UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA KONSEP GENERATOR LISTRIK KELAS X SMK MANDIRI PERCUT SEI TUAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

HEAD TOGETHER PADA KOMPETENSI DASAR KONSEP

GENERATOR LISTRIK X SMK MANDIRI PERCUT

SEI TUAN TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ALEX SUGIANTO MALAU

NIM. 5113122002

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

i ABSTRACT

Alex Sugianto Malau: Efforts to Improve Learning Outcomes of Students with Learning Model Type Koopertif Numbered Head Together (NHT) On the concept Electric Generator of class X SMK Mandiri Percut Sei Tuan in the academic year 2015/2016. Essay. Faculty of Engineering State University of Medan. 2016.

This research was carried out because of low learning outcomes in basic competency concept generator electric of 36 students who passed (KKM ≥ 75) 22 students, or approximately 61.11%, and another 14 students did not pass, or approximately 38.89%. With cooperative learning model Numbered Head Together (NHT) is expected to improve learning outcomes in basic competency concept electric generator. This research was conducted at SMK Mandiri Percut Sei Tuan, the object of this study one class, the class X TKR totaling 40 students. This research is the Classroom Action Research with cooperative learning model Numbered Head Together (NHT). This research was conducted in two cycles, wherein each cycle has a stage of the form: planning, implementation, observation, and reflection. Data collection techniques in this study based on the observation and tests. Observations made on students to determine the activity of students during the learning process. While the achievement test is divided into 2 tests the ability of early (pre-test) and test the ability of the final (post-test). Outcomes study showed that an increase learning outcomes. This is demonstrated by the increased percentage of classical completeness of 67.5% in the first cycle to 82.5% in the second cycle and also the value of the average grade increased from 75.12 to 77.32 in the first cycle in the second cycle. Student activity also experienced a progressive increase is 52.5% in the first cycle to 82.5% in the second cycle.

Keywords: Learning Outcomes, Cooperative Learning Model, Numbered Head Together, Concept Electric Generator


(5)

ii ABSTRAK

Alex Sugianto Malau: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Koopertif Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Konsep Generator Listrik Kelas X SMK Mandiri Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2016

Penelitian ini dilakukan karena rendahnya hasil belajar pada kompetensi dasar konsep generator listrik dari 36 siswa yang dinyatakan lulus (KKM ≥ 75) 22 siswa atau sekitar 61,11% dan 14 siswa lagi dinyatakan tidak lulus atau sekitar 38,89%. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada kompetensi dasar konsep generator listrik. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Mandiri Percut Sei Tuan, objek dari penelitian ini satu kelas, yaitu kelas X TKR yang berjumlah 40 siswa. Penelitian ini merupakan Penelitan Tindakan Kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dimana dari tiap siklus memiliki tahapan berupa: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berpedoman pada teknik observasi dan tes. Observasi yang dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan tes hasil belajar dibagi menjadi 2 yaitu tes kemampuan awal (pre test) dan tes kemampuan akhir (post test). Hasil

penelitian diperoleh bahwa terjadi peningkatan hasil belajar. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya persentase ketuntasan klasikal dari 67,5% pada siklus I menjadi 82,5% pada siklus II dan juga nilai rata-rata kelas yang meningkat dari 75,12 pada siklus I menjadi 77,32 pada siklus II. Aktivitas belajar siswa juga mengalami penigkatan yaitu 52,5% pada siklus I menjadi 82,5% pada siklus II.

Kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran kooperatif, Numbered Head Together, Konsep Generator Listrik


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Konsep Generator Listrik Kelas X SMK Mandiri Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016”.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak

mengalami kendala, namun berkat bantuan dosen pembimbing Bapak Drs. Pudin

Saragih, M.Pd yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skiripsi

ini dan kerjasama dari berbagai pihak sehingga kendala-kendala yang dihadapi

tersebut dapat diatasi. Dan tidak lupa juga penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Ibu Dra. Hj. Rosnelli, M.Pd selaku Plt Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

3. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd selaku Wakil Dekan bidang akademik Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

4. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin 5. Bapak Drs. Selamat Riadi, MT selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin 6. Bapak Dr. Lisyanto, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik Otomotif 7. Bapak Dr. Eka Daryanto, MT selaku dosen pembimbing akademik yang telah

banyak membimbing dan memberi motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi

8. Bapak Bisrul Hapis Tambunan, ST, MT selaku dosen penguji 1, bapak Indra Koto ST, M.Eng selaku dosen penguji 2 dan bapak Ir. Riski Elpari Siregar, MT selaku dosen penguji 3 yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini

9. Bapak dan Ibu dosen beserta staff pegawai Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan bantuan kepada penulis


(7)

iv

10. Bapak Franky MS, M.Pd selaku wakil kurikulum SMK Mandiri Percut Sei Tuan

11. Bapak Muhammad Ngison Muddin, ST selaku guru pengampuh mata pelajaran Mesin Konversi Energi

12. Bapak dan Ibu guru beserta staff tata usaha SMK Mandiri Percut Sei Tuan 13. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif 2011

UNIMED

14. Teman-teman seperjuangan anggota Unit Kegiatan Kerohanian Mahasiswa Katolik (UK-KMK St. Martinus Unimed), Ikatan Mahasiswa Batak Toba (IMABATO), Himpunan Muda-mudi Bangun Horas Sekitarnya (HIMBASS), Naimarata Unimed, Resimen Mahasiswa (Menwa Satya Nagara Unimed), Andaliman Lovers (Faris Sitompul, Kristian Sipahutar, Dedy Syahputra Pangaribuan, Romson Simangunsong, Edi Supriyono Sitohang), Naimarata Sadalanan (Jasa Adhyputra Limbong, David Malau, Linggom Lubis), PPLT 2014 Sureng, teristimewa kepada Mariani Tampubolon yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

Dan terutama kepada kedua orang tua saya J. Malau dan S. br Simbolon, saudara/i kandung saya yang berdelapan dan keluarga besar Op. Alexa Malau/Simbolon (Malsim) serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu mendukung dengan doa, moril, dan material selama penulis menyelesaikan studi dan penyusunan skripsi ini. Semoga amal baik dari berbagai pihak mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.Amin

Penulis menyadari skripsi ini masih belum sempurna baik dari segi

penulisan maupun dari segi ilmiah. Untuk itu penulis dengan hati terbuka

menerima segala kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun guna penyempurnaan penulisan karya ilmiah dikemudian hari.

Medan, Januari 2016 Penulis,


(8)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ... 10

A. Kerangka Teoritis ... 11

1. Hakikat Belajar Konsep Generator Listrik ... 12

2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif NHT ... 17

B. Kerangka Berpikir ... 22

C. Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25


(9)

vi

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 25

C. Variabel Penelitian ... 25

D. Partisipan ... 26

E. Rancangan Penelitian ... 27

F. Teknik Pengumpulan Data ... 32

1. Observasi ... 32

2. Tes ... 33

G. Uji Instrumen Penelitian ... 35

H. Teknik Analisa Data ... 39

I. Simpulan Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Hasil Penelitian ... 43

1. Hasil Belajar ... 43

2. Hasil Observasi Aktivitas Belajar ... 44

B. Pembahasan ... 46

1. Siklus I ... 46

2. Siklus II ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59 LAMPIRAN


(10)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Daftar Perolehan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Konsep

Generator Listrik Kelas X Program Keahlian Teknik

KendaraanRingan SMK Mandiri Percut Sei Tuan... 2

Tabel 2. Materi Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran Mesin Konvers Energi Kompetensi Dasar Konsep Generator Listrk ... 16

Tabel 3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 18

Tabel 4. Prosedur Kerja Siklus I ... 29

Tabel 5. Prosedur Kerja Siklus II ... 31

Tabel 6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 33

Tabel 7. Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together ... 44

Tabel 8. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siswa dengan Menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together ... 45

Tabel 9. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 49


(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Desain Pelaksanaan Tindakan Kelas ... 27

Gambar 2. Histogram Aktivitas Siswa dengan Menggunakan model

pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together ... 48

Gambar 3. Histogram Aktivitas Siswa dengan Menggunakan model


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan,

karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan

kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dituntut untuk lebih dapat

menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Untuk meningkatkan

kualitas pendidikan diperlukan berbagai terobosan baik dalam pengembangan

kurikulum, inovasi pembelajaran, dan pemenuhan sarana serta prasarana

pendidikan.

