Fasilitas Publik OPTIMALISASI PEREKONOMIAN KOMUNITAS NELAYAN :UPAYA PENDAMPINGAN KOMUNITAS NELAYAN DALAM PENGELOLAAN HASIL NELAYAN DI DESA CAMPOR BARAT KEC AMBUNTEN KAB SUMENEP.

Gambar 4.3 Masjid Dusun Maroceng Gambar diatas adalah salah satu tempat peribadatan masyarakat Campor Barat yang berada di Dusun Maroceng, telah lama di dirikan oleh masyarakat. Realitas masyarakat Campor Barat jarang beribadah di masjid di karenakan semua warga memiliki tempat ibadah tersendiri langgar di rumah masing-masing. Hanyawarga yang dekat dengan masjid saja yang mengisi dan merawat tempat tersebut. Masjid ini hanya aktif ketika sholat jumat saja, dan bukan berarti tidak ada yang mengurusi, setiap waktu selalu berkumandang suara adzan dari masjid tersebut. Alasan yang lain juga jarak warga yang terlalu jauh dari masjid begitulah orang Desa dan menjadi budaya. 4.5: Sarana Peribadatan No Sarana peribadatan Jumlah 1 Masjid 4 2 Mushalla 15 3 Gereja - 4 Pura - Sumber : Data Dari Dokumentasi Kantor Desa Campor Barat Tabel diatas menunjukan tempat peribadatan yang ada di Desa Campor Barat, ada 4 masjid yang terletak di Desa Campor Barat. Sedangkan untuk mushollah dekitar 15 yang ada di Dusun Maroceng, sedangkan gereja dan pura tidak ada, hal ini menunjukkan masyarakat Desa Campor Barat mayoritas Islam. a. Tempat kesehatan Kesehatan sebagai tolok ukur utama terhadap keberhasilan pembangunan taraf hidup masyarakat Desa Campor Barat. Berdasarkan data yang ada dimana sarana prasarana kesehatan yang dimiliki oleh Desa Campor Barat terdiri atas 1 tenaga bidan yang dibantu oleh 10 kader kesehatan Posyandu. Mengingat kondisi geografis dan mulai memahaminya masyarakat Desa Campor Barat terhadap aspek kesehatan, terutama yang berkaitan langsung dengan fisik mereka yang menyangkut kebersihan, dan minimnya fasilitas air bersih maka beberapa penyakit sering terjangkit dimasyarakat dapat ditekan diantaranya : Diare, Gatal-gatal. b. Pemuda dan Olah Raga Upaya peningkatan kualitas generasi muda yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, patriotik, demokratis dan mandiri, memiliki kepekaan dan kepedulian sosial, mempunyai minat dan semangat kewirausahaan, berdaya saing dan unggul dalam berprestasi, mampu mengaktulisasikan segala potensi, bakat, dan minatnya serta terhindar dari bahaya destruktif. Dalam usaha peningkatan kualitas generasi muda andil pemerintah desa sangat diperlukan dalam usaha memperlancar dan mempermudah para pemuda usia kerja tidak menjadi pengangguran sekaligus mendorong generasi muda untuk menjadi wirausahawan baru, jika ini terjadi maka yang berkembang bukan kecenderungan mencari lapangan kerja melainkan sebaliknya, justru akan bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru. Salah satu usaha menumbuhkan budaya berprestasi di bidang olahraga dan jiwa kewirausahaan di masyarakat yaitu melalui pendidikan dimasyarakat dengan sarana dan prasarana olah raga serta kegiatan kepemudaan yang ada. Kegiatan pemuda yang ada di Desa Campor Barat diantaranya kegiatan pecak silat Walet Hitam, dan Bola volly. c. Budaya dan Parawisata Prespektif Budaya Masyarakat di Desa Campor Barat sangat kental dengan budaya Islam. Hal ini dapat dimengerti karena hampir semua desa di Kabupaten Sumenep sangat kuat terpengaruh pusat kebudayaan Islam yang tercermin dari keberadaan Pondok Pesantren-Pondok Pesantren yang ada di Sumenep. Dari latar belakang budaya, kita bisa melihat aspek budaya dan sosial yang terpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Didalam hubungannya