Draft KWU Kelompok 7

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang

Perkembangan jaman yang semakin maju, menjadikan pola hidup manusia semakin konsumtif. Terutama dalam memilih makanan. Banyak masyarakat yang memilih makanan berlabel Internasional dari pada produk lokal. Semisal pizza, hotdog, burger, cake, spaghetti, dan lain sebagainya yang menjadi tren dikalangan anak muda masa kini. Dengan Cake in Jar menjadi salah satu produk yang digandrungi para pemuda jaman sekarang. Namun disini, kami berinisiatif untuk mengubah komposisi yang biasa menggunakan bahan-bahan sebagai dessert dirubah dengan bahan-bahan untuk makanan berat. Kita tahu bahwa orang Indonesia seringkali tidak sempat untuk sarapan ataupun makan siang. Maka dari itu, kita memanfaatkan jar (toples) sebagai tempat produk kami agar mudah dibawa kemanapun dan kapanpun. Untuk mendapatkan produk kami, konsumen tidak perlu menguras kantong karena harganya cukup ekonomis namun dengan kualitas yang terbaik dan bergizi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

 Bagaimana mengembangkan usaha Spicy Cake in Jar dalam ruang lingkup usaha yang lebih luas?

 Bagaimana cara pemasaran Spicy Cake in Jar?

 Bagaimana strategi memperoleh keuntungan yang berkelanjutan dalam usaha produk Spicy Cake in Jar?

1.3 TUJUAN

 Untuk Mengetahui Pembuatan “BITTEN BEET” spicy cake in jar.  Untuk mengetahui strategi pemasaran “BITTEN BEET” spicy cake in


(2)

1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN

Target luaran yang diharapkan dari usaha ini, yaitu dapat menghasilkan produk makanan yang berkualitas, praktis, dan ekonomis sebagai upaya untuk memanfaatkan sumber daya lokal, salah satunya dari sayur-mayur lokal. Pengembangan inovasi produk pangan ini ditujukan pada konsumen yang susah menyempatkan diri untuk mencari sarapan dan makan siang. Nantinya, diharapkan Spicy Cake in Jar ini dapat diminati oleh masyarakat luas mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Dan diharapkan kegiatan ini dapat memberi manfaat kepada kawula muda untuk

lebih inovatif lagi kedepannya.

1.5 Visi dan Misi Usaha

Visi Usaha : Menjadikan BITTEN BEET menjadi alternatif makanan sehat bergizi dan inovatif yang dapat diterima/disukai berbagai macam kalangan. Misi usaha :

 Mengkomposisikan produk berdasarkan bahan – bahan alami yang sehat bergizi dan bekualitas tinggi.

 Memberikan inovasi dan varian baru dalam tiap tahap produksinya.

BAB 3


(3)

2.1 Gambaran Umum Pasar (STP) Segmen Pasar

BITTEN BEET! Atau spicy cake in jar yang berjenis makanan/ cemilan dalam toples yang biasanya ditawarkan dengan varian buah – buahan maupun sereal dan berbagai macam jenis cake ini adalah versi lain dari cake in jar. Apabila biasanya cake in jar yang berorientasi pada makanan yang manis, disini kami memodifikasi untuk varian rasanya agar tidak seperti cake in jar biasa yang manis, BITTEN BEET Hadir dengan rasa pedas dan sensasi panas yang tercipta dari kombinasi setiap bahan yang sehat dan alami. BITTEN BEET bersegmen pasar luas untuk semua kalangan baik kalangan atas, menengah maupun bawah karena BITTEN BEET memiliki rasa yang cocok untuk kebanyakan lidah masyarakat Indonesia yang suka akan rasa pedas dan harga yang terjangkau sehingga semua kalangan dapat membeli produk kami tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar untuk menikmati sensasi pedas dalam sebuah toples.

