Analisis Gender Dalam Penyelenggaraan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (Pnpm) Di Desa Nelayan Kurau (Kasus Komunitas Nelayan Desa Kurau, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah)

ANALISIS GENDER DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM
NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) DI DESA
NELAYAN KURAU
(Kasus Komunitas Nelayan Desa Kurau, Kecamatan Koba, Kabupaten
Bangka Tengah)

OLEH:
ATIKAH DEWI UTAMI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Gender
dalam Penyelenggaraan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) di Desa Nelayan Kurau, (Kasus Komunitas Nelayan Desa Kurau,
Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung)
adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2016

Atikah Dewi Utami
NIM I34110161

ABSTRAK

ATIKAH DEWI UTAMI. Analisis Gender dalam Penyelenggaraan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di Desa Nelayan Kurau (Kasus
Komunitas Nelayan Desa Kurau, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah).
Dibimbing oleh SITI SUGIAH MUGNIESYAH.
Salah satu prinsip yang melandasi kegiatan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) adalah Kesetaraan dan Keadilan Gender
(KKG) dengan tujuan utamanya meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya

masyarakat miskin dan kelompok perempuan. Tujuan penelitian ini: 1)
Menganalisis karakteristik sumberdaya individu Peserta Program PNPM MP, 2)
Menganalisis proporsi peserta PNPM MP laki-laki dan perempuan yang
berpartisipasi dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan PNPM MP dan 3)
Menganalisis akses dan kontrol terhadap sumberdaya PNPM MP. Contoh
penelitian sebanyak 60 responden rumahtangga peserta PNPM yang terbagi
menjadi 30 orang laki-laki dan 30 orang perempuan, unit analisis dalam penelitian
ini adalah individu rumahtangga. Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk
membuktikan hipotesis dalam penelitian dengan analisis deskriptif mengacu pada
teori, hasil observasi, serta wawancara mendalam. Hasil uji korelasi Rank
Spearman menunjukkan hanya variabel tingkat pendidikan formal, status bekerja,
dan tingkat pengeluaran rumahtangga pada peserta pembangunan fisik yang
berhubungan signifikan dengan tingkat partisipasi terhadap komponen PNPM
pada taraf α= 0.05 sampai dengan taraf α= 0.30. Hasil penelitian menunjukkan
hanya tingkat pendapatan, tingkat pendidikan berhubungan nyata dengan tingkat
akses terhadap komponen PNPM. Pada peserta SPKP menunjukkan hanya tingkat
pendidikan formal dan status bekerja yang berhubungan nyata dengan tingkat
akses terhadap komponen PNPM pada taraf α= 0.00. Selanjutnya, tingkat
pendapatan berhubungan negatif dengan tingkat kontrol terhadap komponen
PNPM pada taraf α= 0.20 sampai dengan α= 0.30.

Kata kunci: PNPM, akses, kontrol, partisipasi

ABSTRACT
ATIKAH DEWI UTAMI. STUDY ANALYSIS GENDER IN PROGRAM
NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN
in the Village Fisherman Kurau (Fishermen Community Case Kurau Village,
District Koba, Central Bangka Regency). Supervised by SITI SUGIAH
MUGNIESYAH.
One of the basic principles underlying the National Program for Community
Empowerment (PNPM) is the equality principle and gender equity. The main
purpose of PNPM to enhance community participation, especially of the poor and
women. This study aims to: 1) To analyze the characteristic of individual resource
of PNPM's participant, 2) To analyze the proportion of male and female
participant who participates in the planning and implementation of PNPM MP
and 3) To analyze the access and control toward the resources of PNPM MP. The
representative respondents involved were 60 households which divided into 30
males and 30 females. The unit analysis of this study is the household individual.
The hypothesis of this study will be proved by implementing Rank Spearman‟s.
Result from Spearman‟s rank correlation coefficient showed three variables
which significantly affected participation level of PNPM component. These

variables are 1) levels of formal education; 2) work status, and 3) household
expenditures level of physical development‟s participants.The correlation stands
at at the α= 0.05 to α= 0.30. SPKP participants indicated two variables that
distinctly related to access level over PNPM component at at α=0.00. The two
variables are formal education level and work status. Furthermore, income level
is negatively related to the level of control over the PNPM component at α= 0.20
to α= 0.30.
Key words: PNPM, access, control, participation

ANALISIS GENDER DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM
NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) DI DESA
NELAYAN KURAU
(Kasus Komunitas Nelayan Desa Kurau, Kecamatan Koba, Kabupaten
Bangka Tengah)

ATIKAH DEWI UTAMI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini
berjudul Analisis Gender dalam Penyelenggaraan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di Desa Nelayan Kurau (Komunitas Nelayan
Desa Kurau, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah). Skripsi ini ditujukan
untuk memenuhi syarat kelulusan sebagai Sarjana Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat (SKPM),
Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor.
Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat diselesaikan

karena bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Ir Siti Sugiah Mugniesyah, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah berbagi ilmu dan pengalaman mengenai studi analisis gender serta atas
curahan waktu, tenaga, pikiran, dan dukungan moral, sejak penyusunan studi
pustaka, penulisan proposal hingga penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Ir Dwi Sadono, MSi selaku dosen penguji utama dan Bapak Martua
Sihaloho, SP, MSi selaku dosen penguji wakil Departemen SKPM yang telah
bersedia menjadi dosen penguji dan memberikan masukan serta saran bagi
penyelesaian skripsi ini.
3. Kepala Desa Kurau, Bapak Kasim yang telah memberikan izin dan
memasilitasi kegiatan penulis selama melakukan penelitian kurang lebih satu
bulan di Desa Kurau.
4. Kepala Dusun II Desa Kurau, Bapak Nasir beserta istri yang telah bersedia
memberikan tempat tinggal serta kenyamanan selama tinggal bersama dan
memberikan dukungan, fasilitas kepada penulis selama melakukan penelitian
di Desa Kurau.
5. Kaur Bidang Pembangunan, Kaur Bidang Kesejahteraan, serta pengurus
kantor Desa Kurau yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan
masukan kepada penulis mengenai kondisi Desa.

6. Ketua BPD Bapak Asnawi dan Istri, Sekretaris BPD Ibu Yuyun beserta suami
yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan informasi terkait
penelitian, mengajak penulis untuk mengikuti kegiatan sosial, serta
memberikan dukungan moral kepada penulis.
7. Keluarga tercinta, Ayahanda Drs. A. Huzarni Rani, Msi, Ibunda Brinawati
Bayuningrat, dan Kakanda Muhammad Abi Febianto, serta Uniq Ghita
cahyani yang selalu mengirimkan do’a dukungan, motivasi, serta membantu
penulis mengakses berbagai kebutuhan yang berkaitan dengan literatur terkait
skripsi ini, dan kasih sayang yang tiada putus kepada penulis dalam
menyelesaikan studi S1 di Institut Pertanian Bogor.
8. Teman penulis dalam bercerita selama tinggal di Desa, Rachel, Yuk Puti, Yuk
Sina, Bapak Tang, Bapak Nasir, Ibu Rohma, serta seluruh pihak yang
mendukung dalam penyusunan skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.

