Desain Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Layang Di Perairan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah

DESAIN PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN LAYANG
DI PERAIRANKABUPATEN DONGGALA
SULAWESI TENGAH

ANDI HERYANTI RUKKA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul Desain Pemanfaatan
Sumberdaya Ikan Layang di Kabupaten Donggala adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2016
Andi Heryanti Rukka
NIM C462110021

RINGKASAN
ANDI HERYANTI RUKKA. Desain Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Layang di
Perairan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Dibimbing oleh SUGENG HARI
WISUDO, JOHN HALUAN, A. MASYAHORO dan MUSTARUDDIN.
Nelayan Kabupten Donggala mayoritas adalah nelayan tradisional yang
menggunakan alat tangkap sederhana seperti purse seine, pukat pantai, pancing,
gillnet dan payang. Adapun jenis-jenis hasil tangkapannya berupa ikan pelagis
seperti cakalang (Katsuwonus pelamis), ikan layang (Decapterus ruselli) ikan
selar (Selaroides leptolepis), teri (Stolephorus indicus), tembang (Sardinella
fimbriata), lemuru (Sardinella longiceps) dan kembung (Rastrelliger spp).
Namun yang paling dominan tertangkap di perairan sekitar Kabupaten Donggala
adalah ikan layang (Decapterus ruselli). Ikan laying merupakan ikan pelagis kecil
yang memiliki nilai ekonomis penting yang banyak diminati masyarakat. Ikan
laying memiliki rasa yang enak dengan kandungan protein yang tinggi, dan
banyak dikonsumsi dalam bentuk segar maupun olahan.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menyusun strategi pemanfaatan

perikanan layang diperairan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah yang dapat
dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan perikanan tangkap baik
oleh pemerintah maupun masyarakat.
Waktu penelitian dilakukan pada bulan April 2014 - Mei 2015 yang
bertempat di Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Metode pengambilan data
yaitu melalui observasi dan wawancara. Pengambilan datadilakukan terhadap
pihak-pihak yang benar-benar mewakili (puposive sampling). Jenis data terdiri
atas dua yaitu data primer meliputi rata-rata jumlah trip, produksi, alat tangkap
dan hasil tangkapan dan data sekunder meliputi data hasil tangkapan 5 tahun
terakhir, jumlah trip, jumlah alat tangkap dan data hasil tangkapan per alat
tangkap.
Analisis data dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif,
analisis stok sumberdaya ikan, analisis pemilihan alat yang dapat dikembangkan
dan analisis SWOT dalam menganalisis penyusunan strategi.
Berdasarkan hasil dari analisis mengestimasi sumberdaya ikan layang di
Kabupaten Donggala maka perairan Donggala memiliki produksi lestari (Hmsy)
sebesar 166,87 ton/tahun dengan effort optimal sebesar 1425 trip/tahun. Alat
tangkap yang perlu dikembangkan dan mendapat prioritas adalah alat tangkap
gillnet. Hasil analisis SWOT didapatkan alternatif rumusan strategi dalam
pemanfaatan ikan layang di Kabupaten Donggala adalah ; 1) Mengoptimalkan

fungsi cold storage, 2) Pemberian penyuluhan kepada nelayan secara berkala, 3)
Koperasi dikelola dengan baik, agar nelayan bisa mendapatkan modal usaha
dengan bunga ringan, 4) Pengaturan nelayan andon agar tidak terjadi konflik, 5)
Perluasan daerah penangkapan, 6) Mengatur lokasi yang dijadikan untuk dermaga
kapal tongkang yang membawa hasil penambangan.
Kata kunci:

Alat tangkap pilihan, ikan layang, Kabupaten Donggala, MSY,
SWOT.

SUMMARY
ANDI HERYANTI RUKKA. Design Utilization of Indian Scad Resources in
DonggalaWaters, Central Sulawesi. Supervised by SUGENG HARI WISUDO,
JOHN HALUAN, A. MASYAHORO and MUSTARUDDIN.
Fishermen in Donggala Regency majority are traditional fishermen
using simple fishing gear such as purse seine, beach seines, hand line, gillnet and
seine. As for the types of their pelagic fish catch such as skipjack (Katsuwonus
pelamis), indian scad (Decapterus russelli), trevally fish (Selaroides leptolepis),
anchovy (Stolephorus indicus), sardine (Sardinella fimbriata), scad (Sardinella
longiceps) and mackerel (Rastrelliger spp) . However, the most dominant caught

