Kesembuhan Katarak Faktor yang Mempengaruhi Kesembuhan

visual. Sedangkan Cook dkk 2011 menyatakan tidak ada perbedaan hasil ketajaman visual pada hari pertama, namun pada minggu ke 8 ada perbedaan ketajaman pengelihatan yang diukur dengan menggunakan kacamata p=0,03 dan tanpa menggunakan kacamata p=0,02, diamana Phaco lebih baik dari SICS.

2.3 Kesembuhan Katarak

Menurut Perdami Kesembuhan katarak ditandai dengan tajam penglihatan tanpa koreksi adalah ≥618 pada 4 minggu pasca operasi. Kesembuhan katarak dapat juga di tandai dengan pemberian kacamata pada minggu keempat kunjungan pasca operasi. Pada kunjungan ketiga refraksi dapat dilakukan. Jika mata sudah tenang dan stabil maka pasien akan di berikan kacamata AOA, 2004.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kesembuhan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sebuah waktu kesembuhan penyakit. Pada penelitian sebelumnya, faktor demografi, variable klinis dan teknik operasi diakatakan dapat mempengaruhi kesembuhan pasien Fermont, dkk, 2014. Menurut Effendy 1998, rendahnya angka kesembuhan berkaitan dengan karakteristik penderita diantaranya umur, jenis kelamin, dan tipe penyakit karena terjadinya perubahan keadaan fisiologis, imunitas, dan perubahan kebiasaan makanan atau perilaku hidup sehat. Kesembuhan pasien katarak ditandai dengan tajam pengelihatan yang dihasilkan pasca operasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi tajam pengelihatan pasca operasi katarak adalah riwayat penyakit mata selain katarak seperti glaukoma, miopia tinggi, degenerasi makula dan ablasio retina serta riwayat penyakit sistemik, seperti diabetes mellitus. Teknik operasi dan komplikasi pasca operasi juga mempengaruhi kesembuhan pasien Limburg, dkk, 2005. Belum ada penelitian mengenai faktor-faktor yang mepengaruhi waktu kesembuhan pasien katarak pasca operasi katarak, namun ada beberapa penelitian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi waktu kesembuhan penyakit lain, diantaranya : 1. Jenis Operasi Variasi kesmbuhan katarak dapat dipengaruhi oleh teknik operasi yang dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya didapatkan bahwa waktu sembuh kelompok Phacoemulsification 8,1 kali lebih cepat di bandingkan dengan kelompok control Rotchford, 2007. Gogate dkk 2005 menyimpulkan bahwa fakoemulsifikasi dan SICS aman dan efektif untuk rehabilitasi visual pasien katarak. Mereka juga menyimpulkan bahwa fakoemulsifikasi memberikan ketajaman penglihatan yang diukur tanpa menggunakan kacamata atau lensa kontak lebih baik dalam proporsi yang lebih besar dari pasien pada 6 minggu. Berdasarkan hasil penelitian Ruit, dkk 2007, pada enam bulan, pada kelompok fakoemulsifikasi hasil visual lebih baik, dengan lebih banyak pasien memiliki lebih dari atau sama dengan 2030 hasil visual yang baik dengan koreksi 94 dan tanpa koreksi 54. Sedangkan pada kelompok SICS 32 tanpa koreksi dan 89 dari pasien dengan kacamata melihat lebih baik dari atau sama dengan 2030. Ada beberapa kemungkinan alasan untuk hasil visual yang lebih baik pada kelompok fakoemulsifikasi dibandingkan dengan kelompok SICS. Penjelasan yang paling mungkin karena tingkat kekeruhan kapsul posterior yang lebih besar terjadi pada kelompok SICS. 2. Umur Umur adalah lamanya waktu hidup yaitu terhitung sejak lahir sampai dengan sekarang. Penentuan umur dilakukan dengan menggunakan hitungan tahun Chaniago, 2002. Menurut Hurlock 1998 semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Menurut Suryabudhi 2003 seseorang yang menjalani hidup secara normal dapat diasumsikan bahwa semakin lama hidup maka pengalaman semakin banyak, pengetahuan semakin luas, keahliannya semakin mendalam dan kearifannya semakin baik dalam pengambilan