STUDI DESKRIPTIF TANGGUNG JAWAB SUAMI YANG DI TINGGAL ISTRI BEKERJA MENJADI TKW (Studi pada kepala Keluarga di Kelurahan Wan Dadi Kecamatan Sukarame)

(1)

STUDI DESKRIPTIF TANGGUNG JAWAB SUAMI YANG

DITINGGAL ISTRI BEKERJA MENJADI TKW

Oleh

Rezky Adithya

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

S A R J A N A S O S I O L O G I

Pada

Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

DESCRIPTIVE STUDY OF LIABILITY THAT HUSBAND WIFE AT WORK TO STAY FEMALE WORKERS

( Studies on the head of household in the Village District of Sukarame Dadi Sukarame)

by Adithya Rezky Supervisor

Dra. Paraswati Darilmilyan

Attention on the problems faced and natural in on her husband and baby were in the living wife / mother working today melamahnya attention and affection in the family . Problems related to a working wife is weakening attention to children and husband .The research problem is how to respond husband and children who live in their mothers work outside the State , whether that be a factor happened to her mother works outside the State , and how the efforts to overcome the problem of existing problems within the nuclear family .Type research used in this study is qualitative . The main focus of this research is a descriptive study of the responsibilities of the husband and wife work at staying out of State to become migrant workers . Determination of the informants in this study using snowball sampling method , where the informant is the way dadi Villagers Sukarame districts totaling 3 .Research results and discussion , descriptive study of the husband's responsibility in working as maids wife lived , the majority of the informants said that the phenomenon is familiar and no longer taboo , even for those phenomena tersebu no problem while not harming others , will but there are some informants say the phenomenon is a very bad thing and ought to follow, so that these phenomena are no longer encountered and experienced in the life of the nuclear family . Because for them the love and attention it is very important for the development of a better generation .At the end of this paper that became his conclusion is that the husband's responsibility to be extra in a foster home when the wife works and does not become a problem in the baby , and there is also an issue while not harming others


(3)

(4)

STUDI DESKRIPTIF TANGGUNG JAWAB SUAMI YANG DI TINGGAL ISTRI BEKERJA MENJADI TKW

(Studi pada kepala Keluarga di Kelurahan Wan Dadi Kecamatan Sukarame) Oleh

REZKY ADITHYA

Perhatian mengenai masalah yang dihadapi dan di alami pada suami dan buah hati yang di tinggal istri/ibu bekerja saat ini melamahnya perhatian dan kasih sayang dalam keluarga. Permasalahan yang menyangkut seorang istri bekerja adalah melemahnya perhatian terhadap anak dan suami. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana tanggapan suami dan anak yang di tinggal ibunya bekerja ke luar Negeri, apakah yang menjadi faktor penyebab terjadi nya seorang ibu bekerja ke luar Negeri, serta bagaimana upaya mengatasi masalah masalah yang ada dalam keluarga inti. Tipe Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif. Fokus utama dari penelitian ini adalah studi deskriptif tentang tanggung jawab suami yang di tinggal istri bekerja menjadi tkw ke luar Negeri. Penentuan informan pada penelitian ini menggunakan cara Snowball Sampling, dimana informan adalah warga kelurahan way dadi kecamatan sukarame berjumlah 3 orang. Hasil Penelitian dan pembahasan, studi deskriptif tanggung jawab suami yang di tinggal istri bekerja menjadi tkw, yakni sebagian dari informan mengatakan bahwa fenomena tersebut merupakan hal yang sudah biasa dan tidak tabu lagi, bahkan bagi mereka fenomena tersebu tidak masalah selagi tidak merugikan orang lain, akan tetapi ada sebagian informan mengatakan fenomena tersebut merupakan hal yang sangat buruk dan patut untuk di tindak lanjuti, sehingga fenomena-fenomena tersebut tidak lagi dihadapi dan dialami dalam kehidupan keluarga inti. Karna bagi mereka kasih sayang dan perhatian itu sangat penting bagi perkembangan generasi yang lebih baik. Pada akhir penulisan ini yang menjadi kesimpulan nya adalah bahwa tanggung jawab suami harus ektra dalam membina rumah tangga di saat istri bekerja dan tidak menjadi permasalahan pada buah hati, dan tidak juga menjadi permasalahan selagi tidak merugikan orang lain.


(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

JUDUL HALAMAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tanggung Jawab ... 8

B. Pembinaan/Membina... 12

C. Pengertian Keluarga ... 13

D. Kerangka Pikir ... 15

E. Bagan Kerangka Pikir ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ... 18


(10)

F. Teknik Pengumpulan Data ... 23

G. Teknik Pengolahan Data ... 25

H. Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi... 28

B. Keadaan Penduduk (Demografi) ... 29

C. Keadaan Sarana dan Prasarana... 34

D. Fasilitas Peribadahan ... 34

E. Kelembagaan Masyarakat ... 40

F. Keadaan Sosial Masyarakat ... 40

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Informan ... 42

1. Hasil Penelitian ... 44

B. Tanggung jawab Suami pada Anak yang Bersekolah ... 52

C. Tanggung jawab Suami pada Sektor Publik ... 57

1. Mencari Nafkah ... 59

2. Deskripsi penghasilan Profesi Informan dalam Bentuk Tabel ... 63

D. Sikap Suami terhadap Tugas-Tugas Dalam Rumah Tangga... 64

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Profil Identitas Informan ... 50 2. Hasil Wawancara Informan ... 51 3. Penghasilan Profesi Informan ... 63


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan, perubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang wajar, oleh karena setiap manusia mempunyai kepentingan dan kebutuhan yang tidak terbatas. Perubahan-perubahan akan tampak setelah tatanan sosial dan kehidupan masyarakat yang lama dapat dibandingkan dengan tatanan dan kehidupan masyarakat yang baru. Karena kebutuhan hidup manusia maka kehidupan sosial dapat bergerak dinamis antara lain ditandai oleh adanya perubahan nilai yang lama menjadi nilai yang baru.

Hal ini juga terjadi pada bidang yang sangat penting dalam kehidupan manusia yaitu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi mengakibatkan arus informasi dan komunikasi turut mengalami perubahan. Hal tersebut juga mengakibatkan perubahan dalam seluruh tatanan struktur masyarakat. Secara bersamaan perubahan tersebut telah turut mengubah pola perilaku masyarakat. Dalam hal ini terdapat pula perubahan pola pikir yang mana akhirnya berdampak pada perubahan status dan peranan masyarakat dalam kehidupan sosial. Termasuk


(13)

perubahan itu adalah dampak globalisasi yang mengubah sendi-sendi kehidupan masyarakat termasuk pola perilaku (frame of live), pola pikir (frame of work) termasuk pada tatanan peran dan status sosial. Robert K. Merton (1994: 49) mendefinisikan status sebagai kompleksitas dari posisi-posisi yang diduduki oleh masyarakat. Sedangkan peranan didefinisikan oleh Abdul Syani (1994:94) sebagai suatu perbuatan scseorang dengan cara tertentu dalam usaha menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya.

Berdasarkan definisi tersebut dapatlah dikatakan bahwa status dan peranan merupakan dua elemen penting yang saling berhubungan dalam kehidupan manusia. Dengan memahami status dan peranannya, maka seseorang akan mampu memahami hak dan kewajibannya terutama kehidupannya di dalam masyarakat. keluarga batih atau keluarga inti merupakan unit pergaulan hidup yang terkecil dalam suatu masyarakat. Keluarga batih terdiri dari ayah/suami/istri/ibu dan anak-anak yang merupakan satu kesatuan sosial yang berlangsung secara erat dan kekal. Dalam keluarga masing-masing anggota keluarga mempunyai posisi yang berbeda. Perbedaan ini didasari oleh beberapa pertimbangan seperti perbedaan jenis kelamin (perbedaan seks), perbedaan peranan dan perbedaan kedudukannya.

Menurut pandangan tradisional, ada perbedaan biologis dan emosional antara laki-laki dan wanita. Arif Budiman (1985:2) mengatakan bahwa : “Dimana laki-laki lebih kuat, aktif dan agresif sehingga wajar apabila laki-laki melakukan pekerjaan di luar rumah untuk menghidupi keluarganya. Sedangkan wanita lebih lembut sehingga wajar apabila ia melakukan pekerjaan di dalam rumah untuk mengasuh anak, mengurus anak dan mengurus suami”.


(14)

Perbedaan antara laki-laki dan wanita secara emosional dan biologis memang mempengaruhi peranannya dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut William. J. Good (1985 :239): Peranan suami atau ayah sebagai peranan instrumen dimana kegiatannya dititikberatkan pada dunia luar rumah, sedangkan peranan istri disebut sebagai peranan ekspresif karena dititikberatkan pada kegiatan-kegiatan rumah tangga dan mereka bertangungjawab atas kualitas hubungan dalam keluarga.