Salah satu sorotan utama dalam peningkatan mutu pendidikan adalah roses

kegiatan belajar mengajar disekolah. Upaya peningkatan mutu pendidikan

tersebut menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik

aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab. Tujuan pendidikan

nasional dalam pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga

negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu jenis lembaga


(13)

2

lulusan yang siap kerja sesuai dengan minat dan bakatnya. Sebagai sekolah

menengah kejuruan yang ada dikota Medan, untuk menyiapkan lulusan handal

SMK Mandiri Percut Sei Tuan mempunyai tiga jenis mata pelajaran yang

digolongkan menjadi pelajaran normatif, adaktif, dan produktif. Standar

kompetensi Mesin Konversi Energi kompetensi dasar konsep Generator Listrik

adalah mata pelajaran produktif yang diterima siswa bidang keahlian tehnik

kendaraan ringan. Dasar kompetensi kejuruan ini merupakan mata diklat Teknik

Kendaraan Ringan yang akan menghantarkan siswa untuk memahami program

produktif lainnya mulai dari kelistrikan, sistem pengisian, sistem pengapian dan

sistem starter. Sebagai lulusan dari Sekolah Menengah Kejuruan, siswa SMK

Mandiri Percut Sei Tuan yang akan terjun ke dunia kerja dan perguruan tinggi,

diharapkan dapat bersaing dan memperoleh pekerjaan sesuai bidangnya. Namun

kenyataannya, masih banyak juga lulusan SMK yang menganggur dan tidak

melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

Dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh penulis dengan guru mata

pelajaran pada bulan Mei 2015 meliputi pengamatan terhadap hasil belajar mata

diklat mesin konversi energi kompetensi dasar konsep generator listrik melalui

Daftar Kumpulan Nilai (DKN) yang ada di sekolah SMK Mandiri Percut Sei

Tuan, seperti pada tabel 1:

Tabel 1.

Daftar Perolehan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Konsep Generator Listrik Kelas X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan

SMK Mandiri Percut Sei Tuan

Tahun Pelajaran Kelas Nilai Jumlah Siswa Persentase % 2012/2013 X TKR

<75 10 siswa 27,77

75-83 15 siswa 41,66

84-92 11 siswa 30,57

93-100 Tidak ada -


(14)

3

Tahun Pelajaran Kelas Nilai Jumlah Siswa Persentase % 2013/2014 X TKR

<75 10 siswa 29,41

75-83 19 siswa 55,89

84-92 5 siswa 14,70

93-100 Tidak ada -

Jumlah 34 100

2014/2015 X TKR

<75 12 siswa 31,57

75-83 18 siswa 47,43

84-92 8 siswa 21

93-100 Tidak ada -

Jumlah 38 100

Sumber: Hasil belajar Kompetensi dasar kejuruan konversi energi kompetensi dasar konsep generator listrik (DKN SMK Mandiri Percut Sei Tuan)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun ajaran 2012/2013

jumlah siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan maksimum pada konsep

generator listrik sebanyak 10 dari 36 siswa atau sebesar 27,77%, pada tahun

ajaran 2013/2014 jumlah siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan

maksimum pada konsep generator listrik sebanyak 10 dari 34 siswa atau sebesar

29,41%, dan pada tahun ajaran 2014/2015 jumlah siswa yang tidak mencapai

kriteria ketuntasan maksimum pada konsep generator listrik sebanyak 12 dari 38

siswa atau sebesar 31,57%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar konsep generator listrik siswa kelas X TKR SMK Mandiri Percut Sei Tuan

masih belum sesuai dengan yang diharapkan.

