Penerapan Fungsi Pengintegrasian Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

(1)

TUGAS AKHIR

PENERAPAN FUNGSI PENGINTEGRASIAN

PADA PT. PLN (Persero) WILAYAH

SUMATERA UTARA

OLEH:

MARINI TRIANA

062103045

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayah yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis memperoleh kesehatan serta kemampuan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Manajemen Sumber Daya Manusia, sebagai suatu topik yang tiada pernah habisnya dibincangkan oleh banyak pakar maupun pelaku bisnis. Fungsi Pengintegrasian merupakan salah satu dari fungsi operasional Manajemen Sumber Daya Manusia yang sangat penting dan juga salah satu kunci untuk mencapai hasil bagi perusahaan sekaligus terhadap karyawan dan di dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang fungsi pengintegrasian tersebut.

Selama penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis telah banyak menerima bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung penulis.

1. Bapak Drs.Jhon Tafbu Ritonga,M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr.Endang Sulistya Rini, SE,M.Si. selaku ketua Program Studi Diploma III Kesekretariatan sekaligus dosen pembimbing yang telah banyak memberikan kritik dan saran sehingga terselesaikannya Tugas Akhir ini. 3. Ibu Dr.Arlina Nurbaity Lubis, SE,MBA. Selaku sekretaris Program Studi

Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Ibu Dra.Fepty Aniar selaku Kasubbag akademik Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Chairuddin Nasution selaku dosen Pengantar Akademik.

6. Bapak Syarifudin dan staff pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

7. Teristimewa untuk kedua orang tua Ayahanda Rahim Hidayat dan Ibunda Sri suhariyanthi yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan, dan nasehat kepada penulis.

8. Buat Iyus, Yeni, Ari, Juslin dan seluruh mahasiswa jurusan Kesekretariatan stambuk 2006 yang senantiasa menemani penulis selama masa pendidikan. 9. Buat Sri, Laila, Yana dan Rina terima kasih atas doa dan dukungannya..

Penulis berharap semoga ALLAH SWT selalu memberikan karunia dan nikmatNya kepada pihak-pihak yang telah mendoakan. Sebagai manusia biasa Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih belum sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi para pembaca demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhirnya, Penulis mengharapkan agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, 15 Juni 2009 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Jadwal Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II. PROFIL PERUSAHAAN ... 6

A. Sejarah ringkas ... 6

B. Struktur Organisasi ... 10

C. Uraian Tugas……….. ... 11

D. Jarimngan Usaha ... 16

E. Kinerja Usaha Terkini... 17

F. Rencana Kegiatan Usaha ... 18

BAB III. PEMBAHASAN ... 20

A. Pengertian Fungsi Pengintegrasian……… . 20

B. Prinsip dan Tujuan Fungsi Pengintegrasian ... 21

C. Penerapan Fungsi Pengintegrasian pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara ... 22

1. Kepemimpinan (Leadership) ... 22

2. Motivasi (Motivation) ... 25

3. Pengelolaan Konflik Dalam Perusahaan ... 29

BAB IV . KESIMPULAN DAN SARAN ... 33

A. Kesimpulan ... 33

B. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera

Utara ……… 10


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan gabungan dari beberapa fungsi, yaitu terdiri dari fungsi manajerial dan fungsi operasional manajemen sumberdaya manusia. Adapun fungsi manajerial itu adalah fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan dan fungsi pengendalian. Sedangkan fungsi operasional manajemen yaitu terdiri dari fungsi pengadaan, fungsi pengembangan, fungsi pengintegrasian dan fungsi kompensasi. Salah satu fungsi operasional yang akan di bahas adalah fungsi pengintegrasian.

Di dalam perusahaan terdapat Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) yang berupa pedoman kerja bagi karyawan dan perusahaan yang akan dipakai sebagai acuan jikalau terjadi konflik. KKB berperan penting dalam membina kerja sama dan dapat menghindari terjadinya konflik dalam perusahaan terutama dalam hal menciptakan integrasi.

PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi penjualan ketenagalistrikan. Pemimpin adalah seorang general manager yang berperan sebagai pengambil keputusan, pembentuk tim kerja dan sebagai pengendali konflik. Pemimpin juga mempunyai kemampuan untuk menyatukan berbagai kegiatan yang diadakan berbagai satuan organisasi dalam organisasi tersebut guna terjadinya suatu kordinasi. Dalam keikutsertaan karyawan dalam mengambil keputusan akan menciptakan iklim kerja yang menyenangkan dan bernuansa demokrasi. Demi kelancaran kegiatan perkantoran


(9)

pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara memberikan motivasi dalam berbagai bentuk kepada karyawannya Baik dalam bentuk materil seperti kompensasi, tunjangan-tunjangan, gaji pokok, dan insentif maupun secara nonmateril seperti penghargaan dan prestasi. Semua itu dilakukan pimpinan untuk menciptakan motivasi kerja karyawan agar lebih bersemangat dalam bekerja.

Dalam suatu organisasi banyak terjadi konflik antara karyawan ataupun antara karyawan dengan manajer. Konflik terjadi karena adanya perbedaan kepentingan diantara individu pada perusahaan. Seringkali apa yang menjadi kebijakan suatu perusahaan itu tidak sesuai dengan keinginan karyawan sehingga menyebabkan benturan-benturan yang dapat menghambat kelancaran pekerjaan kantor. Adanya konflik dalam perusahaan akan mempersulit pimpinan karena akan menambah kesulitan dalam menggerakkan karyawan agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam situasi seperti itu partisipasi karyawan akan menurun, dan mengakibatkan pertentangan dan sikap menghindari pimpinan. Karyawan pun akan merasa kepemimpinan di perusahaan itu tidaklah efektif . Dalam situasi seperti ini pemimpin akan berusaha tidak memperuncing masalah dengan berusaha menyelesaikan konflik yang terjadi. Pemimpin harus mampu bersikap dan berperilaku membantu setiap karyawan guna mewujudkan kepentingan perusahaan dan juga kepentingan karyawan. Pemimpin dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi tidaklah sendiri, tetapi ada departemen Sumber Daya Manusia yang turut berperan dan secara langsung berhubungan dengan karyawan atau anggota perusahaan.