Fungsi keluarga bukan hanya sebagai wadah hubungan antar orang tua, suami, istri dan anak-anak, melainkan juga sebagai tali perhubungan kepada masyarakat. Dalam kelangsungannya, keluarganya hanya dapat terus bertahan apabila ia didukung oleh masyarakat begitu pula sebaliknya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hendi dan Wahyu (2001:44), yang memaparkan fungsi-fungsi keluarga sebagai berikut :

fungsi biologis, fungsi afeksi, sosialisasi. edukatif, religius. protektil. Rekreatif, ekonomis, dan penentuan status. Fungsi biologis bertujuan sebagai pemenuhan kebutuhan seksual antara istri. Fungsi afeksi merupakan kebutuhan kasih sayang atas rasa cinta. Fungsi sosialiasi merupakan wadah sebagai pembentukan kepribadian anak. Fungsi edukatif, keluarga berusaha mendidik manusia. Fungsi religious mendorong manusia menjadi insan agama yang memiliki keimanan dan ketakwaan, fungsi protektif sebagai wadah perlindungan keluarga. Fungsi rekretif untuk kesenagan dan kesegaran jiwa. Fungsi ekonomis sebagai tempat produksi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan fungsi penentuan status, keluarga merupakan penentu status anak-anak mereka dikemudian hari.

Jika peranan keluarga dalam hal keluarga tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

Tanggung jawab merupakan perwujudan kesadaran akan hak dan kewajiban. Dalam konsep tanggung jawab di dalamnya terdapat hak dan kewajiban, setiap


(15)

anggota memiliki hak dan kewajiban yang berbeda. Perbedaan itu disesuaikan dengan status dan peran masing-masing. Misalnya saja seorang suami berhak mendapatkan pelayanan dari istrinya baik itu dari segi biologis maupun sosial, dan berkewajiban mencari nafkah bagi keluarganya. Sebaliknya seorang istri berhak mendapatkan nafkah hidup dari suaminya dan berkewajiban mengurus rumah tangga. Jadi Frame of work dalam rumah tangga adalah status suami. peranan suami di bidang publik, tanggung jawabnya adalah hak mendapatkan pelayanan dari anggota keluarga yang lain dan kewajibannya adalah mencari nafkah. Sedangkan istri berperan domestik haknya mendapatkan nafkah dan kewajibannya mengurus rumah tangga.

Secara biologis pembagian tugas dalam keluarga dilihat dari fisiknya, pria lebih kuat dari wanita. Biasanya suami mendapatkan tugas yang lebih berat dan memerlukan tenaga yang cukup besar. Sedangkan anak perempuan melakukan tugas-tugas kewanitaan seperti mengasuh anak, menyapu dan membersihkan rumah, mencuci baju dan sebagainya. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa pria lebih public oriented dan wanita lebih domestic oriented.

Pernyataan di atas selaras dengan pendapat Gerald Leslie dalam T. O lhromi (1999:49 mengatakm bahwa pria harus bersaing dalam masyarakat yang bekerja sedangkan wanita menjadi istri dan ibu dalam keluarganya.

Akibat adanya tuntutan hidup dan kesempatan kerja yang mengharuskan sang istri mencari nafkah, membuat peranan yang dilakukan istri menjadi tanggung jawab suami dan juga sebaliknya sehingga perhatian untuk keluarga menjadi tidak lengkap.


(16)

Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup banyak orang tua yang bekerja sebagai petani, buruh, kuli bmgunan bahkan pengangguran akhimya mencari alternatif lain khususnya sang istri. Salah satu altematif yang banyak ditempuh adalah dengan bekerja sebagai tenaga kerja di luar negeri yang biasa disebut Tenaga Kerja Wanita (yang selanjutnya peneliti singkat TKW).

Hal di atas selaras dengan pendapat Tati S.B. Amran (1994:4), yang mengatakan bahwa secara umum resiko yang dihadapi oleh istri yang bekerja adalah terabaikannya keluarga, terkurasnya tenaga dan pikiran, serta sulitnya menghadapi konflik peran antar kedudukan perempuan sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pekerja serta berkurangnya waktu untuk diri sendiri.

Dengan pergi bekerja keluar negeri untuk jangka waktu tertentu maka secara fisik keberadaan ibu tak di rumah. Kewajiban dalam hal ke rumah tanggaan dan mengurus anak yang seharusnya dilakukan oleh sang istri menjadi terlimpahkan pada suami. Kewajiban wanita sebagai seorang istri bagi suaminya dan kewajiban seorang ibu bagi anak-anaknya tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya. Padahal hampir disemua masyarakat di bumi ini, kaum ibu yang paling berperan dibandingkan ayah dalam mengasuh anak. Tugas mendidik dan mengasuh anak merupakan kewajiban istri. Dalam kasus ini sang ayah mengambil alih tanggung jawab mengasuh anak.

Sikap ketergantungan anak pada ibu terbentuk karena sang ibu lebih peka menanggapi setiap aktivitas anaknya seperti menangis, senang, marah dan manja, dibandingkan dengan ayah. Padahal ini adalah ungkapan penting dalam mengasuh anak. Karena sikap ibu semacam itu justru memberikan rasa aman. Hal ini sesuai


(17)

dengan pendapat Bowlby dalam Save M. Dagung (1990:10) ia menekankan bahwa ibu adalah orang pertama dan utama yang menjalin ikatan batin dan emosional dengan anak. Peranan ibu dinilai paling penting melebihi peranan yang lain dalam membangun kepribadian anak.

Bagi sebagian masyarakat di Indonesia laki-laki mengerjakan pekerjaan rumah tangga masih dianggap tabu. Karena sebagian besar laki-laki pada umumnya enggan melakukan pekerjaan rumah tangga dan pekeriaan mereka tersebut kurang bersih atau rapi. Dalam hal mengasuh anak, laki-laki juga kurang memahami dan mengerti anak tersebut.

Permasalahan yang kemudian timbul adalah fungsi dan peran didalam keluargapun mengalami pergeseran, seorang ibu tidak dapat mengawasi dan memperhatikan anak-anaknya setiap saat, padahal anak-anak dan suami selalu membutuhkan kasih sayang dari seorang ibu setiap saat. Ibu sebagai orang tua mempunyai tugas utama mengatur kehidupan rumah tangga dan mempunyai peranan penting dalam mensosialisasikan anak dengan memahami nilai-nilai luhur yang berlaku, sampai terbentuknya kepribadian sebagai generasi muda yang berkualitas. Dan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan oleh istri tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul “Tanggung Jawab Suami Yang Ditinggal Istri Bekerja sebagai TKW


(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: „bagaimanakah tanggung jawab suami yang ditinggal istri bekerja sebagai TKW dalam membina keluarga?”

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui dan menjelaskan pengembanagan kajian sosiologi keluarga tentang tanggung jawab suami yang ditinggal istri bekerja sebagai TKW dalam membina keluarga.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan yang dapat disumbangkan baik secara teoritis maupun secara praktis kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan konsep ilmu sosiologi khususnya dalam menganalisis tanggung jawab suami yang ditinggal istri bekerja sebagai TKW dalam membina keluarga.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tanggung Jawab

Menurut Kamus Besar Bahasa lndonesia (1998 : 1006) tanggung jawab diartikan sebagai keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya).

Kemudian S.J. Fockma Andrea dalam bukunya Rechtsgelerd Hand woordenboek

yang dikutip Arifin P. Soeriatmadja (1986:43) mengatakan bahwa tanggung jawab yaitu membuat perhitungan dan pertanggung jawaban tidak sekedar menunjukkan bahwa semua penerimaan yang diharapkan telah diterima dan pengeluaran yang mana dan untuk apa (kebenaran formal dari perhitungan), tetapi juga mempertahankan kebijaksanaan yang telah dilaksanakan kebenaran materiil dan pengeluaran tersebut. Selanjutnya tanggung jawab itu disingkat sebagai suatu kewajiban untuk memikul pertanggung jawaban, dan hingga memikul kerugian (bila dituntut) baik dalam kaitan hukum maupun administrasi.

Menurut Djoko Widagdho (1998:145) menyatakan bahwa tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban, kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap


(20)

seseorang. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja sesuai dengan kedudukannya.

Dalam pengarang yang sama (1998:147) masyarakat kecil adalah keluarga, keluarga adalah suami, istri, ayah, ibu dan anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan.

Pernyataan di atas selaras dengan pendapat Joko Tri Prasetya (1998:154) kesanggupan seseorang terhadap suatu tugas wajib atau kemudian disebut kewajiban akan berakibat suatu celaan atau menerima akibat tertentu jika tidak dilaksanakan. Apabila meninggalkan tugas wajib dapat diartikan melupakan kewajiban atau tidak bertanggung jawab.

