Target Market dan Audience VISI LEMBAGA PPAP SEROJA MISI LEMBAGA PPAP SEROJA PERAN PPAP SEROJA FOKUS ISSUE LOKASI DAMPINGAN

commit to user 27

B. Target Market dan Audience

1. Geografis: Meliputi : Wilayah Eks. Karesidenan Surakarta 2. Demografis: a. Umur : 18 - 45 tahun b. Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan c. Agama : Semua Agama d. Pendidikan : Semua tingkatan e. Pekerjaan : Semua Pekerjaan f. Status Sosial : Menengah kebawah 3. Psikografis : Semua masyarakat yang membutuhkan dan berhak mendapatkan pelayanan, perlindungan, informasi mengenai kasus Perdagangan Anak. commit to user 28

C. Komparasi

1. PPAP SEROJA

Lembaga Pemberdayaan Perempuan dan Anak Pinggiran PPAP SEROJA adalah lembaga yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial yang secara khusus diperuntukkan bagi perempuan dan anak pinggiran di Kota Surakarta dan sekitarnya. Lembaga PPAP SEROJA berdiri pada tanggal 23 Juli 2003. Terdaftar di notaris Wahyu Utami Sari Nomor 61 tanggal 30 November 2006. Lembaga ini lahir sebagai bentuk keprihatinan atas fenomena yang menimpa masyarakat pinggiran di Kota Surakarta dan sekitarnya khususnya perempuan dan anak. Pinggiran di sini maksudnya adalah kalangan yang terpinggirkan baik secara ekonomi, sosial, pendidikan, politik, bahkan moral . Mereka adalah para pemulung, kaum buruh, istri tukang becak PSK, anak jalanan, anak keluarga miskin, pekerja anak serta anak yang berhadapan dengan hukum. Gambaran secara umum PPAP SEROJA adalah sebagai berikut :

A. VISI LEMBAGA PPAP SEROJA

“Membangun masyarakat bertakwa, bermoral, bermartabat, sejahtera lahir dan batin.” commit to user 29

B. MISI LEMBAGA PPAP SEROJA

1. Mengembangkan program-program pendidikan dan pemberdayaan terhadap perempuan pinggiran. 2. Mengembangkan program-program pendidikan dan perlindungan terhadap anak pinggiran.

C. PERAN PPAP SEROJA

PPAP Seroja memposisikan diri sebagai Community Worker dengan melakukan peran-peran kongkrit yang meliputi empat peran yakni : 1. Peran fasilitatif facilitative roles 2. Peran edukasional educational roles 3. Peran sebagai perwakilan masyarakat representational roles 4. Peran-peran teknis technical roles .

D. FOKUS ISSUE

Fokus aktivitas PPAP SEROJA yakni pendidikanpembinaan. Isu yang sedang dibangun adalah bahwa pendidikan merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi oleh setiap orang karena pendidikan merupakan sumber dari segala permasalahan . commit to user 30

E. PROGRAM-PROGRAM Program Utama Lembaga PPAP SEROJA adalah SEROJA

CRISIS CENTER yang merupakan pusat aktifitas penanganan krisis yang menimpa perempuan dan anak marginal. Seroja Crisis Center terdiri dari beberapa sub program yakni sebagai berikut :

1. SEKOLAH UNTUK ANAK JALANAN

Sekolah untuk Anak Jalanan merupakan sekolah yang bersifat non-formal yang khusus diberikan kepada anak jalanan. Sekolah ini merupakan sebuah bentuk kolaborasi antara Pendidikan Layanan Khusus dan Pendidikan Kesetaraan. Pendidikan Layanan Khusus merupakan pendidikan yang diberikan kepada anak-anak berkebutuhan khusus, yang mana pendidikan yang diberikan 20 bersifat akademis dan 80 bersifat non akademis. Sementara ini karena Pendidikan Layanan Khusus belum bisa mengeluarkan ijazah, pelaksanaannya kami sesuaikan dengan Pendidikan Kesetaraan. Menyesuiakan dengan karakteristik anak jalanan yang sangat spesial, pendidikan untuk anak jalanan dituntut banyak melakukan variasi pembelajaran agar anak tetap bertahan untuk mengikuti proses pendidikan. Diantaranya yang kami lakukan adalah tempat belajar yang tidak monoton di satu tempat, sering mengadakan home visit , sering mengadakan outing class seperti outbond, kunjungan ke pabrik, tempat wisata dll. Saat ini jumlah anak jalanan yang terdaftar di Sekolah untuk Anak Jalanan Seroja ini adalah 20 anak. commit to user 31

2. PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PAUD SEROJA

PAUD merupakan pendidikan untuk anak usia 3 hingga 6 tahun. PAUD Seroja merupakan PAUD yang diperuntukkan bagi anak jalanan dan anak keluarga miskin. Hal ini mengingat banyak anak-anak yang masih usia balita menjadi anak jalanan mengemis atau mengamen. Sebagaimana kita pahami bersama bahwa pendidikan anak pada usia dini sangatlah penting, karena pada masa inilah sekitar 80 terjadi perkembangan otak. Anak lebih mudah menerima nilai-nilai dari luar. Demikian pula halnya bagi anak jalanan. Dengan memberikan pendidikan di usia dini kepada mereka diharapkan dapat membentuk landasan karakter, mental dan kepribadian yang baik dan kuat bagi mereka, sehingga kemudian ia memiliki kemauan yang keras untuk mengikuti proses-proses pendidikan di usia berikutnya.