(10)

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa fungsi pengintegrasian sangat berperan penting. Karena integrasi berarti menyatupadukan, jadi fungsi pengintgrasian berperan untuk menyatupadukan keinginan karyawan dengan kepentingan perusahaan. Guna untuk menyelamatkan perusahaan pemimpin harus dapat mengetahui apa yang menjadi keinginan karyawan, dan dengan menjalankan fungsi integrasi yang baik maka pimpinan akan dapat menyatukan apa yang menjadi keinginan karyawan dengan kepentingan perusahaan tersebut dan untuk menjalankan fungsi pengintegrasian ini dengan baik, dapat dilihat dari faktor kepemimpinan, motivasi serta pengelolaan konflik dalam perusahaan. Ketiga faktor ini sangat mendukung terjadinya integrasi dalam perusahaan.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang fungsi pengintegrasian pada perusahaan, maka penulis melakukan penelitian (riset) di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dan mengangkat judul “Penerapan Fungsi Pengintegrasian Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara”

B. PERUMUSAN MASALAH

Dalam tugas akhir ini penulis merumuskan permasalahan penelitian adalah “Bagaimana penerapan fungsi pengintegrasian pada PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara ?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan fungsi pengintegrasian pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.


(11)

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian yang penulis lakukan ini adalah:

1. Menambah pengetahuan penulis mengenai fungsi manajemen sumber daya manusia

2. Untuk memberi masukan-masukan kepada perusahaan mengenai Sumber Daya Manusia

3. Dapat di jadikan panduan bagi akademisi dalam menulis dengan judul yang sama.

E. JADWAL PENELITIAN

Penulis melakukan penelitian pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara yang beralamat di jl. Kl.Yos Sudarso No 284 Medan. Adapun penelitian ini di lakukan dari tanggal 14 April – 20 april 2009

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Bab I Pendahuluan yaitu berisi tentang latar belakang, perumusan masalah yang akan di bahas, maksud dan tujuan penelitian ini diadakan, dan juga mengenai jadwal dan sistematika penulisan.

Bab II Profil Perusahaan. yaitu berisi tentang sejarah ringkas, struktur organisasi, uraian tugas, jenis usaha/kegiatan, jaringan/kegiatan usaha, serta rencana kegiatan.


(12)

Bab III Pembahasan, di sini dijelaskan tentang pengertian fungsi pengintegrasian, prinsip dan tujuan pengintegrasian, serta bagaimana penerapan fungsi integrasi pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

Bab IV Kesimpulan dan saran, dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dari pembahasan ini serta membuat beberapa saran.


(13)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. SEJARAH RINGKAS

Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada di wilayah Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia (Jakarta sekarang ), maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di tanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di Jl. Listrik No. 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NV ANIWM) Brastagi dan Tarutung (1929), Tanjung Balai (1931) milik Gemeente – Kotapraja, Labuhan Bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937)

Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih pengelolaan Perusahaan Listrik Swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerja dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu.

Setelah Proklamasi RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka dengan Penetapan Pemerintah No.1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai


(14)

Hari Listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda.

Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R. Sukarno (merangkap kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PPUT No. 16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar, Riau menjadi PLN Eksploitasi .

Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9 /PRT/64 dan Peraturan Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi II

Perubahan Perum menjadi Persero

Dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 23/1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagi persero. Adapun yang melatarbelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini.

Dimana pada abad 21 nanti, PLN tidak dapat tidak harus mampu menghadapi tantangan yang ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, desentralisasi, profit center dan cost center.


(15)

Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang tanggung jawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.

Pemisahan Wilayah, Pembangkitan dan Penyaluran

Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi– indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara dimasa – masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara.

Dengan pembentukan Organisasi baru PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PT. PLN (Persero) Wilayah II, maka fungsi – fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola PT. PLN (Persero) Wilayah II berpisah tanggung jawab pengelolaanya ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PT. PLN (Persero) Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.

Pada Tahun 2003 PT. PLN (Persero) Wilayah II Berubah Menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.


(16)

B. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi sangat penting dalam sebuah perusahaan. Karena dengan adanya struktur, maka akan ada kejelasan tentang wewenang dan tanggung jawab setiap individu yang berada dalam lingkungan perusahaan tersebut, sehingga akan memperlancar pekerjaan karena adanya pembagian tugas serta kordinasi yang baik.

Struktur Organisasi pada setiap perusahaan berbeda-beda. Adapun struktur organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:


(17)

Gambar 2.1: Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Sumber : PT. PLN (persero) Wilayah Sumatera Utara.


(18)

C. URAIAN TUGAS 1. General Manager

a. Melakukan kegiatan Pengusahaan Pembangkit (Skala Kecil) secara efisien, hemat, energi, handal dan ramah lingkungan

b. Mengusulkan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) Wilayah Sumatera Utara

c. Memastikan Program rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) Wilayah Sumatera Utara dilaksanakan sesuai penetapan direksi

d. Menetapkan Kebijakan strategis terkait pengelolaan pengusahaan pembangkitan, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik Wilayah Sumatera Utara

e. Menjamin pengelolaan kegiatan pengusahaan pembangkitan, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang baik dalam upaya peningkatan pelayanan pelanggan.

f. Mengelola sistem manajemen kinerja unit dan manajemen mutu termasuk menetapkan target kinerja unit-unit dibawah kordinasinya, memonitor dan mengendalikan pelaksanannya.