Dalam hubungannya dengan tanggung jawab Prof. Drijakara dalam Joko Tri Prasetya (1998:154) mengatakan bahwa manusia itu mempunyai hukum kodrat. Agar ia menjadi manusia yang baik ia harus memiliki sikap dasar, seperti selalu siap sedia untuk berbuat kebaikan. Sikap dasar tersebut mempunyai banyak aspek salah satu aspek itu ialah tanggung jawab. Bila dihubungkan dengan kewajiban, menurut beliau, rasa tanggung jawab itu dapat berupa siap sedia untuk melakukan kewajiban.


(21)

Menurut Kamus Sosiologi Antropologi (2001:96) hak merupakan kekuasaan untuk menjalankan sesuatu dan kewajiban adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan sesuatu tugas atau pekerjaan yang harus dilaksanakan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai tanggung jawab yaitu meskipun seseorang mempunyai kebebasan dalam melaksanakan suatu tugas yang dibebankan kepadanya, namun ia tidak dapat membebaskan diri dari hasil atau akibat kebebasan perbuatannya, dan ia dapat dituntut untuk melaksanakan secara layak apa yang diwajibkan kepadanya.

1. Pengertian Suami Istri

Menurut pasal 31 Undang-undang RI No. I tahun 1974 tentang perkawinan : 1. Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangganya dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat

2. Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

3. Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga (R. Subekti, SH. 1990: 457).

Menurut Habsyah Atas Hendartini dalarn T. O Ihromi (1999:216) yang membedakan antara laki-laki dan wanita bahwa laki-laki adalah selalu pencari nafkah utama sementara perempuan bertanggung jawab hanya atas segala pekerjaan reproduktif maupun pekerjaan domestik yang terkait dalam organisasi rumah tangga.

Kemudian Astiti dalam T. O lhromi (1999:226) menjelaskan bahwa dalam kegiatan ekonomi, suami sebagai kepala keluarga bertanggung jawab untuk


(22)

menghasilkan barang dan jasa yang akan dikonsumsi bersama, sedangkan istri sebagai ibu rumah tangga melakukan peranan yang utama dalam proses sosialisasi anak.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa suami adalah kepala keluarga yang bertugas sebagai pencari nafkah dan istri sebagai ibu rumah tangga yang bertugas mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

2. Pengertian Tenaga Kerja Wanita (TKW)

Menurut pasal 1 UU No. 14 Tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok ketenagakerjaan, disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di luar maupun di dalam hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sedangkan menurut Payaman J. Simanjuntak ( 1985 : 2) tenaga kerja atau man power adalah : mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja yang sedang mencari kerja dan yang melakukan pekerjaan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga.

Dari kedua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa yang termasuk dalam tenaga kerja yaitu setiap orang yang sudah atau sedang melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sedangkan pengertian Tenaga Kerja Indonesia (TKI) menurut Sendjun H. Manulang (2001:35) adalah warga negara Indonesia yang melakukan kegiatan sosial ekonomi di luar negeri dalam jangka waktu tertentu dan memperoleh izin dari Departemen Tenaga Kerja.


(23)

Jadi yang dimaksud dengan Tenaga Kerja Wanita (TKW) adalah warga Negara Indonesia khususnya seorang wanita yang melakukan kegiatan sosial ekonomi di luar negeri dalam jangka waktu tertentu guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

B. Pembinaan/Membina

Istilah pembinaan menunjuk pada suatu kegiatan mempertahankan menyempurnakan apa yang telah ada. (Winarno Surachmad. 1977 15). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa lndonesia (1998:134), membina berasal dari kata bina yang artinya membangun, mendirikan, mengusahakan supaya lebih baik.

Dalam proses membina keluarga khususnya anak terdapat konsep mendidik dan mengasuh. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam pengertian berikut ini. Mendidik adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melaliui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.

Menurut S. T Vembrianto (1981:50) pendidikan pada hakekatnya adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sikap dan kepribadian manusia karena pendidikan merupakan usaha pembinaan kepribadian yang meliputi sikap, pengetahuan dan perubahan tingkah laku dalam rangka meningkatkan kemampuan seseorang. Sedangkan menurut Zahara ldris (1987:9) pendidikan diartikan sebagai serangkaian kegiatan interaksi yang bertujuan antara manusia untuk mengembangkan potensinya semaksimal mungkin.

Menurut Abu Ahmadi (1991:4) mengurus anak dapat diartikan sebagai suatu perlindungan pada anak agar mereka mampu menjalankan hidupnya seperti yang diharapkan.


(24)

Dari berbagai istilah di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa membina adalah suatu proses yang dilakukan untuk mempertahankan dan menyempurnakan supaya lebih baik yang didalam terdapat pendidikan dan mengasuh.

C. Pengertian Keluarga

Soedjito (1986:133) mendefinisikan keluarga sebagai kelompok manusia yang terdiri atas seorang suami, seorang istri dan kalau ada seorang anak atau beberapa orang anak.

Pengertian keluarga menurut E.S. Bogardus (dalam Khairudin. H. 1985 : 9) adalah suatu kelompok sosial yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak atau beberapa orang anak, di dalamnya terdapat kasih sayang dan tanggung jawab dan turut andil dalam mengendalikan diri dan berjiwa sosial.

Berdasarkan definisi di atas dapat dinyatakan pengertian keluarga adalah sebagai berikut:

1. Keluarga merupakan kelompok sosial ukuran kecil yang umunnya terdiri dari ayah, ibu dan anak.

2. Hubungan sosial diantara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan atau adopsi.

3. Hubungan antara anggota keluarga dijiwa atau suasana kasih sayang dan tanggung jawab.

Menurut Soeleman B. Taneko (1984:64) keluarga sebagai kesatuan terkecil dalam masyarat mempunyai fungsi antara lain:

1. Merupakan pusat kelompok secara individual, dimana di dalamnya terdapat satu kesatuan yang intim dalam derajat yang sama


(25)

2. Untuk melanjutnya keturunan

3. Penanggung jawab dalam pemeliharaan dan pengasuhan anak

4. Sebagai unit ekonomi, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pangan, sandang dan lain-lain.

5. Menetapkan status, artinya dijadikan dasar untuk menentukan status yang turun menurun.

Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (1990:2), suatu keluarga batih pada dasarnya memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Unit terkecil dalam masyarakat yang mengatur hubungan seksual yang seyogyanya

2. Wadah untuk berlangsungnya sosialisasi, yakni proses dimana anggota-anggota masyarakat yang baru mendapatkan pendidikan untuk mengenal, memahami, mentaati dan menghargai kaidah-kaidah serta nilai-nilai yang berlaku.

3. Unit terkecil dalam masyarakat yang memikiri kebutuhan ekonomis

4. Unit terkecil dalam masyarakat, tempat anggota-anggotanya mendapat perlindungan bagi ketentraman dan perkembangan jiwanya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa fungsi keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat adalah sebagai tempat untuk melanjutkan keturunan, tempat berlangsungnya sosialisasi anak, tempat pemenuhan kebutuhan ekonomi dan tempat anggota-anggotanya mendapat perlindungan bagi ketentraman dan perkembangan jiwa.


(26)

D. Kerangka Pikir

Keluarga merupakan unit pergaulan hidup terkecil dalam suatu masyarakat. Keluarga inti terdiri dari ayah/ suami, ibu/istri dan anak-anak mereka yang belum menikah yang merupakan satu kesatuan sosial yang berlangsung secara erat dan kekal.

Di dalam keluarga masing-masing anggota keluarga mempunyai posisi yang berbeda. Menurut Arief Budiman (1985:2) perbedaan ini didasari oleh pertimbangan seperti perbedaan jenis kelamin (perbedaan seks), perbedaan peranan dan perbedaan kedudukannya. Dimana laki-laki lebih kuat, aktif, dan agresif sehingga wajar apabila laki-laki melakukan pekerjaan di luar rumah untuk menghidupi keluarganya. Sedangkan wanita lebih lembut sehingga wajar apabila ia melakukan pekerjaan di luar rumah untuk mengasuh anak, mengurus anak, dan mengurus suami.

Setiap anggota keluarga memiliki hak dan kewajiban yang berbeda pula. Misalnya seorang ayah berkewajiban mencari nafkah dan melakukan pekerjaan yang berat-berat sedangkan ibu berkewajiban rnengurus rumah tangga dan anak. Sehubungan dengan hal tersebut Soerjono Soekanto (1990 : 116) menyatakan bahwa peranan ibu pada masa kanak-kanak adalah besar sekali, sehingga dapat dikatakan bahwa pada awal proses sosialisasi seorang ibu mempunyai peranan yang lebih besar dari pada ayah. Ibu harus mengambil keputusan-keputusan yang cepat dan tepat yang diperlukan pada periode itu.


