136
Gambar 3. 43 Contoh konstruksi flywheel generator
1. Komponen-komponen flywheel generator 2. Flywheel rotor
3. Komponen-komponen stator 4. Stator plate piringan stator
5. Seperangkat contact breaker platina 6. Condenser kapasitor
7. Lighting coil spool lampu 8. Ignition coil koil pengapian
Catatan : Pada gambar ini ignition coil termasuk bagian dari komponen stator. Pada mesin lainnya kemungkinan digunakan external coil, karenanya ignition
coil dalam flywheel generator diganti dengan ignition source coil yang bentuknya hampir sama dengan lighting coil.
Terdapat beberapa tipe aplikasipenerapan pada rangkaian sistem pengisian sepeda motor yang menggunakan generator
AC dengan flywheel magnet ini, diantaranya; a Sepeda motor yang keseluruhan sistem kelistrikannya
menggunakan arus AC sehingga tidak memerlukan rectifier untuk mengubah output pengisian menjadi arus DC.
b Sepeda motor yang sebagian sistem kelistrikannya masih menggunakan arus AC seperti headlight lamplampu
kepala, tail lightlampu belakang, dan meter lamp dan sebagian kelistrikan lainnya menggunakan arus DC seperti
hornklakson, turn signal lamplampu sein. Rangkaian sistem pengisiannya sudah dilengkapi dengan rectifier dan
regulator. Rectifier digunakan untuk mengubah sebagian output pengisian menjadi arus DC yang akan dialirkannya
ke baterai. Regulator digunakan untuk mengatur tegangan dan arus AC yang menuju ke sistem penerangan dan
tegangan dan arus DC yang menuju baterai.
137
Gambar. 3.44 Rangkaian sistem pengisian dengan generator AC yang dilengkapi
rectifier dan voltage Regulator
Berdasarkan gambar 3.44 di atas, regulator akan bekerja mengatur arus dan tegangan pengisian yang masuk ke baterai
dan mengatur tegangan yang masuk ke lampu supaya mendekati tegangan yang konstan supaya lampu tidak
cenderung berkedip. Pengaturan tegangan dan arus tersebut berdasarkan peran utama ZD zener dioda dan SCR
thyristor. Jika tegangan dalam sistem telah mencapai tegangan tembus
breakdown voltage
maka tegangan yang berlebih akan dialirkan ke massa. ZD yang dipasang umumnya
mempunyai tegangan tembus sebesar 14V. Untuk lebih memahami cara kerja ZD dan SCR tersebut, perhatikan
gambar 3.45 di bawah ini:
138
Gambar 3. 45 Rangkaian sistem pengisian yang dilengkapi voltage regulator dan rectifier
Cara Kerja Sistem Pengisian Generator AC Arus AC yang dihasilkan alternator disearahkan oleh rectifier
dioda. Kemudian arus DC mengalir untuk mengisi baterai. Arus juga mengalir menuju voltage regulator jika saklar untuk
penerangan biasanya malam hari dihubungkan. Pada kondisi siang hari, arus listrik yang dihasilkan lebih sedikit karena tidak
semua kumparan coil pada alternator digunakan. Pada saat tegangan dalam baterai masih belum mencapai
tegangan maksimum yang ditentukan, ZD masih belum aktif off sehingga SCR juga belum bekerja. Setelah tegangan yang
dihasilkan sistem pengisian naik seiring dengan naiknya putaran mesin, dan telah mencapai tegangan tembus ZD,
maka ZD akan bekerja dari arah kebalikan katoda ke anoda menuju gate pada SCR.
Selanjutnya SCR akan bekerja mengalirkan arus ke massa. Saat ini proses pengisian ke baterai terhenti. Ketika tegangan
baterai kembali menurun akibat konsumsi arus listrik oleh sistem kelistrikan misalnya untuk penerangan dan telah
berada di bawah tegangan tembus ZD, maka ZD kembali bersifat sebagai dioda biasa. SCR akan menjadi off kembali
sehingga tidak ada aliran arus yang di buang ke massa. Pengisian arus listrik ke baterai kembali seperti biasa. Begitu
seterusnya proses tadi akan terus berulang sehingga pengisian baterai akan sesuai dengan yang dibutuhkan. Inilah yang
dinamakan proses pengaturan tegangan pada sistem pengisian yang dilakukan oleh voltage regulator.