Identifikasi Masalah Tujuan Manfaat Alat Bahan Prosedur Kerja

pada berth pelabuhan untuk kemudian dikapalkan. LNG ditransportasikan dengan menggunakan kapal tanker dan dalam tangki yang dirancang khusus. Dimana LNG di PT. ARUN saat ini memiliki isi sekitar 1570 dari gas alam pada suhu dan tekanan standar, membuatnya lebih hemat untuk ditransportasi jarak jauh di mana jalur pipa tidak ada Arun, 2001. Dengan demikian judul yang dikemukakan dalam karya ilmiah ini adalah “PENENTUAN KADAR DAN KOMPOSISI HIDROKARBON LIQUIFIED NATURAL GAS RUN DOWN LINE LNG RDL DENGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS DI PT. ARUN NGL”.

1.2 Identifikasi Masalah

Liquefied Natural Gas adalah suatu hidrokarbon yang terdiri dari berbagai macam komponen-komponen gas lain yang terdapat dalam gas alam. Sedangkan LNG RDL adalah komposisi hidrokarbon dari train dapur untuk tempat pemasakan hidrokarbon menjadi LNG sebelum masuk kedalam tangki. Penggunaan alat Gas Chromatography GC pada analisa gas alam adalah untuk mengetahui semua komponen-komponen gas yang terdapat dalam gas alam. Sehingga setiap komposisi gas tersebut dapat diketahui dengan akurat. Nilai panas hasil pembakaran sempurna HHV LNG RDL perlu ditentukan untuk menentukan kualitas mutu LNG tersebut.

1.3 Tujuan

1 Mengetahui kadar dan komposisi LNG RDL 2 Mengetahui kualitas LNG RDL berdasarkan nilai panas hasil pembakaran Universitas Sumatera Utara sempurna HHV

1.4 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penggunaan alat Gas Chromatography GC dalam menganalisa kandungan LNG RDL. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hidrokarbon

Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon C dan hidrogen H. Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom- atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik. Sebagai contoh, metana gas rawa adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH 4 . Etana adalah hidrokarbon lebih terperinci, sebuah alkana yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C 2 H 6 . Propana memiliki tiga atom C C 3 H 8 dan seterusnya C n H 2·n+2 http:id.wikipediaGas_alam, 2008.

