Analisa Perbandingan CN Akhir Pupuk Organik Perubahan suhu Derajat Keasaman pH Pupuk Organik Kadar Air Bahan Rendemen

4. Setelah itu bahan dicampurkan dengan pengembur Bulking Agent dengan perbandingan untuk 30 kg campuran bahan dicampur dengan 0.9 Kg penggembur Bulking Agent. 5. Kemudian bahan yang telah dicampur tadi, ditambahkan larutan EM 4 yang telah dicampur dengan larutan gula sebanyak 9 sendok, kemudian aduk hingga merata 6 sendok makan EM 4 + 1 sendok makan gula + 10 liter air.

c. Proses Pengisian Komposter

Adapun pengisian komposter pada proses anaerob adalah sebagai berikut: 1. Masukkan bahan yang akan dikomposkan kedalam komposter melalui saluran pemasukan. 2. Tutup komposter tersebut agar udara dan bau tidak masuk dan keluar dari komposter. 3. Dipantau suhunya setiap hari 4. Lama proses pembentukan yang dilakukan yaitu selama 14 hari. 5. Dilakukan pengamatan parameter. 6. Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Pengamatan Parameter Adapun parameter yang diamati adalah :

1. Analisa Perbandingan CN Akhir Pupuk Organik

Perbandingan CN akhir pupuk organik dilakukan setelah 14 hari atau bahan sudah menjadi pupuk organik. Pengambilan data diperoleh dengan Universitas Sumatera Utara menganalisa bahan atau sampel di Laboratorium Riset dan Teknologi di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan cara : - Penentuan nilai C total metode Walkey and Black. - Penentuan nilai N cara Semi Mikro Kjeldahl.

2. Perubahan suhu

Untuk mengetahui perubahan suhu bahan campuran pembentuk pupuk organik dapat dilakukan dengan menggunakan termometer. Pengukuran temperatur dilakukan setiap hari selama proses pembentukan pupuk organik.

3. Derajat Keasaman pH Pupuk Organik

Pada kondisi awal setelah bahan dicampurkan dilakukan pengukuran pH awal sebelum dimasukkan dalam komposter. pH diukur dengan menggunakan pH meter. Setelah proses pembentukan pupuk organik setelah 14 hari dilakukan kembali pengukuran pH pupuk organik untuk mengetahui keasaman pupuk organik yang dihasilkan.

4. Kadar Air Bahan

Analisa kadar air bahan dilakukan dengan cara kering oven bahan. Sebelum dikeringovenkan, diambil sampel disetiap perlakuan. Kemudian ditimbang setiap 2 gram di alumunium foil yang telah diketahui berat kosongnya. Dikeringkan didalam oven selama 3 jam dengan suhu 105 C lalu didinginkan selama 15 menit kemudian ditimbang. Pengurangan dengan berat merupakan Universitas Sumatera Utara banyaknya air yang diuapkan dari bahan. Pengambilan data dilakukan diawal dan diakhir pengomposan. Kadar air dihitung dengan rumus : Kadar air = 100 x BeratAwal BeratAkhir BeratAwal 

5. Rendemen

Bahan campuran pada setiap perlakuan ditimbang hingga diketahui berat awal dari campuran bahan. Setelah 14 hari bahan menjadi pupuk organik dan ditimbang kembali kemudian dihitung rendemennya. Rendemen dihitung dengan rumus : Rendemen = 100 x BeratAwal BeratAkhir Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah karakteristik pupuk organik pada komposter aerob dan komposter anaerob yang berasal dari berbagai sampah organik rumah tangga yaitu : ratio CN akhir, temperatur, derajat keasaman pH, kadar air bahan dan rendemen. Karakteristik Pupuk Organik Proses pengomposan aerob adalah proses pengomposan dengan menggunakan oksigen O 2 , hasilnya adalah pupuk organik yang mengeluarkan CO 2 , uap air, dan panas. Sedangkan proses pengomposan anaerob adalah proses pengomposan tanpa menggunakan oksigen O 2 , hasilnya adalah Lumpur yang mengeluarkan gas metana, CO 2 dan senyawa seperti asam organik dan berbau.

1. Ratio CN akhir