1 proyeksi permukaan dengan sandaran duduk pada permukaan atas alas
duduk sampai ke bagian depan alas duduk. c.
Lebar alas duduk adalah jarak pada garis tengah alas duduk melintang. Lebar alas duduk diukur pada garis tengah alas duduk melintang.
d. Tinggi sandaran diukur dari alas duduk sampai tepi atas sandaran.
e. Lebar sandaran diukur dari tepi terluar kanan sandaran hingga tepi terluar
kiri sandaran. 4.
Tinggi layar monitor adalah tinggi bagian teratas layar monitor dari permukaan lantai.
3.7. Analisis Data
Data yang dikumpulkan kemudian diedit dan diolah secara manual dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
1
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1. Sejarah PT PLN Persero
Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan
sendiri. Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara yang bergerak di bidang listrik,
gas dan kokas. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara PLN yang mengelola tenaga
listrik dan Perusahaan Gas Negara PGN yang mengelola gas. Pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan
Persero.
4.1.2. Sejarah PT PLN PerseroWilayah Sumatera Utara
Setelah Proklamasi RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih
perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka dengan Penetapan Pemerintah No.1 SD45 ditetapkan
tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara
Sumatera Timur dan Tapanuli. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PPUT
1 No. 16120 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera
Utara, Aceh, Sumbar, Riau menjadi PLN Eksploitasi. Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9
PRT64 dan dengan Peraturan Menteri No. 1PRT65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi. Sumatera Utara tetap menjadi
Eksploitasi I. PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar Berkedudukan di Tebing Tinggi.
Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013PRT75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II
Sumatera Utara. Dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 23 1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagi persero. Adapun yang melatarbelakangi
perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan
kelistrikan Sumatera Utara dimasa – masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan
Nomor 078.K023DIR1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN Persero Pembangkitan dan Penyaluran
Sumatera Bagian Utara. PT PLN Persero Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.
Pada Tahun 2003 PT PLN Persero Wilayah II Berubah Menjadi PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara yang beralamat di Jalan K. L. Yos Sudarso Nomor
284, Medan, Sumatera Utara.
1
4.1.3. Visi, Misi dan Motto PT PLN Persero a.
Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul
dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani. b.
Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat. 3.
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
c. Motto
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik Electricity for a Better Life
4.1.4. Nilai – Nilai Perusahaan Saling Percaya, Integritas, Peduli dan Pembelajar.
4.1.5. Uraian Fungsi dan Tugas Pokok pada Organisasi PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara
1. General Manager
Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis; pengelolaan pengusahaan
pembangkitan, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan
1 mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan keandalan serta
pelayanan pelanggan; dan memastikan terlaksananya Good Corporate Governance GCG di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara.
2. Bidang Perencanaan
2.1 Sub Bidang Perencanaan Perusahaan
Bertanggung jawab atas tersusunnya rencana pengusahaan tenaga listrik, system manajemen kinerja, perencanaan investasi, serta
menggali potensi kerjasama dengan pihak luar, menciptakan kerangka pelaksanaan kerja sehingga dapat mendukung upaya pengusahaan
tenaga listrik yang efektif, efisien dengan mutu serta keandalan yang baik dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik
2.2 Sub Bidang Perencanaan Sistem
Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan umum penyediaan tenaga listrik beserta kebutuhan investasinya. Merencanakan
pengembangan sistem pembangkit, transmisi, Gardu Induk dan distribusi sesuai standar, menciptakan kerangka pelaksanaan kerja,
sehingga dapat mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang efektif, efisien dengan tingkat mutu serta keandalan yang baik dan
menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. 2.3
Sub Bidang Sistem Informasi Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan, pengembangan,
pengendalian dan pemeliharaan sistem dan aplikasi teknologi informasi, menyusun laporan manajemen, menciptakan kerangka pelaksanaan
1 kerja sehingga dapat mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang
efektif, efisien dengan mutu serta keandalan yang baik dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
3. Bidang Teknik
3.1 Sub Bidang Konstruksi
Bertanggung jawab atas tersusunnya standarisasi, analisa harga satuan dan manajemen kontruksi dan rehabilitasi jaringan distribusi, pembangkit
dan sarana, yang memenuhi kriteria manajemen lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan, menciptakan kerangka pelaksanaan kerja,
sehingga dapat mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang efektif, efisien, memenuhi tingkat mutu dan keandalan yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
3.2 Sub Bidang Distribusi
Bertanggung jawab atas tersusunnya rencana operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi serta penerapan manajemen lingkungan dan
keselamatan ketenagalistrikan, menciptakan kerangka pelaksanaan kerja sehingga dapat mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang
efektif, efisien, memenuhi tingkat mutu dan keandalan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan dan menerapkan tata kelola perusahaan
yang baik.