2

9. Prastowo Alrajabi S.Pi yang selalu sabar mendampingi, mendo’akan, serta
memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
10. Rekan satu bimbingan, Rahma Nurina dan Wastini untuk kerjasama dan

kebersamaan selama proses penulisan studi pustaka, proposal penelitian serta
penyelesaian skripsi ini.
11. Sahabat penulis, Shella, Teh Lilis, Anca, Jae, Rina, Yayuk, Bebe yang
menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi, serta memberi masukan dan
kritik yang membangun kepada penulis. Meisela, Sandra, Novi Ndut, Destrie,
dan Penti yang telah bersedia menemani penulis selama melakukan penelitian
sampai penyelesaian skrispi, selalu memberikan dukungan moral, kasih
sayang, dan canda tawa agar penulis segera menyelesaikan skripsi.
12. Seluruh teman SKPM 48 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang
saling memberikan semangat dan dukungan untuk bersama-sama
menyelesaikan penulisan skripsi dengan lancar.

Bogor, Juni 2016

Atikah Dewi Utami

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar belakang


1
1

Masalah penelitian

3

Tujuan penelitian

4

Kegunaan penelitian

5

PENDEKATAN TEORETIS
Tinjauan pustaka

6
6


Konsep gender dan teknik analisis gender

6

Karakteristik rumahtangga nelayan

7

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

8

Hasil-Hasil Studi tentang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM)

8

Hipotesis penelitian


13

Definisi operasional

13

PENDEKATAN LAPANG
Metode penelitian

15
15

Lokasi dan waktu penelitian

16

Penentuan sampel dan responden

16

Pengolahan data dan analisis data

16

KEADAAN UMUM DESA KURAU
Kondisi geografis dan luas wilayah

18
18

Keadaan umum penduduk

19

Kelembagaan desa

23

Sarana dan prasarana

24

Profil program-program pengentasan kemiskinan di Desa Kurau

25

PROFIL PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT (PNPM) DESA KURAU
27
Sejarah dan Struktur Organisasi PNPM MP di Desa Kurau
27
Pembangunan sarana dan prasarana sosial dasar kegiatan PNPM MP di Desa
Kurau

29

Kegiatan simpan pinjam kelompok perempuan (SPKP) di Desa Kurau

31

2

PROFIL
RUMAHTANGGA
PESERTA
PROGRAM
NASIONALPEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN
(PNPM MP) DI DESA KURAU
38
Karakteristik Individu
38
Rata-rata jumlah anggota rumahtangga dan jenis kelamin

38

Anggota rumahtangga peserta PNPM MP menurut kelompok umur

39

Tingkat pendidikan formal

40

Jenis pekerjaan

41

Status pekerjaan

42

Status perkawinan

44

Karakteristik rumahtangga peserta PNPM MP

46

Kepemilikan benda berharga

46

Keterangan umum rumahtangga peserta PNPM MP di Desa Kurau

47

STIMULAN PNPM MP DAN PENGELOLAAN PNPM MP
Stimulan Dana BLM untuk Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana

50

Stimulan Dana BLM untuk Kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan
(SPKP)

50

Tingkat Kemudahan Sistem Alokasi Dana

51

Frekuensi Kunjungan Pendampingan Fasilitator

52

PROFIL
RESPONDEN
PESERTA
PROGRAM
NASIONAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERDESAAN (PNPM MP) DI DESA
KURAU
53
Tingkat pendidikan formal
53
Status bekerja

54

Tingkat pendapatan

54

Tingkat pengeluaran rumahtangga

55

Tingkat akses

56

Tingkat kontrol

56

Tingkat partisipasi

57

ANALISIS GENDER TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM

58

Hubungan karakteristik sumberdaya individu dengan tingkat akses dan kontrol
peserta PNPM fisik dan peserta PNPM SPKP terhadap komponen PNPM MP 58
Hubungan karakteristik sumberdaya individu dengan tingkat partisipasi peserta
PNPM Fisik dan Peserta SPKP
61

3

Hubungan karakteristik sumberdaya rumahtangga dengan tingkat akses dan
kontrol peserta PNPM fisik dan peserta SPKP terhadap komponen PNPM MP

62

Hubungan karakteristik sumberdaya rumahtangga dengan tingkat partisipasi
peserta PNPM fisik dan peserta SPKP

64

Pemenuhan kebutuhan praktis gender dan kebutuhan strategis gender

65

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

DAFTAR PUSTAKA

68
68
68

LAMPIRAN

69
71

RIWAYAT HIDUP

86

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9

10
11

12

13
14

15
16

17

18

19
20

Luas wilayah Desa Kurau menurut penggunaannya, tahun 2014
(dalam hektar)
Distribusi penduduk Desa Kurau menurut golongan umur dan jenis
kelamin, tahun 2014
Distribusi penduduk Desa Kurau menurut etnis dan jenis kelamin
tahun 2014
Distribusi penduduk Desa Kurau menurut jenis pekerjaan dan jenis
kelamin, tahun 2014 (dalam persen)
Distribusi penduduk Desa Kurau menurut tingkat pendidikan yang
ditamatkan dan jenis kelamin, tahun 2014 (dalam persen)
Jumlah pemanfaat proyek pembangunan drainase menurut kategori
pemanfaat dan jenis kelamin, Desa Kurau, tahun 2014
Daftar nama kelompok peserta SPKP yang masih aktif di Desa Kurau,
tahun 2014
Jumlah dan persentase responden peserta SPKP berdasarkan tingkat
perkembangan usaha di Desa Kurau, tahun 2014 (dalam persen)
Jumlah dan persentase peserta PNPM SPKP berdasarkan besarnya
dana pinjaman yang diperoleh oleh total peserta PNPM SPKP Desa
Kurau, tahun 2014
Jumlah dan persentase responden SPKP (30 orang) berdasarkan
besarnya pinjaman yang diperoleh, tahun 2014
Distribusi anggota rumahtangga peserta PNPM MP di Desa Kurau
menurut kategori stimulan, kelompok umur dan jenis kelamin, tahun
2014 (dalam persen)
Distribusi anggota rumahtangga peserta PNPM MP di Desa Kurau
menurut kategori stimlan, tingkat pendidikan formal dan jenis kelamin
(dalam persen)
Distribusi ART peserta PNPM MP menurut jenis pekerjaan dan jenis
kelamin, tahun 2014 (dalam persen)
Distribusi anggota rumahtangga peserta PNPM MP di Desa Kurau
menurut kategori stimulan, status bekerja, dan jenis kelamin, tahun
2014 (dalam persen)
Distribusi anggota rumahtangga peserta SPKP di Desa Kurau menurut
golongan umur dan status perkawinan, tahun 2014 (dalam persen)
Distribusi anggota rumahtangga peserta pembangunan fisik di Desa
Kurau menurut golongan umur dan status perkawinan, tahun 2014
(dalam persen)
Rata-rata kepemilikan benda berharga pada rumahtangga peserta
PNPM SPKP di Desa Kurau menurut kategori stimulan, tahun 2014
(dalam persen)
Rata-rata kepemilikan benda berharga pada rumahtangga peserta
PNPM fisik di Desa Kurau menurut kategori stimulan, tahun 2014
(dalam persen)
Jumlah dan persentase keterangan umum rumahtangga peserta PNPM
SPKP di Desa Kurau, tahun 2014
Jumlah dan persentase keterangan umum rumahtangga peserta PNPM

