64 Sedangkan, Longenecker Cs. dalam buku Kepemimpinan Kepala
Sekolah Wahjosumidjo, 2002:101 berpendapat bahwa berdasarkan hasil analisis kegiatan manajerial, mengidentifikasi adanya landasan
utama fungsi-fungsi manajemen, yaitu: a Planning and decision making; b Organizing for effective performance; c Leading and
motivating; d Controlling performance.
3. Kepala Sekolah Sebagai Seorang Pemimpin
Diantara pakar yang membicarakan masalah kepemimpinan adalah Koontz, O’Donnel dan Weihrich. Di dalam bukunya yang berjudul
“Management”, cetakan ketujuh, tahun 1980, antara lain dikemukakan, bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan secara
umum, merupakan pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang lain, sehingga mereka dengan penuh kemauan berusaha ke
arah tercapainya tujuan organisasi. Leadership is generally defined simply as influence, the art or process of influencing
people so that they will strive willingly toward the achievement of group goals. Dari konsep tersebut dapat dikembangkan lebih jauh
makna yang terkandung di dalamnya. Makna kata, ”kemauan keras berusaha” di dalamnya mencerminkan keinginan keras dengan
penuh semangat dan percaya diri to work with real and confidence. Wahjosumidjo, 2002:103
Kata “memimpin” mempunyai arti: memberikan bimbingan,
menuntun, mengarahkan dan berjalan di depan precede. Pemimpin berperilaku untuk membantu organisasi dengan kemampuan maksimal
dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah satu kekuatan penting dalam rangka
pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi
65 kepemimpinan adalah kepengikutan followership, kemauan orang
lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin, itulah yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Dengan kata lain
pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan. Wahjosumidjo, 2002:104
Selanjutnya, Koontz dalam buku Kepemimpinan Kepala Sekolah Wahjosumidjo, 2002:105 memberikan definisi fungsi kepemimpinan
sebagai berikut: “The function of leadership, therefore, is to induce or persuade all subordinates of followers to contribute willingly to
organizational goals in accordance with their maximum capability” Mengacu definisi di atas, agar para bawahan dengan penuh
kemauan serta sesuai dengan kemampuan secara maksimal berhasil mencapai tujuan organisasi, pemimpin harus mampu membujuk to
induce dan meyakinkan persuade bawahan. Pendapat berbeda mengenai peranan kepemimpinan, dibicarakan
pula H.G.Hicks dan C.R.Gullet di dalam bukunya yang berjudul Organization Theory and Behavior. Menurut Hick delapan rangkaian
kepemimpinan leadership functions, yaitu: adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa
aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan yang terakhir bersedia menghargai. Wahjosumidjo, 2002:106
66 Sehingga menurut Wahjosumidjo 2002:118 dapat dirumuskan,
dengan memperhatikan
fungsi-fungsi kepemimpinan
yang dikemukakan oleh Koontz maupun Hick Cs, terasa masih sangat
relevan, bahkan diperlukan oleh para kepala sekolah. Dari kedua pendapat tersebut pada intinya, kepala sekolah sebagai pemimpin
dituntut selalu: a Bertanggung jawab agar para guru, staf dan siswa menyadari
akan tujuan sekolah yang telah ditetapkan, dengan kesadaran tersebut para guru, staf, dan siswa dengan penuh semangat,
keyakinan melaksanakan tugas masing-masing dalam mencapai tujuan sekolah; b Agar guru, staf, dan siswa melaksanakan tugas-
tugas dengan penuh kesadaran, maka setiap kepala sekolah bertanggung jawab untuk menyediakan segala dukungan,
peralatan, fasilitas, berbagai peraturan dan suasana yang mendukung kegiatan; c Kepala sekolah harus pula mampu
memahami motivasi setiap guru, staf, dan siswa, mengapa mereka bersikap dan berperilaku baik yang bersifat positif maupun reaksi
yang tidak mendukung; d Kepala sekolah harus selalu tampak sebagai sosok yang selalu dihargai, terpercaya, diteladani, dituruti
segala perintahnya, sehingga kepala sekolah sebagai seorang pemimpin betul-betul berfungsi sebagai sumber inspirasi bawahan;
e Kepala sekolah harus selalu dapat menjaga memelihara keseimbangan antara guru, staf dan siswa di satu pihak dan
kepentingan sekolah serta kepentingan masyarakat di pihak lain. Sehingga, tercipta suasana keseimbangan, keserasian antara
kehidupan sekolah dengan masyarakat equilibrium; f Tipe kepala sekolah harus menyadari bahwa esensi kepemimpinan
adalah kepengikutan the followership. Artinya kepemimpinan tidak akan terjadi apabila tidak didukung pengikut atau bawahan.
Bawahan dalam hal ini adalah para guru, staf dan siswa; g Memberikan bimbingan, mengadakan koordinasi kegiatan,
mengadakan
pengendalianpengawasan dan
mengadakan pembinaan agar masing-masing anggotabawahan memperoleh
tugas yang wajar dalam beban dari hasil usaha bersama; h Untuk mengatasi permasalahan mata rantai pengelolaan kepala sekolah
yang sebenarnya sangat menentukan terciptanya kepala sekolah yang profesional, dipakailah pendekatan “kerangka pikir BB
model”.
67
D. Penelitian yang Relevan