1 3.3
Sub Bidang Pengukuran Dan Sistem Proteksi Bertanggung jawab atas tersusunnya sistem proteksi dan pengukuran
yang handal dan akurat untuk mendukung pelayanan tenaga listrik kepada masyarakat.
4. Bidang Niaga Dan Pelayanan Pelanggan
4.1 Sub Bidang Pemasaran
Bertanggung jawab atas tersusunnya rencana pemasaran yang menjamin tercapainya target pendapatan penjualan tenaga listrik yang berorientasi
kepada kebutuhan pelanggan, serta kesediaan standar pelaksanaan kerja dan tercapainya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana dan
menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. 4.2
Sub Bidang Komersial Bertanggung jawab atas upaya pencapaian target pendapatan dari
penjualan tenaga listrik, transaksi pembelian tenaga listrik yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan, serta ketersediaan standar
pelaksanaan kerja dan tercapainya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
4.3 Sub Bidang Pengembangan Usaha
Bertanggung jawab atas upaya peningkatan pendapatan dengan melakukan pengendalian terhadap administrasi penjualan tenaga listrik guna
tercapainya interaksi kerja yang baik serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
1
5. Bidang Keuangan
5.1 Sub Bidang Anggaran
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan anggaran unit sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik serta
menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. 5.2
Sub Bidang Keuangan Bertanggung jawab atas penyelenggaraan keuangan sesuai dengan prinsip-
prinsip manajemen keuangan yang baik sesuai ketentuan yang berlaku serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
5.3 Sub Bidang Pengendalian Pendapatan
Bertanggung jawab atas pengelolaan pendapatan perusahaan yang baik sesuai ketentuan yang berlaku dan menerapkan tata kelola perusahaan
yang baik. 5.4
Sub Bidang Pajak Dan Asuransi Bertanggung jawab atas pengelolaan pajak dan asuransi perusahaan yang
baik sesuai ketentuan yang berlaku dan menerapkan tata kelola pajak perusahaan yang baik.
5.5 Sub Bidang Akuntansi
Bertanggung jawab atas penyelenggaraa pengelolaan akuntansi unit sesuai dengan standar akuntansi keuangan, serta penyajian laporan
keuangan dan akuntansi yang akurat dan tepat waktu serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
1
6. Bidang Sumberdaya Manusia Dan Organisasi
6.1 Sub Bidang Pengembangan Organisasi dan SDM
Bertanggung jawab atas penyusunan dan evaluasi perencanaan organisasi dan SDM untuk mendukung kelancaran kerja organisasi, menyusun
anggaran biaya pegawai, menyusun rencana pengembangan pegawai sesuai kebutuhan kompetensi jabatan dan kompetensi individu, serta menerapkan
tata kelola perusahaan yang baik 6.2
Sub Bidang Administrasi SDM Bertanggung jawab atas pengelolaan administrasi kepegawaian sesuai
kebijakan perusahaan dan hubungan industrial yang baik, mendukung peningkatan produktivitas organisasi serta menerapkan tata kelola
perusahaan yang baik.
7. Bidang Komunikasi Hukum Dan Administrasi
7.1.Sub Bidang Komunikasi Dan Bina Lingkungan Bertanggung jawab atas terciptanya jembatan komunikasi dengan pihak
internal dan eksternal, serta melakukan pembinaan lingkungan untuk mendukung peningkatan citra perusahaan serta menerapkan tata kelola
perusahaan yang baik. 7.2.Sub Bidang Hukum
Bertanggung jawab atas pengelolaan advokasi dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
1 7.3.Sub Bidang Administrasi Umum Dan Fasilitas
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan administrasi kesekretariatan, dan pengelolaan keamanan, fasilitas, sarana dan prasarana
kantor untuk mendukung kelancaran kerja perusahaan serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
8. Audit Internal
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan audit internal sesuai program kerja pemeriksaan tahunan dan pemantauan tindak lanjut hasil temuan, pembinaan
dan penyempurnaan sistem manajemen dan oprasional untuk mendukung terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik.
4.2. Karakteristik Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara
4.2.1. Umur
Keadaan umur pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.1. :
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pegawai yang Menggunakan Personal
Computer Berdasarkan Kelompok Umur di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011
No Umur Tahun
Jumlah Orang Persen
1 ≤ 29
11 52,3
2 29
10 47,7
Jumlah 21
100,0 Pembagian kelompok umur didasarkan atas nilai median umur responden
yaitu 29 tahun. Untuk mencegah timbulnya frekuensi nol pada kelompok tertentu yang menyebabkan ketidakseimbangan proporsi umur.
1 Berdasarkan tabel 4.1. dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar berada pada
kelompok umur ≤ 29 yaitu 11 orang 52,3.
4.2.2. Jenis Kelamin
Keadaan jenis kelamin pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.2. :
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pegawai yang Menggunakan Personal
Computer Berdasarkan Jenis Kelamin di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011
No Umur Tahun
Jumlah Orang Persen
1 Laki – laki
10 47,7
2 Perempuan
11 52,3
Jumlah 21
100,0 Berdasarkan tabel 4.2. dapat diketahui bahwa frekuensi jenis kelamin terbesar
berada pada jenis kelamin perempuan yaitu 11 orang 52,3.
4.2.3. Status Perkawinan
Keadaan status perkawinan pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.3. :
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pegawai yang Menggunakan Personal
Computer Berdasarkan Status Perkawinan di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011
No Status Perkawinan
Jumlah Orang Persen
1 Kawin
14 66,7
2 Belum kawin
7 33,3
Jumlah 21
100,0 Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar berada pada
status kawin yaitu 14 orang 66,7.
1
4.2.4. Lama Kerja
Keadaan lama kerja pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.4. :
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pegawai yang Menggunakan Personal
Computer Berdasarkan Lama Kerja di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011
No Lama Kerja Jam
Jumlah Orang Persen
1 8
16 76,2
2 8
5 23,8
Jumlah 21
100,0 Lama kerja dibedakan atas 8 jam dan 8 jam. Hal ini didasarkan atas batas
lama kerja yang diperkenankan yaitu selama 8 jam per hari. Berdasarkan tabel 4.4. dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar responden
bekerja dengan lama kerja 8 jam yaitu sebanyak 16 orang 76,2.
4.2.5. Masa Kerja
Keadaan masa kerja pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.5. :
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pegawai yang Menggunakan Personal
Computer Berdasarkan Masa Kerja di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011
No Masa Kerja Tahun
Jumlah Orang Persen
1 ≤ 6
11 52,3
2 6
10 47,7
Jumlah 21
100,0 Masa kerja dibedakan atas nilai tengah median yaitu 6 tahun. Hal ini untuk
mencegah timbulnya frekuensi nol pada kelompok tertentu yang menyebabkan ketidakseimbangan proporsi masa kerja.
1 Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar responden
bekerja dengan masa kerja ≤ 6 tahun yaitu sebanyak 11 orang 52,3.