19
20
21
21
22
30
33
35
36

37
40

41

42
43

44
45

46

47

48
59

2

Fisik Desa Kurau, tahun 2014
21 Tingkat bantuan dana BLM anggota peserta SPKP PNPM MP di Desa
Kurau, tahun 2014 (dalam persen)
22 Tingkat pendidikan formal responden peserta PNPM menurut kategori
stimulan, tahun 2014 (dalam persen)
23 Status bekerja seponden peserta PNPM menurut kategori stimulan,
tahun 2014 (dalam persen)
24 Tingkat pendapatan responden peserta menurut kategori stimulan,
tahun 2014 (dalam persen)
25 Tingkat pengeluaran rumahtangga responden peserta PNPM menurut
kategori stimulan, tahun 2014 (dalam persen)
26 Tingkat akses responden peserta PNPM MP menurut kategori
stimulan, tahun 2014 (dalam persen)
27 Tingkat kontrol menurut kategori stimulan, tahun 2014 (dalam persen)
28 Tingkat partisipasi menurut kategori stimulan, tahun 2014 (dalam
persen)
29 Hubungan Karakteristik Sumberdaya Individu dengan Tingkat Akses
dan Kontrol Peserta PNPM Fisik dan Peserta SPKP terhadap
Komponen PNPM MP
30 Hubungan Karakteristik Sumberdaya Individu dengan Tingkat
Partisipasi Peserta PNPM Fisik dan Peserta SPKP
31 Hubungan Karakteristik Sumberdaya Rumahtangga dengan Tingkat
Akses dan Kontrol Peserta PNPM Fisik dan Peserta SPKP terhadap
Komponen PNPM MP
32 Hubungan Karakteristik Sumberdaya Rumahtangga dengan Tingkat
Partisipasi Peserta PNPM Fisik dan Peserta SPKP

51
53
54
55
55
56
57
57
59

61
63

63

DAFTAR GAMBAR
1
2
3

Hubungan antar variabel analisis gender dalam PNPM
Bagan struktur tim pelaksana PNPM MP tingkat desa
Persentase anggota rumahtangga peserta PNPM MP di Desa kurau menurut
kategori stimulan dan jenis kelamin

12
28
39

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Peta Desa Kurau, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi
Bangka Belitung
Sketsa Desa Kurau
Hasil uji korelasi rank spearman antara variabel-variabel karakteristik
sumberdaya individu dan variabel karakteristik sumberdaya rumahtangga
Parameter statistik dan kriteria kategori (skor) dari semua variabel peserta
PNPM MP
Daftar penerima program simpan pinjam kelompok perempuan di Desa Kurau,
tahun 2014
Kerangka sampling dan responden penelitian
Pembangunan drainase di Desa Kurau tahun 2014
Kriteria kemiskinan menurut kriteria lokal (hasil partisipatif)
Jadwal kegiatan penelitian
Publikasi Desa Kurau

71
72
73
74
75
77
80
81
82
83

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar kedua di dunia yang
memiliki kawasan pesisir dengan garis pantai sepanjang lebih dari 81.000 km dan
luas lautan sekitar 5,8 juta km² atau sekitar 70% dari luas total wilayah Indonesia
(Kelautan dan Perikanan dalam Angka 2011). Badan Pusat Statistik (2013)
melaporkan ada sekitar 611 ribu rumahtangga nelayan atau sekitar 2,4 juta jiwa.
Lebih lanjut, Sensus Penduduk 2010 menyatakan jumlah penduduk Indonesia
adalah sebesar 237.56 juta orang, yang terdiri dari 119.51 juta laki-laki dan 118.05
perempuan.
Gender masih menjadi isu penting dalam masyarakat selama ini.
Perbedaan gender dianggap menjadi salah satu perdebatan dalam melaksanakan
kegiatan sehari-hari. Pemahaman yang minim mengenai konsep gender,
kesetaraan gender dan peranan gender dalam pembangunan. Untuk mengatasi hal
tersebut diperlukan penjelasan mengenai kesetaraan gender yang dapat dicapai
dengan pembelajaran mengenai konsep gender.
Mugniesyah et al. (2004a) menyatakan kesetaraan gender adalah suatu
konsep yang menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan keduanya memiliki
kebebasan dalam mengembangkan kemampuan personal dan membuat pilihan
tanpa dipengaruhi stereotype, prasangka dan peranan gender. Dijelaskan lebih
lanjut, bahwa kesetaraan dan keadilan gender yang merupakan salah satu tujuan
pembangunan yang ditetapkan dalam RPJPN 2005-2025 dan dijabarkan di dalam
RPJMN 2015-2019 dihadapkan pada tiga isu strategis, diantaranya meningkatnya
kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan. Dalam Perpres No 7
Tahun 20051dinyatakan bahwa kualitas komunitas nelayan tergolong rendah,
tercermin dari rendahnya kualitas SDM nelayan dan terbatasnya akses mereka
terhadap sumberdaya produktif, terutama akses terhadap sumber permodalan yang
diiringi dengan rendahnya penguasaan teknologi. Oleh karena itu, arah kebijakan
pemerintah yang ditetapkan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan (2005)2
antara lain ditempuh melalui: (1) peningkatan kemampuan nelayan dan
pembudidaya ikan serta penguatan lembaga pendukungnya; dan (2) peningkatan
produktivitas, produksi, daya saing dan nilai tambah produk perikanan dengan
tetap memperhatikan kesetaraan gender dan kepentingan pembangunan
berkelanjutan.
Pemerintah Baru dalam menjalankan program prioritas atau yang disebut
Quick Win, menggunakan metodologi yang dipakai dalam melihat capaian dari
kinerja Kabinet Kerja dengan ukuran dari prioritas setiap kementerian terkait
dengan 10 Agenda Politik Perempuan, diantaranya adalah: hak atas pendidikan,

1

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional
Tahun
2004-2009.
Dapat
diunduh
dari
:
http://www.bappenas.go.id/files/9814/2099/2543/RPJMN_2004-2009.pdf
2

Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor: Per.17/Men/2005. Dapat diunduh dari :
http://dfw.or.id/wp-content/uploads/2011/10/referensi/PERMEN-2005-17.pdf