(27)

Tanggung jawab merupakan perwujudan kesadaran akan hak dan kewajiban. Dalam konsep tanggung jawab di dalamnya terdapat hak dan kewajiban, setiap anggota keluarga memiliki hak dan kewajiban yang berbeda. Misalnya saja seorang suami berhak mendapatkan pelayanan dari istrinya baik itu dari segi biologis maupun sosial, dan berkewajiban mencari nafkah bagi keluarganya. Sebaliknya seolang istri berhak mendapatkan nafkah hidup dari suaminya dan berkewajiban mengurus rumah tangga.

Akibat adanya perubahan dan tuntutan hidup dari keluarga yang mengharuskan istri bekerja sehingga banyak para istri harus bekerja mencari nafkah untuk membantu suami bahkan sampai ke luar negeri. Kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh istri menjadi tanggung jawab suami untuk menjalankannya. Sedangkan tanggung jawab suami yang seharusnya adalah untuk mencari nafkah, melindungi keluarga dan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan dunia luar.

Apabila istri bekerja menjadi TKW yang mengharuskan ia pergi ke luar negeri, maka tanggung jawab istri menjadi tanggung jawab suami sepenuhnya. Atau dengan kata lain suami memiliki peran ganda dalam keluarga, ia harus mencari nafkah dan mengurus rumah tangga serta membina anak (keluarga), yang pekerjaan tersebut seharusnya dilakukan oleh istri. Membina disini dimaksudkan sebagai mengasuh dan mendidik anak.

Dengan pergi bekerja ke luar negeri untuk jangka waktu tertentu maka tanggung jawab istri dengan keluarga menjadi terlimpahkan kepada suami. Kewajiban


(28)

sebagai istri dan sebagai ibu tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya. Kemudian kewajiban tersebut menjadi tanggung jawab suami.

E. Bagan Kerangka Pikir

Tanggung jawab suami yang istri bekerja ke luar

negeri

Tanggung jawab domestik Tanggung jawab publik

- Mengurus rumah tangga - Mengurus anak

- Mencari nafkah - Melindungi keluarga - Aktivitas kemasyarakatan


(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian jenis deskriptif bertujuan menggambarkan dan memaparkan secara tepat tanggung jawab suami pada keluarga selama istrinya bekerja ke luar negeri.

Menurut M. Nazir (1983:63) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menyoroti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas manusia pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Menurut Hadari Nawawi dan Mimi Martini (1996:73) penelitian deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.


(30)

Menurut Moleong (2000:86) menyatakan bahwa dalam menentukan lokasi penelitian, cara terbaik yang ditempuh adalah dengan jalan mempertimbangkan teori sibtantif dan menjajaki lapangan untuk mencari kesesuaian dengan kenyataan yang ada di lapangan, sementara itu keterbatasan geografis dan praktis, seperti waktu, biaya, dan tenaga perlu juga dijadiakn pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian.

Berdasarkan pertimbangan diatas penelitian ini dilakukan di Kelurahan Way Dadi Kecamatan Sukarame Bandar Lampung, adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Di lokasi ini masih terdapat seorang istri yang menjadi TKW

2. Lokasi yang sangat mudah dijangkau oleh peneliti yang dapat mempermudah peneliti untuk melakukan penelitian.

C. Definisi Konsep

1. Tanggung jawab suami bidang Publik terhadap keluarga adalah kewajiban yang harus dipikul seorang suami untuk menghidupi keluarganya. Baik itu melindungi keluarga, mencari nafkah dan aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan masyarakat (hajatan, rapat-rapat desa dan taziah) semua itu adalah kewajiban dari sang suami dalam bidang publik.

2. Tanggung jawab istri terhadap keluarga adalah tanggung jawab istri dalam bidang Domestik yaitu kewajiban yang harus dilakukan terhadap keluarga


(31)

seperti mengurus suami dan anak, mengurus rumah tangga dan melayani keluarga.

3. Tanggung jawab suami yang istrinya bekerja ke luar negeri dalam membina keluarga adalah tanggung jawab publik dan domestik yang semuanya dilakukan oleh suami. Baik itu mengurus rumah tangga mengurus anak, melindungi keluarga dan mencari nafkah bagi keluarganya.

Berikut ini adalah Hak dan Kewajiban sebagai seorang suami dan istri:

a. Hak suami adalah mendapatkan pelayanan baik pelayanan sosial maupun biologis dan berhak atas pengambilan keputusan di dalam keluarganya. Sedangkan kewajibannya adalah mencari nafkah untuk rnenghidupi keluarganya dan melindungi keluarga.

b. Hak istri adalah mendapatkan nafkah (batiniah dan lahiriah) serta perlindungan dari suami. Sedangkan kewajibannya adalah mengasuh anak, mengurus rumah tangga, melayani suami dan sebagainya

D. Definisi Operasional

Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (1989:49) definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variable. Untuk memberikan arah dan menghindari penyimpangan dalam menafsirkan konsep-konsep yang ada, maka dalam penelitian ini ditentukan secara operasional variabel serta indikmor dari tanggung jawab suami yang ditinggal istri bekerja ke luar negeri sebagai berikut


(32)

l. Tanggung Jawab Suami pada Sektor Domestik

Seorang istri sekaligus sebagai seorang ibu rumah tangga di dalam keluarga, antara lain:

- Mengerjakan pekerjaan rumah tangga, meliputi kegiatan-kegiatan kerumahtanggaan seperti : mencuci piring. mencuci pakaian, menyetrika pakaian, memasak, berbelanja, menyapu lantai, dan mengepel lantai.

- Mengasuh anak yaitu mengurusnya dari balita hingga dewasa. Seperti misalnya, memandikannya memberinya makan, menyiapkan peralatan sekolah, dan lain sebagainya.

- Mendidik anak merupakan proses dalam mengajarkan norrna-norrna yang ada dalam masyarakat, mengajarkan agarna, dan membantunya dalam mengerjakan pekerjaan sekolah.

b. Pengalokasian waktu dalam pekerjaan-pekerjaan rumah tangga.

Karena istri bekerja ke luar negeri, maka tanggung jawab isteri dilakukan oleh suami. Dalam penelitian ini diasumsikan waktu responden dalam satu hari melakukan tugas-tugas rumah tangga. Untuk mengetahui pelaksanaan tugas-rugas rumah tangga oleh suami digunakan indikator sebagai berikut ;

- Curahan waktu rata-rata per hari dalam mencuci piring - Curahan waktu rata-rata per hari dalam mencuci pakaian - Curahan waktu rata-rata per hari dalam menyetrika pakaian - Curahan waktu rata-rata per hari dalam memasak

- Curahan waktu rata-rata per hari dalam menyapu lantai - Curahan waktu rata-rata per hari dalam mengepel lantai


(33)

2. Tanggung jawab suami pada sektor publik

Tanggung jawab yang dimaksud adalah tanggung jawab seorang ayah sebagai seorang suami sekaligus kepala rumah tangga meliputi :

- Mencari nafkah

- Keterlibatan dalam aktivitas-aktivitas kemasyarakatan. Maksudnya adalah selain menjalankan tugas domestik suami harus dapat melakukan tugas-tugas pokoknya seperti melibatkan diri pada aktivitas-aktivitas kemasyarakatan yaitu pertemuan-pertemuan desa, taziah, dan hajatan-hajatan. Indikatomya adalah :

- Sering, apabila suami sering mendatangi aktivitas-aktivitas kemasyarakatan

- Kadang-kadang, apabila suami hanya sesekali saja mendatangi aktivitas-aktivitas kemasyarakatan

- Tidak sama sekali, apabila suami tidak pernah mendatangi aktivitas-aktivitas kemasyarakatan

3. Sikap Suami Terhadap Tugas-Tugas Rumah Tangga

Dalam penelitian ini pekerjaan rumah tangga menunjuk pada pelaksanaan tugas-tugas rumah tangga oleh suami. Tugas rumah tangga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tugas rumah tangga yang relatif lebih penting dan sering dikerjakan, seperti berbelanja, memasak, mencuci piring, mencuci pakaian, membersihkan rumah, dan merawat anak, meliputi :

- Setuju , apabila suami mau mengerjakan tugas-tugas rumah tangga tersebut - Kurang setuju, apabila suami terkadang mengerjakannya


(34)

- Tidak setuju, apabila suami tidak mau mengerjakannya mengerjakan tugas-tugas rumah tangga.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Masri Singarimbun dan Sofuan Efendi (1989:152) populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin diteliti. Berdasarkan pendapat di atas yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang istrinya bekerja di luar negeri dan mempunyai anak, di Kelurahan Way Dadi Sukarame Bandar Lampung.

