bagi guru atau konselor adalah membantu menyesuaikan program pembelajaran agar sesuai dengan karakteristik siswa dan memudahkan
dalam pengembangan potensi siswa secara menyeluruh.
2.2 Kebiasaan Belajar
Sebelum membahas pengertian dari kebiasaan belajar terlebih dahulu penulis akan membahas tentang definisi kebiasaan dan belajar. Kebiasaan
adalah perilaku yang sudah berulang-ulang dilakukan sehingga menjadi otomatis, artinya berlangsung tanpa dipikirkan lagi Hutabarata, 1995.
Sedang menurut Natawijaya 1991 bahwa kebiasaan merupakan perbuatan atau tindakan yang dilakukan seseorang secara tetap, seragam, dan dengan
sendirinya otomatis. Menurut Djaali 2000, kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada
akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis. Dengan demikian dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebiasaan adalah
kegiatan yang dilakukan secara tidak sadar yang menetap dan bersifat otomatis.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah
apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru
tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat
diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru stimulus dan apa yang diterima oleh pelajar respon harus dapat
diamati dan diukur. Menurut Gagne Dimyati, 1994, belajar merupakan kegiatan yang kompleks.
Dari penjelasan tentang belajar tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar merupakan proses kegiatan yang dilakukan
seseorang yang pada akhirnya menghasilkan suatu tindakan perubahan pada diri seseorang tersebut yang berupa pengetahuan, kemampuan, keterampilan
serta sikap. R. Gagne Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, memberikan dua definisi belajar, yaitu:
1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. 2.
Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat
disintesiskan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi
akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan
kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar. Adapun Ciri-ciri belajar adalah :
1 Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri
individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai afektif serta
keterampilan psikomotor; 2
Perubahan itu merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku yang terjadi pada individu karena adanya interaksi antara dirinya
dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan psikis;
3 Perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen.
2.2.1 Pengertian Kebiasaan Belajar
Kebiasaaan belajar bukanlah bakat alamiah atau pembawaan kelahiran yang dimiliki siswa sejak kecil, melainkan perilaku yang dipelajari secara
sengaja atau pun tidak sadar dan selalu diulang-ulang, sehingga pada akhirnya dilakukan secara spontan dan otomatis.
Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penunjang tercapainya prestasi belajar siswa. Dalam rangka mencapai prestasi belajar yang
diharapkan, maka dalam kegiatan belajarnya, siswa hendaknya mempunyai sikap dan cara belajar yang sistematis. Cara belajar yang baik adalah suatu
kecakapan yang dimiliki oleh setiap siswa dengan jalan latihan dalam usaha belajarnya sehingga menjadi kebiasaan yang melekat pada diri siswa.
Menurut Dr. Rudolf Pintner dalam Purwanto 2000, cara belajar yang baik yaitu:
1. Membaca dengan metode keseluruhan kepada bagian
2. Membaca dengan metode keseluruhan kepada lawan bagian
3. Membaca dengan metode campuran antara keseluruhan dan bagian
4. Membaca dengan metode resitasi
5. Jangka waktu belajar
6. Pembagian waktu belajar
7. Membatasi kelupaan
8. Menghafal
9. Kecepatan belajar dalam hubungannya dengan ingatan.
Dengan memiliki kebiasaan belajar yang baik maka setiap usaha belajar akan memberikan hasil yang memuaskan. Ilmu yang sedang dituntut
dapat dimengerti dan dikuasai dengan sempurna serta ujian-ujian dapat dilalui dengan berhasil sehingga akhirnya dapat meraih prestasi yang
optimal. Kebiasaan belajar yang baik itu haruslah dipupuk dan dikembangkan. Demikian pula kebiasaan belajar itu bukan sesuatu yang
telah ada, namun sesuatu yang harus dibentuk. Sedangkan apabila memiliki kebiasaan belajar yang tidak sesuai atau kurang tepat maka akan
memperoleh hasil yang tidak optimal sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa yang bersangkutan.