2

kemiskinan Perempuan, dan hak atas pengelolaan lingkungan SDA, hak atas
pekerjaan yang layak, serta penghapusan hukum diskriminatif. Selain itu,
indikator kunci dalam pelaksanaan yang paling utama adalah komitmen pada
pengarusutamaan gender (PUG). Dengan kata lain, pengarusutamaan gender
(PUG) masih menjadi fokus pemerintah dalam menjalankan program yang ingin
dicapai.
Menurut RPJMN 2015-20193 salah satu strategi peningkatan upaya
keberlanjutan pembangunan sosial yaitu peningkatan kesetaraan gender untuk
akses/kesempatan pendidikan, kegiatan ekonomi dan keterwakilan perempuan
dalam organisasi. Kesetaraan gender dapat dicapai dengan mengurangi
kesenjangan antara penduduk laki-laki dan perempuan dalam mengakses dan
mengontrol sumberdaya, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan proses
pembangunan, serta mendapatkan manfaat dari kebijakan dan program
pembangunan. Kesetaraan dan keadilan gender yang merupakan salah satu tujuan
pembangunan yang ditetapkan dalam RPJPN 2005-2025 dan dijabarkan di dalam
RPJMN 2015-2019 dihadapkan pada tiga isu strategis, diantaranya meningkatnya
kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan.
INPRES No 9 tahun 2000 perihal pengarusutamaan gender dalam
pembangunan adalah strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender
menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional.
Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah menyatakan bahwa pengarusutamaan
gender (PUG), bersamaan dengan pembangunan berkelanjutan dan good
governance (tata kelola yang baik) merupakan tiga pengarustamaan dalam
pembangunan nasional. Dalam proses pembangunan, PUG diartikan sebagai suatu
strategi yang digunakan untuk mengurangi kesenjangan antara penduduk laki-laki
dan penduduk perempuan dalam mengakses dan mendapatkan manfaat
pembangunan, serta meningkatkan partisipasi dan mengontrol proses
pembangunan. Sasaran PUG antara lain adalah meningkatnya kualitas hidup dan
peran perempuan, terutama di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi serta akses
terhadap sumberdaya.
Upaya pengentasan kemiskinan sebagaimana dinyatakan dalam RPJMN
2010-2014 mancakup empat prioritas, salah satu diantaranya adalah
menyempurnakan dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan program yang
berbasis pemberdayaan masyarakat melalui Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri. Dalam Pedoman Umum PNPM Mandiri Perdesaan
(PNPM MP) dinyatakan bahwa sebagai program untuk mempercepat
penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan, dalam pelaksanaan
pengambilan keputusannya harus dilandasi oleh sejumlah prinsip atau nilai-nilai
dasar, diantaranya prinsip kesetaraan dan keadilan gender (KKG), dimana lakilaki maupun perempuan mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahapan
program dan dalam proses pembangunan.

3

Buku II Rancangan Awal Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Dapat diunduh dari :

http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/sesma/files/Buku%20II%20RPJMN%202015-2019.pdf

3

Sejak diintroduksikannya kepada masyarakat perdesaan, terdapat banyak
peneliti yang tertarik untuk mempelajari pelaksanaan PNPM MP tersebut di atas.
Keluaran program yang diharapkan adalah program mampu memenuhi kebutuhan
praktis gender dan kebutuhan strategis gender. Namun demikian, dari sejumlah
penelitian sebelumnya, diketahui bahwa peneliti umumnya meneliti program
pengentasan kemiskinan secara parsial yang hanya meneliti PNPM pada
rumahtangga petani padi sawah, tidak melihat semua aspek gender menyangkut
laki-laki dan perempuan, serta belum ditemui adanya yang meneliti mengenai
analisis gender dalam PNPM pada komunitas nelayan. Hal tersebut dijumpai pada
penelitian Annisa (2008) yang berjudul “Gender dalam Program Penanggulangan
Kemiskinan”. Pada penelitian Annisa (2008), peneliti mengabaikan aspek
kebutuhan praktis gender dan kebutuhan strategis gender, dalam tulisannya tidak
dijelaskan program telah mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari rumahtangga
peserta dan meningkatkan kedudukan perempuan dengan laki-laki dalam
pengambilan keputusan setelah mengikuti program yang artinya program telah
mampu memenuhi kebutuhan praktis gender dan kebutuhan strategis gender.
Berdasarkan penjelasan di atas, penting untuk mengkaji kembali Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat pada masa pemerintahan sebelumnya. Maka
dari itu, penelitian ini memfokuskan pada hasil keluaran program PNPM terhadap
peningkatan kesejahteraan dan kesempatan kerja rumahtangga sasaran serta
peranan pemerintah setempat dalam pengawasan kegiatan program berlangsung.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini melihat pelaksanaan
program PNPM pada komunitas nelayan untuk mengetahui sejauhmana partisipasi
masyarakat khususnya masyarakat miskin yang ada di Desa Kurau dalam
mengikuti kegiatan program, bagaimana akses dan kontrol dalam rumahtangga
peserta PNPM dengan menggunakan prinsip kesetaraan gender, serta keluaran
program dalam memenuhi kebutuhan praktis gender dan kebutuhan strategis
gender.
Masalah Penelitian
Penyelenggaraan PNPM MP memiliki sejumlah tujuan khusus,
diantaranya adalah meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya
masyarakat miskin dan kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan,
menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan oleh
masyarakat, serta melembagakan pengelolaan dana bergulir. Dinyatakan lebih
lanjut bahwa tujuan khusus PNPM MP di atas untuk mewujudkan keluaran PNPM
MP, yang meliputi: terjadinya peningkatan keterlibatan Rumahtangga Miskin
(RTM) dan kelompok perempuan mulai perencanaan sampai dengan pelestarian
program PNPM MP, serta terlembaganya pengelolaan dana bergulir dalam
peningkatan pelayanan sosial dasar dan ketersediaan akses ekonomi terhadap
RTM. Dalam PTO PNPM MP juga dinyatakan bahwa kriteria miskin dalam
program ini merujuk kriteria lokal. Sehubungan dengan itu, bagaimanakah
karakteristik sumberdaya individu dan keluarga masyarakat miskin dan kelompok
perempuan yang menjadi partisipan PNPM pada komunitas nelayan di Desa
Kurau? Apakah mereka tergolong kategori rumahtangga miskin (RTM) secara