3. TAMAN BELAJAR SEROJA

Taman Belajar Seroja merupakan kegiatan belajar yang diberikan di lokasi- lokasi dimana anak-anak marginal berada atau tinggal termasuk kepada anak jalanan yang tidak masuk di sekolah anak jalanan. Kegiatan belajar ini bersifat kelompok dan individual. Materi yang diberikan bervariasi seperti mental spiritual, pengetahuan dasar serta kecakapan hiduplifeskill. Materi diberikan menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi anak. Untuk kegiatan yang bersifat individual berupa bimbingan konseling, mengingat anak-anak marginal banyak terlilit persoalan hidup. commit to user 32 Taman Belajar Seroja juga dilakukan untuk anak-anak yang berhadapan dengan hukum, yakni anak-anak yang berada di Rutan Klas 1 Surakarta yang seringkali juga berfungsi sebagai LP Lembaga Pemasyarakatan. Kegiatan untuk anak di Rutan ini masih berlanjut ketika anak sudah keluar dari Rutan yakni berupa pendampingan dan advokasi.

4. MADRASAH KELILING

Madrasah keliling merupakan sebuah konsep pembinaan berbasis teknologi yang dilakukan secara mobile berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Kegiatan Madrasah Keliling dilakukan dengan mendatangi komunitas anak jalanan, daerah-daerah pinggiran kantong miskin kota, dan pelosok-pelosok desa termasuk ke TPA-TPA yang ada di masjid-masjid, mengingat kegiatan-kegiatan keagamaan di banyak tempat dirasa berkurang kualitasnya. Madrasah keliling menggunakan sarana mobil yang berisi buku bacaan, VCD Pengetahuan, komputer dan perlengkapan pembinaan lainnya. Kegiatan yang sudah dilakukan oleh madrasah keliling meliputi : a. peminjaman buku bacaan b. permainan edukatif c. melihat VCD Pengetahuan d. ceramahpenyuluhandongeng e. olah raga commit to user 33 Madrasah Keliling yang sudah berjalan saat ini dilaksanakan sebanyak 4 kali kunjungan tiap minggu. Diharapkan kegiatan-kegiatan di atas dapat berkembang atau bertambah dengan kegiatan belajar ketrampilan, belajar komputer, taman gizi serta diselingi dengan pengobatan gratis.

5. BEASISWA SEKOLAH

Merupakan bantuan biaya pendidikan sekolah formal untuk anak marginal termasuk anak jalanan yang sekolah di sekolah formal. Bantuan biaya sekolah ini sangat mereka butuhkan mengingat biaya pendidikan masih dirasa berat bagi mereka, terutama untuk pendidikan menengah. Bantuan ini diberikan langsung melalui sekolah yang bersangkutan. Jumlahnya bervariasi sesuai dengan kebutuhan tiap anak dan kondisi dana yang ada.

6. TAMAN GIZI SEROJA

Merupakan kegiatan pemberian paket makanan dan minuman bergizi kepada anak-anak marginal termasuk kepada anak jalanan. Hal ini mengingat kebanyakan asupan gizi dari anak-anak marginal kurang. Ada beberapa anak yang kami jumpai divonis kurang gizi. Makanan bergizi diberikan baik pada saat kegiatan Taman Belajar di lokasi mereka tinggal, saat Madrasah Keliling maupun di sekolah untuk anak jalanan. Kadang juga diberikan pada event tertentu. Untuk saat ini kegiatan Taman Gizi belum dapat bersifat rutin, karena dana yang ada masih minim. commit to user 34

7. TAMAN BACA SEROJA

Buku merupakan jendela ilmu. PPAP Seroja berusaha memfasilitasi kebutuhan ilmu dan pengetahuan melalui Taman Baca. Taman Baca Seroja yang merupakan perpustakaan yang berada di Sekolah untuk Anak Jalanan dan diupayakan juga ada di komunitas-komunitas dampingan atau di Taman Belajar Seroja. Taman Baca Seroja melayani peminjaman buku-buku bacaan kepada masyarakat khususnya kepada perempuan dan anak-anak.

