B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut
1. Apakah right issue berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan size kecil ? 2.
Apakah right issue berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan size besar ?
3. Apakah right issue berpengaruh terhadap volume perdagangan saham
pada perusahaan size kecil ? 4.
Apakah right issue berpengaruh terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan size besar ?
C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan
1. Untuk mengetahui apakah right issue berpengaruh atau tidak terhadap
perubahan harga saham pada perusahaan size kecil ? 2.
Untuk mengetahui apakah right issue berpengaruh atau tidak terhadap perubahan harga saham pada perusahaan size besar ?
3. Untuk mengetahui apakah right issue berpengaruh atau tidak terhadap
perubahan volume perdagangan pada perusahaan size kecil ?
Universitas Sumatera Utara
4. Untuk mengetahui apakah right issue berpengaruh atau tidak terhadap
perubahan volume perdagangan pada perusahaan size besar ?
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, tidak hanya bagi penelti, tetapi juga bagi pihak perusahaanemiten maupun investor dan
peneliti selanjutnya. 1.
Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan tambahan mengenai pasar modal terutama mengenai right issue.
2. Bagi perusahaan,emiten, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
masukan yang mungkin berguna bagi pihak perusahaan sebelum mengeluarkan suatu kebijakan terutama mengenai right issue.
3. Bagi investor maupun calon investor, hasil penelitian ini diharapkan
menjadi suatu masukan atau pertimbangan sebelum melakukan investasi di pasar modal berdasarkan right issue.
4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
tambahan referensi untuk melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan judul skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Pasar modal
Pasar modal capital market adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka panjang
yang diperdagangkan tersebut diwujudkan dalam surat-surat berharga. Jenis surat berharga yang diperjualbelikan dipasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari
satu tahun dan ada yang tidak memiliki jatuh tempo. Dana jangka panjang berupa hutang yang diperdangangkan biasanya obligasi bond, sedangkan dana jangka
panjang yang merupakan modal sendiri berupa saham biasa common stock dan saham preferen preferred stock. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu
tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi di mana surat berharga efek- efek diperdangangkan, yang kemudian disebut bursa efek stock exchange
2. Saham a. Pengertian saham
Saham stock atau share adalah surat berharga yang paling populer diantara surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam
masyarakat. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas Darmadji,
2006. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
Universitas Sumatera Utara
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan
diperusahaan tersebut. Ekspektasi atau motivasi setiap investor adalah mendapatkan keuntungan
dari transaksi investasi yang mereka lakukan. Bermain saham memiliki potensi keuntungan dalam 2 dua hal, pembagian dividen dan kenaikan harga saham
capital gain. Dividen merupakan keuntungan perushaan yang dibagikan kepada
pemegang saham. Biasanya dilakukan satu tahun sekali. Bentuk dari dividen itu sendiri, bisa berupa uang tunai ataupun bentuk penambahan saham. Sedangkan
capital gain, didapat berdasarkan selisih harga jual saham dengan harga beli. Dimana keuntungan didapat bila harga jual saham lebih tinggi dari harga beli
saham. Menurut Darmadji 2006, ada beberapa risiko yang dihadapi pemodal
dengan kepemilikan sahamnya, yaitu 1.
Tidak Mendapatkan Dividen Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan
keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian.
2. Capital Loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya
investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian seorang investor mengalami capital loss.
Disamping risiko di atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi risiko lainnya, yaitu :
1. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi,
Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi
Universitas Sumatera Utara
dalam pelunasan kewajiban perusahaan. Artinya, setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebuh dahulu akan dibagikan kepada para
kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikam kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih
terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.
2. Saham di-delist di bursa
Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya adalah karen kinerja yang buruk
misalkan dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara
berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di bursa.
3. Saham diberhentikan sementara suspensi
Disamping dua risiko di atas, risiko laing yang juga “mengganggu” para investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu saham di-suspend
atau diberhentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi
tersebut dicabut. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan
oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan perdagangan saham tersbut untuk sementara sampai
perusahaan yang bersangkutan memberikan informasi yang belum jelas tersebut sehingga tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu
informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham diperdagangkan kembali seperti semula.
3. Right Issue a. Pengertian right issue
Right issue atau dikenal dengan istilah hak memesan efek terlebih dahulu merupakan salah satu upaya umiten untuk mendapatkan tambahan
modal dengan mengeluarkan saham baru, dimana penawaran tersebut ditawarkan kepada pemegang saham lama. Untuk mendapatkan saham
tersebut, pemegang saham harus melaksanakan right pada tingkat harga yang telah ditentukan. Artinya, pemegang saham lama exesting
shareholder diberikan hak right oleh emiten untuk membeli saham baru tersebut sesuai dengan harga yang telah ditetapkan oleh emiten. Right yang
Universitas Sumatera Utara
ditawarkan kepada pemegang saham lama berdasarkan proporsi rasio yang telah ditentukan, misalkan PT X melakukan right issue dengan rasio 15:71
yang artinya pemegang saham lama dapat membeli 71 saham yang baru untuk setiap lembar saham lama.