4

lokal? Kelembagaan pengelolaan dana bergulir apakah yang dikembangkan oleh
partisipan PNPM MP tersebut?
Salah satu prinsip PNPM MP adalah mewujudkan Kesetaraan dan
Keadilan Gender (KKG). Dalam hal metodologi, menurut Surbakti dkk. (2001)
dalam Mugniesyah (2007b) untuk mengidentifikasi terwujud tidaknya KKG
tersebut dapat menggunakan Teknik Analisis Gender (TAG), yang di dalamnya
mencakup adanya empat faktor utama yang mencakup: akses, kontrol, partisipasi,
dan manfaat. Sehubungan dengan itu, apakah anggota rumahtangga pada
komunitas nelayan memiliki akses dan kontrol terhadap sumberdaya PNPM
Mandiri Perdesaan baik dalam hal kelmbagaan, stimulan dana bergulir pada
simpan pinjam dan sarana sosial dasar ekonomi? Apakah akses dan kontrol
mereka terhadap sumberdaya dalam PNPM Mandiri tersebut memasilitasi mereka
untuk memperoleh manfaat sesuai yang dirumuskan dalam tujuan PNPM Mandiri
Perdesaan?
Mengingat peserta PNPM adalah individu-individu anggota rumahtangga,
sehubungan dengan itu, faktor-faktor pada karakteristik individu dan sumberdaya
rumahtangga apakah yang mempengaruhi gender dalam perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan PNPM?
Program-program pembangunan selama ini memberikan manfaat terhadap
keberlangsungan hidup masyarakat, khususnya masyarakat miskin. Dalam
konteks pendekatan kebijakan pembangunan, Moser (1993) dalam Mugniesyah
(2006) memperkenalkan suatu konsep yang dapat digunakan untuk menganalisis
pengaruh dari manfaat yang dapat dipenuhi oleh program-program pembangunan
yang dikenal sebagai pemenuhan kebutuhan praktis (practical gender needs) dan
strategis gender (strategical gender needs). Sehubungan dengan hal itu, serta
merujuk pada manfaat yang bisa diperoleh rumahtangga miskin dari adanya
PNPM Mandiri Perdesaan, apakah PNPM Mandiri Perdesaan mampu memenuhi
kedua kategori kebutuhan gender tersebut? Faktor-faktor apakah yang
mempengaruhinya?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis karakteristik sumberdaya individu Peserta Program PNPM MP di
Desa Kurau berdasarkan kriteria lokal.
2. Menganalisis proporsi peserta PNPM MP laki-laki dan perempuan yang
berpartisipasi dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan PNPM MP, baik
dalam hal kelembagaan, stimulan dana bergulir kelompok SPKP, maupun sarana
sosial dasar ekonomi perdesaan.
3. Menganalisis akses dan kontrol terhadap sumberdaya PNPM MP baik dalam hal
kelembagaan, stimulan dana bergulir pada simpan pinjam dan sarana sosial dasar
ekonomi.

5

Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan
pengalaman dalam berbagai konsep dan teori berkenaan dengan analisis gender,
yakni dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan PNPM MP pada rumahtangga
peserta PNPM di Desa Nelayan Kurau, Kabupaten Bangka Tengah.
2. Bagi Pemda Kabupaten Bangka Tengah, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai bagian dari aktivitas monitoring dalam pelaksanaan berbagai
kegiatan perencanaan dan pelaksanaan program PNPM, khususnya di lokasi
penelitian terpilih.
3. Bagi pihak lain, khususnya para peneliti di bidang analisis gender, penelitian ini
diharapkan dapat menjadi masukan informasi awal bagi studi analisis gender
dalam penyelenggaraan PNPM MP di Desa Kurau dan wilayah lainnya di
Indonesia, serta dapat melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya terkait
analisis gender dalam penyelenggaraan PNPM MP atau program pemerintah
selanjutnya.

PENDEKATAN TEORETIS
Tinjauan Pustaka
Konsep Gender dan Teknik Analisis Gender

1.
2.
3.
4.

Konsep gender menurut Fakih (2013) adalah suatu sifat yang melekat pada
kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun
kultural yang berubah dari waktu ke waktu. Dalam memaknai gender, muncul
perbedaan-perbedaan yang menyebabkan ketidakadilan bagi kaum laki-laki
maupun perempuan. Ketidakadilan gender merupakan sistem dan struktur dimana
baik kaum laki-laki dan perempuan menjadi korban dari sistem tersebut.
Menurut Moser (1993) dalam Mugniesyah (2007b), mengemukakan tiga
peranan gender (triple roles), yaitu (1) produktif (dikerjakan oleh laki-laki dan
perempuan untuk memperoleh bayaran di sektor formal dan informal), (2)
reproduktif (tugas-tugas domestik, misalnya melahirkan, mengasuh anak,
memasak, dan mengurus rumahtangga), (3) peranan pengelolaan masyarakat
(kegiatan sosial/volunteer) dan politik (kekuasaan/status).
Menurut Surbakti dkk. (2001) dalam Mugniesyah (2007b) analisis gender
merupakan langkah awal penyusunan tujuan pembangunan yang responsif gender.
Analisis gender dilakukan dengan memperhatikan empat faktor utama guna
mengidentifikasi ada tidaknya kesenjangan gender. Keempat faktor tersebut
adalah:
Faktor akses untuk melihat akses antara laki-laki dan perempuan dalam
memperoleh sumberdaya pembangunan.
Faktor kontrol untuk melihat kontrol atau kekuasaan laki-laki dan perempuan
terhadap sumberdaya pembangunan.
Faktor partisipasi untuk melihat partisipasi laki-laki dan perempuan terhadap
program-program pembangunan.
Faktor manfaat untuk melihat manfaat yang sama diperoleh laki-laki dan
perempuan dari hasil pembangunan.
Menurut Mugniesyah et al. (2004b) teknik analisis gender merupakan
pengujian secara sistematis terhadap peranan-peranan, hubungan-hubungan, dan
proses-proses yang memperhatikan ketidakseimbangan kekuasaan, kesejahteraan
dan beban kerja antara laki-laki dan perempuan di kehidupan masyarakat. Teknik
tersebut digunakan untuk melihat proses pembangunan, kebijakan pada program
pembangunan yang mempunyai dampak berbeda antara laki-laki dan perempuan.
Tingkat analisis gender dapat dilakukan di berbagai tingkat keluarga atau
rumahtangga. Selanjutnya, Moser (1993) dalam Mugniesyah et al. (2004a)
mengemukakan pemenuhan kebutuhan gender dalam pembangunan terdiri dari
kebutuhan praktis gender yang merupakan respon terhadap suatu kebutuhan yang
mendesak yang diformulasikan dari kondisi nyata/kongkrit, berhubungan dengan
peranan dalam pembagian kerja gender (peranan perempuan) yang tidak
menentang posisi subordinasi perempuan dan peranan-peranan reproduktif dan
produktif perepuan. Kebutuhan strategis gender merupakan suatu analisis
subordinasi perempuan dalam masyarakat. Jika dilakukan, harus membawa pada