8. PENDIDIKAN PEREMPUAN

Pepatah mengatakan mendidik perempuan sama dengan mendidik satu generasi . Pendidikan kepada perempuan dampingan yang dilakukan Lembaga PPAP Seroja bertujuan selain meningkatkan pengetahuan dan kapasitas perempuan marginal juga mempersiapkan perempuan memiliki kemampuan mengasuh, membimbing dan mendidik dengan baik bagi anak-anaknya. Pendidikan perempuan ini dilakukan secara simultan dan kontinyu, yakni meliputi : a. Pendidikan mental spiritual b. Pendidikan kesehatan keluarga dan lingkungan c. Pendidikan politik, demokrasi dan hak asasi manusia d. Pendidikan manajemen usaha dan keuangan e. Pendidikan Keaksaraan bagi yang belum bisa membaca commit to user 35

9. TRAINING KEWIRAUSAHAAN DAN

LIF E SKILL Pelatihan ini ditujukan untuk membangun semangat dan jiwa kewirausahaan sehingga untuk perempuan yang belum memiliki ketrampilan, penghasilan yang jelas atau belum memiliki pekerjaan yang positif dapat membangun usaha mandiri. Pelatihan kewirausahaan diiringi dengan pelatihan life skill seperti a. Pelatihan membuat kue dan makanan layak jual b. Pelatihan daur ulang plastik bekas c. Pelatihan membuat boneka d. Pelatihan ternak dan olah jamur e. Pelatihan membuat kreasi kain perca f. dll

10. PEMBERDAYAAN EKONOMI

Program pemberdayaan ekonomi ini meliputi 3 kegiatan :

a. KELOMPOK USAHA BERSAMA KUBE

Perempuan peserta yang belum memiliki penghasilan yang jelas atau belum memiliki pekerjaan positif akan didorong dan difasilitasi membentuk kelompok usaha bersama. Usaha yang akan dibangun sesuai dengan minat dan kemampuan skill dari mereka. KUBE ini juga merupakan tindak lanjut dari pelatihan kewirausahaan dan life skill. KUBE yang saat ini telah berjalan adalah usaha loundry, toko dan kreasi commit to user 36 daur ulang plastik bekas. KUBE-KUBE ini sekaligus sebagai sebuah workshop kewirausahaan.

b. KREDIT MIKRO

Perempuan peserta yang tidak masuk dalam KUBE didorong untuk membangun usaha mandiri. Kendala yang sering mucul adalah persoalan modal. Perempuan peserta yang telah memiliki usaha kecil juga membutuhkan peningkatan modal. Untuk itu kredit mikro ini sangat dibutuhkan, mengingat selama ini mereka sering terjebak oleh rentenir yang banyak berkeliaran di lingkungan mereka. Sistem yang digunakan dalam Kredit Mikro ini adalah sistem Grameen Bank dengan prinsip utama : a. berbasis kelompokkomunitas b. tanggung renteng ditanggung teman kelompok jika ada anggota yang tidak mengangsur c. tidak memberatkan sistem bagi hasil Dengan sistem ini diharapkan kredit berjalan dengan lancar dan terbangun rasa kebersamaan dan tolong menolong yang tinggi pada peserta. Kredit Mikro ini saat ini sudah digulirkan dimulai dengan jumlah anggota 110 orang dan berjalan baik tingkat kemacetan sekitar 2. Namun modal yang dimiliki baru 20 juta. Sehingga agar dapat meningkatkan jumlah commit to user 37 peserta dan jumlah dana yang bisa digulirkan dangat diperlukan peningkatan modal.

11. PENERBITAN BULETIN

Untuk membangun komunikasi, melatih mengekspresikan diri dan meningkatkan wawasan dibuat buletin yang terdiri dari buletin untuk anak dan untuk perempuan. Namun untuk saat ini buletin dalam proses persiapan, belum bisa diterbitkan.

12. ADVOKASI KASUS

Seringkali perempuan dan anak-anak marginal dillilit persoalan hidup, tidak hanya masalah ekonomi. Lembaga PPAP Seroja juga berusaha melakukan advokasi kasus meskipun masih sangat terbatas. Sebagai contoh yang sudah dilakukan adalah advokasi biaya rumah sakit agar bisa bebas biaya, advokasi hukum untuk anak yang berhadapan dengan hukum, advokasi kasus trafiking terhadap dampingan yang mengalaminya, pembuatan akta kelahiran dan administrasi kependudukan lain seperti juga mengadakan nikah massal.

F. LOKASI DAMPINGAN

Saat ini PPAP Seroja mendampingi perempuan dan anak pinggiran di beberapa lokasi atau komunitas yakni : 1. Komunitas pemulung Nayu Barat, Nusukan, Solo commit to user 38 2. Komunitas pengamen dan pedagang pasar di Pasar Jebres, Solo 3. Komunitas pengamen di Tanggul Kali Pepe, Sumber, Solo 4. Komunitas miskin kota di Tanggul Kali Pepe, Gilingan dan Manahan. 5. Komunitas buruh di Pucang Sawit, Solo 6. Komunitas miskin kota di Kampung Kentingan Baru, Solo 7. Komunitas pengamen di relokasi pengamen, Banyudono, Boyolali Untuk wilayah jangkauan Madrasah Keliling selain di komunitas di atas juga masuk di wilayah-wilayah lain di Surakarta dan sekitarnya.

G. IDENTITAS LEMBAGA