B. Pembahasan
1. Pengaruh sudut serang
Data penelitian pada gambar 4.1, 4.2 dan 4.3 menunjukan bahwa besarnya koefisien perpindahan kalor h pada sudut serang 90
o
, 60
o
dan 30
o
memberikan hasil yang berbeda. Pada sudut serang 30
o
mempunyai nilai koefisien perpindahan kalor paling besar, kemudian diikuti sudut serang 60
o
dan 90
o
. Sesuai teori aliran fluida yang melintasi silinder lapis batas yang
terbentuk dipengaruhi oleh gradien tekanan yang negatif dan gradien kecepatan yang positif dalam arah x. Tetapi sampai pada jarak tertentu
terdapat gardien tekanan dan gradien kecepatan dalam arah x sama dengan nol terjadi daerah aliran terpisah, kemudian terjadi lagi pengurangan kecepatan
sampai pada gradien tekanan menjadi positif dan gradien kecepatan negatif dalam arah x terjadi pembalikan arah aliran.
Dari teori di atas dapat dipahami bahwa pada plat lengkung dengan sudut serang 30
o
dimungkinkan terjadi daerah aliran terpisah separated flow region dan daerah pembalikan arah aliran, sehingga memungkinkan terjadi
resirkulasi aliran udara pada permukaan benda uji yang mengakibatkan pola aliran menjadi tidak teratur timbulnya wake sehingga pengurangan massa
menjadi lebih banyak, dengan demikian koefisien perpindahan kalor besar. Pada plat lengkung dengan sudut serang 60
o
terjadi kecenderungan yang sama dengan plat lengkung dengan sudut serang 30
o
, namun resirkulasi aliran udara tidak sebanyak yang terjadi pada sudut serang 30
o
, sedangkan pada sudut
serang 90
o
dapat dikatakan bahwa tidak terdapat daerah aliran terpisah pada permukaan benda uji sehingga memungkinkan tidak terjadi reisrkulasi aliran
udara. Hal ini mengakibatkan pengurangan massa menjadi lebih sedikit sehingga koefisien perpindahan kalor kecil.
Secara umum kenaikan koefisien perpindahan kalor pada sudut serang 30
o
adalah 3,4 terhadap sudut serang 60
o
dan 20,1 terhadap sudut serang 90
o
.
2. Pengaruh aspek rasio
Data penelitian pada gambar 4.4, 4.5 dan 4.6 menunjukan bahwa besarnya koefisien perpindahan kalor h pada aspek rasio ½ , 23 dan 1
memberikan hasil yang berbeda. Pada aspek rasio ½ mempunyai nilai koefisien perpindahan kalor paling besar, kemudian diikuti aspek rasio 23 dan
1.
Semakin besar aspek rasio pada plat lengkung koefisien perpindahan kalor cenderung menurun dengan bertambahnya lebar plat. Penurunan ini
diakibatkan karena luas permukaan yang semakin besar, meskipun massa yang berkurang lebih banyak pada plat lengkung yang mempunyai aspek rasio
besar, namun bertambahnya pengurangan massa tersebut tidak sebanding dengan bertambahnya luas permukaan plat.
Penurunan nilai koefisien perpindahan kalor pada plat lengkung dengan aspek rasio yang besar tidak mengakibatkan laju perpindahan kalornya
menurun, laju perpindahan kalor justru meningkat akibat luas permukaan yang
semakin besar. Hal ini menunjukan bahwa meskipun nilai koefisien perpindahan kalor menurun namun perluasan permukaan plat lengkung masih
efektif untuk meningkatkan laju perpindahan kalor. Secara umum penurunnan koefisien perpindahan kalor pada aspek
rasio ½ adalah 6,56 terhadap aspek rasio 23 dan 28,45 terhadap aspek rasio 1.
3. Pengaruh kecepatan