2. Bidang Perencanaan

a. Menyusun Rencana Umum Pengenbangan Tenaga Listrik (RUPTL), Rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja Anggaran perusahaan (RKAP).


(19)

c. Mengembangkan hubungan kerjasama dengan pihak lain dan penyandang dana, baik secara bilateral maupun multilateral

d. Menyusun rencana pengembangan sisitem teknologi informasi dan aplikasi pengembangan sistem informasi.

e. Menyusun laporan manajemen dan database pada Bidang Perencanaan 3. Bidang Perencanaan Sistem

a. Membuat perkiraan beban untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

b. Menyusun kebutuhan investasi untuk penyediaan tenaga listrik c. Membuat desain standard konstruksi jaringan distribusi

d. Melakukan evaluasi sesuai pedoman kelayakan investasi dan penilaian finansial.

e. Membuat laporan sesuai dengan bidangnya. 4. Bidang Teknik

a. Menyusun dan membina penerapan sistem pengelolaan jaringan distribusi dan pembangkit:

1) Strategi pengeoperasian dan pemeliharaan pembangkit, jaringan distribusi, serta SOP untuk operasi penerapannya.

2) Standard desain kontruksi jaringan distribusi, kriteria kontruksi dan peralatan kerjanya

3) pengembangan sarana komunikasi dan optimalisasi operasi jaringan distribusi.


(20)

c. Menyusun rencana kegiatan kontruksi dan administrasi pekerjaan serta membina penerapannya

d. Menyusun laporan manajemen dan database terkait pada bidang teknik 4.1. Sub Bidang Kontruksi

a. Menyusun metoda tata kelola kontruksi dan administrasi b. Membuat pedoman manajemen konstruksi

c. Menuysun analisa harga satuan materil jasa

d. Melaksanakan pembinaan terhadap prosedur pengadaan barang dan jasa e. Menyusun manajemen dan keselamatan instalasi.

4.2. Sub Bidang Distribusi

a. Menyusun rencana kebijakan operasi dan pemelihraan jaringan distribusi b. Menyusun anggaran biaya operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi beserta sarananya.

c. Membuat pedoman pemeliharaan jaringan distribusi

d. Menyusun rencana kebutuhan material dan jasa pemeliharaan jaringan distribusi.

e. Mengendalikan pelaksanaan pemeliharaan jaringan distribusi f. Membuat laporan sesuai bidang tugasnya.

4.3. Sub Bidang Pengukuran Dan Sistem Proteksi

a. Merencanakan sistem proteksi yang handal dan sistem pengukuran yang benar dan akurat

b. Menganalisa dan mengevaluasi unjuk kerja sistem proteksi dan pengukuran c. Menyusun anggaran biaya pemeliharaan sistem proteksi


(21)

d. Menyusun data aset atau inventarisasi peralatan proteksi dan pengukuran e. Membuat laporan pada bidang tugasnya.

5. Bidang Niaga dan Pelayanan Pelanggan a. Menghitung biaya penyediaan energi listrik b. Menegosiasikan harga jual beli energi listrik c. Menyusun dan mengelola Manajemen nutu

d. Menyusun mekanisme interaksi antar unit pelaksana. 5.1 Sub Bidang Pemasaran

a. Menyusun dan mengendalikan anggaran rutin investasi perluasan jaringan b. Menyusun rencana penjualan energi dan pendapatan

c. Menyusun standard dan produk pelanggan d. Menghitung biaya subsitusi tenaga listrik 6. Bidang Keuangan

a. Menyusun kebijakan anggaran dan proyeksi keuangan perusahaan. b. Mengendalikan anggaran investasi dan anggaran operasi

c. Mengendalikan aliran kas pendapatan d. Mengendalikan aliran kas pembiayaan e. Menyusun laporan manajemen di bidangnya 6.1. Sub bidang Akuntansi

a. Menyusun laporan keuangan konsilidasi bulanan, triwulan, semester, dan tahunan

b. Menyajikan data laporan proyek selesai ke departemen


(22)

d. Melaksanakan rekonsiliasi utang piutang termasuk iuran pesiun e. Membuat laporan sesuai dengan bidang kerjanya

6.2. Sub bidang Pajak dan Asuransi

a. Melakukan pengadministrasian asuransi dan perpajakn sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Melaksanakan sosialisasi ketentuan perpajakankepada unit-unit c. Melaksanakan pelaporan lepada kantor pajak

d. Mengkordinasi kepada bagian-bagian atau bidang terkait tentang perlakuan perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

e. Membuat laporan sesuai bidang tugasnya. 7. Bidang Sumber Daya Manusia dan Organisasi a. Mengelola:

1) Pengembangan organisasi

2) Pengembangan sumber daya manusia

3) Manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi 4) Administrasi dan data kepegawaian

b. Perencanaan tenaga kerja

c. Perencanaan anggaran kepegawaian d. Membina hubungan industrial e. Menyusun laporan manajemen

7.1. Sub Bidang Pengembangan Organisasi dan SDM a. Mengelola pola pengembangan karir pegawai


(23)

c. Mengelola proses pelaksanaan penilaian kinerja individu (pegawai) melalui penilaian oleh komite oppraisal

d. Mengelola penerimaan pegawai baru 7.2. Sub Bidang Kesekretariatan

Bertanggung jawab atas kegiatan kesekretariatan dan kearsipan kegiatan kedinasan, mengendalikan biaya pemakaian sarana kantor dan keamanan lingkungan kantor