Mengingat populasi yang ada hanya berjumlah 7 keluarga, maka populasi yang ada akan dijadikan sampel secara keseluruhan. Populasi yang demikian dinamakan sampel populasi atau penelitian populasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sebagai salah satu bagian dari penelitian merupakan unsur yang sangat penting digunakan untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini. Teknik pengumpilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


(35)

1. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam (Indepth interview) yaitu melakukan wawancara langsung dengan informan mengenai pokok bahasan penelitian. Wawancara mendalam ini dilakukan dengan menggunakaan pedoman wawancara dengan tujuan mendapatkan keterangan secara mendalam dari permasalahan yang dikemukakan. Wawancara mendalam ini dilakukan melalui berbincang bincang secara langsung atau berhadapan muka dengan yang diwawancarai. Penuyusunan pedoman wawancara dilakukan sebelum penelitian ini dilakukan pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan.

Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara (Moleong,2001:136)

2. Observasi

Pengamatan atau observasi yang dilakukan peneliti memiliki peranan yang besar dalam proses penelitian yang dilakukan. Pengamatan merupakan hal yang penting dalam penelitian kualitif karena teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman langsung, memungkingkan peneliti melihat dan mengamati sendiri, memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang diperoleh dari data (Moleong,2002:126)

Observasi adalah dengan sengaja sistematis mengamati aktifitas individu lain. Alat utama peneliti adalah panca indera, sedangkan kesengajaan dan sistematis merupakan sifat sifat tindakan yang seara eksplisit dicantumkan


(36)

disini. Faktor kesengajaan itu bersangkutan dengan tanggung jawab ilmiah yang melakukan observasi, sedangkan sistematis merupakan ciri kerja ilmiah. Dalam penelitian ini, metode observasi yang digunakan adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti.

3. Dokumentasi

Metode ini tidak kalah pentingnya dengan metode lain. Selain itu, dalam melaksanakan metode inipun tidak terlalu sulit. Artinya apabila ada kekeliruan sumber datanya tetap belum berubah. Dalam metode dokumentasi, benda mati bukan benda hidup. Menurut Suharsimi Arikunto, metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, surat kabar, majalah. Sedangkan Guba dan Lincoln mengatakan bahwa dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Metode dokumentasi ini sangat perlu sekali bagi peneliti untuk menguatkan data-data yang telah diperoleh dengan menggunakan observasi dan wawancara. Dengan metode ini, keadaan data yang diperoleh dengan cara observasi dan wawancara akan semakin kuat keadaannya.

G. Teknik Pengolahan Data

Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (1989:263), analisa data adalah menghubungkan data satu ke data yang lain. Setelah data terkumpul, selanjutnya diklasifikasikan secara sistematis kemudian dianalisis. Tujuan analisis data


(37)

tersebut adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca, dimengerti, dan diinterprestasikan. Untuk menganalisa data, dilakukan secara diskriptif dengan menggunakan tabulasi yaitu dengan cara menguraikan data tersebut sedemikian rupa. Analisis yang dilakukan itu menggunakan tabel tunggal. Dengan pembahasan tersebut diharapkan dapat diambil suatu kesimpulan.

H. Teknik Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik data teknik analisa data deskriptif kualitatif, yang menjelaskan, menggambarkan dan menafsirkan hasil penelitian dengan susunan kata dan kalimat sebagai jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Penentuan penelitian ini menggunakan metode kualitatif, maka data yang muncul berupa rangkaian kata-kata bukan rangkaian angka. Data itu mungkin telah dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi,wawancara, intisari dokumentasi, dan pita rekaman) dan biasanya diiproses kira-kira sebelum digunakan (melalui pencatatan, pengetikan), tetapi analisis analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun atau teks yang diperluas.

Analisis data kualitatif menurut Milles dan Huberman (1992:16-19) meliputi tiga komponen analisa, yaitu:


(38)

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilikan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari data-data tertulis di lapangan. Selain itu, reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan dan verfikasi, cara yang dipakai dalam reduksi data dapat melalui seleksi yang panjang, melalui ringkasan atau singkat menggolongkan ke dalam suatu pola yang lebih luas.

2. Penyajian Data (Display)

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan menganalisis. Penyajian data lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagian analisis kualitatif yang valid.

3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi Data)

Kesimpulan, merupakan proses untuk menjawab permasalahan dan tujuan sehingga ditentukan saran dan masukan untuk pemecahan masalah.

Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya yakni yang merupakan


(39)

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI

A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi

Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada tahun 1982 kelurahan Way Dadi masuk ke dalam wilayah Bandar Lampung. Dengan adanya pengembangan wilayah kodya Bandar Lampung. maka kelurahan Way Dadi menjadi salah satu lingkungan di kelurahan Way Dadi Kecamatan Sukarame Bandar Lampung.

Secara geografis kelurahan Way Dadi terletak pada bagian sebelah Utara dari kecamatan Sukarame Bandar Lampung. Jarak tempuh kelurahan Way Dadi ke kecamatan ± 4 Km, sedangkan jarak tempuh ke Kodya Bandar Lampung ± 12 Km, dengan batas wilayah Kelurahan sebagai berikut:

l. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sukarame. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Way Kandis. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kodya Bandar Lampung


(40)

Luas keseluruhan kelurahan Way Dadi adalah ± 360 Ha, yang terbagi dalam 2 lingkungan, adapun luas tiap lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Lingkungan I ± 215 Ha yang terbagi dalam 2 RW dan 7 RT

2. Lingkungan II seluas ± 145 Ha, yang tcrbagi dalam 7 Rw dan 32 RT

Kondisi geografis kelurahan Way Dadi, ketinggian tanah dari permukaan laut adalah 500 M, dan topografi adalah dataran rendah. Di kelurahan Way Dadi peruntukan lahan dibagi menjadi :

a. Jalan = 12 Km

b. Sawah dan ladang = 52 Ha c. Bangunan umum = 2 Ha d. Pemukiman perumahan = 95 Ha

e. Pekuburan = 1 Ha

Sedangkan penggunaan lahan dibagi menjadi :

a. Pasar dewa = 0,5 Ha

b. Tanah wakaf = 0,8 Ha

c. Tanah kering

- Pekarangan = 97 Ha

- Perladangan = 25 Ha

- Tegalan = 38 Ha

B. Keadaan Penduduk (Demografi)

Kependudukan di Kelurahan Way Dadi terdiri dari keadaan penduduk menurut jenis kelamin, keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan, keadaan penduduk


(41)

menurut mata pencaharian, keadaan penduduk menurut agama yang dianut. Keadaan penduduk menurut tingkat umur. Keadaan pcnduduk di Kelurahan Way Dadi akan dirinci sebagai berikut:

1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Dilihat dari jumlah penduduk menurut jenis kelamin dapat diketahui bahwa jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduk dengan jenis kelamin laki-laki. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel l. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan Way Dadi

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki Perempuan 2.507 2.795 47,29 52,71

Jumlah 5.302 100.00

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki adalah 2.507 jiwa atau 47,29% dan jumlah yang berjenis kelamin perempuan adalah 2.795 jiwa atau 52,71%.

2. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat pendidikan

Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Way Dadi

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

Pendidikan Umum: TK SD SMP SMU Akademi (d1-D3) Sarjana (S1-S2) 343 1.515 1.639 1.428 52 44 6,47 28,57 30,91 26,94 0,98 0,83


(42)

Pendidikan Khusus: Kursus/keterampilan Pondok Pesantren Madrasah SLB Lain-lain 125 36 93 2 23 2,36 0,68 1,76 0,03 0,47

Jumlah 5.302 100.00

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa persentase terbesar penduduk kelurahan Way Dadi adalah lulusan SMP yaitu berjumlah l.639 jiwa (30,91%), sedangkan lulusan dengan persentase terkecil adalah Sarjana (Sl-S2) sebanyak 44 jiwa (0,83). Sedangkan jumlah penduduk bila dilihat dari lulusan pendidikan khusus persentase terbesar adalah lulusan pendidikan kursus/keterampilan yaitu l25 jiwa (2,86%) dan jumlah penduduk dengan persentase terkecil adalah lulusan sekolah luar biasa (SLB) sebanyak 2 jiwa (0,03).

