Subyek Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Teknik Pengumpulan Data

44 44 sebelumnya. Selain itu peneliti juga menempuh proses triangulasi data yang dibandingkan dengan teori kepustakaan. Pada tahap ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2016.

C. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai subyek adalah wirausaha muda di Kota Magelang yang berjumlah tiga orang. Ditentukannya ketiga subyek tersebut menggunakan teknik “purposive” agar sesuai dengan tujuan penelitian yang ditetapkan oleh peneliti. Ditentukannya wirausaha muda di Magelang sebagai subyek penelitian dikarenakan mulai banyak remaja yang memutuskan untuk berwirausaha daripada bekerja sebagai pegawai kantoran dan masih sedikitnya penelitian mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pengambilan keputusan karir pada wirausaha muda di Kota Magelang. Melihat keterbatasan peneliti dan pendekatan penelitian yang digunakan, maka subyek penelitian ditentukan berdasarkan ciri dan karakteristik tertentu. Adapun ciri dan karakteristik yang digunakan yaitu : 1 berprofesi sebagai wirausaha, 2 berdomisili di Kota Magelang, 3 berjualan di lapangan Rindam IV Diponegoro, 4 tergolong pada usia dewasa awal usia 20 tahun sampai dengan 30 tahun, dan 5 belum menikah. Hal ini dilakukan agar peneliti lebih mudah dalam melakukan penelitian. 45 45

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Magelang, khususnya berada ditempat tinggal subyek danatau di lokasi subyek berjualan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2016.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengambilan data meliputi angketkuesioner, wawancara, dan observasi. Berikut penjelasan singkat mengenai ketiganya: 1. Angket atau Kuesioner Menurut Nurul Zuriah 2006: 182, angketkuesioner adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Kuesioner seperti halnya wawancara, dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang diri responden atau informasi tentang oranglain. Adapun tujuan penggunaan kuesioner, yaitu 1 memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian dan 2 memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin. S. Margono 1997 mengemukakan, kuesioner diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut: a. Kuesioner Berstruktur Kuesioner ini disebut juga kuesioner tertutup, berisi pertanyaan- pertanyaan yang disertai sejumlah alternative jawaban yang 46 46 disediakan. Responden dalam menjawab terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan. b. Kuesioner tak Berstruktur Kuesioner ini disebut juga kuesioner terbuka, dimana jawaban dari responden terhadap setiap pertanyaan kuesioner ini dapat diberikan secara bebas menurut pendapat sendiri. c. Kuesioner Kombinasi Berstruktur Dan Tak Berstruktur Sesuai dengan namanya, pertanyaan ini di satu pihak memberi alternatif jawaban yang harus dipilih, dilain pihak memberi kebebasan kepada responden untuk menjawab secara lanjutan dari jawaban pertanyaan sebelumnya. d. Kuesioner Semi Terbuka Kuesioner yang memberi kebebasan kemungkinan menjawab, selain dari alternatif jawaban yang sudah disediakan. Angketkuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan angketkuesioner tak berstruktur atau disebut juga dengan kuesioner terbuka. Penggunaan angketkuesioner model ini bertujuan agar responden dapat bebas dalam memberikan jawaban mengenai pertanyaan yang telah diberikan mengenai apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pengambilan keputusan karirnya sebagai wirausaha muda. 47 47 2. Wawancara In-depth Interview Menurut Nasution 2011: 113 wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal. Komunikasi dilakukan secara berhadapan face to face, namun komunikasi juga dapat dilakukan melalui telepon. Dalam melakukan interview diperlukan kemampuan mengajukan pertanyaan yang dirumuskan secara tajam, halus, tepat, dan kemampuan untuk menangkap buah pikiran orang lain dengan cepat. Sejalan dengan itu Lexy J. Moleong 2005: 186 mengemukakan wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Sugiyono 2011: 319 menjelaskan macam-macam wawancara diantaranya yaitu 1 wawancara terstruktur, 2 semi terstruktur, dan 3 wawancara tidak terstruktur. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Wawancara Terstruktur Structured Interview Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam hal ini peneliti harus lebih dahulu menyiapkan instrumen berupa pertanyaan- pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan juga. 48 48 b. Wawancara Semi Struktur Semistructure Interview Jenis wawancara ini sudah termasuk ke dalam kategori In- depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuannya adalah untuk menemukan permasalahan dengan lebih terbuka dimana pihak yang diwawacarai diminta berpendapat dan ide-idenya. c. Wawancara Tak Berstruktur Unstructured Interview Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur dan semi terstruktur agar dapat menggali permasalahan yang dikaji. Dalam pelaksanaannya, wawancara ini dilakukan secara bebas, dalam suasana tidak terlalu formal, tidak terlalu ketat, tetapi pertanyaan yang diajukan tetap mengarah pada fokus masalah penelitian. Suasana yang tidak terlalu formal disini bertujuan agar subyekinforman jangan sampai merasa sebagai pihak yang diinterogasi dan tidak merasa nyaman yang nantinya akan mempengaruhi subyektifitas dan validitas data yang diperoleh. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan tujuan untuk 49 49 mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir pada wirausaha muda. 3. Observasi Pengamatan Sutrisno Hadi Sugiyono, 2010: 203 mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan. Dalam melaksanakan pengamatan, sebelumnya peneliti mengadakan pendekatan dengan subjek penelitian sehingga terjadi keakraban antara peneliti dengan subjek penelitian. Spardley dalam H.B. Sutopo, 2002: 65 menjelaskan bahwa pelaksanaan dalam observasi dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu: a. Observasi Berperan Serta Observasi jenis ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Dalam observasi berperan serta dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu berperan aktif dan berperan pasif. Observasi berperan aktif artinya dalam penelitiannya, peneliti ikut aktif terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh subyek. Hal ini berbeda dengan observasi berperan pasif, dalam observasi jenis ini peneliti hanya sekedar mengamati kegiatan yang dilakukan oleh subyek dan sama sekali tidak melakukan kegiatan yang dilakukan oleh subyek tersebut. 50 50 b. Observasi Non PartisipanTidak Berperan Serta Dalam observasi ini peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. H.B Sutopo 2002: 65 menyebutkan bahwa observasi tidak berperan serta ini kehadiran peneliti tidak diketahui oleh subyek yang diamati. Oleh karena itu observasi tidak berperan serta ini dapat dilakukan dari jarak jauh. c. Observasi Berperan Penuh Menurut Ali dalam Nana Sudjana dan Rudi Susilana, 2004: 25 observasi partisipasi adalah observasi dimana peneliti ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi subyek yang diteliti. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi berperan pasif, dalam observasi jenis ini peneliti hanya sekedar mendatangi lokasi penelitian tetapi sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain hanya sebatas pengamat pasif artinya peneliti hanya sekedar mengamati aktivitas dan perilaku subyek yang diteliti dan sebagainya.

F. Instrument Penelitian