8. Bidang hukum

a. Mengevaluasi kesesuaian produk hukum/peraturan dengan ketentuan yang berlaku

b. Membina penerapan produk hukum dan peraturan

c. Mewakili perusahaan dalam proses di dalam maupun di luar peradilan d. Menangani penyelesaian sengketa dengan pihak internal dan eksternal. 8. Audit Internal

a. Menyusun program kerja pemeriksaan tahunan program kerja perusahaan b. Melaksanakan audit internal yang meliputi audit keuangan, teknik,

manajemen dan SDM

c. Menyusun laporan manajemen sesuai dengan bidang tugasnya. D. JARINGAN USAHA

PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Bergerak dalam bidang pendistribusian tenaga listrik Membawahi beberapa cabang yang memegang beberapa rayon dan Ranting. Adapun PLN CABANG MEDAN yaitu terletak di jl. Listrik Medan, PT. PLN Yang bergerak Dibidang Proyek Pembangkit dan


(24)

Jaringan Sumatera, Aceh dan Riau (PIKITRING SUAR) di Jl. DR.Cipto No 12 Medan, ada beberapa cabang dan rayon di Tanjung Pura, Pangkalan Brandan, Brastagi, Tarutung, sibolga, dan akan berencana membuka Cabang Proyek pembangkit Jaringan Di Nias.

E. KINERJA USAHA TERKINI

Kinerja Perusahaan dari Triwulan IV 2008 sampai dengan Triwulan I 2009 sebagai berikut:

Dalam realisasi sampai dengan triwulan I tahun 2009 ada beberapa hal yang telah dicapai dan ada juga yang belum tercapai.Beberapa hal yang telah dicapai antara lain:

1. Harga jual rata-rata yaitu pada Triwulan IV tahun 2008 Rp.640.51,-/kwh, pada triwulan IV tahun 2009 adalah Rp.628.35/kwh

2. Khusus untuk distribusi angka SAIDI sebesar 1.28jam/plg bila dilihat dari target sudah tercapai sebesar 2.50 kali/plg dari target 2.55 kali/plg. Sedangkan pada triwulan I tahun 2009 distribusi angka SAIDI sebesar 384.84 menit/plg dari target 450.00 menit/plg

3. Sedangkan untuk susut distribusi pada tahun 2008 sudah tercapai sebesar 9.70% bila dilihat dari sasaran 9.44% triwulan I tahun 2009 sebesar 10,08 %. Untuk tahun 2009 susut distribusi sudah tercapai yaitu sebesar 9.70 % bila dilihat dari target sasaran triwulan II tahun 2009 adalah 10.88 %.

Disini dapat dilihat bahawa kinerja PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara adalah cukup baik, karena selalu ada peningkatan dan tercapainya target.


(25)

F. RENCANA KEGIATAN USAHA

PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara memegang beberapa cabang yang bergerak dalam pendistribusian tenaga listrik. Adapun beberapa rencana yang akan di realisasikan yaitu:

1. Menambah Proyek Pembangkit di Nias, Aceh dan beberapa daerah lainnya. 2. Mengadakan pemasangan distribusi listrik ke desa-desa yang terpencil.

3. Membuat kesepakatan fokus penekanan distribusi dengan fokus akurasi pengukuran. Dengan Langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memastikan bahwa titik transaksi terukur dengan benar b. Memastikan bahwa Kwh terbaca dengan baik

c. Meningkatkan kompetensi kualitas SDM pengukuran melalui pelatihan. 4. Melaporkan Neraca alergi melalui fasilitas secara disiplin dan tepat waktu. 5. Mencatat dan menghitung susut dengan jujur dan akurat.

Sedangkan mengenai fungsi pengintegrasian pada PT. PLN (Persero) ini akan di atur dan dilaksanakan lebih baik lagi. Adapun strateginya dengan meningkatkan kualitas SDM manejer Sumber Daya Manusia, Mencari cara untuk lebih meningkatkan motivasi karyawan, mengamati kinerja karyawan serta memperhatikan minat, kemauan, kebutuhan, dan keluhan yang di alami oleh karyawan. Selain itu juga PT. PLN (Persero) akan berusaha untuk memperkecil terjadinya konflik dalam Perusahaan. Strategi yang digunakan adalah dengan menambah pengawasan pada karyawan, dengan begitu diharapkan dapat membantu meningkatkan proses integrasi guna meningkatkan produktifitas perusahaan.


(26)

BAB III

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FUNGSI PENGINTEGRASIAN

Fungsi Pengintegrasian merupakan salah satu fungsi operasional Manajemen Sumber Daya Manusia yang sangat penting. Fungsi Pengintegrasian dapat didefenisikan sebagai suatu kegiatan menyatupadukan antara keinginan karyawan dengan kepentingan perusahaan/manajemen, agar tercipta kerja sama yang dapat memberikan kepuasan serta suatu usaha untuk mengelola konflik yang terjadi di dalam perusahaan.

Fungsi Pengintegrasian merupakan fungsi yang sangat penting karena fungsi ini berkaitan dengan persatuan yang terdapat dalam perusahaan/organisasi. Selain itu fungsi ini juga merupakan salah satu kunci untuk mencapai hasil yang baik bagi perusahaan dan juga bagi karyawan.

Pihak perusahaan atau manajemen menyadari bahwa bagaimana pentingnya mempunyai hubungan yang harmonis dengan bawahannya. Bahwa tanpa bantuan mereka pekerjaan tidak dapat berjalan dengan lancar. Untuk tetap berjalannya pekerjaan perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadi keinginan karyawan, untuk itu penting bagi pimpinan untuk memiliki kemampuan, keahlian teknis, dan penguasaan komunikasi yang baik. Disamping itu pemimpin harus mempunyai pemikiran yang dinamis yang dapat menganalisa secara efektif manfaat suatu kebijakan/tindakan yang dilakukan oleh perusahaan/organisasi yang dipimpinnya sehingga tidak terjadi konflik atau kesalahfahaman yang berujung pada menurunnya produktifitas perusahaan.