Hasil belajar tersebut diduga terjadi disebabkan oleh beberapa faktor,

diantaranya faktor dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor dari luar

siswa (faktor eksternal). Faktor internal meliputi: (1) kemampuan atau daya serap

yang dimiliki siswa kurang baik, (2) motivasi belajar siswa kurang baik sehingga

tidak serius, (3) minat belajar siswa kurang baik, (4) siswa kurang berperan aktif

saat proses pembelajaran berlangsung, (5) siswa tidak tekun dan fisik siswa


(15)

4

kurang baik, (2) relasi antar anggota keluarga kurang harmonis, (3) suasana rumah

tangga yang kurang tentram, (4) keadaan ekonomi keluarga tidak dapat memenuhi

fasilitas belajar, (5) pengertian dan dorongan orang tua, (6) metode belajar

mengajar bersifat ceramah, (7) relasi guru dengan siswa kurang baik, (8) disiplin

sekolah kurang baik, (9) alat pelajaran tidak lengkap, (10) keadaan gedung tidak

nyaman, (11) teman bergaul yang kurang baik, (12) kehidupan masyarakat

lingkungan sekitar yang buruk, (13) media massa yang kurang dikontrol orang

tua, dan (14) kurang kreatifnya guru sebagai pendidik dalam menvariasikan

model-model pembelajaran.

Adanya faktor-faktor seperti disebutkan diatas, menunjukkan kekurang

mampuan siswa memperoleh hasil belajar sesuai dengan sasaran pembelajaran

yang dirumuskan dalam setiap proses belajar mengajar disekolah salah satunya

dipengaruhi oleh pembelajran yang diterapkan oleh guru. Guru mempunyai

peranan penting dalam kegiatan pembelajaran yakni sebagai motivator,

informator, organisator, inisiator, mediator, evaluator, pembimbing, perancang

pembelajaran dan juga sebagai inovator. Sebagai inovator, guru mempunyai

tujuan utama dalam kegiatan pembelajaran disekolah, yaitu menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan, dapat menarik minat dan antusias siswa serta dapat

memotivasi siswa untuk senantiasa mau belajar dengan baik dan lebih aktif lagi.

Dengan suasana belajar yang menyenangkan, akan berdampak positif dalam

peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus

bisa emilih dan menggunakan metode pengajaran yang tepat, dengan

mempertimbangkan berbagai faktor mengenai kelemahan dan kelebihan suatu


(16)

5

Mata pelajaran mesin konversi energi kompetensi dasar konsep generator

listrik merupakan salah satu mata diklat teknik kendaraan ringan yang bersifat

teori yang akan menghantarkan siswa untuk memahami program produktif

lainnya mulai dari kelistrikan, sistem pengisian, sistem pengapian dan sistem

starter. Oleh karena itu setiap siswa harus memahami konsep generator listrik

supaya mata diklat yang berhubungan dengan konsep generator listrik dapat

dituntaskan oleh setiap siswa. Dalam hal ini siswa membutuhkan peran teman

sebaya untuk berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim atau kelompok

kecil siswa yang bekerja untuk menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan

sesuatu untuk mencapai tujuan bersama dan pemahaman materi yang

disampaikan. Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar

yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Tujuan dibentuknya kelompok

tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat

secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam

kelompok, tugas kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan

oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan

belajar. Dalam pembelajaran kooperatif belajar belum dikatakan selesai jika salah

satu anggota dalam kelompok belum menguasai bahan ajar.

Ada beberapa tipe atau model pembelajaran kooperatif yang berkembang,

salah satunya adalah Numbered Head Together (NHT). Model pembelajaran

Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola


(17)

6

guru. Ciri khas dari pembelajaran Numbered Head Together adalah guru hanya

menunjuk seorang siswa dari setiap kelompoknya dari setiap kasus. Dalam

menunjuk siswa tersebut, guru tidak memberi tahu terlebih dahulu siapa yang

akan mewakili kelompoknya. Dengan cara seperti itu akan menjamin keterlibatan

total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan

tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together dalam kompetensi dasar generator listrik akan membantu para siswa meningkatkan sikap positif siswa. Para siswa secara

individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya menyelesaikan

masalah-masalah konsep generator listrik yang dialami oleh para siswa.