4.3. Hasil Pengukuran
4.3.1. Hasil Pengukuran Antropometri Duduk Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Tahun
2011 Tabel 4.6.
Distribusi Antropometri Duduk Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara
Tahun 2011
No Jenis Ukuran
Rata – rata cm
SD cm
5
th
persentil - 1,645SD
cm 95
th
persentil + 1,645SD
cm
1 Tinggi mata
115,78 8,08
102,47 129,07
2 Tinggi bahu
59,45 2,56
55,23 63,67
3 Lebar bahu
40,77 3,04
35,80 45,78
4 Tinggi siku
64,85 3,22
59,56 70,14
5 Lebar pinggul
35,01 2,45
30,98 39,04
6 Tinggi popliteal
41,01 1,61
38,36 43,65
7 Tinggi lutut
54,00 1,68
51,23 56,76
8 Bokong popliteal
44,91 2,65
40,56 49,27
9 Jangkauan tangan
71,72 5,00
63,49 79,94
Diketahui bahwa ukuran antropometri duduk pegawai bervariasi. Berdasarkan
perhitungan 95
th
persentil didapatkan ukuran tubuh terbesar yaitu ukuran tinggi mata dengan ukuran 129,07 cm dan ukuran tubuh terkecil yaitu ukuran lebar pinggul
dengan ukuran 39,04 cm. Berdasarkan perhitungan 5
th
persentil didapatkan ukuran tubuh terbesar yaitu ukuran tinggi mata dengan ukuran 102,47 cm dan ukuran tubuh
terkecil yaitu ukuran lebar pinggul dengan ukuran 30,98 cm.
1
4.3.2. Hasil Pengukuran Meja Kerja Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011
Meja yang digunakan oleh pegawairesponden tidak sama ukurannya, tetapi memiliki bentuk yang sama.
Tabel 4.7. Distribusi Ukuran Meja Kerja Pegawai yang Menggunakan
Personal Computer di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011
No Jenis
Ukuran Jenis Meja
Ukuran yang
Dianjurkan cm
Keterangan Meja
I Meja
II Meja
III Meja
IV
1 Tinggi meja
76 75
75 75
68 – 74 Tidak sesuai
2 Lebar meja
78 75
74 77
80 Sesuai
3 Tebal daun
meja 1,5
15 10
10 disesuaikan
jarak permukaan
bawah daun meja dengan
permukaan atas alas
duduk 15 cm
Sesuai
Berdasarkan tabel 4.7. diketahui bahwa ukuran tinggi meja kerja berada antara 75 cm – 76 cm. Ukuran tersebut tidak sesuai dengan ukuran yang dianjurkan yaitu
antara 68 – 74 cm. Ukuran lebar meja kerja berada antara 74 cm – 78 cm. Ukuran tersebut sudah sesuai dengan ukuran yang dianjurkan yaitu lebih kecil dari 80 cm.
Ukuran tebal daun meja berada antara 1,5 cm – 15 cm. Jarak permukaan bawah daun meja dengan permukaan atas alas duduk dianjurkan 15 cm.
1
4.3.3. Hasil Pengukuran Kursi Kerja Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011
Tabel 4.8. Distribusi Ukuran Kursi Kerja Pegawai yang Menggunakan
Personal Computer di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011
N o
Jenis Ukuran
Jenis Kursi Ukuran
yang Dianjurkan
cm Keterangan
I II
III IV
V
1 Tinggi
alas duduk
48 – 50 46 - 55 44 - 57 47
43 - 53 38 – 54
Kursi II dan III tidak
sesuai dengan yang
dianjurkan
2 Panjang
alas duduk
52 50
42 48
48 40
Seluruh panjang alas
duduk tidak sesuai
dengan yang dianjurkan
3 Lebar
alas duduk
54 48,5
43,5 45
50 40 – 44
Kursi I, II, IV dan V
tidak sesuai dengan yang
dianjurkan 4
Tinggi sandaran
51 67
46,5 50
45 tinggi
bahu Kursi II
tidak sesuai dengan yang
dianjurkan
5 Lebar
sandaran 49
48 40
48 46
≤ lebar bahu