2.1.1 Penggolongan Hidrokarbon

Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Penggolongan Hidrokarbon

2.1.2 Alkana

Alkana CH 4 mempunyai rumus umum C n H 2n+2 dengan n = 1, 2,…. Ciri terpenting dari molekul hidrokarbon alkana adalah hanya tedapat ikatan kovalen tunggal. Alkana dikenal sebagai hidrokarbon jenuh saturated hydrocarbon karena mengandung jumlah maksimum atom hidrogen yang dapat berikatan dengan sejumlah atom karbon yang ada. Alkana yang paling sederhana yaitu dengan n = 1 adalah metana CH 4 Gambar 2.1 menunjukkan struktur dari empat alkana pertama n = 1 sampai n = 4. Gas alam merupakan campuran dari metana, etana dan sejumlah kecil propane. Tentunya atom karbon yang terdapat di semua alkana dapat dianggap terhibridisasi sp , yang merupakan hasil alami penguraian bakteri anaerob dari tanaman – tanaman dalam air. Karena senyawa ini pertama kali dikumpulkan dari rawa, metana juga dikenal sebagai gas rawa. Sumber metana yang agak mustahil tetapi terbukti adalah rayap. Ketika serangga rakus itu memakan kayu, mikroorganisme yang terdapat dalam sistem pencernaannya memecah selulosa komponen utama dari kayu menjadi metana, karbon dioksida dan senyawa – senyawa lainnya. Diperkirakan 170 juta ton metana diproduksi setiap tahun oleh rayap. Metana juga diproduksi dalam beberapa proses pengolahan limbah. Secara komersial, metana diperoleh dari gas alam. 3 . Struktur etana dan propana amatlah jelas karena hanya ada satu cara untuk menggabungkan atom karbon dalam molekul – molekul ini. Tetapi, butana mempunyai dua kemungkinan skema ikatan yang menghasilkan isomer struktur Universitas Sumatera Utara structural isomer n – butane n artinya normal dan isobutana, yaitu molekul – molekul yang mempunyai rumus molekul sama tetapi strukturnya berbeda. Alkana yang mempunyai isomer struktur seperti butane digambarkan mempunyai struktur rantai lurus atau rantai bercabang. n – Butana adalah alkana rantai lurus sebab atom karbon dihubungkan sepanjang satu garis. Pada alkana rantai bercabang seperti isobutana, satu atau lebih atom karbon terikat pada sedikitnya tiga atom karbon yang lain Chang, R., 2005. Gambar 2.2 Struktur Alkana Hidrokarbon jenuh yang paling sederhana merupakan suatu deret senyawa yang memenuhi rumus umum C n H 2n+2 yang dinamakan alkana atau parafin. Suku Universitas Sumatera Utara pertama sampai dengan 10 senyawa alkana dapat anda peroleh dengan mensubstitusikan harga n dan tertulis dalam tabel berikut : Tabel 2.1 Suku pertama sampai dengan 10 senyawa alkana Suku ke n rumus molekul nama titik didih °C1 atm massa 1 mol dalam g 1 1 CH metana 4 -161 16 2 2 C 2 H etana 6 -89 30 3 3 C 3 H propana 8 -44 44 4 4 C 4 H butana 10 -0.5 58 5 5 C 5 H pentana 12 36 72 6 6 C 6 H heksana 14 68 86 7 7 C 7 H heptana 16 98 100 8 8 C 8 H oktana 18 125 114 9 9 C 9 H nonana 20 151 128 10 10 C 10 H dekana 22 174 142 Alkana - alkana penting sebagai bahan bakar dan sebagai bahan mentah untuk mensintesis senyawa - senyawa karbon lainnya. Alkana banyak terdapat dalam minyak bumi dan dapat dipisahkan menjadi bagian-bagiannya dengan distilasi bertingkat. Suku pertama sampai dengan keempat senyawa alkana berwujud gas pada temperatur kamar. Metana biasa disebut juga gas alam yang banyak digunakan sebagai bahan bakar rumah tanggaindustri. Gas propana, dapat dicairkan pada tekanan tinggi dan digunakan pula sebagai bahan bakar yang disebut LPG liquified Universitas Sumatera Utara petroleum gas. LPG dijual dalam tangki - tangki baja dan diedarkan ke rumah-rumah. Gas butana lebih mudah mencair daripada propana dan digunakan sebagai geretan rokok. Oktana mempunyai titik didih yang tempatnya berada dalam lingkungan bahan bakar motor. Alkana-alkana yang bersuhu tinggi terdapat dalam kerosin minyak tanah, bahan bakar diesel, bahan pelumas, dan parafin yang banyak digunakan untuk membuat lilin http:free.vlsm, 2008.

2.2 Gas Alam

Komponen utama dalam gas alam adalah metana CH 4 , yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung molekul - molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana C 2 H 6 , propana C 3 H 8 dan butana C 4 H 10 , selain juga gas-gas yang mengandung sulfur belerang. Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium. Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global ketika terlepas ke atmosfer dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang sumber energi yang berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi karbon dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung sesaat. Sumber metana yang berasal dari makhluk hidup kebanyakan berasal dari rayap, ternak mamalia dan pertanian diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta ton per tahun secara berturut- turut Tabel 2.2 Komponen Utama Dalam Gas Alam Komponen Universitas Sumatera Utara Metana CH 4 80-95 Etana C 2 H 6 5-15 Propana C 3 H 8 and Butane C 4 H 10 5 Nitrogen, helium, karbon dioksida CO 2 , hidrogen sulfida H 2 S, dan air dapat juga terkandung di dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam jumlah kecil. Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya. Campuran organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan pengotor utama dari gas yang harus dipisahkan . Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang signifikan dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai acid gas gas asam. Gas alam yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan tidak berbau. Akan tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir, biasanya gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah diproses itu sendiri sebenarnya tidak berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat menyebabkan tercekiknya pernafasan karena ia dapat mengurangi kandungan oksigen di udara pada level yang dapat membahayakan. Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup, seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang jika tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang berbahaya di udara adalah antara 5 hingga 15 yang dapat menimbulkan ledakan. Universitas Sumatera Utara Misalnya, dalam kilang olefin, etilena dan propilena murni sudah tersedia sedangkan dalam kilang pemrosesan gas alam, sudah ada etana dan propana. Propana