7

transformasi pembagian kerja gender yang menentang sifat hubungan antara lakilaki dan perempuan dengan tujuan menghilangkan subordinasi perempuan.
Karakteristik Rumahtangga Nelayan
Sebagian besar rumahtangga di pedesaan tidak hanya dari satu sumber,
melainkan dari beberapa sumber atau dapat dikatakan rumahtangga melakukan
diversfifikasi pekerjaan atau memiliki aneka ragam sumber pendapatan Susilowati
dkk (2002). Dalam hal rumahtangga nelayan, adanya sumberdaya kelautan dan
pesisir memungkinkan masyarakat disekitarnya memanfaatkan sumberdaya alam
kelautan, tambak dan perairan umum sebagai sumber nafkah/pendapatan.
Perempuan nelayan akses dalam hal budi daya produksi, penangkapan dan pasca
panen sekunder (pengolahan hasil panen/tangkapan) dan bakulan (Peribadi dalam
Mugniesyah 2001). Nelayan seringkali didefinisikan sebagai orang yang
melakukan kegiatan penangkapan ikan di laut dan menggantungkan hidupnya
pada alam, karena menggantungkan hidupnya pada hasil laut, nelayan selalu
diidentikkan dengan kondisi pendapatan yang rendah dan rentan akan kemiskinan.
Ketika perikanan sudah mengalami berbagai perkembangan, pelaku-pelaku dalam
penangkapan ikan semakin beragam statusnya. Nelayan pemilik atau juragan
adalah orang yang memiliki sarana penangkapan, seperti kapal/perahu, jaring, dan
alat tangkap lainnya Satria (2002). Menurut Ditjen Perikanan dalam Satria (2002)
mendefinisikan nelayan sebagai orang yang secara aktif melakukan pekerjaan
dalam operasi penangkapan ikan/binatang air lainnya/tanaman air. Adapun orang
yang hanya melakukan pekerjaan seperti membuat jaring atau mengangkut alatalat perlengkapan ke dalam perahu/kapal tidak dikategorikan sebagai nelayan.
Berbagai pihak mengasosiasikan nelayan dengan kemiskinan atau marginalitas.
Keluarga nelayan pada umumnya lebih miskin daripada keluarga petani atau
pengrajin (Mubyarto, Soetrisno, dan Dove dalam Kinseng 2011)4.
Ditjen Perikanan dalam Satria (2002) mengklasifikasikan nelayan
berdasarkan waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi
penangkapan/pemeliharaan ke dalam tiga kategori, yaitu:
1 Nelayan adalah orang yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk
1.
melakukan pekerjaan operasi penangkapan/pemeliharaan ikan/binatang air
lainnya/tanaman air.
2 Nelayan utama adalah orang yang sebagian besar waktu kerjanya digunakan
2.
untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan/pemeliharaan ikan/binatang
air
lainnya/tanaman
air.
Disamping
melakukan
pekerjaan
penangkapan/pemeliharaan, nelayan kategori ini memiliki pekerjaan lain.
3 Nelayan tambahan adalah orang yang sebagian kecil waktu kerjanya
3.
digunakan untuk melakukan pekerjaan penangkapan ikan/pemeliharaan
ikan/binatang air lainnya/tanaman air.

4

Rilus. A Kinseng,. Konflik Kelas Nelayan di Indonesia (Tinjauan Kasus Balikpapan).
(Bogor: IPB Press. 2011)

8

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
PNPM adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai
dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan
berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM dilaksanakan melalui harmonisasi dan
pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan
pendampingan, dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi
masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.
Program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat
dapat dikategorikan menjadi dua yakni: (1) PNPM-Inti terdiri dari
program/proyek pemberdayaan masyarakat berbasis kewilayahan, yang mencakup
PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, Program Pengembangan
Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), dan Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK). (2) PNPM-Penguatan terdiri dari
program-program pemberdayaan masyarakat berbasis sektor untuk mendukung
penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya terkait pencapaian target sektor
tertentu. Pelaksanaan program-program ini di tingkat komunitas mengacu pada
kerangka kebijakan PNPM Mandiri.
Hasil-Hasil Studi tentang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM)
Hasil penelitian Annisa (2008) menunjukkan terdapat beberapa faktor
independen (faktor yang mempengaruhi) dalam keluaran P2KP yaitu: faktor
stimulan fisik, serta pengelolaan oleh kelembagaan P2KP. Pada faktor stimulan,
terdapat dua variabel yang diduga mempengaruhi output P2KP, yaitu: Jumlah
Bantuan Dana BLM untuk pemugaran rumah dan permukiman, perbaikan sarana
dan prasarana fasilitas umum, dan bantuan sosial, Tingkat Kemudahan Sistem
Alokasi dan Pengembalian Dana BLM untuk Bantuan Pinjaman Kredit, dan
Tingkat Kesesuaian Jenis Pelatihan Ketrampilan/Kewirausahaan. Adapun pada
kelembagaan pengelola P2KP variabel-variabel yang diduga berpengaruh adalah:
Tipe Pendekatan BKM dalam Pengelolaan P2KP pada: (a) Penentuan Sasaran
P2KP dan (b) Pembentukan KSM, serta Frekuensi Kunjungan Pendampingan oleh
Fasilitator.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengawasan dan dukungan dari
pemerintah desa, kecamatan dan LSM dalam pelaksanaan program ini tergolong
rendah dilihat berdasarkan tingkat kehadiran dalam rembug warga pada tahap
perencanaan. Selain itu, permasalahan yang terjadi pada program pinjaman kredit
adalah terjadi kredit macet dan sasaran penerima bantuan yang tidak tepat.
Selanjutnya, terdapat permasalahan pada kegiatan bantuan fisik yaitu
pendistribusian yang tidak merata dan sasaran penerima program tidak
menggunakan kriteria miskin menurut ukuran lokal.
Hasil penelitian Anggraini (2011) menunjukkan bahwa PNPM-P2KP
merupakan program pemberdayaan perempuan berdasarkan tujuan khusus dalam
Pedoman Umum Pelaksanaan PNPM-P2KP, akan tetapi keterlibatan perempuan
masih tergolong rendah dibandingkan dengan laki-laki. Selanjutnya, sejauhmana
keterlibatan perempuan dalam program dianalisis menggunakan alat analisis
gender yaitu akses dan kontrol terhadap pelaksanaan program. Variabel tingkat