Menurut Anoraga 2006, right merupakan salah satu jenis opsi yang merupakan derivatif turunan dari efek yang sebenarnya dan mempunyai
masa hidup yang singkat. Sertifikat bukti right dapat didefenisikan sebagai efek yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli
saham baru yang akan dikeluarkan emiten pada proporsi dan harga tertentu. Hak dalam right sering disebut preemptive right, yaitu suatu hak untuk
menjaga proporsi kepemilikan saham bagi pemegang saham lama di suatu perusahaan sehubungan dengan pengeluaran saham baru.
Hak preemptive preemptive right merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan
lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham maka jumlah saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya
persentase kepemilikan pemegang saham yang lama akan turun. Hak preemptive memberi prioritas kepada pemegang saham yang lama utnuk
membeli tambahan saham yang baru, sehingga pemilikannya tidak berubah Jogiyanto, 2000. Adapun tujuan dari hak preemptive yaitu untuk
melindungi kontrol dari pemegang saham lama dan untuk melindungi harga saham lama dari kemorosotan.
Universitas Sumatera Utara
b. Alasan dilakukannya Right Issue
Menurut Husnan 2005 alasan perusahaan menerbitkan right issue adalah untuk menghemat biaya emisi, dan juga untuk menambah jumlah
lembar saham yang diperdagangkan. Dengan penambahan lembar saham di bursa, diharapkan akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham yang
akan meningkatkan likuiditas saham. Selain itu tujuan emiten melakukan right issue juga untuk memperoleh financing murah yang dapat digunakan
untuk ekspasi usaha, modal kerja, dan untuk membayar pinjaman. Sedangkan bagi para investor khusunya pemegang saham lama, right issue
akan memberikan keuntungan yaitu untuk mempertahankan proporsional kepemilikan sahamnya dala perusahaan emiten.
Suatu emiten yang melakukan right pada umumnya untuk mempertahankan persentase hak pemegang saham lama atas laba dan suara
dalam perusahaan. Jika emiten langsung menjual saham baru langsung kepada pemegang saham baru maka hak atas laba dan suara yang dimiliki
oleh pemegang saham lama akan beralih ke pemegang saham baru. Jika pemegang saham lama tidak ingin menggunakan haknya atas saham yang
baru maka pemegang saham lama dapat menjual haknya kepada pihak lain atau pemegang saham baru. Hal ini dikarenakan sifatnya sebagai hak dan
bukan merupakan kewajiban sehingga right dapat diperdagangkan. Pada umumnya, right issue diperdagangkan sama seperti saham, akan tetapi
perdagangan right issue memiliki masa berlaku tertentu.
Universitas Sumatera Utara
c. Dampak dilakukannya Right issue
Adanya right issue menyebabkan jumlah saham yang beredar menjadi bertambah. Pertambahan jumlah saham ini akan berakibat pada komposisi
kepemilikan pemegang saham lama. Pemegang saham lama tersebut akan mengalami dilusi atau penurunan persentase kepemilikan saham apabila
tidak melakukan haknya untuk membeli saham baru dengan right yang dimilikinya.
Bertambahnya jumlah saham yang beredar berakibat kepada menurunnya jumlah dividen per lembar saham yang akan diperoleh oleh
pemegang saham lama apabila laba yang diperoleh oleh perusahaan tetap. Penurunan dividen per lembar saham dapat menimbulkan dampak negatif
kepada minat investor sehingga mengakibatkan harga saham menjadi turun. Situmorang, 2008 menyatakan bahwa harga saham perusahaan setelah
right secara teoritis akan mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena harga exercises harga pelaksanaan emisi right selalu lebih rendah dari harga
pasar. Jadi kapitalisasi pasar saham tersebut akan naik dalam persentase yang lebih kecil daripada naiknya persentase jumlah saham beredear.
4. Harga saham
Nilai suatu perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Semakin tinggi nilai suatu perusahaan maka harga sahamnya akan semakin tinggi dan
demikian sebaliknya. Pergerakan harga saham searah dengan kinerja suatu perusahaan. Oleh sebab itu setiap perusahaan yang menerbitkan saham
Universitas Sumatera Utara
sangat memperhatikan harga sahamnya. Jika harga saham suatu perusahaan rendah maka dapat diartikan kinerja perusahaan tersebut kurang baik. Untuk
itu investor sangat memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan harga saham dalam mengambil keputusan untuk melakukan
investasi, menjual atau mempertahankan sahamnya. Jika suatu emiten mampu menghasilkan keuntungan atau profit yang
tinggi dan mampu menyisihkan sebagian keuntungannya ke dalam dividen maka dividen yang akan dibagikan dalam jumlah yang tinggi. Hal ini akan
menarik minat para investor untuk membeli saham tersebut. Akibatnya, harga saham perusahaan tersebut akan meningkat akibat naiknya permintaan
terhadap saham tersebut. Sehingga memungkinkan bagi pemegang saham perusahaan tersebut untuk memperoleh capital gain. Namun, bila harga
saham tersebut terlalu tinggi akan mengurangi minat investor sehingga harga saham tersebut cenderung untuk meningkat lagi.