Target Pasar

Konsumen utama yang menjadi target pemasaran produk kami ialah terutama kalangan mahasiswa yang dalam kegiatannya sehari-hari dituntut cepat dan instan. Mahasiswa dengan kegiatan yang padat tentu saja membutuhkan asupan nutrisi dari makanan agar tetap sehat. Makanan dengan nutrisi yang lengkap sulit untuk dipenuhi oleh mahasiswa karena kegiatannya yang padat. Oleh sebab itu, makanan dengan basic massa yang tidak terlalu besar, instan serta bernutrisi dibutuhkan mahasiswa untuk dikonsumsi disela-sela kesibukannya. Produk yang kami tawarkan berbasic massa yang tidak terlalu besar namun nutrisi yang terkandung didalamnya tergolong tinggi karena tidak hanya mengandung karbohidrat melainkan juga mengandung protein, lemak serta vitamin. Sehingga produk kami sangat sesuai dengan kebutuhan mahasiswa disela-sela kepadatannya.


(4)

Positioning

Ditengah-tengah persaingan dengan usaha yang sejenis, produk yang kami tawarkan memiliki perbedaan dibandingkan dengan yang lain berupa bahan utama yang digunakan serta citarasanya tidak seperti produk sejenis pada umumnya yaitu bercita rasa pedas. BITTEN BEET memeliki peluang dalam pemasaran yang lebih unggul karena selain cita rasa yang ditawarkan berbeda dengan cake in jar pada umumnya, BITTEN BEET menawarkan hara yang jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan dengan lainnya yang berkisar antara Rp. 15.000,- sampai dengan Rp. 20.000,- per buahnya, sedangkan harga yang ditawarkan BITTEN BEET cake in jar ialah Rp. 4.000,-. Hanya dengan Rp. 4.000,- saja para komsumen sudah dapat menikmati cake in jar. Sehingga BITTEN BEET memiliki prospek kedepan yang baik bersaing dengan perusahan yang sama-sama bergerak di bidang cake in jar dengan menawarkan berbagai kelebihan dibandingkan dengan lainnya.

Permintaan

Tahun Perkiraan Permintaan

( dalam Unit )

2015 20 juta

2016 40 juta

2017 60 juta

Penawaran

Kitchen sundae Kapasitas Produksi / Tahun ( dalam Unit )

2015 15 juta

2016 30 juta


(5)

 Proyeksi penawaran dalam beberapa periode / tahun mendatang. Proyeksi penawaran disesuaikan dengan permintaan seperti kenaikan x % per tahun sesuai pertumbuhan ekonomi.

Tahun Perkiraan Penawaran

( dalam Unit )

2015 15 juta

2016 10 juta

2017 15 juta

2.2 Rencana Penjualan dan Strategi 2.2.1 Rencana Penjualan 2.2.2 Strategi Pemasaran

Analisi 7P  Product

BITTEN BEET yang kami tawarkan memiliki keunikan dari segi cita rasa serta bahan utama yang digunakan. Cita rasa yang ditonjolkan dalam produk ini ialah cita rasa pedas yang berasal dari sambal akar beet yang termasuk bahan utama. Selain bahan utama berupa saus beet, bahan utama lain yang digunakan ialah roti gandum, ayam crispy dan sayur sawi putih, tomat segar dan tortilla chips yang apabila dipadukan akan menjadi makanan yang bernutrisi mengandung karbohidrat, protein, vitamin dan lemak. Selanjutnya setiap bahan ini akan disusun dengan berbagai lapisan, sehingga apabila dilihat dari jar maka akan tampak cantik dengan berbagai lapisan yang memadu padankan warna dengan baik. Lapisan paling bawah adalah roti gandum yang sudah dipotong agak kecil yang bertujuan untuk memepemudah konsumen untuk merasakannya. Diatas roti terdapat sayuran sawi hijau yang kemudian diatas sayuran tersebut juga diletakkan saus bit yang menjadi ciri khis bitten beat. Bagian atas merupakan tortilla chip yang digabungkan dengan ayam crispy.