in the waters around Donggala is indian scad (Decapterus russelli). Indian scad is
a small pelagic fish that has an important economic value and high deman. Indian
scad has a good flavor with a high protein content, and widely consumed in fresh
and processed form .
The general objective of this research is to develop strategies for the
utilization of indian scad fisheries Donggala waters, Central Sulawesi. This can
be used as a reference in fisheries development planning by both government and
society .
The research was conducted in April 2014 - May 2015 in Donggala,
Central Sulawesi. Methods of collecting data through observation and interviews.
Data was taken against those who truly represent (purposive sampling). This type
of data consists of two primary data and secondary .
Data analysis was done in this research is descriptive analysis, analysis
of the stock of fish, election analysis tools that can be developed and SWOT
analysis in analyzing the strategy formulation.
Based on the results of the analysis of the resource estimate fish float in
the Donggala waters has a sustainable production ( Hmsy ) amounted to 166.87
tons/year with optimal effort for 1425 trips/year . Gear need to be developed and
given priority is the gillnet fishing gear . SWOT analysis results obtained
alternative formulation of strategies in the utilization of fish float in Donggala is ;

1) Optimize function of cold storage, 2) Providing counseling to fishermen
regularly, 3) Cooperation must be well managed, so that fishermen can obtain
capital at low interest rate, 4) Setting fishermen andon to avoid conflicts, 5)
Expansion of fishing areas, 6) Optimizing the amount of fishing gear that operates
in Donggala .
Key word: capture celection, Donggala Regency, indian scad, MSY, SWOT.

©Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

DESAIN PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN
LAYANG DI PERAIRAN KABUPATEN DONGGALA
SULAWESI TENGAH


ANDI HERYANTI RUKKA

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor
pada
Program Studi Sistem dan Pemodelan Perikanan Tangkap

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PengujipadaUjianTertutup: 1. Dr Ir Budhi Hascaryo Iskandar MSi
2. Dr Ir H. Marjani Sultan MSi

PengujipadaUjian Terbuka: 1. Dr Ir Budhi Hascaryo Iskandar MSi
2. Dr Ir H. Marjani Sultan MSi


Judul Disertasi
Nama
NIM

: Desain Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Layang di Perairan
Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.
: Andi Heryanti Rukka
: C462110021

Disetujui Oleh
KomisiPembimbing

Dr Ir Sugeng Hari Wisudo MSi
Ketua

Prof Dr Ir John Haluan MSc
Anggota

Dr Ir A. Masyahoro MSi
Anggota


Dr Mustaruddin STP
Anggota

Diketahui oleh :

Ketua Program Studi
TeknologiPerikananLaut

DekanSekolahPascasarjana

Prof DrIrMulyono SBaskoro MSc

DrIrDahrulSyah MScAgr

TanggalUjian: 19 Agustus 2016

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga
disertasi ini berhasil diselesaikan dengan judul Desain Pemanfaatan Sumberdaya Ikan
Layang di Perairan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr Ir Sugeng Hari Wisudo MSi, Prof Dr Ir John Haluan MSc, Dr Ir A. Masyahoro,
MSi dan Dr Mustaruddin STP sebagai komisi pembimbing yang telah banyak memberi
sarandan arahan sehingga disertasi ini dapat terselesaikan.
2. Dr Ir Budhi Hascaryo Iskandar MSi sebagai dosen penguji di luar komisi dan Dr Ir
Marjani Sultan MSi sebagai penguji eksternal.
3. Rektor, Dekan Sekolah Pascasarjana IPB dan staf, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelutan, Ketua Program Studi Sistem dan Pemodelan Perikanan Tangkap (SPT) beserta
Bapak ibu Dosen SPT atas segala perhatian, motivasi ilmu yang diberikan dan penyedia
fasilitas selama penulis melaksanakan pendidikan di IPB.
4. Kementrian Pendidikan Nasional yang telah memberikan bantuan dana pendidikan Pasca
Sarjana BPPS.
5. Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS, selaku Rektor Universitas Tadulako yang telah
memberikan ijin tugas belajar dan biaya transport kepada penulis.
6. Teman sejawat Dosen Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako
7. Kepala dan staf Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Palu dan Kabupaten Donggala.
8. Kepala Pelabuhan Perikanan Ikan dan staf Kabupaten Donggala.