(27)

Fungsi pengintegrasian sangat penting diterapkan pada perusahaan karena integrasi untuk memperoleh kesepakatan kembali dalam pelaksanaan kepentingan organisasi karena integrasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan pihak manajemen yang bertujuan untuk rekonsiliasi kepentingan-kepentingan karyawan dalam suatu organisasi. Untuk mengetahui lebih jauh fungsi pengintegrasian dapat dilihat dari beberapa faktor yang mendukung terjadinya integrasi tersebut. Adapun beberapa faktor tersebut adalah Kepemimpinan (leadership), Motivasi (motivation) serta Pengelolaan Konflik yang terjadi dalam perusahaan. Pengelolaan konflik ini dapat menyangkut dengan adanya kesepakatan kerja bersama yang ada dalam perusahaan karena dengan kesepakatan kerja bersama dapat menjadi acuan bagi karyawan agar tidak melakukan kesalahan. Seorang pimpinan harus menjalankan ketiga hal tersebut dengan baik agar terciptanya suatu integrasi di dalam perusahaan.

B. PRINSIP DAN TUJUAN PENGINTEGRASIAN

Adapun prinsip dari pengintegrasian adalah untuk menciptakan kerja sama yang baik dan saling menguntungkan. Sedangkan tujuan dari integrasi itu adalah untuk memenfaatkan karyawan agar mereka bersedia bekerja keras dan berpastisipasi secara aktif dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan serta terpenuhinya kebutuhan karyawan.


(28)

C. PENERAPAN FUNGSI PENGINTEGRASIAN PADA PT. PLN (Perseo) WILAYAH SUMATERA UTARA

Untuk mengetahui penerapan fungsi pengintegrasian pada perusahaan dapat dilihat apakah pimpinan telah efektif menjalankan faktor-faktor yang dapat menciptakan suatu integrasi, yaitu kepemimpinan, motivasi serta pengendalian konflik.

1. Kepemimpinan

Defenisi kepemimpinan bervariasi. Defenisi kepemimpinan secara luas adalah meliputi mempengaruhi dan menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya (Rivai,2003:2). Tiga hal yang penting dalam kepemimpinan yaitu:

a) Kepemimpinan itu melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut.

b) Kepemimpinan itu melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pimpinan dan anggota kelompok secara seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya.

c) Adanya kemampuan untuk menggunakan berbagai bentuk kekuasaan yang berbeda-beda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya dengan berbagai cara ( Rivai,2003:3)

Selain itu fungsi kepemimpinan memiliki dimensi. Adapun menurut (Nawawi,2004: 74) fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi yaitu:


(29)

1. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (Directing) dalam tindakan atau dipimpin aktivitas pemimpin yang terlihat pada tanggapan orang - orang yang dipimpinnya.

2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (Support) atau keterlibatan oramg-orang yang dipimpinnya dalam melaksanakan tugas-tugas poko perusahaan, yamg dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan dan kebijakan pemimpin.

Pada PT.PLN ( Persero) Wilayah Sumut dipimpin oleh seorang General manager yang bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif, dan sinergis, pengelolaan pengusahaan pembangkitan, pendistribusian, dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai secara efisien dalam meningkatkan mutu dan keandalan pelayanan pelanggan serta memastikan terlaksananya Good Corporate Governance (GCG). Pada perusahaan ini pimpinan melibatkan partisipasi karyawan dalam proses pencapaian tujuan perusahaan. Dengan melakukan hal ini, perusahaan telah melakukan pemanfaatan Sumber Daya Manusianya secara efektif. Hal ini juga dapat menimbulkan para karyawan merasa diakui, dihargai, dan diperlakukan sebagai seorang individu.

Pimpinan juga mendelegasikan pada orang-orang untuk memecahkan sendiri permasalahan yang terjadi atau timbul di tengah-tengah mereka. Dalam hal ini, perlu diperhatikan pengambilan keputusan itu harus tepat bukan hanya untuk pribadi tapi juga untuk kepentingan bersama.


(30)

Beberapa iklim kerja yang di gunakan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumut yaitu:

a. Kepemimpinan sinergistik

Adapun pimpinan berkewajiban menyiapkan anggota untuk bekerja sama demi membangun keunggulan nperusahaan secara berkesinambungan, berbagi data, berbagi informasi dan pengalaman, bersikap dan berperilaku optimis dan positif, dan menyikapi kegagalan sebagai konsekuensi dari kekurangan diri sendiri.

b. Kepemimpinan Transformasional

Pemimpin unit dan tim dilingkungan PLN berkewajiban memperlakukan anggota sebagai rekan kerja setara, sebagai orang yang mampu belajar dan berkembang , serta tidak ada diskriminatif atau pilih kasih terhadap karyawan. c. Kepemimpinan Visioner

Pemimpin menyadarkan anggota tentang keterkaitannya antara pekerjaan yang dijalankan saat ini dengan mengembangkan perusahaan dan kualitas kehidupan anggota di masa depan, pemimpin di PLN juga berkewajiban mengembangkan iklim kerja yang berwawasan ke depan.

Setelah melakukan pengamatan dan penelitian pada perusahaan ini penulis melihat bahwa pimpinan sudah menjalankan fungsinya dengan baik dengan menciptakan iklim organisasi yang nyaman sehingga tidak terjadi suasana yang menegangkan dalam lingkungan perusahaan. Pemimpin perusahaan juga menerapkan tipe kepemimpinan yang bersikap demokrasi yang menempatkan manusia sebagai faktor terpenting dalam setiap kelompok/organisasi. Tipe ini


(31)

diwujudkan dengan dominasi perilaku sebagai pelindung dan penyelamat dan perilaku cenderung memajukan dan mengembangkan manusia dalam organisasi/kelompok tersebut. Pimpinan juga memandang orang-orang yang dipimpinnya sebagai subjek yang memiliki kepribadian dengan segala aspek dan kemampuan seperti dirinya juga yang menganggap setiap kehendak, kemauan, kemampuan, buah pikiran, pendapat, kreativitas, inisiatif dari karyawan yang berbeda-beda dapat di salurkan dan sangat dihargai.

Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara menggunakan komunikasi yang bersifat terbuka. Komunikasi yang bersifat terbuka ini dapat menimbulkan pengertian yang lebih baik dan menghasilkan keputusan-keputusan yang lebih tepat. Komunikasi terbuka ini dapat diyakini bahwa tidak sering terjadi konflik diantara karyawan atau diantara karyawan dengan pimpinan pada perusahaan. Dengan keadaan seperti ini integrasi telah terjadi dengan baik, karena penulis melihat diantara para karyawan maupun antara karyawan dengan pimpinan terjadi suatu hubungan yang sangat harmonis, dan dengan tidak adanya konflik, berarti karyawan telah mengerti tugas dan tanggung jawabnya serta dapat menerima kebijakan perusahaan sehingga akan dapat meningkatkan produktifitas perusahaan.

2. Motivasi

Motivasi berasal dari kata “Movere” yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini dapat diartikan sebagai pemberi daya yang menciptakan kegairahan dalam bekerja, agar sekelompok orang-orang mau bekerja sama,


(32)

bekerja dengan efektif dan dengan segala daya dan upaya untuk mencapai kepuasan.( Hasibuan, 1996:92)

Motivasi sangat diperlukan agar seseorang bersemangat dalam melakukan pekerjaan. Motivasi hanya diberikan khususnya pada para bawahan atau karyawan. Tindakan motivasi tidak hanya dilakukan oleh pimpinan tetapi juga dilakukan oleh karyawan itu sendiri. Untuk menjadi produktif, ia harus memiliki minat yang besar dan akhirnya mendapat kepuasan lahir dan bathin.

Pemberian motivasi pada karyawan mempunyai tujuan sebagai berikut (Hasibuan,1996: 97-98) :

a. Untuk mendorong gairah dan semangat kerja karyawan b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan c. Meningkatkan produktifitas kerja karyawan

d. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan e. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan

i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.

Bentuk– bentuk motivasi yang di berikan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumut pada karyawannya adalah sebagai berikut:

1. Kendaraan dinas untuk keperluan kerja di lapangan. Kendaran dinas berupa mobil, ataupun sepeda motor.

2. Peralatan kantor yang sangat memadai seperti mesin tik, komputer, faksimili, mesin fotocopi, printer, Telepon dan lain-lain. Dengan adanya peralatan


(33)

kantor yang lengkap dan memadai akan mempermudah meningkatkan kelancaran dalam melakukan pekerjaan di lingkungan perusahaan.

3. Tunjangan kesehatan. PT. PLN memberikan tunjangan kesehatan bagi karyawan yang sakit.

4. Kesempatan belajar dan mengikuti berbagai pelatihan karyawan yang berprestasi. Dengan adanya pelatihan, diharapkan motivasi kerja karyawan akan meningkat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan produktifitas perusahaan.

5. Tunjangan prestasi bagi karyawan yang berprestasi dan memiliki loyalitas tinggi. Hal ini diharapkan mampu menimbulkan adanya keinginan kuat untuk berprestasi bagi karyawan pada perusahaan tersebut.

6. Tunjangan pensiun. Diberikan pada karyawan atau pegawai yang sudah mencapai masa pensiun.

7. Tunjangan pindah rumah/tempat tinggal. PT.PLN (Persero) memberikan akomodasi berupa kendaraan untuk mengangkut barang-barang karyawan yang akan pindah, serta memberikan dana untuk pemindahannya tersebut.

Selain itu ada beberapa faktor lain yang dapat menjadi motivasi seseorang untuk bekerja, yaitu :

a) Kebutuhan manusia

Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan dasar (ekonomis) yang sering disebut kebutuhan primer, kebutuhan psikologis seperti status, pengakuan, penghargaan dan lain-lain. Kebutuhan sosial dimana adanya rasa saling membutuhkan dan memerlukan antara satu sama lain. Satu cara agar pegawai


(34)

merasa betah bekerja adalah dengan meyakinkan bahwa dirinya memiliki mitra di perusahaan.

b) Kompensasi

Kompensasi ini berarti suatu pembayaran yang diberikan kepada karyawan sebagai imbalan dari hasil pekerjaan mereka baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan adanya kompensasi ini diharapkan karyawan akan termotivasi dalam bekerja.

c) Komunikasi

Agar terciptanya hubungan yang harmonis, maka pimpinan sering memperhatikan bawahannya, adanya rasa saling percaya, dan saling menghormati. Bukan hanya pimpinan perusahaan atau kepala bagian yang harus dihormati tetapi mereka juga akan menghormati karyawan, sehingga terjadilah kesatuan yang harmonis. Hal ini merupakan aspek yang penting untuk mengurangi atau menghilangkan ketegangan yang terjadi dalam perusahaan.

d) Pelatihan

Dengan adanya pelatihan diharapkan motivasi kerja karyawan akan meningkat. Tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan karyawan.

e) Prestasi

Adanya keinginan yang kuat untuk berprestasi adalah suatu sumber motivasi karyawan dalam bekerja. Semakin tinggi tingkat motivasi untuk berprestasi maka semakin meningkat pula prestasi dan jabatan pada perusahaan.