Price

Harga yang kami tawarkan perunit untuk produk kami adalah sebesar Rp. 4.000,-. Harga sebesar Rp. 4.000,- apabila dilihat dari bahan baku yang kami gunakan tergolong harga yang terjangkau dan murah


(6)

dimana harga bahan baku buah bit yang kami gunakan mahal ditambah lagi dengan adanya ayam crispy serta tortilla chip, sehingga harga yag kami patok ialah Rp. 4.000,-. Selain mempertimbangkan kualitas bahan yang kami pilihkan sebagai komposisi dari BITTEN BEET itu sendiri dan mematok harga sebesar Rp. 4.000,- hal lain yang mempengaruhi pematokan harga tersebut adalah kemasan kami yang lebih ekonomis dibandingkan dengan jar pada umumnya yang terbuat dari gelas dan tentu saja lebih mahal. Oleh sebab itu BITTEN BEET mampu dan berani untuk menawarkan produk dengan harga yang terjangkau bahkan murah.

Promotion

Pemasaran produk dilakukan melalui iklan berupa brosur, spanduk, poster, facebook dan twitter, dapat juga dilakukan dengan cara sales promotion yaitu dengan membuat stand serta personal selling.

Placement

Pendistribusian produk kami lakukan secara langsung ke konsumen dengan sistem delivery-order apabila terdapat konsumen yang memesan melalui media elektronik facebook atau twitter. Sedangkan apabila terdapat konsumen yang memesan secara langsung maka produk akan diberikan saaat itu juga secara langsung.

People

Penjual dan pemilik usaha diharapkan agar lebih aktif dan tidak pasif terutama dalam rangka promosi produk agar semakin banyak masyarakat yang mengenal produk ini sehingga permintaan akan produk juga semakin meningkat. Permintaan akan produk yang semakin meningkat tiap tahunnya, menuntut penjual dan pemilik usaha harus gigih dan memiliki semangat yang tinggi. Selain pemilik yang harus bersikap aktif, pegawai maupun karyawan juga harus dituntuk aktif, disiplin, jujur, kreatif serta inovatif karena dengan karyawan yang bersikap seperti itu maka perusahaan akan selalu mendapatkan ide baru yang menarik sehingga tidak akan kalah bersaing dengan pengusaha yang lain. Karyawan yang disipin dan jujur akan meningkatkan kualitas kinerja dari perusahaan sehingga perusahaan berpeluang untuk maju semakin pesat.  Process


(7)

Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses produksi yang baik ataupun proses pelayanan terhadap konsumen.

Physical Evidence

Penampilan fisik menarik berupa banyaknya lapisan (layer) yang berwarna-warni dalam wadah transparan sehingga lapisan warna-warni tersebut tampak dari luar dan dapat menarik perhatian konsumen. Selain warna yang menarik, kemasan yang praktis dan higienis juga harus diutamakan agar konsumen tidak kesulitan untuk membawanya. Peralatan makan berupa sendok plastik yang diberikan satu paket bersamaan dengan produk memudahkan konsumen untuk memakan produk tersebut tanpa mengotori tangan.

GAMBAR!!

BAB 3

METODE PELAKSANAAN Bahan:

 Bawang merah  Bawang putih  Cabai merah  Garam


(8)

 Gula

 Roti gandum  Bayam hijau  Bayam merah  Ayam goreng  Tepung crispy  Mentimun  Tomat

 Jeruk nipis (airnya)  Papikra kuning  Buah beet  Bawang bombay  Minyak

Alat :

 Jar/tempat selai bekas  Blender

 Kompor  Wajan  Spatula  Mangkuk  gelas Cara membuat:


(9)

 CAKE (BITTEN BEET) IN JAR

1. Letakkan semua bahan dari roti gandum, bayam merah, ayam cincang,

Paprika, Pasta beet pedas, bayam hijau, mentimun, tomat, paprika dan perasan jeruk nipis selapis demi selapis.