9

pendidikan diduga memiliki hubungan dengan variabel pengembalian pinjaman
yang diasumsikan jika tingkat pendidikan tinggi maka tingkat pengembalian
pinjaman juga tinggi. Besarnya pinjaman menggambarkan nominal uang yang
diterima oleh anggota KSM setiap periode. Besarnya pinjaman diduga
berhubungan dengan pengembalian pinjaman, yakni jika nominal dana pinjaman
kecil, maka pengembalian pinjaman lebih lancar dibanding dengan anggota yang
mendapat pinjaman lebih besar. Kemudian besarnya pinjaman juga diduga
berhubungan dengan ideologi gender yang dimiliki oleh anggota KSM, yaitu jika
nominal pinjaman kecil, maka kontrol laki-laki terhadap besarnya pinjaman kecil,
dan sebaliknya jika nilai nominal pinjaman besar, maka kontrol laki-laki terhadap
besarnya pinjaman besar. Pengembalian pinjaman diduga berhubungan dengan
pemberdayaan perempuan yang menjadi kunci keberhasilan Program PNPMP2KP. Jika pengembalian lancar diduga kebutuhan praktis gender telah terpenuhi.
Kemampuan mengembalikan pinjaman menunjukkan usaha yang dimiliki
berkembang. Dengan berkembangnya usaha yang dimiliki menunjukkan bahwa
kebutuhan strategis gender dilihat dari kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam
pengambilan keputusan pengembangan usaha.
Hasil penelitian ini menunjukkan ideologi gender yang dianut oleh
responden cenderung sedang dan rendah. Hal ini menggambarkan bahwa
masyarakat Desa Srogol sudah tidak terlalu membeda-bedakan peran perempuan
dan laki-laki. Ideologi gender memiliki hubungan positif dengan akses perempuan
terhadap program yaitu responden dengan ideologi gender tinggi justru memiliki
akses terhadap program yang lebih tinggi pula dibanding dengan responden yang
memiliki ideologi gender rendah. Kemudian, ideologi gender juga memiliki
hubungan pengembalian pinjaman, namun hubungan tersebut bernilai negatif.
Artinya, responden dengan ideologi gender yang rendah lebih lancar dalam
mengembalikan pinjaman. Penelitian ini dilihat telah mampu memenuhi
kebutuhan praktis gender yaitu responden memiliki modal usaha untuk
meningkatkan kesejahteraannya. Akan tetapi, penelitian ini tidak menunjukkan
adanya perubahan status perempuan dalam rumahtangga setelah mengikuti
program. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Program PNPM-P2KP belum
mampu memenuhi kebutuhan strategis gender yang berarti belum mampu
memberdayakan perempuan dan meningkatkan kesejahteraan perempuan.
Hasil penelitian Sulistiawati (2011) melakukan penelitian yang berjudul
Analisis Gender dalam Penyelenggaraan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan, dengan mengacu salah satu prinsip yang
melandasi pelaksanaan PNPM MP yaitu Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG).
Tujuan peneliti melakukan penelitian adalah untuk mengetahui profil
rumahtangga peserta PNPM MP, proporsi peserta PNPM MP laki-laki dan
perempuan, akses dan kontrol peserta PNPM MP laki-laki dan perempuan, dan
hubungan antara partisipasi dan manfaat yang diperoleh peserta PNPM MP lakilaki dan perempuan dari adanya program tersebut serta mengevaluasi keberhasilan
program dalam mewujudkan pemenuhan kebutuhan praktis dan pemenuhan
kebutuhan strategis gender. Peneliti melakukan penelitian secara menyeluruh
dengan melihat aspek keluaran program PNPM MP, serta menganalisis
berdasarkan persepektif gender untuk melihat apakah program PNPM telah
mampu memenuhi kebutuhan praktis gender dan pemenuhan kebutuhan strategis
gender.

10

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari separuhnya
rumahtangga peserta PNPM Fisik dan SPKP bukan termasuk ke dalam
rumahtangga miskin maupun sangat miskin. Peran serta RTM kurang dilibatkan
dalam perencanaan maupun pelaksanaan. Selain itu, penelitian ini menemukan
bahwa berdasarkan hasil tabulasi silang yang diperoleh sebagian besar tingkat
perkembangan usaha dan tingkat pendapatan peserta PNPM Fisik dan SPKP
tergolong tinggi yang menunjukkan bahwa PNPM MP telah mampu mewujudkan
pemenuhan kebutuhan praktis gender. Berbeda dengan pemenuhan kebutuhan
praktis gender, rendahnya partisipasi perempuan dalam perencanaan dan
pelaksanaan program yang tidak diikuti oleh tingginya akses dan kontrol mereka
mencerminkan bahwa prinsip KKG yang melandasi perencanaan dan pelaksanaan
PNPM MP belum berhasil memenuhi kebutuhan strategis gender.
Kerangka Pemikiran
Penelitian ini mengacu pada beragam konsep, pendekatan dan teori
berkenaan gender dalam pembangunan sebagaimana dikemukakan oleh Moser
(1993) dalam Mugniesyah (2002); Surbakti dkk. dalam Mugniesyah (2007b),
Mugniesyah (2004a) dalam Rahayu (2014). Disamping itu juga merujuk pada
PTO PNPM Mandiri Perdesaan dan penelitian sebelumnya mengenai PNPM MP
yang berperspektif gender khususnya yang dilakukan Sulistiawati (2011).
Merujuk pada Teknik Analisis Gender, terdapat empat variabel
terpengaruh dalam penelitian ini, yaitu: Tingkat Akses Laki-laki dan Perempuan
terhadap Komponen Program PNPM, Tingkat Kontrol Laki-laki dan Perempuan
terhadap komponen Program PNPM, Tingkat Partisipasi Laki-laki dan
Perempuan, Tingkat Manfaat yang diperoleh Laki-Laki dan Perempuan dari
PNPM. Selanjutnya hanya akan dituliskan sebagai Tingkat Akses Partisipan
terhadap Komponen PNPM (Y1), Tingkat Kontrol Partisipan terhadap komponen
PNPM (Y2), Tingkat Partisipasi Partisipan terhadap Komponen PNPM (Y3),
Tingkat Manfaat Partisipan terhadap Kompnen PNPM (Y4)
Sebagaimana dipersyaratkan dalam PTO PNPM target atau sasaran subyek
program ini adalah rumahtangga miskin (RTM). Merujuk pada BPS rumahtangga
terdiri dari individu laki-laki dan perempuan. Dengan demikian diduga
karakteristik sumberdaya individu peserta dan karakteristik sumberdaya
rumahtangga mempengaruhi empat variabel dependen tersebut di atas. Merujuk
pada Sulistiawati (2011), semua variabel dependen tersebut di atas diduga
berhubungan dengan variabel independen pada sumberdaya individu yaitu
Tingkat Pendidikan (X1) dan Status Bekerja (X2). Selanjutnya sumberdaya
rumahtangga yang diduga berhubungan adalah Tingkat Pendapatan (X3) dan
Tingkat Pengeluaran Usaha pada Kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan
(X4).
Sesuai dengan PTO Program PNPM terdapat stimulan yang diterima para
peserta PNPM MP serta pendampingan oleh sejumlah fasilitator. Sehubungan
dengan itu variabel independen lainnya yang diduga mempengaruhi adalah
Tingkat Bantuan Dana yang diperoleh peserta PNPM MP (X5) dan Frekuensi
Kunjungan Pendampingan oleh Fasilitator (X6).
Merujuk pendapat Moser (1993) dalam Mugniesyah (2006) tentang
konsep peranan kebijakan pembangunan dalam pemenuhan kebutuhan gender,

11

dan juga merujuk pada prinsip KKG diduga mempengaruhi keempat variabel
dependen tersebut di atas akan berhubungan dengan variabel kelima yaitu Tipe
Pemenuhan Kebutuhan Gender yang dibedakan ke dalam Tipe Pemenuhan
Kebutuhan Praktis Gender dan Tipe Pemenuhan Kebutuhan Strategis Gender.
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari menjadi alat ukur berhasil atau tidaknya suatu
program dikategorikan sebagai Pemenuhan Kebutuhan Praktis Gender yang
dilihat dari Tingkat Manfaat yang diperoleh Peserta PNPM. Selain itu, apabila
keluaran PNPM mampu meningkatkan Partisipasi Laki-laki dan Perempuan
ARTM miskin dalam Kelembagaan PNPM MP di desa (TPK, TPU, Tim
Pemantau, KPMD dan SPKP) dikategorikan sebagai mampu mewujudkan
Pemenuhan Kebutuhan Strategis Gender.