2.2.1 Pemanfaatan Gas Alam

Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok yaitu : 1. Gas alam sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga GasUap, bahan bakar industri ringan, menengah dan berat, bahan bakar kendaraan bermotor BBGNGV, sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah tangga hotel, restoran dan sebagainya. 2. Gas alam sebagai bahan baku, antara lain bahan baku pabrik pupuk, petrokimia, metanol, bahan baku plastik LDPE = low density polyethylene, LLDPE = linear low density polyethylene, HDPE = high density polyethylen, PVC = poly vinyl chloride, C3 dan C4-nya untuk LPG, CO2-nya untuk soft drink, dry ice pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api ringan. 3. Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni Liquefied Natural Gas LNG. Teknologi mutakhir juga telah dapat memanfaatkan gas alam untuk air conditioner AC=penyejuk udara, seperti yang digunakan di bandara Bangkok, Thailand sebagai penyimpanan dan transportasi http:id.wikipediaGas_alam, 2008.

2.2.2 Sifat dan Prinsip Pencairan Gas Alam

Sistem pendinginan sering dijumpai dalam industri penyulingan minyak, petrokimia dan industri kimia. Pemilihan refrigeran pada umumnya didasarkan pada tersedianya refrigeran itu sendiri, batas temperatur dan juga pengalaman menggunakan refrigeran tersebut. Universitas Sumatera Utara atau propilena mungkin tidak cocok untuk kilang ammonia karena risiko kontaminasi, sedangkan ammonia dapat berfungsi dengan baik untuk tujuan tersebut. Fluorokarbon sudah banyak digunakan karena sifatnya yang tidak mudah terbakar. Karena sifatnya yang menguntungkan beberapa refrigerant yang dicantumkan dalam Tabel 3 dapat digunakan secara ekonomis dalam daerah temperatur yang luas.Untuk pencairan gas alam sudah tentu tidak semua refrigeran yang ada dalam daftar tersebut dapat digunakan, karena temperatur pencairan gas alam yang rendah. Tabel 2.3 Beberapa Refrigeran Yang Digunakan Dalam Pendinginan Refrigeran Batas Temperatur, o F Metana - 200 sampai – 300 Etana dan Etilena - 75 sampai – 175 Propana dan Propilena 40 sampai – 50 Butana 60 sampai 10 Amonia 80 sampai - 25 Refrigeran - 12 81 sampai - 20 Dalam pencairan gas alam pada prinsipnya adalah mendinginkan gas sampai memasuki daerah dua fase. Pencairan suatu gas pada prinsipnya dapat dilakukan menggunakan cara – cara berikut : a Pendinginan dengan tekanan tetap dalam suatu pemindah panas heat exchanger, b Pendinginan dengan mesin pengembang expander, atau Universitas Sumatera Utara c Pendinginan dengan klep pengembang cerat, throttle atau dinamakan proses throttle.