2. Masukkan ke dalam lemari pendingin.

3. Kocok saat akan dimakan agar dressing tercampur rata.  BITTEN BEET SAUCE

3.2 Tahap Pelaksanaan Kegiatan

BAB 4

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Biaya dan Kelayakan Usaha

A. Kebutuhan Pembiayaan/Modal Kerja

Uraian Banyaknya Harga/Unit Jumlah

(1) (2) (3 = 1 x 2)

a. Bahan Baku Sewa tempat (1 tahun)

Buah beet 31.000 Cabai merah

Bawang merah Bawang putih Tomat

Paprika Gula Garam Roti gandum Bayam hijau Bayam merah Jeruk nipis Mentimun Ayam Tepung Bawang bombay


(10)

b. Persediaan Bahan

c. Produk dalam proses

d. Piutang e. Uang Kas Jumlah

B. Analisa Biaya Tetap

Uraian Banyaknya Harga/Uni

t

Jumlah

(1) (3) (3 = 1 x 2)

a. Gaji 5 orang b. Penyusutan Blender

Teplon Jar/toples c. Bunga Pinjaman

d. Biaya

Pemasaran

Banner Brochure e. Biaya Lainnya Listrik

Air Jumlah

C. Analisa Biaya Tidak Tetap

Uraian Banyaknya Harga/Unit Jumlah

(1) (2) (3 = 1 x 2)

a. Upah

b. Biaya Bahan Jumlah

4.2.1 Analisa Kelayakan Usaha

Analisis investasi digunakan untuk mengukur nilai uang atau tingkat pengembalian dari investasi yang ditanamkan dalam suatu usaha pada masa yang akan datang. Hal ini sangat penting dilakukan sebelum implementasi investasi yang sering mempertaruhkan dana


(11)

yang sangat besar. Dengan melakukan berbagai macam simulasi tersebut, akan diketahui besarnya faktor-faktor resiko yang akan dihadapi, dan yang mempengaruhi layak atau tidaknya suatu rencana investasi. Beberapa metode analisa yang dapat dipergunakan adalah : A. Metode Non-Discounted Cash Flow

Non-Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan melihat kekuatan pengembalian modal tanpa mempertimbangkan nilai waktu terhadap uang (time value of money). Metode yang dipergunakan adalah Pay Back Period (PBP) Method, dengan formula umum sbb:

Total Investasi

Pay Back Period = --- x 1 tahun Net Income + Depreciation

Metode PBP merupakan alat ukur yang sangat sederhana, mudah dimengerti dan berfungsi sebagai tahapan paling awal bagi penilaian suatu investasi.Model ini umum digunakan untuk pemilihan alter-natif-alternatif usaha yang mempunyai resiko tinggi, karena modal yang telah ditanamkan harus segera dapat diterima kembali secepat mungkin. Kelemahan utama dari metode PBP ini adalah:

 Tidak dapat menganalisa penghasilan usaha setelah modal kembali.  Tidak mempertimbangkan nilai waktu uang

B. Metode Discounted Cash Flow

Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan melihat nilai waktu uang (time value of money) dalam menghitung tingkat pengembalian modal pada masa yang akan datang.

1. Net Present Value (NPV)

NPV didefinisikan sebagai selisih antara investasi sekarang dengan nilai sekarang (present value) dari proyeksi hasil-hasil bersih masa datang yang diharapkan. Dengan demikian, NPV dapat dirumuskan:


(12)

NPV = PV of Benefit – PV of Capital Cost atau karena PV = (C / (1+i)n),

maka:

C – C NPV =

(1 + i)n (1 + i)n

di mana: i = bunga tiap periode N = periode (tahun, bulan) - C = modal (capital) C = hasil bersih (proceed)

Kriteria yang dipergunakan dalam penilaian NPV adalah sbb:

1). Jika NPV = 0 (nol), maka hasil investasi (return) usaha akan sama dengan tingkat bunga yang dipakai dalam analisis, atau dengan kata lain usaha tidak untung maupun rugi (impas).

2). Jika NPV = – (negatif), maka investasi tersebut rugi atau hasilnya (return) di bawah tingkat bunga yang dipakai.

3). Jika NPV = + (positif), maka investasi tersebut mengun-tungkan atau hasilnya (return) melebihi tingkat bunga yang dipakai.

Kelemahan utama dari metode NPV ini adalah bahwa ia tidak menganalisis pemilihan alternatif usaha-usaha dengan jumlah investasi yang berbeda.