dengan agama yang dianut misalnya Islam sebagai agama mayoritas dianut masyarakat, dalam menjalankannya sangat kental dengan tradisi budaya Islam. Perspektif budaya masyarakat di Desa Campor Barat masih sangat kental dengan budaya ketimurannya. Dari latar belakang budaya, kita bisa melihat aspek budaya dan sosial yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Didalam hubungannya dengan agama yang dianut misalnya, Agama Islam sebagai agama mayoritas dianut masyarakat, dalam menjalankan sangat kental dengan tradisi budaya ketimuran. Tradisi budaya ketimuran sendiri berkembang dan banyak dipengaruhi ritual-ritual agama atau kepercayaan masyarakat sebelum Agama Islam masuk. Hal ini menjelaskan mengapa peringatan-peringatan keagamaan yang ada dimasyarakat, terutama Agama Islam dipeluk mayoritas masyarakat, dalam menjalankannya muncul kesan nuansa tradisinya. Contoh yang bisa kita lihat adalah peringatan tahun baru Hijriyah dengan melakukan do’a bersama dimasjid dan mushalla-mushalla. Contoh yang lain adalah ketika menjelang Ramadhan masyarakat berbondong- bondong mendatangi kuburanmakam orang tuanya maupun kerabat dan para leluhurnya untuk dibersihkan dan setelah itu melakukan tahlilan bersama dimasjid dan mushalla kemudian makan bersama saat itu juga. Contoh yang lain lagi ketika peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang diperingati di masjid-masjid dan mushalla dan ada juga yang diperingati dirumah warga yang kehidupannya sudah diatas cukup. Biasanya pada peringatan ini masyarakat menyediakan berbagai macam hidangan yang berupa buah-buahan dan makanan serta membuat nasi tumpeng. Secara individual didalam keluarga masyarakat Desa Campor Barat, tradisi ketimuran dipadu dengan Agama Islam juga masih tetap dipegang. Tradisi ini dilakukan selain sebagai kepercayaan yang masih diyakini sekaligus digunakan sebagai media untuk bersosialisasi dan berinteraksi di masyarakat. Misalkan, tradisi mengirim do’a untuk orang tua atau leluhur yang dilakukan dengan mengundang para tetangga dan kenalan yang istilah populernya diberi nama Koleman atau Kondangan. Kolonan ini biasanya dilakukan mulai dari satu sampai tujuh harinya keluarga yang ditinggal mati, yang disebut Tahlilan. Selanjutnya hari ke empat puluhpa’pholo, hari ke seratusnyatos dan seribu harinyanyebuh perhitungan tanggal kegiatan menggunakan penanggalan jawa. Bersyukur kepada Allah SWT, karena dikaruniai anak pertama pada tradisi masyarakat Desa Campor Barat juga masih berjalan disebut Pelet Betteng ketika kandungan ibu menginjak usia 7 bulan dimana suami istri keluar secara bersamaan ke halaman rumah untuk dimandikan kembang dengan memakai cewok dari batok kelapa dan pegangannya memakai pohon beringin kemudian setelah selesai cewok tersebut dilempar ke atas genting oleh mbah dukunnya, jika posisi cewok tersebut terlentang maka ada kemungkinan anaknya perempuan, tetapi jika posisinya sebaliknya maka diyakini kalau anaknya akan lahir laki-laki. Tetapi yang harus diwaspadai adalah muncul dan berkembangnya pemahaman keyakinan terhadap agama ataupun kepercayaan tidak berakar dari pemahaman terhadap tradisi dan budaya masyarakat yang sudah ada. Hal ini mulai mengakibatkan munculnya kerenggangan sosial dimasyarakat dan gesekan antara masyarakat. Meskipun begitu sudah ada upaya untuk mengurangi gesekan yang ada di masyarakat dengan cara persuasif. Aspek pemberdayaan masyarakat Community Empowering masyarakat local merupakan prioritas dalam pengembangan sosial budaya yang ada di masyarakat. Proses pemberdayaan masyarakat yang utama adalah mengembangkan dan mempertahankan setiap partisipatif masyarakat dalam proses pembangunan. Mengenai pengembangan pariwisata di wilayah Desa Campor Barat masih belum memanfaatkan potensi sumber daya alam setempat. 56 BAB V PENGENALAN ASET DAN POTENSI PENDAMPINGAN