(35)

Dari pengamatan yang penulis lakukan, karyawan pada PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara sudah cukup termotivasi. Hal ini terbukti selama penulis melakukan riset di perusahaan ini, penulis melihat bahwa karyawan bekerja dengan semangat dan rajin sehingga pekerjaan yang di kerjakan cepat selesai. Ini disebabkan karena para karyawan merasa termotivasi. Sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi yang mendorongnya akan membuat seseorang tersebut senang bekerja, dan juga manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan yang diselesaikan dengan tepat artinya pekerjaan tersebut sesuai dengan standard yang ditentukan dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan oleh pihak perusahaan. Setelah melihat cara pemberian motivasi pada karyawan di perusahaan ini, maka fungsi integrasi dapat terlaksana dengan baik, karena motivasi adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan karyawan. Dengan adanya pelatihan dan pengembangan maka akan membawa kenutungan pada karyawan karena mereka dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilannya, dan di samping itu membawa keuntungan juga pada perusahaan karena dengan meningkatnya tingkat pengetahuan dan keterampilan karyawan tersebut juga akan meningkatkan produktifitas perusahaan. Dengan adanya keserasian antara karyawan dengan pimpinan tersebut telah terbukti bahwa penerapan fungsi pengintegrasian pada perusahaan telah berjalan dengan baik.

3. Pengelolaan Konflik Dalam Perusahaan

Tidak dipungkiri dan sangat disadari bahwa dalam pelaksanaan organisasi sering terjadi benturan-benturan kepentingan antara para karyawan atau diantara


(36)

karyawan dengan manajer. Konflik merupakan perbedaan, pertentangan atau perselisihan mengenai suatu masalah yang sering terjadi dalam setiap organisasi yang dapat merugikan kinerja suatu organisasi/perusahaan.

Dalam buku peraturan disiplin kerja pegawai PT. PLN (Persero) ada beberapa hal tentang tugas dan kewajiban sebagai warga negara yang baik, hal-hal yang patut dilakukan sebagai seorang pegawai yang bermatabat, penyalahgunaan wewenang, melakukan tindakan yang merugikan perusahaan, serta ketentuan-ketentuan peraturan pidana sebagai acuan bagi pegawai yang melawan tindakan hukum. Untuk mengatasi tindak pelanggaran hukum, PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara memberikan sanksi yang tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana dan peraturan perundang undangan lainnya.

Secara Umum konflik terdiri atas 3 komponen (Rivai, 2003: 164 ), yaitu : 1. Interest (kepentingan), yakni sesuatu yang memotivasi seseorang untuk

melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal.

2. Emotion (emosi) yakni diwujudkan melalui perasaan yang menyertai sebagian besar interaksi manusia.

3. Values (nilai) yakni komponen konflik yang paling susah dipecahkan karena nilai itu merupakan hal yang tidak bisa diraba dan dinyatakan secara nyata. Beberapa cara yang dilakukan pimpinan perusahaan untuk mengendalikan konflik adalah:


(37)

a. Komunikasi

Komunikasi merupakan esensi yang penting dalam sistem sosial organisasi. Bertujuan untuk memberikan pengaruh kepada seluruh anggota organisasi, agar mereka baik secara perseorangan atau secara bersama memahami misi dan tanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan.

b. Mengubah Struktur Organisasi

Di sini penyelesaian konflik dilakukan dengan cara mengubah atau memindahkan para karyawan ke bagian lain. Hal ini diharapkan mampu menyelesaikan konflik pada perusahaan.

c. Mendorong adanya persaingan

Pimpinan mengadakan kompetisi antar kelompok dengan memberikan insentif, sehingga memotivasi karyawan dan juga menjadikan persaingan sehat dan menghasilkan tingkat konflik yang berguna.

Untuk konflik yang menyangkut dengan publik, biasanya PT. PLN (Persero) akan menggunakan cara musyawarah mufakat, dan negosiasi serta untuk masalah yang tidak terlalu besar, atau untuk mengevaluasi hasil kerja dari karyawan serta masalah masalah yang di hadapi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara mengadakan pertemuan setiap semesternya yaitu 6 bulan sekali.

Dalam hal ini penulis dapat mengetahui bahwa pimpinan sudah cukup baik dalam mengelola konflik perusahaan. Selain melakukan beberapa cara untuk menyelesaikan konflik, pimpinan juga melakukan evaluasi kerja untuk membahas kendala yang dialami setiap semesternya sehingga pihak perusahaan dapat benar-benar mengetahui apa yang menjadi keinginan anggota perusahaan.


(38)

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa penerapan fungsi pengintegrasian telah berjalan cukup baik, karena pimpinan sudah menjalankan kepemimpinan, motivasi serta dapat mengendalikan konflik dalam perusahaan. Sikap kepemimpinan di sini mampu menciptakan nuansa atau iklim organisasi yang menyenangkan sehingga terjadi suasana yang harmonis dan tidak menegangkan di dalam lingkungan perusahaan. Motivasi yang diberikan juga merupakan hal-hal yang memang dibutuhkan oleh karyawan, sehingga karyawan merasa dihargai dan selalu giat dalam bekerja, serta penyelesaian konflik yang dilakukan merupakan cara yang tepat karena dapat menyatukan kembali antara karyawan dengan pimpinan.


(39)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

1. Fungsi Pengintegrasian pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara sudah diterapkan dengan baik dan berjalan dengan lancar.

2. Fungsi Pengintegrasian pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dijalankan melalui kepemimpinan, motivasi dan pengendalian konflik.

3. Bentuk–bentuk motivasi pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara berupa kendaraan dinas, tunjangan-tunjangan, fasilitas kesehatan, penghargaan bagi karyawan yang berprestasi, adanya pelatihan, serta tunjangan pensiun. 4. Pimpinan perusahaan melaksanakan fungsi dan kewajibannya dengan baik,

dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara anggota perusahaan dengan pimpinan.

B. SARAN

1. Sebaiknya motivasi yang sudah ada pada karyawan agar dijaga, dipertahankan dan ditingkatkan. Karena jika karyawan terus termotivasi akan memberikan keuntungan bagi perusahaan karena akan meningkatkan produktifitas kerja. 2. Agar PT. PLN (Persero) dapat mempertahankan fungsi pengintegrasian yang

telah berjalan cukup baik pada perusahaan tersebut.