Menurut Situmorang, 2008 menyatakan bahwa saham memiliki tiga macam nilai yaitu :
1. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum dalam saham tersebut
2. Nilai efektif, yaitu nilai yang tercantum dalam kurs resmi jika saham
tersebut diperdagangkan di bursa. 3.
Nilai interinsik, yaitu nilai ekonomis saham. Berdasarkan fungsinya nilai suatu saham dapat dibedakan atas tiga jenis
yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Nilai nominal par value
Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham utnuk tujuan akuntansi, namun tidak digunakan untuk mengukur sesuatu.
2. Harga dasar base price
Pada hakikatnya harga dasar adalah harga perdana dan dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Untuk saham yang baru, maka
harga dasar tersebut merupakan harga perdana. 3.
Harga Pasar Market Price Harga pasar adalah harga pada pasar yang senyatanya riil dan
merupakan harga yang paling mudah ditentukan, karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, dan jika
pasar sudah ditutup maka harga pasar tersebut adalah harga penutupannya. Harga pasar tersebut yang sesungguhnya menyatakan
naik-turunnya suatu harga saham dan setiap hari diumumkan di media massa.
Setiap saat harga saham di pasar modal selalu mengalami perubahan. Untuk itu, investor atau calon investor harus mampu mengamati dan
memilih saham mana yang akan dibeli, dijual atau dipertahankan. Ada beberapa faktor yang menentukan harga saham di pasar modal yaitu :
1. taksiran atau harapan atas dividen yang akan diterima oleh investor.
2. besar kecilnya tingkat keuntungan yang didapat oleh perusahaan
Universitas Sumatera Utara
3. kondisi perekonomian, politik, maupun kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah
5. Volume Perdagangan Saham
Volume perdagangan saham adalah banyak lembar saham suatu emiten yang diperjualbelikan di pasal modal setiap hari dengan tingkat harga yang
disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui perantara broker perdagangan saham. Volume perdagangan saham merupakan gambaran
tentang kondisi efek yang diperjualbelikan di pasar modal. Besarnya variabel volume perdagangan dapat diketahui dengan
mengamati kegiatan perdagangan saham melalui indikator aktivitas volume perdagangan Trading Volume Activity. Trading Volume Actiyity
merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu informasi melalui parameter volume perdagangan di
pasar modal. Hal ini dikarenakan nilai TVA berbanding lurus dengan likuiditas saham, semakin tinggi nilai TVA sebuah saham mempunyai
makna bahwa suatu saham dapat dijual dengan mudah karena banyak yang bersedia membeli saham tersebut sehingga saham tersebut mudah
dikonversikan menjadi uang kas atau dengan kata lain saham tersebut memiliki tingkat likuiditas yang tinggi.
6. Teori yang berkaitan dengan Right Issue a. Signaling Theory
Universitas Sumatera Utara
Teori ini mengasumsikan bahwa manajer memiliki informasi yang lengkap tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar,
dan manajer adalah orang yang selalu berusaha memaksimalkan intensif yang diharapkannya. Kelebihan manajer daipada pihak luar investor yaitu
informasi yang lengkap dan akurat yang dimiliki oleh manajer mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Asimetri
informasi akan terjadi jika manajer tidak secara penuh menyampaikan seluruh informasi yang diperolehnya tentang semua hal yang dapat
mempengaruhi perusahaan ke pasar modal. Jika manajer menyampaikan suatu informasi ke pasar, maka respon atas informasi tersebut sebagai suatu
signal adanya event tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan volume perdangan saham.
Pengumuman right issue akan direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal adanya informasi baru yang dikeluarkan oleh pihak manajer yang akan
mempengaruhi nilai saham suatu perusahaan dan aktivitas perdagangan sahamnya.
b. Teori struktur modal
Dalam teori ini, diasumsikan bahwa walaupun suatu perusahaan memiliki struktur modal yang optimal, masih terjadi ketidakjelasan apakah
hal itu dapat menjelaskan pengaruh negatif harga saham yang dihubungkan dengan penerbitan saham baru. Penambahan saham baru seharusnya
memberikan dampak positif terhadap harga saham bukan sebaliknya, karena
Universitas Sumatera Utara
penambahan saham baru mencerminkan adanya perkembangan struktur modal yang optimal.
7. Ukuran size Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan. Perbedaan ukuran perusahaan
menimbulkan risiko usaha yang berbeda secara signifikan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil. Investor menggunakan ukuran perusahaan untuk
berinvestasi karena menganggap bahwa ukuran perusahaan menunjukkan kemampuan dan jumlah pengalaman suatu perusahaan dalam mengelola
investasi para stakeholder dan mengindikasikan tingkat risiko yang akan dihadapi.
Perusahaan berukuran besar menunjukkan bahwa perusahaan relative lebih stabil, mempunyai prospek yang menjanjikan dan mampu
menghasilkan laba dibandingkan perusahaan berukuran kecil. Kemampuan perusahaan besar dalam menghasilkan laba ini mengundang para investor
dengan harapan mendapatkan dividen yang besar.
Universitas Sumatera Utara
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu