Derajat Keasaman pH Kadar Air Bahan

pembentukan humus. Kadar air, suplai udara, ukuran dan bentuk tumpukan, kondisi lingkungan sekitar dan kandungan nutrisi sangat mempengaruhi suhu dalam tumpukan kompos. Kecenderungan suhu akan lebih rendah jika kondisi kadar air berlebih karena panas yang dihasilkan akan digunakan untuk proses penguapan. Sebaliknya kondisi kadar air yang rendah akan menurunkan aktivitas mikroba dan menurunkan kecepatan pembentukan panas.

3. Derajat Keasaman pH

Dari hasil penelitian diperoleh derajat keasaman pH akhir pada setiap komposter aerob dan komposter anaerob adalah sebesar 7. Menurut Djuarnani dkk 2005 bahwa derajat keasaman pada awal proses pengomposan akan mengalami penurunan karena sejumlah mikroorganisme yang terlibat dalam pengomposan mengubah bahan organik menjadi asam organik. Pada proses selanjutnya, mikroorganisme dari jenis lain akan mengkonversikan asam organik yang telah terbentuk sehingga bahan memiliki derajat keasaman yang tinggi dan mendekati normal. Proses pengomposan pada komposter anaerob maupun komposter aerob perlu dilakukan kontrol pH karena pembuatan kompos anaerobik berlangsung dengan bantuan bakteri pembentukan gas metan yang sangat peka dengan kondisi pH dan suhu. Menurut Yuwono 2006 bahwa kondisi asam pada proses pengomposan biasanya diatasi dengan pemberian kapur. Namun dengan pemantauan suhu bahan kompos secara tepat waktu dan benar sudah dapat mempertahankan kondisi pH tetap pada titik netral tanpa pemberian kapur. Menurut Damanhuri dan Padmi 2007, pH pemegang peranan penting dalam pengomposan. Pada awal pengomposan, pH akan turun sampai 5, Universitas Sumatera Utara kemudian pH akan naik dan stabil pada pH 7-8 sampai kompos matang. Bila pH terlalu rendah, perlu penambahan kapur.

4. Kadar Air Bahan

Gambar 5. menunjukkan perbandingan kadar air bahan pada komposter aerob dan anaerob pada berbagai ulangan percobaan. Kadar air yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebesar 35, 40 dan 35 dengan menggunakan komposter aerob dan 65,60 dan 65 dengan menggunakan komposter anaerob. 10 20 30 40 50 60 70 KA I KAII KAIII KAn I KAn II KAn III Keterangan : KA : Komposter Aerob KAn : Komposter anaerob Gambar 3. Perbandingan kadar air bahan pada komposter aerob dan komposter anaerob. ` Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa pupuk organik yang dihasilkan komposter aerob mempunyai kadar air yang lebih rendah dibandingkan dengan pupuk organik yang dihasilkan komposter anaerob, karena pada awal pengomposan bahan pada komposter aerob ini tidak membutuhkan air yang banyak dan pada proses pengomposan terjadi penguapan air karena bahan bersentuhan langsung dengan udara. Sedangkan pada komposter anaerob, kadar air yang dihasilkan sangat tinggi. Hal ini disebabkan pada awal pengomposan Universitas Sumatera Utara perbandingan bahan dan air adalah 1 : 1 untuk 15 kg bahan maka air yang dicampurkan sebanyak 15 kg. Komposter anaerob membutuhkan air yang banyak karena kadar air yang banyak diperlukan oleh bakteri untuk membentuk senyawa- senyawa gas dan beraneka macam asam organik sehingga pengendapan kompos akan lebih cepat.

5. Rendemen