2.2.3 Pemilihan Refrigeran

Kilang pencairan gas alam adalah kilang kombinasi Propan – MCR, di mana digunakan dua siklus pendinginan : siklus propan dan siklus refrigeran campur MCR. Pemilihan MCR multicomponent refrigerant didasarkan pada kenyataan bahwa gas alam yang dicairkan merupakan campuran dari berbagai komponen, dengan komponen dasar metan, yang sudah tentu titik didh dan titik embun metan. Di samping itu agar pemakaian refrigeran hemat ekonomis, refrigeran harus memiliki panas penguapan H fg yang besar dengan titik didih rendah dan juga harus mudah didapat, apabila diperlukan untuk pengganti kehilangan refrigeran. Pemakaian refrigeran komponen tunggal, misalnya N 2 dan CH 4 Istilah kromatografi mula – mula ditemukan oleh Michael Tswett 1908, seorang ahli botani rusia. Ia telah memisahkan klorofil dan pigmen – pigmen lain dari ekstrak tanaman dengan cara ini. Nama kromatografi diambil dari bahasa Yunani chromato = penulisan dan grafe = warna. Kromatografi itu sendiri berarti penulisan dengan warna. Saat ini telah dikenal berbagai macam kromatografi, tetapi sebenarnya yang memiliki titik didih rendah, akan memerlukan jumlah mol refrigeran yang sangat tinggi, yang akan mengakibatkan diperlukannya kompresor yang berukuran dan berdaya besar. Karena alasan – alasan tersebut akhirnya dipilih refrigeran multikomponen MCR sebagai refrigeran dalam kilang pencairan gas alam Sutanto, 1994.

2.3 Dasar – Dasar Kromatografi

Universitas Sumatera Utara istilah kromatografi sebenarnya sudah tidak tepat lagi karena dengan kromatografi juga dapat dipisahkan senyawa – senyawa yang tidak berwarna termasuk gas Yazid, E., 2005. Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik pemisahan tertentu. Prinsip dasar kromatografi adalah cara pemisahan senyawa – senyawa atas dasar perbedaan migrasi senyawa tersebut pada fase diam atau pengaruh fase gerak. Oleh karena itu kromatografi dapat digunakan untuk tujuan isolasi pemisahan, analisa jumlah komponen dan pengujian kemurnian Sastrohamidjojo, H.,1985.

2.3.1 Klasifikasi Kromatografi

Kromatografi dapat digolongkan berdasarkan pada jenis fase – fase yang digunakan dan berdasarkan atas prinsipnya. Tabel 2.4 Jenis – Jenis Kromatografi Yazid, E., 2005. Fase Bergerak Fase Diam Prinsip Teknik Kerja Gas Padat Adsorpsi Kromatografi Gas - Padat Cair Padat Adsorpsi, Partisi Kromatografi Kolom, KLT dan Kromatografi Kertas Cair Cair Partisi Kromatografi Kolom, KLT dan Kromatografi Kertas Gas Cair Partisi Kromatografi Gas - Cair Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Prinsip Kromatografi

Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen – komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu stationery fase diam dan mobile fase bergerak. Fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase bergerak dapat berupa zat cair atau gas. Dalam teknik kromatografi, sampel yang merupakan campuran dari berbagai macam komponen ditempatkan dalam situasi dinamis dalam system yang terdiri dari fase diam dan fase bergerak. Semua pemisahan pada kromatografi tergantung pada gerakan relatif dari masing – masing komponen diantara ke dua fase tersebut. Senyawa atau komponen yang tertahan terhambat lebih lemah oleh fase diam akan bergerak lebih cepat daripada komponen yang tertahan lebih kuat. Perbedaan gerakan mobilitas antara komponen yang satu dengan lainnya disebabkan oleh perbedaan dalam adsorpsi, partisi, kelarutan atau penguapan diantara ke dua fase. Jika perbedaan – perbedaan ini cukup besar, maka akan terjadi pemisahan secara sempurna. Oleh karena itu dalam kromatografi, pemilihan terhadap fase bergerak maupun fase diam perlu dilakukan sedemikian rupa sehingga semua komponen bisa bergerak dengan kecepatan yang berbeda – beda agar dapat terjadi proses pemisahan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kromatografi adalah suatu proses migrasi deferensial dinamis dalam system dalam mana komponen – komponen cuplikan ditahan secara selektif oleh fase diam Yazid, E., 2005. Universitas Sumatera Utara Dalam kromatografi gas, fase gerak berupa gas lembab seperti helium, nitrogen, argon, atau bahkan hidrogen yang digerakkan dengan tekanan melalui pipa yang berisi fase diam. Pada kromatografi gas ini fase bergerak berupa gas dan fase diam dapat berupa cairan dan padatan. Dari persyaratan diatas, maka ada dua gabungan yaitu : a Jika fase bergerak adalah gas dan fase diam adalah padatan maka disebut kromatografi gas – padat GSC. b Jika fase bergerak adalah gas dan fase diam adalah cairan maka disebut kromatografi gas – cair GLC Hendayana, S.,1994.

