Gaya Belajar Visual Gaya Belajar Peserta Didik Berprestasi Akademik

36 Tabel di atas menjelaskan berbagai karakteristik gaya belajar setiap peserta didik berprestasi akademik. Berikut merupakan penjabaran tabel penelitian tersebut:

a. Gaya Belajar Visual

Peserta didik berprestasi akademik belajar dengan membaca dan menulis. Subjek selalu dibiasakan mencatat materi pelajaran. JE selalu mencatat jika ada PR pekerjaan rumah. EV akan mencatat perintah verbal yang cukup panjang. EV biasa membuat catatan daftar belanjaan. JE dan EV lebih mudah belajar melalui tulisan dan gambar. JE dan EV lebih senang membaca materi pembelajaran pada buku teks. Keduanya lebih asik belajar jika diberikan tugas membaca. DI dan HE membaca buku untuk memahami dan menyamakan penjelasan guru dan buku teks atau jika guru memberikan tugas membaca. EV selalu mempersiapkan buku-buku yang dipergunakan ketika belajar di atas meja dengan rapi. JE, DI, dan HE baru mengambil buku teks dari dalam tas jika guru memberikan tugas membaca. DI dan EV belajar dengan lebih banyak membaca buku daripada menulis ketika di rumah. DI dapat membaca satu buku bacaan dalam satu hari. Peneliti bertanya apa yang muncul pertama kali ketika berkata apel, keempat subjek membayangkan visualisasi buah apel atau tulisan apel dalam pikiran subjek, bukan rasa apel yang manis. Ketika peneliti berkata kapal, subjek membayangkan kapal yang berlayar di lautan atau berbagai jenis kapal, bukan deru mesin kapal tersebut. 37 Peserta didik berprestasi akademik menghafal dengan teknik membaca berulang-ulang. Ketika guru memberikan tugas membaca untuk mempelajari pembuatan kertas, JE dan EV langsung asik membaca. EV lebih cepat selesai membaca dibanding peserta didik berprestasi akademik yang lain. Setelah selesai membaca, JE dan EV mengulang kembali bacaan tersebut. HE dan DI lebih dari sekali untuk mengulangi bacaannya. EV dapat menjabarkan pembuatan kertas dengan tepat dan cepat. DI dan JE membutuhkan waktu berpikir yang lebih lama dari EV, meskipun dapat menjabarkan cara pembuatan kertas dengan tepat. JE harus dipancing dahulu dengan kata kunci oleh guru. HE paling kesulitan memgingat hafalannya. HE duduk diam sambil menggerakkan bibir, berusaha mengingat-ingat apa yang sudah ia baca. Peserta didik berprestasi akademik melihat ke berbagai arah saat belajar. Gerakan bola mata JE dan EV sering mengarah ke atas saat belajar, sedangkan DI dan HE lebih sering mengarah ke samping. Peserta didik berprestasi akademik dapat membaca dengan cepat dan tepat. JE dan EV membaca dengan cepat, tetapi jeda, titik, dan komanya kurang jelas. Intonasi JE dan EV datar. Kadang-kadang guru meminta JE dan EV memperjelas jeda kalimat yang dibaca. DI dan HE membaca lebih lambat dibandingkan JE atau EV, tetapi lebih cepat dari peserta didik lain di kelas IV. DI dan HE membaca dengan jeda, titik, koma, dan intonasi yang jelas. Tempo bicara peserta didik berprestasi akademik cepat dibanding peserta didik kelas IV. JE dan EV berbicara lebih cepat daripada DI dan HE. Guru atau teman kelas sering meminta JE dan EV untuk memperlambat tempo bicaranya. 38 EV berbicara tanpa tempo berirama sehingga kalimat tanya diucapkan seperti kalimat berita. Peserta didik berprestasi akademik kesulitan mengungkapkan kata atau kalimat yang tepat untuk menjawab pertanyaan. Subjek kesulitan menjawab ketika diberi pertanyaan “Bagaimana kebiasaanmu belajar ketika di kelas dan di rumah?” Subjek meminta pertanyaan yang lebih mudah dijawab dengan kata “Ya” atau “Tidak” atau jawaban-jawaban singkat. Berikut adalah salah satu cuplikan wawancara dengan peserta didik berprestasi akademik. Peneliti : “Apa yang paling mudah diingat DI?” DI : “Ehm..” bingung Peneliti : “DI itu lebih ingat nama orang atau wajah orang?” DI : “Nama orang, Bu.” Peneliti : “Apa yang paling sulit diingat DI?” DI : “Ya wajah orang”. Peneliti : tersenyum “Apakah DI dapat mengingat apa yang dibicarakan dengan teman hari sebelumnya?” DI : “Ya” Peneliti : “Misalnya apa?” DI : tersenyum “Obrolan.” Wawancara di atas menunjukkan bahwa peserta didik berprestasi akademik tidak suka menjawab pertanyaan dengan panjang lebar. Ia lebih senang menjawab pertanyaan dengan singkat atau berkata “Ya”. Ketika diberi pertanyaan yang membutuhkan jawaban panjang, peserta didik berprestasi akademik lebih sering menanggapi dengan senyuman yang berarti enggan menjawab atau sepadan dengan jawaban “ya”. Hal tersebut peneliti temui pada peserta didik berprestasi akademik yang lain juga. Bahkan ada, peserta didik yang secara terang-terangan meminta diberi pilihan jawaban. Berikut kutipan wawancara yang menjelaskan hal tersebut. Peneliti : “Apa yang paling mudah diingat JE?” JE : “misalnya apa, Bu?” Peneliti : “ Antara nama orang dan wajah, mana yang lebih mudah JE ingat?” JE : :Wajah orang, deh.” 39 Peneliti : “Kok deh? Memang JE tidak bisa mengingat nama orang? JE : “Ya bisa.” Peneliti : “Kalau yang paling sulit diingat JE apa?” JE : “Pilihannya apa, Bu?” Peneliti : tersenyum “Apakah JE kesulitan mengingat perkataan guru atau teman?” JE : “Iya.” Peneliti : “Mengapa?” JE : tersenyum-senyum Peneliti : “Jadi JE tidak ingat apa yang dibicarakan dengan teman hari kemarin, misalnya?” JE : “Ya.” Peneliti : “Bagaimana jika guru memberi PR?” JE : “Dicatat.” Peneliti : “JE selalu mencatat jika ada PR?” JE : “Ya” Peneliti : “Apakah JE tidak pernah lupa mencatan PR?” JE : “Pernah.” Peneliti : “Apa yang terjadi?” JE : “Tidak dikerjakan.” Ketika peneliti bertanya bagaimana pendapat peserta didik berprestasi akademik yang lain belajar pun, subjek menjelaskan dengan terbata-bata. Subjek berkata sebenarnya tahu apa yang harus diuangkapkan untuk menjawab pertanyaan peneliti, tetapi subjek kesulitan memilih kata yang tepat dalam pengungkapannya. Hal tersebut didukung pula oleh pernyataan guru dan orang tua bahwa peserta didik berprestasi akademik kesulitan mengungkapkan kata yang tepat, padahal mengetahui pokok pembicaraan yang ingin disampaikan. Guru dan orang tua harus memancing terlebih dahulu kemungkinan jawaban yang ingin subjek sampaikan. Peserta didik berprestasi akademik berminat pada kegiatan visual. Subjek senang pelajaran menggambar. DI menghabiskan waktu luang di rumah dan di sekolah dengan menggambar. EV senang menonton televisi atau 40 bermain games. JE dan HE menyukai permainan playstasion. DI dan JE senang menonton kesenian Jathilan.

b. Gaya Belajar Auditori