2. Profitability Index (PI)

Metode analisa PI sangat mirip dengan analisa NPV, karena kedu-anya menggunakan komponen perhitungan nilai-nilai sekarang (present value).Perbedaannya adalah bahwa satuan yang dipakai dalam NPV adalah nilai uang, sedangkan dalam PI adalah indeks. Rumus perhitungan PI adalah sebagai berikut:

PV of Benefit Profitability Index =

PV of Capital Cost

+ Σ

Σ


(13)

Kriteria penilaian investasi dengan menggunakan PI juga mirip dengan NPV, yaitu sebagai berikut:

- Jika PI > 1, maka investasi dikatakan layak - Jika PI < 1, maka investasi dikatakan tidak layak - Jika PI = 1, maka investasi dikatakan BEP

3. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return didefinisikan sebagai besarnya suku bunga yang menyamakan nilai sekarang (present value) dari investasi de-ngan hasil-hasil bersih yang diharapkan selama usaha berjalan.Patokan yang dipakai sebagai acuan baik tidaknya IRR biasanya adalah suku bunga pinjaman bank yang sedang berlaku, atau suku bunga deposito jika usaha tersebut dibiayai sendiri.

Perhitungan IRR secara manual cukup kompleks, karena harus menggunakan beberapa kali simulasi atau melakukan pola try and error. Namun demikian, untuk skenario dua nilai NPV yang telah diketahui sebelumnya, IRR dapat dirumuskan sebagai:

NPV1

IRR = i1 + (i2 – i1) x --- x 100%

(NPV1 – NPV2)

di mana: NPV1 harus di atas 0 (NPV1> 0)

NPV2 harus di bawah 0 (NPV2< 0)

4.1.3. Analisa Keuntungan

Analisa keuntungan ditujukan terhadap rencana keuntungan (pene-tapan keuntungan) dengan menyesuaikan atau set-up harga dan volu-me penjualan yang dapat diserap oleh pasar dengan mempertimbang-kan kebijaksanaan dari pesaing.Analisa keuntungan ini harus selalu dilakukan dalam atau dengan acuan periode tertentu.

1. Break Even Point (BEP)

Analisa BEP atau titik impas atau titik pulang pokok adalah suatu metode yang mempelajari hubungan antara biaya, keuntungan, dan volume


(14)

penjualan/produksi.Analisa yang juga dikenal dengan isti-lah CPV ( Cost-Profit-Volume) ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan minimal yang harus dicapai, di mana pada tingkat terse-but perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.

Dalam analisa BEP, faktor-faktor biaya dibedakan menjadi:

-Biaya semi variabel, yaitu biaya yang akan ikut berubah jum-lahnya dengan perubahan volume penjualan atau produksi, namun tidak secara proporsional. Biaya ini sebagian akan dibe-bankan pada pos biaya tetap, dan sebagian lagi akan dibeban-kan pada pos biaya variabel.

-Biaya variabel, adalah biaya yang akan ikut berubah secara pro-porsional dengan perubahan volume penjualan atau produksi.

-Biaya tetap, adalah biaya yang tidak akan ikut berubah dengan perubahan volume penjualan atau produksi.

Analisa BEP dihitung dengan formula sebagai berikut: Biaya Tetap

BEP = --- x 100% Hasil Penjualan – Biaya Variabel

atau dapat juga dituliskan sebagai: Biaya Tetap

BEP = Biaya Variabel

1 – Hasil Penjualan

Dengan demikian, rumusan untuk menetapkan penjualan minimal dari keuntungan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

Biaya Tetap + Laba

|


(15)

Minimal Penjualan = Biaya Variabel 1 –

Hasil Penjualan

LAMPIRAN 1. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA

LAMPIRAN 2. SUSUNAN ORGANISASI TIM KEGIATAN DAN PEMBAGIAN TUGAS

Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas Ketua : Prasetia (Mengkoordinir Kegiatan)

Sekretaris : Bintang (Mengkoordinir keperluan surat-surat maupun dokumen yang diperlukan)

Bendahara : Nur (Mengkoordinir Anggaran Dana)

