positif dan negatifnya gambar 3.46 bagian A. Jika disearahkan
hanya dengan satu buah dioda, maka hanya akan menghasilkan setengah gelombang penuh gambar 3.46
bagian B. Untuk itu pada rangkaian sistem pengisian yang menggunakan alternator, dipasangkan rectifier dioda
setidaknya 4 buah untuk menyearahkan arus yang menuju baterai, sehingga bisa menghasilkan gelombang penuh pada
sisi positifnya walau hanya menggunakan alternator satu phase gambar 3.46 bagian C.
Gambar 3.46 Gelombang arus yang keluar dari alternator
Gambar 3.47 Sebuah dioda A dan empat buah dioda B
Gambar 3.48 Contoh tipe alternator 1 phase
140
2 Alternator AC 3 Phase Perkembangan terakhir dari alternator yang digunakan pada
sepeda motor adalah dengan merubah alternator dari satu phase menjadi 3 phase 3 gelombang. Alternator ini umumnya
dipakai pada sepeda motor ukuran menengah dan besar yang sebagian besar telah menggunakan sistem starter listrik
sebagai perlengkapan standarnya. Output keluaran listrik dari alternator membentuk gelombang yang saling menyusul,
sehingga outputnya bisa lebih lembut dan stabil. Hal ini akan membuat output listriknya lebih tinggi dibanding alternator satu
phase. Salah satu tipe alternator 3 phase yaitu alternator tipe magnet
permanen, yang terdiri dari magnet permanen, stator yang membentuk cincin dengan generating coils kumparan
pembangkit disusun secara radial dibagian ujung luarnya, dan rotor dengan kutub magnetnya dilekatkan didalamnya. Tipe
lainnya dari alternator 3 phase adalah yang menggunakan elektromagnet seperti alternator pada mobil.
Gambar 3.49 Alternator 3 phase tipe magnet permanen
141
Gambar 3.50 Alternator 3 phase tipe elekromagnetik
Alternator tipe elektromagnetik terdiri dari komponen- komponen :
a
Stator coil
: kumparan yang dibentuk dalam hubungan delta atau bintang yang bertindak sebagai medium
terjadinya pembangkitan arus listrik di dalam alternator. Stator coil statis terhadap housing tidak berputar.
b
Rotor coil
: merupakan kumparan elektromagnet untuk membangkitkan gaya magnet yang akan memotong stator
coil selama berputar hingga menghasilkan arus listrik. Rotor coil membangkitkan kemagnetan pada claw pole
selama mendapat suplai listrik dari baterai arus listrik eksitasi.
c
Claw pole
: merupakan kutub-kutub inti kumparan rotor rotor coil yang dibentuk sedemikian rupa hingga
dihasilkan gaya magnet yang lebih kuat dan terkonsentrasi. Tiap sisi dari claw pole menghasilkan kutub
yang berbeda.
d
Brush dan slip ring
: sebagai jalur masuk dan keluarnya arus listrik eksitasi pemicu menuju rotor coil. Dengan
cara ini, arus listrik dari baterai dapat disalurkan ke dalam rotor coil selama rotor berputar.
142
Pengaturan tegangan dan penyearahan arus pada sistem pengisian alternator 3 phase pada prinsipnya sama dengan
sistem pengisian alternator satu phase seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun dalam alternator 3 phase
disamping menggunakan pengaturan tegangan voltage regulator secara elektronik menggunakan transistor dan zener
diode, juga ada yang menggunakan voltage regulator mekanik menggunakan contact pointplatina.
P. SISTEM PENGAPIAN IGNITION SYSTEM
Sistem pengapian merupakan salah satu sistem kelistrikan yang sangat penting dalam sepeda motor. Penjelasan lebih rinci tentang
sistem pengapian ini dijelaskan dalam Bab tersendiri, yaitu pada Bab IV
Q. SISTEM PENERANGAN LIGHTING SYSTEM
Suatu sistem yang tidak kalah pentingnya dalam sepeda motor adalah sistem penerangan. Sistem penerangan sangat diperlukan untuk
keselamatan pengendaraan, khususnya di malam hari dan juga untuk memberi isyarattanda pada kendaraan lainnya. Sistem penerangan pada
sepeda motor dibagi menjadi dua fungsi, yaitu; 1 sebagai penerangan
illumination
dan 2 sebagai pemberi isyaratperingatan
signallingwarning
. Yang termasuk ke dalam
fungsi penerangan
antara lain: 1. Headlight lampu kepaladepan
2. Taillight lampu belakang, 3. Instrument lights lampu-lampu instrumen.
Sedangkan yang termasuk ke dalam
fungsi pemberi isyarat
antara lain;
1. Brake light lampu rem 2. Turn signals lampu seintanda belok,
3. Oil pressure dan level light lampu tanda tekanan dan level oil 4. Netral light lampu netral untuk transmisiperseneling
5. Charging light lampu tanda pengisian. Tidak semua sepeda
motor dilengkapi charging light. 6. Untuk sistem yang lebih komplit, misalnya pada sepeda motor
dengan sistem bahan bakar tipe injeksi EFI , kadang-kadang terdapat juga hazard lamp lampu hazardtanda bahaya, low fuel
143
warnig pemberi peringatan bahan bakar sudah hampir kosong, temperature warning pemberi peringatan suhu, electronic fault
warning pemberi peringatan terjadinya kesalahanmasalah pada komponen elektronik, dan sebagainya.
Contoh penempatan sistem penerangan lighting system, baik yang berfungsi sebagai penerangan maupun pemberi isyarat adalah
seperti pada gambar 3.51 di bawah ini:
Gambar 3.51 Penempatan sistem penerangan pada salah satu sepeda motor