12

Karakteristik Sumberdaya Individu
X1. Tingkat Pendidikan

Analisis Gender dalam PNPM
RTM Peserta
Y1. Tingkat Akses Partisipan
terhadap Komponen PNPM

X2. Status Bekerja

Y2. Tingkat Kontrol Partisipan
terhadap Komponen PNPM
Y3. Tingkat Partisispasi
Partisipan terhadap
Komponen PNPM
Karakteristik Sumberdaya
Rumahtangga

Y4. Tingkat Manfaat Partisipan
terhadap Komponen PNPM

X3. Tingkat Pendapatan

Stimulan yang diterima peserta
PNPM
X5. Tingkat Bantuan Dana
Bantuan Langsung
Masyarakat (BLM)
Pembangunan Fisik
SPKP

Pendampingan oleh Fasilitator
PNPM
X6. Frekuensi Kunjungan oleh
Fasilitator

X4. Tingkat Pengeluaran
Rumahtangga
Pemenuhan Kebutuhan Gender
Pemenuhan Kebutuhan Praktis
Gender
Pemenuhan Kebutuhan
Strategis Gender

Gambar 1 Hubungan Antar variabel Analisis Gender dalam PNPM

Keterangan:
Kuantitatif

Berhubungan dan Diteliti secara kuantitatif

Kualitatif

Berhubungan dan Diteliti secara kualitatif

13

Hipotesis Penelitian

1.

2.

3.

4.

5.

Merujuk pada kerangka pemikiran, hipotesis pengarah penelitian disajikan sebagai
berikut:
Berdasarkan prinsip KKG, terdapat hubungan antara variabel tingkat pendidikan
dan status bekerja dengan empat variabel dependen (Tingkat Akses, Tingkat
Kontrol, Tingkat Partisipasi dan Tingkat Manfaat) pada gender dalam RT peserta
PNPM.
Terdapat hubungan antara variabel pada sumberdaya rumahtangga dengan empat
variabel dependen (Tingkat Akses, Tingkat Kontrol, Tingkat Partisipasi dan
Tingkat Manfaat) pada gender dalam RT peserta PNPM.
Stimulan yang diterima peserta PNPM berhubungan nyata dengan akses dan
kontrol laki-laki dan perempuan dalam program, serta berhubungan dengan
partisipasi dan manfaat yang diterima laki-laki dan perempuan dalam program.
Pendampingan oleh fasilitator PNPM berhubungan nyata dengan akses dan
kontrol laki-laki dan perempuan peserta program, serta partisipasi dan manfaat
yang diperoleh laki-laki dan perempuan dalam mengikuti program setara.
Adanya hipotesis pengarah yang diperoleh secara kualitatif untuk melihat manfaat
yang diterima oleh Peserta PNPM berhubungan nyata dengan terwujudnya
pemenuhan kebutuhan praktis gender dan kebutuhan strategis gender.
Definisi Operasional

Definisi operasional variabel-variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik Sumberdaya Individu adalah karakteristik sosial ekonomi
sumberdaya yang dimiliki oleh individu (responden beserta anggota keluarganya)
berupa pendidikan dan status bekerja.
a) Tingkat Pendidikan Peserta PNPM MP adalah jenjang pendidikan tertinggi yang
diikuti Peserta PNPM meliputi pendidikan formal yang dibedakan dan diberi skor
sebagai berikut: rendah= Tamat SD-SMP (Skor 1), sedang= SMP-SMA (Skor 2),
tinggi= Perguruan Tinggi (Skor 3)
b) Status Bekerja Peserta PNPM MP adalah kondisi bekerja dan hubungannya ada
tidaknya dengan bantuan pekerja lainnya, dibedakan ke dalam: berusaha sendiri,
berusaha dengan dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar, berusaha dengan
dibantu buruh tetap/buruh dibayar, pekerja tidak dibayar (pekerja keluarga).
Selanjutnya status bekerja diberi kode 1= bekerja/berusaha sendiri, 2= bekerja
dibantu tenaga kerja keluarga, 3= bekerja dibantu tenaga kerja upahan, 4=
karyawan/buruh, 5= pekerja keluarga/pekerja tidak dibayar. Berdasarkan hal itu,
pengkategorian dibagi menjadi rendah, sedang, dan tinggi.
Rendah= berstatus pekerja keluarga;
Sedang= berstatus berusaha sendiri;
Tinggi= berstatus pekerja karyawan/pekerja tetap.
2. Karakteristik sumberdaya rumahtangga adalah sumberdaya yang dimiliki oleh
rumahtangga yang mencakup Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pengeluaran
Rumahtangga yang dibedakan dan diberi skor sebagai berikut:

14

a) Tingkat Pendapatan adalah hasil rata-rata yang diperoleh dari pekerjaan tetap dan
diakumulasikan dalam satu bulan dan diberi skor sebagai berikut: rendah= Rp 2
018 500, sedang= Rp 2 018 500 – Rp 5 213 166, tinggi= Rp 5 213 166
b) Tingkat Pengeluaran Rumahtangga adalah seluruh biaya pengeluaran yang
dikeluarkanoleh seluruh anggota rumahtangga, yang meliputi pengeluaran
pangan dan non pangan, yang diukur dengan satuan rupiah per bulan yang
dikeluarkan rumahtangga, diberi skor dan dibedakan menjadi: rendah= Rp 810
005, sedang= Rp 810 005 – Rp 932 560, tinggi= Rp 932 560
3. Stimulan yang diterima oleh peserta PNPM yang meliputi tingkat bantuan modal.
Tingkat bantuan modal adalah jumlah bantuan dana (rupiah) yang diperoleh
peserta PNPM kegiatan PNPM. Dikategorikan ke dalam: rendah= Rp 2 000 000 –
Rp 5 000 000, sedang= Rp 6 000 000 – Rp 9 000 000, tinggi= Rp 10 000 000 – Rp
14 000 000
4. Tingkat Akses adalah keikutsertaan perempuan atau laki-laki peserta PNPM
dalam mengikuti semua aktivitas pada kegiatan PNPM. Dikategorikan ke dalam
rendah, sedang, tinggi. Berturut-turut dengan total skor sebagai berikut: rendah= 0
sampai dengan 34, sedang= 35 sampai dengan 69, tinggi= 70 sampai de

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

Pemberdayaan Komunitas Nelayan Melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (Studi Kasus Desa Labuan Kecamatan Lage Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah)

1 9 309

Analisis gender dalam penyelenggaraan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan (kasus di desa Kemang, kecamatan Bojongpicung kabupaten Cianjur, provinsi Jawa Barat)

0 4 198