Anggota : Sekar dan eva (Membantu dan ikut melaksanakan kegiatan dan bertanggungjawab atas jobdesc yang telah diberikan)

|

|


(1)

b. Persediaan Bahan

c. Produk dalam proses

d. Piutang e. Uang Kas Jumlah

B. Analisa Biaya Tetap

Uraian Banyaknya Harga/Uni

t

Jumlah

(1) (3) (3 = 1 x 2)

a. Gaji 5 orang

b. Penyusutan Blender Teplon Jar/toples c. Bunga Pinjaman

d. Biaya

Pemasaran

Banner Brochure e. Biaya Lainnya Listrik

Air Jumlah

C. Analisa Biaya Tidak Tetap

Uraian Banyaknya Harga/Unit Jumlah

(1) (2) (3 = 1 x 2)

a. Upah

b. Biaya Bahan Jumlah

4.2.1 Analisa Kelayakan Usaha

Analisis investasi digunakan untuk mengukur nilai uang atau tingkat pengembalian dari investasi yang ditanamkan dalam suatu usaha pada masa yang akan datang. Hal ini sangat penting dilakukan sebelum implementasi investasi yang sering mempertaruhkan dana


(2)

yang sangat besar. Dengan melakukan berbagai macam simulasi tersebut, akan diketahui besarnya faktor-faktor resiko yang akan dihadapi, dan yang mempengaruhi layak atau tidaknya suatu rencana investasi. Beberapa metode analisa yang dapat dipergunakan adalah : A. Metode Non-Discounted Cash Flow

Non-Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan melihat kekuatan pengembalian modal tanpa mempertimbangkan nilai waktu terhadap uang (time value of money). Metode yang dipergunakan adalah Pay Back Period (PBP) Method, dengan formula umum sbb:

Total Investasi

Pay Back Period = --- x 1 tahun Net Income + Depreciation

Metode PBP merupakan alat ukur yang sangat sederhana, mudah dimengerti dan berfungsi sebagai tahapan paling awal bagi penilaian suatu investasi.Model ini umum digunakan untuk pemilihan alter-natif-alternatif usaha yang mempunyai resiko tinggi, karena modal yang telah ditanamkan harus segera dapat diterima kembali secepat mungkin. Kelemahan utama dari metode PBP ini adalah:

 Tidak dapat menganalisa penghasilan usaha setelah modal kembali.  Tidak mempertimbangkan nilai waktu uang

B. Metode Discounted Cash Flow

Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan melihat nilai waktu uang (time value of money) dalam menghitung tingkat pengembalian modal pada masa yang akan datang.

1. Net Present Value (NPV)

NPV didefinisikan sebagai selisih antara investasi sekarang dengan nilai sekarang (present value) dari proyeksi hasil-hasil bersih masa datang yang diharapkan. Dengan demikian, NPV dapat dirumuskan:


(3)

NPV = PV of Benefit – PV of Capital Cost atau karena PV = (C / (1+i)n),

maka:

C – C NPV =

(1 + i)n (1 + i)n

di mana: i = bunga tiap periode N = periode (tahun, bulan) - C = modal (capital) C = hasil bersih (proceed)

Kriteria yang dipergunakan dalam penilaian NPV adalah sbb:

1). Jika NPV = 0 (nol), maka hasil investasi (return) usaha akan sama dengan tingkat bunga yang dipakai dalam analisis, atau dengan kata lain usaha tidak untung maupun rugi (impas).

2). Jika NPV = – (negatif), maka investasi tersebut rugi atau hasilnya (return) di bawah tingkat bunga yang dipakai.

3). Jika NPV = + (positif), maka investasi tersebut mengun-tungkan atau hasilnya (return) melebihi tingkat bunga yang dipakai.

Kelemahan utama dari metode NPV ini adalah bahwa ia tidak menganalisis pemilihan alternatif usaha-usaha dengan jumlah investasi yang berbeda.