2.3.3 Komponen – Komponen Instrumentasi Kromatografi Gas

a Gas Pembawa Gas yang dapat digunakan sebagai fasa gerak dalam kromatografi gas harus bersifat inert tidak bereaksi dengan cuplikan maupun fasa diam. Gas – gas yang biasa digunakan adalah gas He, Ar, N 2 , H 2 Cuplikan yang dapat dianalisis dengan teknik kromatografi gas dapat berupa zat cair atau gas. Dengan syarat cuplikan tersebut mudah menguap dan stabil tidak rusak pada kondisi operasional. Di tempat pemasukan cuplikan terdapat pemanas . Karena gas disimpan dalam silinder baja bertekanan tinggi maka gas tersebut akan mengalir dengan sendirinya secara cepat sambil membawa komponen – komponen campuran yang akan atau yang sudah dipisahkan. Dengan demikian gas tersebut disebut juga carrier gas gas pembawa. b Pemasukan Cuplikan Universitas Sumatera Utara yang suhunya dapat diatur untuk menguapkan cuplikan. Suhu tempat penyuntikan cuplikan biasanya sekitar 50 derajat di atas titik didih cuplikan. Bila cuplikan rusak pada suhu tersebut maka cuplikan tersebut tidak dapat dianalisis dengan teknik kromatografi gas. Jumlah cuplikan yang disuntikkan kedalam aliran fasa gerak. Tempat pemasukan cuplikan cair ke dalam pak kolom biasanya terbuat dari tabung gelas di dalam blok logam panas. Cuplikan disuntikkan dengna bantuan alat suntik melalui karet septum kemudian diuapkan di dalam tabung gelas. Gas pembawa meniup uap cuplikan melalui kolom kromatografi. Cuplikan berbentuk gas dapat dimasukkan dengan bantuan alat suntik gas gas tight syringe atau kran gas gas sampling valve. c Kolom Dalam kromatografi gas, kolom merupakan tempat terjadinnya proses pemisahan. Untuk kromatogafi gas dikenal dua jenis kolom yaitu jenis pak packed column dan jenis terbuka open tubular column. Jenis pak terbuat dari stainless steel sedangkan jenis kolom terbuka terbuat dari pipa kapiler. Ke dalam kolom jenis pak diisi zat pendukung dan fasa diam yang menempel pada zat pendukung Hendayana S., 2006. Waktu retensi Waktu yang digunakan oleh senyawa tertentu untuk bergerak melalui kolom menuju ke detektor disebut sebagi waktu retensi. Waktu ini diukur berdasarkan waktu dari Universitas Sumatera Utara saat sampel diinjeksikan pada titik dimana tampilan menunujukkan tinggi puncak maksimum untuk senyawa itu. Setiap senyawa memiliki waktu retensi yang berbeda. Untuk senyawa tertentu, waktu retensi sangat bervariasi dan bergantung pada : a Titik didih senyawa. Senyawa yang mendidih pada temperatur yang lebih tinggi daripada temperatur kolom, akan menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk berkondensasi sebagai cairan pada awal kolom. Dengan demikian, titik didih yang tinggi akan memiliki waktu retensi yang lama. b Kelarutan dalam fase cair. Senyawa yang lebih mudah larut dalam fase cair, akan mempunyai waktu lebih singkat untuk dibawa oleh gas pembawa.. Kelarutan yang tinggi dalam fase cair berarti memiiki waktu retensi yang lama. c Temperatur kolom. Temperatur tinggi menyebakan pergerakan molekul- molekul dalam fase gas; baik karena molekul-molekul lebih mudah menguap, atau karena energi atraksi yang tinggi cairan dan oleh karena itu tidak lama tertambatkan. Temperatur kolom yang tinggi mempersingkat waktu retensi untuk segala sesuatunya di dalam kolom. Untuk memberikan sampel dan kolom, tidak ada banyak yang bisa dikerjakan enggunakan titik didih senyawa atau kelarutannya dalam fase cair, tetapi anda dapat mempunyai pengatur temperatur. Semakin rendah temperatur kolom semakin baik pemisahan yang akan anda dapatkan, tetapi akan memakan waktu yang lama untuk mendapatkan senyawa karena kondensasi yang lama pada bagian awal kolom Dengan kata lain, menggunakan temperatur tinggi, segala sesuatunya akan melalui kolom lebih cepat, tetapi pemisihannya