Kursi I, II dan IV tidak
sesuai dengan yang
dianjurkan Kursi kerja yang digunakan oleh pegawai ada yang adjustable, yaitu kursi I,
II, III dan V, dan ada yang non-adjustable, yaitu kursi IV. Berdasarkan tabel 4.8. di atas diketahui bahwa ketinggian alas duduk kursi kerja bervariasi antara 43 cm – 57
1 cm. Ukuran tinggi alas duduk tersebut ada yang sudah sesuai dengan yang dianjurkan
yaitu pada kursi I, IV dan V, yaitu antara 38 cm – 54 cm, dan ada juga yang belum sesuai dengan yang dianjurkan yaitu pada kursi II dan III. Ukuran panjang alas duduk
bervariasi antara 42 cm – 52 cm. Ukuran tersebut tidak sesuai dengan ukuran yang dianjurkan yaitu 40 cm. Lebar alas duduk kursi kerja bervariasi antara 43,5 cm – 54
cm. Namun, hanya kursi III yang sesuai dengan ukuran yang dianjurkan yaitu antara 40 cm – 44 cm. Ukuran tinggi sandaran kursi kerja juga bervariasi antara 46,5 cm –
67 cm. Tinggi sandaran kursi yang dianjurkan adalah lebih kecil dari tinggi bahu duduk dari penggunanya. Ukuran lebar sandaran kursi berada antara 40 cm – 49 cm.
Lebar sandaran kursi yang dianjurkan adalah lebih kecil sama dengan lebar bahu duduk dari penggunanya.
1
4.3.4. Perancangan Meja dan Kursi Kerja yang Sesuai dengan Antropometri Duduk Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN
Persero Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011 Tabel 4.9.
Hasil Pengolahan Data Antropometri Duduk untuk Ukuran Meja dan Kursi Kerja Pegawai yang Menggunakan Personal Computer
di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011
N
o
Dimensi
Pengukuran
Ukuran Hasil Pengukuran
cm
Ukuran yang Dianjurkan
cm
Pengolahan Data
Antropometri 5
th
persentil
cm
Pengolahan Data
Antropometri 95
th
persentil
cm
Ukuran yang Sesuai dengan
Antropometri
cm Keterangan
1 Tinggi meja 75 – 76
68 -74 Tinggi siku +
tinggi sepatu 3 cm = 59,56
+ 3 = 62,56 Tinggi siku +
tinggi sepatu 3 cm = 70,14
+ 3 = 73,14 63 – 74
Ukuran berdasarkan
tinggi siku
2 Lebar meja 74 – 78
80 63,49
79,94 64 – 80
Ukuran berdasarkan
jangkauan tangan
3 Tinggi alas
duduk 43 – 57
38 – 54 Tinggi
popliteal + tinggi sepatu
3 cm = 38,36 + 3 = 41,36
Tinggi popliteal +
tinggi sepatu 3 cm = 43,65
+ 3 = 46,65 42 – 47
Ukuran berdasarkan
tinggi popliteal
4 Panjang alas
duduk 42 – 52
40 40,56
49,27 41 – 50
Ukuran berdasarkan
jarak bokong popliteal
5 Lebar alas
duduk 43,5 – 54
40 – 44 30,98
39,04 31 – 40
Ukuran berdasarkan
lebar pinggul 6
Tinggi sandaran
45 – 67 tinggi
bahu 55,23
63,67 56 – 64
Ukuran berdasarkan
tinggi bahu 7
Lebar sandaran
40 – 49 lebar bahu
35,80 45,78
36 – 47 Ukuran
berdasarkan lebar bahu
8 Tinggi layar
monitor 111 – 116
tinggi mata duduk
102,47 129,07
103 – 130 Ukuran
berdasarkan tinggi mata
1 Ukuran meja, kursi kerja dan tinggi layar monitor di atas merupakan ukuran
yang sudah sesuai dengan ukuran antropometri duduk 95 pegawairesponden. Sepatu yang digunakan oleh responden sebagian besar jenis dan modelnya adalah
sama, sehingga diambil rata – rata tinggi sepatu adalah 3 cm.
4.4. Hasil Pengamatan Sikap Duduk Pegawai