Respons Imun Dan Kinerja Pertumbuhan Ikan Lele Pada Budidaya Sistem Bioflok Dengan Sumber Karbon Berbeda Serta Diinfeksi Aeromonas Hydrophila

RESPONS IMUN DAN KINERJA PERTUMBUHAN IKAN LELE PADA
BUDIDAYA SISTEM BIOFLOK DENGAN SUMBER KARBON BERBEDA
SERTA DIINFEKSI Aeromonas hydrophila

WINDU SUKENDAR

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul: Respons Imun dan Kinerja
Pertumbuhan Ikan Lele pada Budidaya Sistem Bioflok dengan Sumber Karbon
Berbeda serta Diinfeksi Aeromonas hydrophila adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2016
Windu Sukendar
NIM C151130441

RINGKASAN
WINDU SUKENDAR. Respons Imun dan Kinerja Pertumbuhan Ikan Lele pada
Budidaya Sistem Bioflok dengan Sumber Karbon Berbeda serta Diinfeksi
Aeromonas hydrophila. Dibimbing oleh WIDANARNI dan MIA SETIAWATI.
Penyakit bakterial yang sering menyerang ikan lele adalah motile
aeromonad septicaemia (MAS) yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas
hydrophila. Salah satu alternatif untuk mencegah infeksi bakteri A. hydrophila
pada budidaya ikan lele adalah dengan menerapkan budidaya dengan teknologi
bioflok (TBF). Bioflok yang terbentuk diduga dapat mengontrol bakteri patogen
pada kolam budidaya dan sebagai pakan alami yang dapat meningkatkan sistem
imun pada ikan. Teknologi ini didasarkan pada konversi amonia oleh bakteri
heterotrof menjadi biomassa mikroba (flok) yang dapat dikonsumsi oleh ikan
melalui penambahan sumber karbon. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
respons imun dan kinerja pertumbuhan ikan lele yang dipelihara dalam sistem
bioflok dengan sumber karbon berbeda serta diinfeksi bakteri A. hydrophila.

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap, terdiri atas 5 perlakuan
dan 3 ulangan yaitu TBF dengan penambahan sumber karbon molase, tapioka,
terigu dengan diinfeksi A. hydrophila, kontrol positif (tanpa TBF dan diinfeksi A.
hydrophila) dan kontrol negatif (tanpa TBF dan tanpa diinfeksi A. hydrophila).
Ikan lele (ukuran 4-5 cm) dipelihara selama 30 hari dalam akuarium (60x30x35
cm3) dengan kepadatan 180 ekor/akuarium. Setelah ikan ditebar, bakteri patogen
A. hydrophila dengan kepadatan 103 sel mL-1 ditambahkan ke dalam media
pemeliharaan untuk semua perlakuan kecuali kontrol negatif. Ikan diberi pakan
komersil dengan kandungan protein 34,54% sebanyak dua kali sehari secara at
satiation. Penambahan karbon dilakukan setiap hari yaitu 2 jam setelah pemberian
pakan dengan estimasi C/N rasio 15. Pada perlakuan dengan penambahan sumber
karbon berbeda ditambahkan juga bakteri Bacillus NP5 dengan kepadatan 104
setiap tujuh hari sekali. Parameter yang diuji antara lain penghitungan kelimpahan
bakteri di air meliputi total bakteri, total Bacillus NP5 dan A. hydrophila,
parameter kualitas air meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, kekeruhan, TAN, nitrit
dan volume flok, parameter respons imun meliputi kadar hematokrit, kadar
hemoglobin, total eritrosit dan total leukosit, aktivitas fagositik, aktivitas
respiratory burst, clearances efficiency, serta total A. hydrophila di organ target
hati dan ginjal. Sedangkan parameter pertumbuhan meliputi survival, laju
pertumbuhan harian, feed convertion ratio, jumlah konsumsi pakan, retensi

protein dan retensi lemak, kelimpahan total bakteri dan Bacillus NP5 di usus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan sumber karbon berbeda
(molase, tapioka dan terigu) menghasilkan jumlah total bakteri yang lebih tinggi
(7,11–7,31 Log CFU mL-1) jika dibanding kontrol (6,00-6,49 Log CFU mL-1).
Penambahan sumber karbon juga mampu menekan jumlah populasi A. hydrophila
di air menjadi 3,93-4,24 Log CFU mL-1 sedangkan pada kontrol mencapai 4,304,99 Log CFU mL-1. Penambahan sumber karbon berbeda juga mampu
mempertahankan kualitas air pada kisaran yang optimal bagi pemeliharaan ikan
lele. Penambahan sumber karbon berbeda dapat meningkatkan respons imun ikan
lele yang ditandai dengan peningkatan total leukosit, aktivitas fagositik,
respiratory burst serta clearances efficiency, menekan jumlah total bakteri A.

hydrophila di organ hati dan ginjal. Kinerja pertumbuhan ikan lele meningkat
pada pemeliharaan dengan sistem bioflok dengan sumber karbon berbeda yaitu
kelangsungan hidup antara 82,78-89,44%, laju pertumbuhan harian 5,64-5,96%,
rasio konversi pakan 0,49-0,53, retensi protein 56,99-59,67% dan retensi lemak
88,29-100,19%. Penambahan sumber karbon molase, tapioka dan terigu pada
sistem bioflok dapat meningkatkan respons imun dan performa pertumbuhan ikan
lele (p