kurang baik. Jika segala sesuatunya melalui kolom dalam waktu yang sangat singkat, tidak akan terdapat jarak antara puncak- Universitas Sumatera Utara puncak dalam kromatogram. Jawabannya dimulai dengan kolom dengan suhu yang rendah kemudian perlahan-lahan secara teratur temperaturnya dinaikkan. Pada awalnya, senyawa yang menghabiskan lebih banyak waktunya dalam fase gas akan melalui kolom secara cepat dan dapat dideteksi. Dengan adanya sedikit pertambahan temperatur akan memperjelas lagi perlekatan oleh senyawa. Peningkatan temperatur masih dapat lebih melekatan molekul-molekul fase diam melalui kolom www.chem- is-try, 2008. d Detektor Berbagai jenis detektor dapat digunakan untuk mendeteksi komponen – komponen yang telah terpisahkan di dalam kolom kromatografi gas. Jenis detektor meliputi detektor daya hantar panas thermal conductivity detector, detektor ionisasi nyala flame ionization detector, detektor penangkap elektron electron capture detector, detektor fotometri nyala flame photometric detector dan detektor nyala alkali alkali flame detector. Setiap detektor mempunyai karakteristik tersendiri. Detektor daya hantar panas Thermal Conductivity Detector, TCD Detektor jenis ini mengukur kemampuan zat dalam memindahkan panas dari daerah panas ke daerah dingin. Semakin besar daya hantar panas maka semakin besar pula panas dipindahkan. Gambar dibawah memperlihatkan diagram detektor daya hantar panas Hendayana S., 2006. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3 Diagram Detektor Daya Hantar Panas Detektor TCD telah digunakan sejak awalnya sejarah dari kromatografi gas dikeluarkan oleh Hewlett Packard Company dan bahkan sampai sekarang ini penggunaan detector jenis ini sangat luas. Banyak keuntungan penggunaan detector TCD, keearena dapat mendeteksi hamper semua komposisi dari gas alam kecuali untuk analisis gas dimana gas itu digunakan sebagai carrier gas. Kegunaan dari detektor ini adalah untuk menganalisis gas – gas anorganik dengan kosentrasinya yang kecil trace dan memmpunyai sensitivitas yang tinggi bila digunakan suhu operasi yang tinggi. Sensitivitas detektor jenis TCD juga sangat tergantung bila bridge current dan juga tahanan dan ukuran dari filament. Bila bridge current mencapai ratusan mA, juga tidak selalu mempunyai sensitivitas tinggi, filament yang mempunyai tahanan kecil menyebabkan bridge current yang mengalir membesar, sehingga sensitivitas dari TCD rendah Arun, 2001. Universitas Sumatera Utara Penerjemahan hasil dari detektor. Hasil akan direkam sebagai urutan puncak – puncak, setiap puncak mewakili satu senyawa dalam campuran yang melalui detektor. Sepanjang anda mengontrol secara hati - hati kondisi dalam kolom, anda dapat menggunakan waktu retensi untuk membantu mengidentifikasi senyawa yang tampak - tentu saja anda atau seseorang lain telah menganalisa senyawa murni dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama. Gambar 2.4 Terjemahan Hasil Detektor Area dibawah puncak sebanding dengan jumlah setiap senyawa yang telah melewati detektor dan area ini dapat dihitung secara otomatis melalui komputer yang dihubungkan dengan monitor. Area yang akan diukur tampak sebagai bagian yang berwarna hijau dalam gambar yang disederhanakan. Perlu dicatat bahwa tinggi puncak tidak merupakan masalah, tetapi total area dibawah puncak. Dalam beberapa contoh tertentu, bagian kiri gambar adalah puncak tertinggi dan memiliki area yang paling luas. Hal ini tidak selalu merupakan hal seharusnya. Mungkin saja sejumlah besar satu senyawa dapat tampak, tetapi dapat terbukti dari kolom dalam jumlah relatif sedikit melalui jumlah yang lama. Pengukuran area selain tinggi puncak dapat dipergunakan dalam hal ini www.chem-is-try, 2008. Universitas Sumatera Utara