A. Aset-Aset Dan Potensi

Dalam pendampingan Asset Bassed Community Development pasti ada beberapa aset dan potensi di Dusun Maroceng Desa Campor Barat kec. Ambunten kab. Sumenep dengan latar belakang membangun komunitas ‘Bunga Harum’ sebagai media untuk meningkatkan ekonomi kreatif. Untuk itu perlu memetakan aset-aset yang ada di daerah Dusun Maroceng sebagai proses dari pendampingan komunitas. Adapun daya dan potensi manusianya meliputi : 1. Daya tubuh yang memungkinkan manusia memiliki keterampilan dan kemampuan secara teknis. 2. Daya akal yang memungkinkan manusia memiliki kemampuan dalam hal teknologi. 3. Daya hidup yang memungkinkan manusia memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, mempertahankan hidup, dan menghadapi tantangan. 1 Dari aset-aset manusia di atas apabila dibangun dan dikembangkan secara optimal akan menjadi aset yang besar dalam menghasilkan kebutuhan masyarakat dan juga bisa mengelola aset dengan sendiri dalam rangka memenuhi segala bentuk kebutuhan sumber daya manusia yang produktif dan berkualitas. Untuk itulah membangun pola pikir masyarakat agar menyadari tentang daya dan 1 Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana, 2006, hal. 199. potensinya sendiri jauh lebih penting dari hanya sekedar menunggu janji-janji palsu atau dalam istilah sekarang PHP pemberi harapan palsu Aktivitas pengembangan masyarakat dilakukan dengan memperhatikan aspek- aspek kesinambungan sustainable. Kesinambungan disini dimaksudkan sebagai upaya-upaya pengembangan kehidupan masyarakat yang menekankan pada intervensi modal sosial, modal manusia, modal fisik, dan modal alamiah environment secara sinergis dan berimbang. 2 a. Aset 1 Aset Budaya Kebudayaan masyarakat Dusun Maroceng Desa Campor Barat memang tidak dapat dilihat secara kasat mata. Hal ini dikarenakan tidak ada sesuatu hal yang spesifik tentang apa yang menjadi ciri khas dari masyarakat setempat. Tetapi sepanjang pengamatan kami, dan informasi yang didapat dari beberapa tokoh masyarakat setempat, masih ada beberapa kesenian dan kebudayaan lain yang tetap lestari dan secara berkesinambungan menjadi bagian dari tradisi masyarakat setempat. 5.1: Aset Budaya No Aset Budaya 1. Sedekah dari hasil tani dan laut setiap malam jum’at 2. Tong-tong music setiap bulan Ramadan 2 Zubaedi, Pengembangan Masyarakat Wacana Praktik, Jakarta; Kencana Prenadamedia Group, 2013, hal. 160. 3. Diba’an tiap malam Jum’at 4. Tahlil dan Yasin 5. Kumpulan Mengaji oleh Kiai Pesantren setiap hari selasa 6. Arisan Murni 7 Pencak Silat setiap hari selasa Sumber: Observasi Di Dusun Maroceng misalnya setiap malam jum’at ada budaya sedekah ke langgar atau masjid secara rutin. Sementara, seni music tradional tong tong hampir dimiliki dan dipraktekan oleh masyarakat di berbagai daerah di kab. Sumenep . Selain itu, budaya “Selameten bhumih” selalu di laksanakan apabila ada warga yang membangun rumah, merenovasi masjid, mushola dll. Sebagaimana hasil observasi di atas bahwa segala bentuk kegiatan sebuah organisasi seringkali tidak lepas dari unsur agama. Itu sebabnya mengapa Islam begitu kental dengan orang Madura pada umumnya karena memang Islam di sana sudah melebur dengan budaya setempat. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat bisa menerima simbol-simbol keagamaan itu secara utuh. Karena mereka merasa tidak ada tradisi yang hilang dalam kehidupannya. Dan di saat yang sama mereka juga merasakan percikan semangat beragama yang tinggi. Dalam acara apapun yang berbau komunitas masyarakat tidak luput dari pemembacaan Yasin, Sholawat dan Tahlil, sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepada mereka. Sebenarnya religiuitas masyarakat Dusun Maroceng sudah tercium sejak awal, saat kami pertama kali menginjakkan kaki di rumah yang ditempati untuk melaksanakan kegiatan rutinan tersebut. Masyarakat yang datang ke sana semuanya memakai kopiah atau peci tanpa terkecuali. Ini menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya masyarakat Dusun Maroceng tetap kental. Dari yang muda hingga yang tua, semuanya memakai kopiah. Meskipun kopiah bukanlah parameter untuk mengukur keimanan seseorang, tetapi paling tidak hal tersebut sudah menjadi pertanda, bahwa masyarakat Desa Campor Barat setempat menghargai betul simbol-simbol kebudayaan yang ada di negara indonesia yeng terdiri dari berbagai suku, bangsa, termasuk diantaranya peci atau kopiah. Apalagi saat fasilitator mengikuti rangkaian demi rangkaian acara dalam rutinitas tersebut. 2 Aset Alam Campor Barat Semua potensi yang berhubungan dengan sumber daya alam. Pada umumnya masyarakatnya adalah petani, nelayan, dagang, ada juga yang merantau keluar negeri dan juga dalam negeri. Walaupun potensi alamnya secara keseluruhan adalah pertanian tapi Desa Campor Barat memiliki laut. Artinya bagian utara pantura dari desa tersebut tepatnya di Dusun Maroceng itu adalah daerah pesisir. Sehingga masyarakat yang ada di sekitar bibir pantai itu bekerja sebagai nelayan. “Sebenarnya aset yang ada di Desa Campor Barat khususnya Dusun Maroceng ini tidak hanya tani saja. Tetapi aset laut juga ada. Orang yang punya sampan atau perahu penangkap ikan kurang lebih 55 orang. Namun 3 tahun terkhir banyak masyarakat kurang minat ke laut alasanya macam- macam ” 3 Adapun aset alam yang dimiliki oleh Dusun Maroceng Desa Campor Barat yakni sumber daya alam yang berupa hasil tangkap ikan laut yang tidak butuh perawatan yang serius tetapi juga menghasilkan hal ini dipandang perlu untuk dikelola dengan optimal dan dapat membangun kesejahteraan masyarakat khususnya rumah tangga. Seperti pendayagunaan sumber daya alam bisa memberi pemanfaatan untuk masyarakat guna mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari seperti membeli peralatan mandi dan dapur. Pelestarian sumber daya alam yang ada di Desa Campor Barat utamanya harus di kerjakan secara maksimal oleh instansi pemerintah dan warga setempat, hal itu harus bisa memberdayakan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Agar pola hubungan bisa tetap berjalan sesuai dengan harapan masyarakat. Jika aset tersebut dikelola menggunakan satu arah saja maka hasilnya tidak akan maksimal. Tugas masyarakat dan pemerintah yaitu menyelamatkan atau mengembangkan dari hasil tangkap ikan tersebut agar bisa menjadi penghasilan tetap masyarakat di Dusun Maroceng Desa Campor Barat. 3 Aset Lingkungan Aset lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi atau melingkupi masyarakat yang bersifat fisik maupun non fisik. Kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup yang meliputi ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar dan tersedianya ruang yang 3 Hasil wawancara dengan Supardi salah satu masyarakat pada tanggal 25 Desember 2016.