keputusan tindakannya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kesembuhan penyakit lebih kecil 1,6 kali pada umur muda dibandingkan dengan umur tua Zubaidah, 2013. Umur diidentifikasi sebagai faktor yang berhubungan signifikan dengan hasil visual yang lebih buruk Norregaard et al., 1998, dengan pasien berusia 90 tahun ke atas memiliki empat kali risiko hasil visual yang buruk bila dibandingkan dengan mereka yang berusia 50 sampai 59 tahun Desai, Minassian Reidy, 1999. Khanna, dkk 2012 menyatakan bahwa kelompok umur memilik pengaruh bermakna terhadap waktu kesembuhan dilihat dari hasil ketajaman visual pasca operasi p0,001. Hal ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa semakin tua umur semakin akan dikaitkan dengan tingginya prevalensi riwayat penyakit yang diderita, seperti penyakit penyerta mata miopia, diabetes militus dan hipertensi Hashemi dkk, 2012. 3. Jenis Kelamin Menurut Hungu 2007 jenis kelamin seks adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Perempuan cenderung lebih memperhatikan kesehatannya di bandingkan dengan laki-laki. Namun, hasil dari survei Pakistan dan studi dari Rajasthan di India menunjukkan bahwa perempuan memiliki hasil visual yang lebih buruk dibandingkan dengan laki-laki Bourne et al., 2007;Murthy et al., 2001. Ruit, ddk 2007 juga menyatakan bahwa laki-laki memiliki kencenderungan yang lebih untuk mencapai ketajaman visual terbaik, 618 dalam 40 hari dibandingkan perempuan. Khanna, dkk 2012 yang menyatakan bahwa perempuan memiliki kecenderungan terhadap waktu kesembuhan yang lebih lama jika dilihat dari ketajaman visual pasca operasi, sehingga jenis kelamin tetap dimasukkan kedalam model. Jika dilihat dari distribusinya, perempuan cenderung menggunakan jenis operasi SICS, sehingga ada kemungkinan komplikasi yang lebih banyak terjadi pada perempuan yang membuat perempuan memiliki waktu kesembuhan lebih lama dibandingkan dengan laki-laki Khanna dkk 2012 ; Hashemi dkk, 2012. 4. Riwayat Penyakit Riwayat penyakit lain yang di derita pasien dapat mempengaruhi waktu kesembuhan, seperti jika pasien menderita penyakit Diabetes Mellitus DM. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari 2011, pasien dengan riwayat penyakit DM 6,264 kali lebih lama penyembuhannya dibandingkan dengan pasien yang tidak memiliki riwayat DM. Pemeriksaan mengungkapkan bahwa 127 dari 177 mata 71,7 setelah 12 sampai 18 bulan dari ekstraksi katarak memiliki hasil visual yang buruk karena gangguan mata pra operasi. Berbagai kondisi mata pra operasi yang bertanggung jawab untuk pencapaian visual yang buruk di 127 mata adalah climatic droplet keratopathy CDK dan trachomatous corneal scarring, mewakili 40,9 kasus, glaucoma, penyakit makula dan retina merupakan 25,9 dari kasus Salem, 1987. 5. Komplikasi Sebanyak 31 mata 15,8 setelah 12 sampai 18 bulan dari ekstraksi katarak memiliki hasil visual yang buruk karena komplikasi bedah. Jenis komplikasi yang dialami adalah ablasi retina 32,3, vitreous heamorrhage 25,8, Cystoid Macular Edema CME dan endophthalmitis masing-masing sebesar 9,7 Salem, 1987. Pada dasarnya, Phaco dan SICS menghasilkan komplikasi yang sedikit. Namun, jika dibandingkan dengan Phaco, ada risiko antigmatisme dan edema kornea yang lebih pada SICS Bougton B, 2009. Ruit, dkk 2010 menambahkan bahwa lebih banyak risiko kekeruhan posterior kapsular pada kelompok SICS dibandingan dengan kelompok Phaco dan juga sering terjadi luka iris pada teknik SICS. Hal ini disebabkan karena ukuran sayatan pada teknik SICS lebih besar dibandingkan dengna Phaco yaitu sekitar 6 mm dan seringkali memerlukan jahitan. Berdasarkan hal tersebut, seringkali terjadinya kesalahan saat membuat sayatan Bougton B, 2009.

2.5 Waktu Kesembuhan