2.3.4 Kromatogram

Kromatogram merupakan grafik berupa kerucut – kerucut atau dalam istilah kromatografi modern disebut peak, hasil rekaman yang menggambarkan urutan keluarnya komponen campuran dari kolom. Dari kiri ke kanan dalam kromatogram menyatakan waktu, biasanya dalam menit. Sementara sumbu vertikal menyatakan intensitas komponen. Jumlah peak yang muncul menyatakan jumlah komponen yang terdapat dalam campuran. Kemudian kuantitas tiap komponen dapat dihitung melalui luas peak. Semakin besar luas peak semakin besar pula kuantitas komponen tersebut Hendayana, S., 2006. Gambar 2.5 Kromatogram Universitas Sumatera Utara Gambar 2.6 Diagram Skematis Kromatografi Gas Dengan Detektor Konduktivitas Thermal TCD Underwood A.l., 2000. BAB 3 BAHAN DAN METODE

3.1 Alat

1 Bombe Tabung Injeksi LNG RDL 2 Gas Chromatography GC HEWLET PACKARD 6890 SERIES

3.2 Bahan

1 Sampel LNG RDL 2 Gas Pembawa He

3.3 Prosedur Kerja

Diambil sampel LNG RDL di storage tank tangki penyimpanan dengan menggunakan tabung injeksi sampai tabung penuh. Kemudian dianalisa sampel LNG RDL. Dalam menganalisa menggunakan Gas Chromatography GC HEWLET PACKARD 6890 SERIES. Lalu dipilih Metode dan Run Kontrol kemudian diubah Universitas Sumatera Utara metode standby ke metode LNGRDL. Tunggu hingga GC berubah dari not ready menjadi ready. Kemudian dihidupkan Pompa Vakum. Lalu di tutup valve katup injeksi kiri dan dibuka katup vakum kanan hingga air raksanya mencapai 1 atm = 761 mmHg. Kemudian katup Vakum ditutup dan buka nidle valve bombe katup jarum tabung injeksi dengan perlahan – lahan hingga air raksa yang turun hingga batas nol. Kecepatan yang baik adalah kecepatan yang sedang, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Kecepatan ini diatur oleh katup jarum tabung injeksi. Setelah air raksa mencapai batas nol, katup jarum tabung injeksi ditutup. Kemudian katup injeksi dibuka agar sample masuk ke kolom. Setelah GC siap untuk dioperasikan, tekan Start pada GC. Di tunggu hingga ± 25 menit. Kemudian setelah proses selesai kromatogram terekam, dipilih print. Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Analisis