9. Orang tuaku Bapak Hendrik Rukka (Alm) dan Ibu Hj. Andi Marwiyah Binti Pattahalang
Karaeng Lassa beserta Bapak dan ibu Mertua Almarhum Usman Manggasi dan Eng
Tumbelaka, atas segala curahan kasih sayang, perhatian, dorongan, didikan dan do’anya
kepada penulis.
10. Suamiku tercinta Sonny Manggasi dan anakku tersayang Hani Soerya Mufti Manggasi
dan Adni Batrisyia Manggasi atas segala bantuan dorongan, perhatian dan pengertiannya
serta do’anya kepada penulis sehingga disertasi ini bisa terselesaikan.
11. Kakak-kakakku tersayang (Ir A. Hermaya Rukka MSi & Ir Makmur Lateng, A.Herlina
Rukka SKM (Alm) & Arman Sukara SKM MKes, Bambang Hermanto Rukka (Alm),
A.Hernawaty Rukka SIP MSi & Nuryamin Surur SE serta A.Hernaningsih Rukka SKM
M.Adm.Kes & A.Luha Alang S.Sos M.Hum) atas segala dukungan dan bantuannya
selama penulis menyelesaikan disertasi.
12. Teman-teman seperjuangan Naslina Alimina, Wawan Oktariza, Nasirin, Benny Jeujenan,
Syawal dan Eis Purwamijaya (Alm) serta Agnes Puspitasari, Mercy Patanda, Soraya
Gigentika, Rijal, Cesar dan Suardi atas bantuan dan dorongannya selama penulis
menempuh pendidikan di IPB.
13. Teman-teman kost Griya Anantha ; Norma K, Suci, Mardiana, Roma, Lolo, Lisna Sri,
Clara dan Karin.
14. Pengasuh/asisten dalam mengurus rumah dan mengurus anak-anakku, Almarhumah ibu
Ndang, Bude Shinta, Teh Sri, Teh Nur, Mpok Yana dan Teh Asih beserta warga RT.01

RW.05 Cikande Permai Serang Banten yang penuh perhatian terhadap keluarga penulis
sehingga penulis bisa beraktifitas dalam menyelesaikan disertasi ini.
Penulis mengakui bahwa disertasi ini masih banyak kekurangan, sehingga saran dan
kritik dari pembaca sangat penulis harapkan agar kedepannya bisa menjadi lebih
baik.Semoga disertasi ini bermanfaat, Amin.
Bogor, Agustus 2016
Andi Heryanti Rukka

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kerangka Pemikiran
Metode Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis Data
Analisis Sistem

1
1
3
4
5
5
7
8
8
9

2 KEADAAN UMUM KABUPATEN DONGGALA
Keadaan Geografis
Keadaan Iklim
Kondisi Ekonomi
Kondisi Perikanan Tangkap

11
11
11
12
12

3 ESTIMASI POTENSI SUMBERDAYA IKAN LAYANG
Pendahuluan
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Analisis Data
Hasil Pembahasan
Kesimpulan

17
17
17
18
18
21
24

4 SELEKSI ALAT TANGKAP UNGGULAN
Pendahuluan
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan

25
25
26
27
28
34

5 ALOKASI UNIT PENANGKAPAN IKAN LAYANG
Pendahuluan
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
6 STRATEGI PEMANFAATAN IKAN LAYANG
Pendahuluan
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan

35
35
35
36
38
40
41
41
42
42
46

7
8

PEMBAHASAN UMUM
SIMPULAN DAN SARAN

51
58

DAFTAR PUSTAKA

59

LAMPIRAN

65

RIWAYAT HIDUP

15

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Batas wilayah
Jumlah rumah tangga perikanan
Jumlah kapal perikanan
Analisis kebutuhan pelaku sistem
Produksi ikan layang tiap alat tangkap
Hasil penilaian aspek biologi
Hasil penilaian aspek teknologi
Hasil penilaian aspek sosial ekonomi
Hasil penilaian aspek lingkungan
Gabungan aspek penilaian berdasarkan CCRF
Standardisasi hasil penilaian semua aspek
Matriks evaluasi faktor internal (IFAS)
Matriks evaluasi faktor eksternal (EFAS)
Matriks analisis lingkungan internal di PPI Donggala
Matriks analisis lingkungan eksternal di PPI Donggala
Analisis SWOT
Hasil rumusan alternatif strategi SWOT

11
13
13
14
22
29
30
30
31
32
32
44
45
47
48
50
51

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Peta Kabupaten Donggala
2
Diagram kerangka pemikiran
6
Diagram alir penelitian
7
Diagram Sebab akibat
15
Diagram input-output
16
Produksi ikan layang dari tahun 2010 - 2014
22
Kurva produksi lestari (MSY)
2Error! Bookmark not defined.
Diagram analisis SWOT
45
Diagram Cartesius
49
Desain pemanfaatan ikan layang di Kabupaten Donggala
57

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

CPUE tiap alat tangkap
Fishing Power Indeks (FPI) dan Standardisasi alat tangkap
Hasil kluaran program LINDO
Dokumentasi penelitian

67
68
69
70

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Andon
By catch
CCRF
CPUE
DKP
Eopt
FAO
JTB
KEPMEN
KKP
LGP
MSY
PAD
Pangkalan
PEMDA
PPI
Skoring

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Nelayan pendatang
Hasil tangkapan sampingan
Code of Conduct for Responsible Fisheries
Catch per unit effort
Dinas Kelautan dan Perikanan
Effort Optimum / upaya optimal
Food and Agriculture Organization
Jumlah tangkapan yang diperbolehkan
Keputusan menteri
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Linear Goal Programming
Maximum Sustainable Yield
Pendapatan Asli Daerah
Tempat pangkalan kapal-kapal nelayan setelah melakukan
penangkapan ikan
: Pemerintah Daerah
: Pangkalan Pendaratan Ikan
: Pembuatan skor pada setiap atribut