3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Penduduk Kelurahan Way Dadi mata pencahariannya adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI, Polri, Karyawan swasta, pedagang/wiraswasta, petani, pertukangan. buruh tani, pensiunan, dan Jasa. untuk lcbih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Kelurahan Way Dadi

Mata Pencaharian Jumlah Persentase

Pegawai Negeri Sipil TNI/Polri Karyawan swasta Wiraswasta/pedagang Petani Pertukangan 52 23 72 97 142 210 7,30 3,23 10,11 13,62 19,95 29,50


(43)

Buruh tani Pensiunan Jasa 79 21 16 11,10 2,95 2,24

Jumlah 712 100.00

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel di atas, memperlihatkan bahwa penduduk yang bermata pencaharian sebagai pertukangan adalah memiliki persentase terbesar yaitu berjumlah 210 jiwa (29,50%) dan yang terkecil persentasenya adalah penduduk dengan mata pencaharian di bidang Jasa yaitu sebanyak 16 jiwa (2,24%). Sedangkan yang lainnya adalah penduduk dengan mata pencaharian PNS dengan jumlah 52 jiwa (7,30%), TNl/Polri dengan jumlah 23 jiwa (3,23%), karyawan swasta 72 jiwa (10,11%), wiraswasta/pedagang sebanyak 97 orang (13,62%), petani sebanyak 142 jiwa (19,95%), buruh tani sebanyak 79 jiwa (11,10%), pensiunan sebanyak 21 orang (2,95%).

4. Keadaan Penduduk Menurut Agama

Dilihat dari jumlah penduduk menurut agama yang dianut dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk yang berada di Kelurahan Way Dadi adalah beragama Islam, sedangkan yang lain ada!ah menganut agama Kristen, Katolik, Hindu. Budha, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. Jumlah penduduk menurut agama di Kelurahan Way Dadi

Agama Jumlah Persentase

Islam Kristen Katolik Hindu 5109 79 75 14 96,35 1,50 1,41 0,27


(44)

Budha 25 0,47

Jumlah 5302 100.00

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kelurahan Way Dadi menganut agama Islam dengan persentase sebesar 96,35% (5.109 jiwa), sedangkan penduduk yang menganut agama Hindu memiliki persentase terkecil yaitu 0,27% (14 jiwa).

5. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Usia

Keadaan penduduk menurut tingkat usia dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Usia di Kelurahan Way Dadi Kelompok Usia (Dalam Tahun) Jumlah Persentase 0 - 03

04 – 06 07 – 12 13 – 15 16 – 18

19 Tahun ke atas

182 179 322 367 479 3773 3,43 3,38 6,07 6,93 9,03 71,16

Jumlah 5302 100.00

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa penduduk yang berusia 19 tahun ke atas adalah yang terbesar persentasenya yaitu bcrjumlah 3.773 jiwa (71,16%). Sedangkan penduduk yang berusia 04-06 tahun adalah yang terkecil persentasenya yaitu berjumlah 179 jiwa (3,381%). Sedangkan yang lainnya penduduk yeng berusia 0 - 03 tahun berjumlah 182 jiwa (3,43%), 07 - 12 tahun berjumlah 322 jiwa (6,07%), penduduk yang berusia 13 -15 tahun yaitu


(45)

berjumlah 367 jiwa (6,93%), penduduk yang berusia 16-18 tahun berjumlah 479 jiwa (9,03%).

C. Keadaan Sarana dan Prasarana

Keadaan sarana dan prasarana yang ada di kelurahan Way Dadi adalah berupa fasilitas peribadahan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas olah raga, fasilitas komunikasi, fasilitas sarana perhubungan, fasilitas transportasi, fasilitas perdagangan. Adapun perincian fasilitas yang ada di kelurahan Way Dadi akan diuraikan sebagai berikut:

D. Fasilitas Peribadahan

Sarana peribadatan yang ada di Kelurahan Way Dadi antara lain berupa masjid, gereja dan mushola. Adapun mengenai sarana tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Fasilitas Peribadahan di Kelurahan Way Dadi

Jenis Tempat Peribadatan Jumlah

Masjid Gereja Mushola

4 1 8

Jumlah 13


(46)

Dari tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah terbesar fasilitas peribadatan yang ada di Kelurahan Way Dadi adalah Mushola yang berjumlah 8 buah, Masjid yang berjumlah 4 buah, selain itu juga terdapat gereja yang berjumlah 1 buah.

1. Fasilitas Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Kelurahan Way Dadi sebetulnya belum cukup memadai karena belum tersedianya Rumah Sakit ataupun Klinik 24 jam.

Fasilitas yang ada hanya sekedar cabang dari fasilitas yang ada di kecamatan. Data sarana kesehatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 7. Fasilitas Kesehatan di kelurahan Way Dadi

Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah Rumah Bersalin

Pos Klinik Posyandu Puskesmas Apotik

1 3 3 1 1

Jumlah 9

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kelurahan Way Dadi belum cukup memadai. Di Kelurahan Way Dadi baru tersedia Rumah Bersalin sebanyak 1 buah. Pos klinik/KB sebanyak 3 buah, posyandu sebanyak 3 buah, Puskesmas sebanyak I buah dan Apotik sebanyak 1 buah.


(47)

2. Fasilitas Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di Kelurahan Way Dadi sudah cukup memadai dengan tersedianya sekolah dari tingkat TK sampai dcngan SMU. Data terscbut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 8. Sarana Pendidikan di Kelurahan Way Dadi

Jenis Fasilitas Pendidikan Jumlah

Taman Kanak-kanak SD

SMP SMA

2 3 1 1

Jumlah 7

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 8 di atas, dapat dilihat bahwa fasititas pendidikan yang ada di Kelurahan Way Dadi sudah cukup memadai. Hal ini dapat dilihat dari sarana pendidikan TK sebanyak 2 buah, SD sebanyak 3 buah, SMP sebanyak 1 buah, dan SMA sebanyak 1 buah.

3. Fasilitas Olahraga

Sarana olah raga yang terdapat di Kelurahan Way Dadi adalah berupa lapangan sepak bola, lapangan volley dan lapangan bulu tangkis. Data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


(48)

Tabel 9. Sarana Olah raga di Kelurahan Way Dadi

Jenis Fasilitas Olahraga Jumlah

Lapangan Sepak Bola Lapangan Volley Lapangan Bulutangkis

1 1 3

Jumlah 5

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 9 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah lapangan sepak bola berjumlah 1 buah, lapangan lapangan bulu tangkis sebanyak 3 buah.

4. Fasilitas Komunikasi

Sarana komunikasi yang ada di Kelurahan Way Dadi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 10. Sarana Komunikasi yang ada di Kclurahan Way Dadi Fasilitas Sarana Komunikasi Jumlah Telepon Umum

Wartel

Pemancar Radio

4 7 1

Jumlah 12

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

5. Fasilitas Sarana Perhubungan

Sarana pcrhubungan yang ada di Kelurahan Way Dadi antara lain yaitu gang, jalan tanah, jalan batu, jalan aspal, jalan hotmix dan jembatan. Data sarana perhubungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :


(49)

Fasilitas Sarana Perhubungan Jumlah (km) Gang Jalan tanah Jalan batu Jalan hotmix Jalan aspal Jembatan 2,3 2,1 1,6 1 4 1

Jumlah 12

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 11 di atas, dapat diketahui bahwa fasilitas sarana perhubungan yang ada di Kelurahan Way Dadi antara lain adalah gang seluas 2,3 Km, jalan tanah seluas 2,1 Km, jalan batu seluas 1,6 Km, jalan hotmix 1 Km, jalan aspal 4 Km, dan jembatan seluas 1 Km.

6. Fasilitas Transportasi

Sarana transportasi y.ang ada di Kelurahan Way Dadi berupa sepeda, gerobak, motor, angkot, mobil pribadi, mobil dinas, truk dan lain-lain. Data sarana transportasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 12. Sarana Transportasi di Kelurahan Way Dadi

Fasilitas Sarana Transportasi Jumlah Sepeda Gerobak Motor Angkot Mobil Pribadi Mobil Dinas Truk Lain-lain 1.214 21 92 18 35 12 12 5


(50)

Jumlah 1.409 Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 12 di atas, dapat diketahui bahwa sarana transportasi yang ada di Kelurahan Way Dadi berupa sepeda dengan jumlah 1.214 buah, gerobak 21 buah, motor 92 buah, Angkot 18 buah, mobil pribadi 35 buah, mobil dinas 12 buah, truk 12 buah dan sarana transportasi lainnya scbanyak 5 buah.

7. Fasilitas Perdagangan

Fasilitas perdagangan yang ada di Kelurahan Way Dadi antara lain pasar, toko, mini market dan warung. Dati iasilitas perdagangan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 13. Sarana Perdagangan di Kelurahan Way Dadi

Fasilitas Sarana Perdagangan Jumlah

Pasar Toko

Mini market Warung

1 6 2 50

Jumlah 59

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 13 di atas, dapat dilihat bahwa fasilitas perdagangan yang ada di Kelurahan Way Dadi berupa pasar sebanyak l buah, toko sebanyak 6 buah, mini market sebanyak 2 buah dan warung sebanyak 50 buah.