2. Profitability Index (PI)

Metode analisa PI sangat mirip dengan analisa NPV, karena kedu-anya menggunakan komponen perhitungan nilai-nilai sekarang (present value).Perbedaannya adalah bahwa satuan yang dipakai dalam NPV adalah nilai uang, sedangkan dalam PI adalah indeks. Rumus perhitungan PI adalah sebagai berikut:

PV of Benefit Profitability Index =

PV of Capital Cost

+ Σ

Σ


(4)

Kriteria penilaian investasi dengan menggunakan PI juga mirip dengan NPV, yaitu sebagai berikut:

- Jika PI > 1, maka investasi dikatakan layak - Jika PI < 1, maka investasi dikatakan tidak layak - Jika PI = 1, maka investasi dikatakan BEP

3. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return didefinisikan sebagai besarnya suku bunga yang menyamakan nilai sekarang (present value) dari investasi de-ngan hasil-hasil bersih yang diharapkan selama usaha berjalan.Patokan yang dipakai sebagai acuan baik tidaknya IRR biasanya adalah suku bunga pinjaman bank yang sedang berlaku, atau suku bunga deposito jika usaha tersebut dibiayai sendiri.

Perhitungan IRR secara manual cukup kompleks, karena harus menggunakan beberapa kali simulasi atau melakukan pola try and error. Namun demikian, untuk skenario dua nilai NPV yang telah diketahui sebelumnya, IRR dapat dirumuskan sebagai:

NPV1

IRR = i1 + (i2 – i1) x --- x 100%

(NPV1 – NPV2)

di mana: NPV1 harus di atas 0 (NPV1> 0)

NPV2 harus di bawah 0 (NPV2< 0)

4.1.3. Analisa Keuntungan

Analisa keuntungan ditujukan terhadap rencana keuntungan (pene-tapan keuntungan) dengan menyesuaikan atau set-up harga dan volu-me penjualan yang dapat diserap oleh pasar dengan mempertimbang-kan kebijaksanaan dari pesaing.Analisa keuntungan ini harus selalu dilakukan dalam atau dengan acuan periode tertentu.

1. Break Even Point (BEP)

Analisa BEP atau titik impas atau titik pulang pokok adalah suatu metode yang mempelajari hubungan antara biaya, keuntungan, dan volume


(5)

penjualan/produksi.Analisa yang juga dikenal dengan isti-lah CPV (Cost-Profit-Volume) ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan minimal yang harus dicapai, di mana pada tingkat terse-but perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.

Dalam analisa BEP, faktor-faktor biaya dibedakan menjadi:

-Biaya semi variabel, yaitu biaya yang akan ikut berubah jum-lahnya dengan perubahan volume penjualan atau produksi, namun tidak secara proporsional. Biaya ini sebagian akan dibe-bankan pada pos biaya tetap, dan sebagian lagi akan dibeban-kan pada pos biaya variabel.

-Biaya variabel, adalah biaya yang akan ikut berubah secara pro-porsional dengan perubahan volume penjualan atau produksi.

-Biaya tetap, adalah biaya yang tidak akan ikut berubah dengan perubahan volume penjualan atau produksi.

Analisa BEP dihitung dengan formula sebagai berikut: Biaya Tetap

BEP = --- x 100% Hasil Penjualan – Biaya Variabel

atau dapat juga dituliskan sebagai: Biaya Tetap

BEP = Biaya Variabel

1 – Hasil Penjualan

Dengan demikian, rumusan untuk menetapkan penjualan minimal dari keuntungan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

Biaya Tetap + Laba

|


(6)

Minimal Penjualan = Biaya Variabel 1 –

Hasil Penjualan

LAMPIRAN 1. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA

LAMPIRAN 2. SUSUNAN ORGANISASI TIM KEGIATAN DAN PEMBAGIAN TUGAS

Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas Ketua : Prasetia (Mengkoordinir Kegiatan)

Sekretaris : Bintang (Mengkoordinir keperluan surat-surat maupun dokumen yang diperlukan)

Bendahara : Nur (Mengkoordinir Anggaran Dana)

Anggota : Sekar dan eva (Membantu dan ikut melaksanakan kegiatan dan bertanggungjawab atas jobdesc yang telah diberikan)

|

|