Sehubungan dengan hal yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dalam rangka penulisan skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Kompetensi Dasar Konsep

Generator Listrik Kelas X SMK Mandiri Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka peneliti mengidentifikasi masalah, yaitu sebagai berikut:

1. Kemampuan atau daya serap yang dimiliki siswa kurang baik

2. Motivasi belajar siswa kurang baik sehingga tidak serius

3. Siswa kurang berperan aktif saat proses pembelajaran konsep generator listrik


(18)

7

4. Siswa tidak tekun dan fisik siswa kurang baik

5. Cara orang tua mendidik kurang baik

6. Keadaan ekonomi keluarga tidak dapat memenuhi fasilitas belajar

7. Pengertian dan dorongan orang tua

8. Metode belajar mengajar bersifat ceramah

9. Alat pembelajaran tidak lengkap

10. Keadaan gedung tidak nyaman

11. Teman bergaul yang kurang baik

12. Kehidupan masyarakat lingkungan sekitar yang buruk

13. Media massa yang kurang dikontrol orang tua

14. Kurang kreatifnya guru sebagai pendidik dalam menvariasikan model-model

pembelajaran

15. Hasil belajar siswa konsep generator listrik belum mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan Sekolah.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti perlu membatasi agar

penelitian dapat lebih terarah. Masalah yang dibatasi antara lain:

1. Hasil belajar siswa kelas X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan

untuk mata diklat Mesin Konversi Energi Kompetensi Dasar Konsep

Generator Listrik belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

ditentukan Sekolah

2. Metode pengajaran yang digunakan selama ini adalah dengan ceramah,


(19)

8

bervariasi, sehingga cenderung membosankan dan siswa tidak aktif/serius hal

ini membuat hasil belajar siswa kelas X Program Keahlian Teknik Kendaraan

Ringan SMK Mandiri Percut Sei Tuan rendah.

D. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan fokus sebuah penelitian yang akan dikaji.

Mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban

pertanyaan, maka sebuah pertanyaan perlu dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat Mesin Konversi Energi Kompetensi Dasar Konsep Generator Listrik

kelas X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Mandiri Percut

Sei Tuan?

2. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Head Together (NHT) dapat meningkatkan keaktifan/keseriusan siswa dalam belajar mata diklat Mesin Konversi Energi Kompetensi Dasar Konsep

Generator Listrik kelas X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK

Mandiri Percut Sei Tuan?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat mesin

konversi energi kompetensi dasar konsep generator listrik sedang berlangsung


(20)

9

diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together.

2. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan/keseriusan siswa saat proses belajar

mata diklat mesin konversi energi kompetensi dasar konsep generator listrik

sedang berlangsung pada siswa kelas X program keahlian Teknik Kendaraan

Ringan yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number

Heads Together.

F. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya

sebagai berikut:

1. Secara teoritis, untuk menambah pengetahuan penulis mengenai pengaruh

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

terhadap keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar

konsep generator listrik

2. Secara praktis, sebagai bahan masukan bagi guru dan pendidikan dalam

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

sebagai salah satu cara yang efektif dan efisien dalam meningkatkan

keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar konsep

generator listrik

3. Sebagai referensi dan masukan bagi civitas akademis Fakultas Teknik


(21)

57 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diambil kesimpulan

sebagai berikut

1. Hasil belajar Kompetensi dasar Konsep Generator Listrik mengalami

peningkatan yaitu dari siklus I, 27 (67,5%) siswa yang telah mencapai

Kriteria Ketutasan Minimum (KKM) menjadi 33 (82,5%) siswa yang telah

mencapai Kriteria Ketutasan Minimum (KKM) pada siklus II, setelah proses

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number

Heads Together. Meningkatnya hasil belajar diakibatkan adanya peningkatan aktifitas siswa, adanya peran aktif guru dalam membimbing diskusi kelompok

siswa, adanya interaksi atau bertukar pendapat antara siswa baik dalam satu

kelompok maupun dengan kelompok lainnya

2. Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads

Together maka aktivitas belajar Kompetensi dasar Konsep Generator Listrik siswa juga mengalami peningkatan. Dimana pada siklus I dari 40 siswa,