(51)

E. Kelembagaan Masyarakat 1. Organisasi Sosial

Di Kelurahan Way Dadi terdapat berbagai organisasi yang bergerak di bidang olah raga dan kesenian. Dimana organisasi ini dikelola oleh masyarakat setempat yang aktif dalam organisasi tersebut. Adapun organisasi-organisasi sosial yang ada yaitu Grup Qasidah, dimana organisasi ini lebih mengkhususkan pada bidang kesenian yang bernafaskan Islam, yang terdiri dari 1 perkumpulan yang anggotanya adalah ibu-ibu. Organisasi sosal lainnya yaitu bergerak di bidang olah raga yaitu sepak bola terdapat 2 kesebelasan, volley 2 perkumpulan, bulu tangkis 2 perkumpulan dan pencak silat 1 perkumpulan.

2. Organisasi Kepemudaan

Di Kelurahan Way Dadi terdapat beberapa organisasi kepemudaan, hal ini apabila diamati lebih jauh terdapat organisasi seperti halnya di tempat-tempat lainnya, dimana pemuda memproyeksikan aspirasinya secara terarah melalui organisasi kepemudaan sepeti Karang Taruna Pramuka Gudep, Risma, Paguyuban Paku Banten dan lain-lain.

F. Keadaan Sosial Masyarakat

Di Kelurahan Way Dadi masyarakat hidup saling berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain di daerah ini juga masih terdapat hubungan kekeluargaan yang erat, karena pada mulanya penduduk daerah ini adalah transmigran dari Pulau Jawa. Meskipun kelurahan Way Dadi telah masuk menjadi


(52)

wilayah Kotamadya Bandar Lampung namun corak kehidupan masyarakatnya masih menganut Gemeinscaft atau masih sangat guyub dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

Kegiatan remaja di Kelurahan Way Dadi dalarn berorganisasi dapat dikatakan baik, sebagai contoh dapat berjalannya kegiatan Karang Taruna, Risma dan berbagai kegiatan olah raga yang aktif dilaksanakan pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Masyarakat juga aktif dalam kegiatan pengajian dan memiliki uang kas untuk kematian.

Walupun demikian tidak jarang juga di daerah ini terjadi berbagai tindak kejahatan yang dilakukan oleh remaja-remaja putra yang tidak memiliki pekerjaan tetap, karena di Kelurahan Way Dadi secara umum memiliki pendidikan yang relatif rendah yaitu hanya tamatan SMP sehingga pekerjaan yang umum dilakukan pemuda dan remaja putra yang putus sekolah adalah di bidang pertukangan. Pekerjaan tersebut tidaklah tetap sehingga kebutuhan mereka tidaklah tercukupi karena itu sering terjadi pencurian dan perampokan di daerah ini. Tidak jarang juga para pemuda yang menganggur menghabiskan waktu mereka untuk berkumpul di perempatan jalan untuk minum-minum dan main kartu atau bernyanyi sambil bermain gitar hingga larut malam, hal ini menimbulkan sering hilangnya hasil kebun warga seperti singkong, jagung dan buah-buahan lain yang diduga dicuri mereka pada malam hari.


(53)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Tanggung Jawab Suami Yang Ditinggal Isteri Bekerja Sebagai TKW Dalam Membina Keluarga adalah sebagai berikut :

a. Tanggung jawab suami pada sektor domestik adatah cukup bertanggung jawab ini di lihat dan 7 responden melakukan tugas-tugas rumah tangga dan mayoritas responden berkomunikasi dengan anak-anak mereka walaupun waktu yang dilakukan tidak begitu maksimal.

b. Tanggung jawab suami sektor publik atau kegiatan-kegiatan di luar kerumah tanggaan adalah seluruh responden bekerja dan yang paiing banyak adalah bekerja sebagai buruh bangunan, dan ada beberapa responden tidak terlalu sering mengikuti pertemuan-pertemuan di desa. Kepedulian responden terhadap acara-acara hajatan di lingkungannya cukup baik dan tingkat kepedulian terhadap tetangga yang mereka rasakan sangat tinggi.

c. Sikap responden dengan bekerjanya isteri ke luar negeri adalah setuju karena ternbatas nya biaya kebutuhan sehari hari dan sebesar responden mau mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumahtangga.


(54)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan beberapa saran yaitu a. Ikut sertanya wanita (ibu rumah tangga) dalam membantu suaminya untuk

menambah pendapatan rumah tangga bukanlah hal yang baru lagi dalam masyarakat pedesaan pada umumnya sudah sepantasnya dihargai tanpa membeda-bedakan status sosial mereka dimasyarakat. Hendaknya pemerintah juga membantu penyediaan lapangan pekerjaan yang lebih banyak di dalam negeri, sehingga ibu rumah tangga tidak perlu lagi bekerja keluar negeri untuk membantu pendapatan keluarga semakin banyak dan tentunya ibu rumah tangga tidak akan meninggalkan fungsi dan peranannya sehingga isteri sekaligus sebagai ibu dari anak-anaknya.

b. Bagi keluarga yang bekerja di luar negeri, khususnya suami harus dapat menyadari dan dapat menyesuaikan dengan keadaan tersebut. Suami harus dapat mendidik dan membimbing anak-anaknya agar menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik dan juga harus terus mengurus semua kebutuhan rumah tangga dengan baik.

c. Bagi seluruh anggota keluarga diharapkan dapat menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing dalam keluarga harus saling tolong-menolong terutama dalam hal tugas-tugas rumah tangga yang biasanya dikerjakan oleh isteri walaupun isteri/ibu tidak ada di rumah tetapi anggota harus tetap menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarganya.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Amran, Tatty, S.B. 1994. Kiat Wanita Meniti Karier. Seri Wanita Karier No. 2. PT Pustaka Binaman Pressindo.

Budiman, Arief. 1985. Pembagian Kerja Secara Sexual Sebuah Pembahasan Sosiologi Tentang Peranan Wanita Dalam Masyarakar. Gramedia, Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Balai Pustaka. Jakarta.

Dahlan M. Yacub. 2001. Kamus Sosiologi Antropologi. Indah. Surabaya.

Hendi Suhendi dan Ramdani Wahyu. 2001 . Sosiologi Keluarga. Pustaka Setia-Bandung.

Idris Zahara. 1987 . Dasar-dasar Pendidikan. Aksara. Padang

Ihromi T.O. 1999. Bunga Rampai sosiologi Keluarga. Yayasan Obor Indonesia-Jakarta.

J. Good, William. 1985. Sosio logi Keluarga. Bina Aksara, Jakarta. Khairuddin H. 1985. Sosiologi Keluarga. Nur Cahaya. Yogyakarta. Nasir M. 1983. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Payaman J Simanjuntak. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. FE UI. Jakarta.

Sayogyo, Pudjiwati. 1986. Peranan Wanita Dalam Perkembangan Masyarakat Yayasan Ilmu-ilmu Sosial. Rajawali. Jakarta

Soeria Atmadja Arifin P. 1986. Mekanisme Pertanggungjawaban Keuangan Negara Suatu Tinjauan Yuridis. Gramedia. Jakarata.

Soedjito. 1986. Transformasi Sosial Menuju Mastarakat Industri. Tiara Kencana. Jakarta.

Surachmad, Winarno. 1977. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Dep P dan K. Jakarta.


(56)

Taneko, soeleman B. 1984. Struktur dan Prosese Sosial. Rajawali. Jakarta.

Turner, Jonatahan H.1994. Sosisologi : Concepts and Uses. Mc Graw Hill, Inc. New York.

Vembrianto S.T. 1981. Pendidikan Sosial.Yayasan Penerbit Paramita. Yogyakarta. Widagdho, Djoko dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar. Bumi Aksara. Jakarta.


(1)

E. Kelembagaan Masyarakat

1. Organisasi Sosial

Di Kelurahan Way Dadi terdapat berbagai organisasi yang bergerak di bidang olah raga dan kesenian. Dimana organisasi ini dikelola oleh masyarakat setempat yang aktif dalam organisasi tersebut. Adapun organisasi-organisasi sosial yang ada yaitu Grup Qasidah, dimana organisasi ini lebih mengkhususkan pada bidang kesenian yang bernafaskan Islam, yang terdiri dari 1 perkumpulan yang anggotanya adalah ibu-ibu. Organisasi sosal lainnya yaitu bergerak di bidang olah raga yaitu sepak bola terdapat 2 kesebelasan, volley 2 perkumpulan, bulu tangkis 2 perkumpulan dan pencak silat 1 perkumpulan.