Kebiasaan belajar yang tidak sesuai dapat mempersulit siswa dalam memahami dan memperoleh pengetahuan sehingga menghambat kemajuan
belajar siswa dan pada akhirnya akan mengalami kegagalan dalam berprestasi. Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar
yang kurang baik. Menurut Dimyati 2002, kebiasaan belajar yang kurang baik antara lain berupa:
a Belajar pada akhir semester
b Belajar tidak teratur
c Menyia-nyiakan kesempatan belajar
d Bersekolah hanya untuk bergengsi
e Datang terlambat
f Bergaya jantan seperti merokok, sok menggurui teman lain.
Upaya mengembangkan kebiasaan belajar dapat melakukan berbagai aspek kebiasaan belajar yang dapat mempengaruhi belajar diantaranya:
pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, mengulangi bahan pelajaran, mengerjakan tugas, membaca buku dan membuat catatan Slameto, 1988.
Hal tersebut ditegaskan oleh Djaali 2000 bahwa kebiasaan belajar sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima
pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.
2.2.2 Konsep Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar perlu sekali dilakukan dengan cara-cara yang baik sehingga siswa dapat menjadi yang unggul dan mempunyai watak yang baik
Gie, 2004. Cara-cara yang baik tersebut jika dipahami, dikuasai, dan dilaksanakan oleh siswa akan menjadi sebuah kebiasaan yang baik. Brown
dan Holtzman yang dikutip oleh Widyatmaka 2005, membagi kebiasaan belajar menjadi dua bagian yaitu:
a. Delay Avoidance DA yang menunjuk pada:
1. Ketepatan waktu penyelesaikan tugas-tugas akademik
Dengan ketepatan waktu menyelesaikan tugas-tugas akademik ini dapat terlihat bahwa sisiwa mempunyai kebiasaan belajar yang
baik, hal ini dapat ditunjukkan dengan tidak menghindari mengerjakan tugas, tidak menunda dalam mengerjakan tugas, mengerjakan tugas
sampai selesai dan mengumpulkan tugas tepat pada waktu yang telah ditentukan.
2. Menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya
penyelesaian tugas Kebiasaan yang baik dapat dilihat dari bagaimana siswa bisa
menghindari hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas, misalnya menyusun catatan dengan baik agar mudah dalam
belajar, bertanya pada guru bila ada penjelasan yang tidak jelas, membiasakan belajar teratur dengan menepati jadwal yang telah
dibuat, menggunakan jam-jam kosong untuk belajar dan belajar cukup diluar jam sekolah.
3. Menghilangkan rangsangan yang akan menganggu konsentrasi belajar
Untuk mencapai kebiasaan belajar yang baik siswa harus bisa menghilangkan rangsangan yang akan menganggu konsentrasi dalam
belajar, upaya yang dapat dilakukan untuk itu misalnya,
menghilangkan kebiasaan melamun jika itu menganggu konsentrasi, mengatur
kamar dengan
menyingkirkan benda-benda
yang mengganggu konsentrasi, mencari tempat belajar yang tenang,
mengurangi kegiatan ekstrakulikuler bila mengganggu belajar dan mengurangi belajar bersama dengan orang lain apabila itu tidak
bermanfaat. b.
Work Methods WM yang menunjuk pada penggunaan cara prosedur belajar yang efektif dan efisien dalam mengerjakan tugas akademik dan
keterampilan belajar. Kebiasaan belajar siswa yang tidak terbentuk dengan baik
dikarenakan kurang dipahami, dikuasai dan dilaksanakannya cara belajar yang baik dan keterampilan-keterampilan belajar yang ada, karena
terbentuknya kebiasaaan belajar yang baik adalah dengan melakukan keterampilan-keterampilan belajar dengan baik dan dengan terus-
menerus. Cara-cara atau keterampilan-keterampilan yang penting dalam belajar dan harus dikuasai bila ingin membentuk kebiasaan belajar yang
baik adalah keterampilan membaca, keterampilan berfikir, keterampilan bahasa, keterampilan mengikuti pelajaran di kelas, keterampilan
mencatat bacaan,
keterampilan memanfaatkan
perpustakaan, keterampilan menempuh ujian, keterampilan memusatkan pikiran
konsentrasi, keterampilan menghafal pelajaran, keterampilan mengelola waktu, keterampilan mengatur diri, keterampilan mengarang karya
ilmiah.
2.3 Model Bimbingan Belajar