sebanyak 2 siswa (2,5%) dengan kriteria sangat aktif, sebanyak 19 siswa

(47,5%) dengan kategori aktif, sebanyak 14 siswa (30%) dengan kategori

cukup aktif, sebanyak 4 siswa (10%) dengan kategori kurang aktif dan

sebanyak 1 siswa (2,5%) dengan kategori tidak aktif. Dari hasil perolehan

aktivitas belajar siswa, maka diperolehlah rata – rata aktivitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung pada siklus I sebanyak 21 siswa (52,5%)


(22)

58

(22,5%) dengan kategori sangat aktif, sebanyak 24 siswa (60%) dengan

kategori aktif, sebanyak 4 siswa (10%) dengan kategori cukup aktif, sebanyak

3 siswa (7,5%) dengan kategori kurang aktif dan sebanyak 0 siswa

(0%).dengan kategori tidak aktif. Dari hasil perolehan aktivitas siswa, maka

diperolehlah rata – rata aktivitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung pada siklus II sebanyak 33 siswa (82,5%) tergolong aktif.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka dapat disarankan:

1. Dalam kegiatan belajar mengajar khususnya guru mata diklat mesin konversi

energi supaya menggunakan kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe

Number Heads Together dalam mengajar konsep generator listrik.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together

sebagai alternatif masukkan bagi guru lain dalam proses pembelajaran karena

dapat meningkatkan aktivitas. Dengan meningkatnya aktivitas memberikan


(23)

59

DAFTAR PUSTAKA

Suharismi Arikunto, (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (Rev.edisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta.

, (2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimiyanti dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. (2015). Buku pedoman penulisan proposal dan skripsi mahasiswa program studi pendidikan. Medan: FT unimed.

Hutagaol, H. (2013). Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran NHT Pada Materi Pokok Listrik dinamis Kelas XI SMA Negeri 1 Tigalingga Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi FMIPA Unimed.

Ibrahim. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press UNESA.

, (2011). Cooperatif Learning. Bandung: Alfabeta.

Isjoni (2009). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kagan, S. (1993). Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara.

Kunandar, (2013). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Parsada. Lie anita, (2010). Cooperative learning. Jakarta: PT Grasindo.

Mulyono Abdurrahman, (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Nasution. S, (1987). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bina Aksara.

Ngalim Purwanto, (2010). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolahan Pengajaran (Rev. Ed).. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusman. (2013). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta


(24)

60

Sardirman, A.M (2014). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Parsada.

Slameto, (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik, (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Pasar Maulim Silitonga, (2011). Metodologi Penelitian Penelitian Pendidikan. Medan: Fakultas FMIPA UNIMED.

Wina Sanjaya, (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri

Zain Aswan Dan Djamarah Syiful, (1997). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.


(1)

bervariasi, sehingga cenderung membosankan dan siswa tidak aktif/serius hal ini membuat hasil belajar siswa kelas X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Mandiri Percut Sei Tuan rendah.

D. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan fokus sebuah penelitian yang akan dikaji. Mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan, maka sebuah pertanyaan perlu dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat Mesin Konversi Energi Kompetensi Dasar Konsep Generator Listrik kelas X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Mandiri Percut Sei Tuan?

2. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan keaktifan/keseriusan siswa dalam belajar mata diklat Mesin Konversi Energi Kompetensi Dasar Konsep Generator Listrik kelas X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Mandiri Percut Sei Tuan?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:


(2)

9

diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

2. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan/keseriusan siswa saat proses belajar mata diklat mesin konversi energi kompetensi dasar konsep generator listrik sedang berlangsung pada siswa kelas X program keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together.

F. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai berikut:

1. Secara teoritis, untuk menambah pengetahuan penulis mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar konsep generator listrik

2. Secara praktis, sebagai bahan masukan bagi guru dan pendidikan dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together sebagai salah satu cara yang efektif dan efisien dalam meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar konsep generator listrik

3. Sebagai referensi dan masukan bagi civitas akademis Fakultas Teknik UNIMED dan pihak lain dalam melakukan penelitian lebih lanjut.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diambil kesimpulan sebagai berikut

1. Hasil belajar Kompetensi dasar Konsep Generator Listrik mengalami peningkatan yaitu dari siklus I, 27 (67,5%) siswa yang telah mencapai Kriteria Ketutasan Minimum (KKM) menjadi 33 (82,5%) siswa yang telah mencapai Kriteria Ketutasan Minimum (KKM) pada siklus II, setelah proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together. Meningkatnya hasil belajar diakibatkan adanya peningkatan aktifitas siswa, adanya peran aktif guru dalam membimbing diskusi kelompok siswa, adanya interaksi atau bertukar pendapat antara siswa baik dalam satu kelompok maupun dengan kelompok lainnya

2. Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together maka aktivitas belajar Kompetensi dasar Konsep Generator Listrik siswa juga mengalami peningkatan. Dimana pada siklus I dari 40 siswa, sebanyak 2 siswa (2,5%) dengan kriteria sangat aktif, sebanyak 19 siswa (47,5%) dengan kategori aktif, sebanyak 14 siswa (30%) dengan kategori cukup aktif, sebanyak 4 siswa (10%) dengan kategori kurang aktif dan sebanyak 1 siswa (2,5%) dengan kategori tidak aktif. Dari hasil perolehan aktivitas belajar siswa, maka diperolehlah rata – rata aktivitas siswa saat


(4)

58

(22,5%) dengan kategori sangat aktif, sebanyak 24 siswa (60%) dengan kategori aktif, sebanyak 4 siswa (10%) dengan kategori cukup aktif, sebanyak 3 siswa (7,5%) dengan kategori kurang aktif dan sebanyak 0 siswa (0%).dengan kategori tidak aktif. Dari hasil perolehan aktivitas siswa, maka diperolehlah rata – rata aktivitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung pada siklus II sebanyak 33 siswa (82,5%) tergolong aktif.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka dapat disarankan:

1. Dalam kegiatan belajar mengajar khususnya guru mata diklat mesin konversi energi supaya menggunakan kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together dalam mengajar konsep generator listrik.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together sebagai alternatif masukkan bagi guru lain dalam proses pembelajaran karena dapat meningkatkan aktivitas. Dengan meningkatnya aktivitas memberikan kontribusi kepada peningkatan hasil belajar.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Suharismi Arikunto, (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (Rev.edisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta.

, (2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimiyanti dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. (2015). Buku pedoman penulisan proposal dan skripsi mahasiswa program studi pendidikan. Medan: FT unimed.

Hutagaol, H. (2013). Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran NHT Pada Materi Pokok Listrik dinamis Kelas XI SMA Negeri 1 Tigalingga Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi FMIPA Unimed.

Ibrahim. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press UNESA. , (2011). Cooperatif Learning. Bandung: Alfabeta.

Isjoni (2009). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kagan, S. (1993). Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara.

Kunandar, (2013). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Parsada. Lie anita, (2010). Cooperative learning. Jakarta: PT Grasindo.

Mulyono Abdurrahman, (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Nasution. S, (1987). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bina Aksara.

Ngalim Purwanto, (2010). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(6)

60

Sardirman, A.M (2014). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Parsada.

Slameto, (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik, (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Pasar Maulim Silitonga, (2011). Metodologi Penelitian Penelitian Pendidikan.

Medan: Fakultas FMIPA UNIMED.

Wina Sanjaya, (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri

Zain Aswan Dan Djamarah Syiful, (1997). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

0 8 5

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

0 21 42

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII.1 SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 2 SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN

0 5 67

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII.1 SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 2 SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN

0 12 65

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS X.1 SEMESTER GENAP PADA SMK BAKAUHENI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 16 63

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

0 7 55

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

1 17 95

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

0 8 56

55 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SMK - SPP NEGERI ASAHAN

0 0 7

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS IV SDN NGAMPIN 01 AMBARAWA SEMESTER II TAHUN AJARAN 20142015

0 2 15