2. Organisasi Kepemudaan

Di Kelurahan Way Dadi terdapat beberapa organisasi kepemudaan, hal ini apabila diamati lebih jauh terdapat organisasi seperti halnya di tempat-tempat lainnya, dimana pemuda memproyeksikan aspirasinya secara terarah melalui organisasi kepemudaan sepeti Karang Taruna Pramuka Gudep, Risma, Paguyuban Paku Banten dan lain-lain.

F. Keadaan Sosial Masyarakat

Di Kelurahan Way Dadi masyarakat hidup saling berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain di daerah ini juga masih terdapat hubungan kekeluargaan yang erat, karena pada mulanya penduduk daerah ini adalah transmigran dari Pulau Jawa. Meskipun kelurahan Way Dadi telah masuk menjadi


(2)

wilayah Kotamadya Bandar Lampung namun corak kehidupan masyarakatnya masih menganut Gemeinscaft atau masih sangat guyub dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

Kegiatan remaja di Kelurahan Way Dadi dalarn berorganisasi dapat dikatakan baik, sebagai contoh dapat berjalannya kegiatan Karang Taruna, Risma dan berbagai kegiatan olah raga yang aktif dilaksanakan pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Masyarakat juga aktif dalam kegiatan pengajian dan memiliki uang kas untuk kematian.

Walupun demikian tidak jarang juga di daerah ini terjadi berbagai tindak kejahatan yang dilakukan oleh remaja-remaja putra yang tidak memiliki pekerjaan tetap, karena di Kelurahan Way Dadi secara umum memiliki pendidikan yang relatif rendah yaitu hanya tamatan SMP sehingga pekerjaan yang umum dilakukan pemuda dan remaja putra yang putus sekolah adalah di bidang pertukangan. Pekerjaan tersebut tidaklah tetap sehingga kebutuhan mereka tidaklah tercukupi karena itu sering terjadi pencurian dan perampokan di daerah ini. Tidak jarang juga para pemuda yang menganggur menghabiskan waktu mereka untuk berkumpul di perempatan jalan untuk minum-minum dan main kartu atau bernyanyi sambil bermain gitar hingga larut malam, hal ini menimbulkan sering hilangnya hasil kebun warga seperti singkong, jagung dan buah-buahan lain yang diduga dicuri mereka pada malam hari.


(3)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Tanggung Jawab Suami Yang Ditinggal Isteri Bekerja Sebagai TKW Dalam Membina Keluarga adalah sebagai berikut :

a. Tanggung jawab suami pada sektor domestik adatah cukup bertanggung jawab ini di lihat dan 7 responden melakukan tugas-tugas rumah tangga dan mayoritas responden berkomunikasi dengan anak-anak mereka walaupun waktu yang dilakukan tidak begitu maksimal.

b. Tanggung jawab suami sektor publik atau kegiatan-kegiatan di luar kerumah tanggaan adalah seluruh responden bekerja dan yang paiing banyak adalah bekerja sebagai buruh bangunan, dan ada beberapa responden tidak terlalu sering mengikuti pertemuan-pertemuan di desa. Kepedulian responden terhadap acara-acara hajatan di lingkungannya cukup baik dan tingkat kepedulian terhadap tetangga yang mereka rasakan sangat tinggi.

c. Sikap responden dengan bekerjanya isteri ke luar negeri adalah setuju karena ternbatas nya biaya kebutuhan sehari hari dan sebesar responden mau mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumahtangga.


(4)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan beberapa saran yaitu a. Ikut sertanya wanita (ibu rumah tangga) dalam membantu suaminya untuk

menambah pendapatan rumah tangga bukanlah hal yang baru lagi dalam masyarakat pedesaan pada umumnya sudah sepantasnya dihargai tanpa membeda-bedakan status sosial mereka dimasyarakat. Hendaknya pemerintah juga membantu penyediaan lapangan pekerjaan yang lebih banyak di dalam negeri, sehingga ibu rumah tangga tidak perlu lagi bekerja keluar negeri untuk membantu pendapatan keluarga semakin banyak dan tentunya ibu rumah tangga tidak akan meninggalkan fungsi dan peranannya sehingga isteri sekaligus sebagai ibu dari anak-anaknya.

b. Bagi keluarga yang bekerja di luar negeri, khususnya suami harus dapat menyadari dan dapat menyesuaikan dengan keadaan tersebut. Suami harus dapat mendidik dan membimbing anak-anaknya agar menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik dan juga harus terus mengurus semua kebutuhan rumah tangga dengan baik.

c. Bagi seluruh anggota keluarga diharapkan dapat menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing dalam keluarga harus saling tolong-menolong terutama dalam hal tugas-tugas rumah tangga yang biasanya dikerjakan oleh isteri walaupun isteri/ibu tidak ada di rumah tetapi anggota harus tetap menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarganya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amran, Tatty, S.B. 1994. Kiat Wanita Meniti Karier. Seri Wanita Karier No. 2. PT Pustaka Binaman Pressindo.

Budiman, Arief. 1985. Pembagian Kerja Secara Sexual Sebuah Pembahasan Sosiologi Tentang Peranan Wanita Dalam Masyarakar. Gramedia, Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Balai Pustaka. Jakarta.

Dahlan M. Yacub. 2001. Kamus Sosiologi Antropologi. Indah. Surabaya.

Hendi Suhendi dan Ramdani Wahyu. 2001 . Sosiologi Keluarga. Pustaka Setia-Bandung.

Idris Zahara. 1987 . Dasar-dasar Pendidikan. Aksara. Padang

Ihromi T.O. 1999. Bunga Rampai sosiologi Keluarga. Yayasan Obor Indonesia-Jakarta.

J. Good, William. 1985. Sosio logi Keluarga. Bina Aksara, Jakarta. Khairuddin H. 1985. Sosiologi Keluarga. Nur Cahaya. Yogyakarta. Nasir M. 1983. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Payaman J Simanjuntak. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. FE UI. Jakarta.

Sayogyo, Pudjiwati. 1986. Peranan Wanita Dalam Perkembangan Masyarakat Yayasan Ilmu-ilmu Sosial. Rajawali. Jakarta

Soeria Atmadja Arifin P. 1986. Mekanisme Pertanggungjawaban Keuangan Negara Suatu Tinjauan Yuridis. Gramedia. Jakarata.

Soedjito. 1986. Transformasi Sosial Menuju Mastarakat Industri. Tiara Kencana. Jakarta.

Surachmad, Winarno. 1977. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Dep P dan K. Jakarta.


(6)

Taneko, soeleman B. 1984. Struktur dan Prosese Sosial. Rajawali. Jakarta.

Turner, Jonatahan H.1994. Sosisologi : Concepts and Uses. Mc Graw Hill, Inc. New York.

Vembrianto S.T. 1981. Pendidikan Sosial.Yayasan Penerbit Paramita. Yogyakarta. Widagdho, Djoko dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar. Bumi Aksara. Jakarta.


Dokumen yang terkait

Opini Masyarakat Terhadap Kegiatan CSR Perusahaan (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Opini Masyarakat Kelurahan Sari Rejo Medan Terhadap Kegiatan Corporate Social Responsibility PT. Jamsostek (Persero) Kanwil I Medan)

2 67 93

PERILAKU COPING ISTRI TERHADAP SUAMI YANG BERPOLIGAMI (Studi Deskriptif Kualitatif di Kelurahan sisir Kecamatan Batu Kotatif Batu)

0 14 2

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Peran Istri Sebagai Tkw Untuk Menunjang Nafkah Keluarga Di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur

1 11 91

STUDI DESKRIPTIF TANGGUNG JAWAB SUAMI YANG DI TINGGAL ISTRI BEKERJA MENJADI TKW (Studi pada kepala Keluarga di Kelurahan Wan Dadi Kecamatan Sukarame)

0 25 63

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Loneliness pada Istri yang di Tinggal Meninggal Suami di Kota Tasikmalaya.

1 7 36

POLA KOMUNIKASI ISTRI YANG BEKERJA SUAMI MENGANGGUR (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Istri yang Bekerja Suami Menganggur dalam Pengasuhan Anak).

0 0 92

POLA KOMUNIKASI ISTRI YANG BEKERJA SUAMI MENGANGGUR (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Istri yang Bekerja Suami Menganggur dalam Pengasuhan Anak).

0 0 92

POLA KOMUNIKASI SUAMI ISTRI BEKERJA (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Suami Istri Bekerja Dalam Mengasuh Anak Pada Masyarakat Desa Mojogedang, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar).

0 0 15

POLA KOMUNIKASI ISTRI YANG BEKERJA SUAMI MENGANGGUR (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Istri yang Bekerja Suami Menganggur dalam Pengasuhan Anak)

0 0 19

STUDI DESKRIPTIF : COPING STRESS PADA ISTRI BEKERJA DENGAN SUAMI PENDERITA STROKE

1 1 338