Hukum Internasional

TUGAS MATA KULIAH HUKUM INTERNASIONAL
“HUMAN TRAFFICKING”

Disusun Oleh :
Kristiyowati

(NPM : 5113500015)

Serly Nurnaningsih

(NPM : 5113500080)

Syaefudin Trirosanto

(NPM : 5113500184)

Eko Nugroho

(NPM : 5113500159)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2014

1. Perang yang terjadi dalam film Hotel Rwanda melibatkan dua etnis di negara
Rwanda, yaitu antara etnis Hutu (etnis mayoritas) dengan etnis Tutsi (etnis
minoritas).
2. Pihak yang berperang termasuk subjek hukum internasional, yaitu pemberontak
(belligerent) dan pihak dalam sengketa.
3. Peristiwa perang saudara di Rwanda terjadi pada dekade 90-an, tepatnya pada
tahun 1994.
4. Kejahatan yang terdapat dalam film Hotel Rwanda yaitu kejahatan genosida,
dimana etnis Tutsi menjadi sasaran ethnic cleansing oleh etnis Hutu.
5. Penyelesaian konflik dalam film Hotel Rwanda menurut hukum internasional
berdasarkan dengan kesepakatan dalam Convention on the Prevention and
Punishment of the Crime of Genocide (CPPCG) tanggal 9 Desember 1948
genosida merupakan sebuah kejahatan yang menurut hukum internasional harus
dicegah dan dihukum.
Dalam pencegahan dan penghukuman yang tertuang dalam konvensi genosida
tersebut, menyetujui suatu pengadilan internasional yang mempunyai yurisdiksi
untuk mengadili individu-individu yang melakukan genosida, dapat dibentuk di

negara-negara peserta kelak, tetapi pasal itu juga mengharuskan pengadilan yang
berwenang dari negara-negara yang ikut serta dalam konvensi untuk menyetujui
yurisdiksi atas pelanggaran sebelum adanya pengadilan internasional, apabila
kejahatan itu dilakukan di wilayahnya.
Khusus untuk kejahatan genosida di Rwanda, sebagaimana diilustrasikan dalam
film Hotel Rwanda, telah ada proses peradilan internasional terhadapnya.
International Criminal Tribunal for Rwanda (ICTR), adalah pengadilan ad hoc
yang didirikan oleh Dewan Keamanan PBB untuk mengadili pelaku pembunuhan
massal terhadap suku Tutsi dan Hutu moderat oleh Hutu pada perang saudara di
Rwanda. Pengadilan pertama di ICTR dilangsungkan pada 1997 dengan terdakwa,
Jean-Paul Akayesu,