3. Agar rencana kegiatan dapat terlaksana dengan sukses hendaknya semua kegiatan dilakukan sesuai dengan yang sudah di targetkan.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu S.P, 1996. Organisasi & Motivasi : Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Nawawi, Hadari & M.Martini Hadari, 2004. K,epemimpianan Yang Efektif. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, 2008 Budaya Perusahaan Dan Iklim Organisasi

PT.PLN (Persero), 2008. Buku Peraturan Disiplin Pegawai

Rivai, Veitzhal, 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.


(41)

(1)

karyawan dengan manajer. Konflik merupakan perbedaan, pertentangan atau perselisihan mengenai suatu masalah yang sering terjadi dalam setiap organisasi yang dapat merugikan kinerja suatu organisasi/perusahaan.

Dalam buku peraturan disiplin kerja pegawai PT. PLN (Persero) ada beberapa hal tentang tugas dan kewajiban sebagai warga negara yang baik, hal-hal yang patut dilakukan sebagai seorang pegawai yang bermatabat, penyalahgunaan wewenang, melakukan tindakan yang merugikan perusahaan, serta ketentuan-ketentuan peraturan pidana sebagai acuan bagi pegawai yang melawan tindakan hukum. Untuk mengatasi tindak pelanggaran hukum, PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara memberikan sanksi yang tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana dan peraturan perundang undangan lainnya.

Secara Umum konflik terdiri atas 3 komponen (Rivai, 2003: 164 ), yaitu : 1. Interest (kepentingan), yakni sesuatu yang memotivasi seseorang untuk

melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal.

2. Emotion (emosi) yakni diwujudkan melalui perasaan yang menyertai sebagian besar interaksi manusia.

3. Values (nilai) yakni komponen konflik yang paling susah dipecahkan karena nilai itu merupakan hal yang tidak bisa diraba dan dinyatakan secara nyata. Beberapa cara yang dilakukan pimpinan perusahaan untuk mengendalikan konflik adalah:


(2)

a. Komunikasi

Komunikasi merupakan esensi yang penting dalam sistem sosial organisasi. Bertujuan untuk memberikan pengaruh kepada seluruh anggota organisasi, agar mereka baik secara perseorangan atau secara bersama memahami misi dan tanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan.

b. Mengubah Struktur Organisasi

Di sini penyelesaian konflik dilakukan dengan cara mengubah atau memindahkan para karyawan ke bagian lain. Hal ini diharapkan mampu menyelesaikan konflik pada perusahaan.

c. Mendorong adanya persaingan

Pimpinan mengadakan kompetisi antar kelompok dengan memberikan insentif, sehingga memotivasi karyawan dan juga menjadikan persaingan sehat dan menghasilkan tingkat konflik yang berguna.

Untuk konflik yang menyangkut dengan publik, biasanya PT. PLN (Persero) akan menggunakan cara musyawarah mufakat, dan negosiasi serta untuk masalah yang tidak terlalu besar, atau untuk mengevaluasi hasil kerja dari karyawan serta masalah masalah yang di hadapi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara mengadakan pertemuan setiap semesternya yaitu 6 bulan sekali.

Dalam hal ini penulis dapat mengetahui bahwa pimpinan sudah cukup baik dalam mengelola konflik perusahaan. Selain melakukan beberapa cara untuk menyelesaikan konflik, pimpinan juga melakukan evaluasi kerja untuk membahas kendala yang dialami setiap semesternya sehingga pihak perusahaan dapat benar-benar mengetahui apa yang menjadi keinginan anggota perusahaan.


(3)

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa penerapan fungsi pengintegrasian telah berjalan cukup baik, karena pimpinan sudah menjalankan kepemimpinan, motivasi serta dapat mengendalikan konflik dalam perusahaan. Sikap kepemimpinan di sini mampu menciptakan nuansa atau iklim organisasi yang menyenangkan sehingga terjadi suasana yang harmonis dan tidak menegangkan di dalam lingkungan perusahaan. Motivasi yang diberikan juga merupakan hal-hal yang memang dibutuhkan oleh karyawan, sehingga karyawan merasa dihargai dan selalu giat dalam bekerja, serta penyelesaian konflik yang dilakukan merupakan cara yang tepat karena dapat menyatukan kembali antara karyawan dengan pimpinan.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

1. Fungsi Pengintegrasian pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara sudah diterapkan dengan baik dan berjalan dengan lancar.

2. Fungsi Pengintegrasian pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dijalankan melalui kepemimpinan, motivasi dan pengendalian konflik.

3. Bentuk–bentuk motivasi pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara berupa kendaraan dinas, tunjangan-tunjangan, fasilitas kesehatan, penghargaan bagi karyawan yang berprestasi, adanya pelatihan, serta tunjangan pensiun. 4. Pimpinan perusahaan melaksanakan fungsi dan kewajibannya dengan baik,

dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara anggota perusahaan dengan pimpinan.

B. SARAN

1. Sebaiknya motivasi yang sudah ada pada karyawan agar dijaga, dipertahankan dan ditingkatkan. Karena jika karyawan terus termotivasi akan memberikan keuntungan bagi perusahaan karena akan meningkatkan produktifitas kerja. 2. Agar PT. PLN (Persero) dapat mempertahankan fungsi pengintegrasian yang

telah berjalan cukup baik pada perusahaan tersebut.

3. Agar rencana kegiatan dapat terlaksana dengan sukses hendaknya semua kegiatan dilakukan sesuai dengan yang sudah di targetkan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu S.P, 1996. Organisasi & Motivasi : Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Nawawi, Hadari & M.Martini Hadari, 2004. K,epemimpianan Yang Efektif. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, 2008 Budaya Perusahaan Dan Iklim Organisasi

PT.PLN (Persero), 2008. Buku Peraturan Disiplin Pegawai

Rivai, Veitzhal, 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.


(6)