1

1 PENDAHULUAN
Latar belakang
Sektor perikanan di Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar.
Sebagai sebuah negara maritim, Indonesia memiliki luas laut sebanyak 5,8 juta
km2 dan terdiri dari 17.499 pulau dengan garis pantai sepanjang 80.791 km (KKP
2013). Sekitar 50% dari luas laut Indonesia merupakan daerah perairan pantai
(DPP) yang memiliki potensi besar karena 70% sumber daya ikan berada di DPP
dan sekitar 90% hasil biomassa laut berasal dari DPP (Bappenas 2010). Potensi
wilayah kelautan dan perikanan di Indonesia seharusnya dapat memberikan
kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia, namun data menunjukkan
bahwa potensi ekonomi kelautan dan perikanan di Indonesia hanya menyumbang
Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional senilai 8,2 triliun rupiah atau hanya
sekitar 3.10% dari total PDB Nasional pada tahun 2012 (KKP 2013).
Salah satu isu yang dihadapi oleh negara-negara berkembang termasuk
Indonesia adalah pembangunan perikanan yang menyeimbangkan antara
keberlangsungan sumberdaya perikanan dengan tujuan ekonomi. Pada umumnya
pengelolaan sumberdaya perikanan yang dilakukan cenderung berorientasi hanya
pada pertumbuhan ekonomi semata dengan mengeksploitasi sumberdaya
perikanan secara besar-besaran tanpa memperhatikan aspek kelestariannya.
Selain itu, kondisi sumberdaya perikanan di Indonesia khususnya di wilayah
pantai cenderung mulai berkurang, sehingga hasil tangkapan beberapa jenis ikan
terus mengalami penurunan. Hal ini dapat terjadi karena semakin banyaknya
komunitas yang memanfaatkan sumberdaya atau semakin efektifnya alat tangkap
yang digunakan, sementara kapasitas daya dukung lingkungan (carrying capacity)
sumberdaya perikanan semakin menurun. Kondisi seperti ini pada akhirnya dapat
memicu terjadinya dampak sosial berupa konflik antar nelayan di wilayah pantai
akibat menurunnya tingkat produktivitas dan pendapatan nelayan.
Tingginya tekanan pemanfaatan sumberdaya perikanan ini disebabkan
karena semakin banyaknya penduduk yang memanfaatkan sumberdaya perikanan.
Hermawan (2006) menyatakan bahwa suatu rumusan perencanaan pengelolaan
sumberdaya perikanan yang komprehensif dan memenuhi kriteria pembangunan
secara terpadu dan berkelanjutan adalah pengelolaan yang secara ekonomi harus
efisien dan optimal, secara sosial budaya berkeadilan dan dapat diterima, secara
ekologi tidak melampaui daya dukung lingkungan (environmentally friendly).
Kabupaten Donggala merupakan salah satu wilayah di Provinsi Sulawesi
Tengah yang memiliki potensi sumberdaya ikan pelagis kecil termasuk ikan
layang. Kabupaten Donggala dengan wilayah seluas 5.275,69 km2 dan terbagi
menjadi 16 kecamatan (Gambar 1).

2

Gambar 1 Peta Kabupaten Donggala
Wilayah Kabupaten Donggala di sebelah barat berbatasan langsung dengan
Selat Makassar. Selat Makassar merupakan kawasan perairan yang memiliki
potensi kelautan dan perikanan yang besar. Wilayah menjadi bagian dari Wilayah
Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 713 bersama
dengan Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali. Penetapan WPPNRI ini
berdasarkan pada Peraturan Menteri Perikanan dan Kelautan nomor 18 tahun
2014. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Donggala,
panjang pesisir pantai Kabupaten Donggala adalah 414 km dengan 15 pulau kecil
yang berada di sekitarnya. Data yang dihimpun dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Donggala 2014-2019,
menunjukkan bahwa potensi perikanan tangkap yang dapat dicapai adalah sekitar
99.100,8 ton per tahun.
Data produksi perikanan di Kabupaten Donggala yang terdiri dari produksi
perikanan laut, perikanan di perairan umum dan perikanan hasil budidaya rakyat
sejak tahun 2009 sampai 2013 menunjukkan bahwa produksi ikan mengalami
peningkatan. Pada tahun 2012, di Kabupaten Donggala terdapat 9.507 rumah
tangga perikanan yang memiliki mata pencaharian dari sektor perikanan laut.
Berdasarkan kategori usaha perikanan laut, sebagian besar nelayan di Donggala
menggunakan perahu tak bermotor, sedangkan rumah tangga perikanan yang
menggunakan perahu motor tempel dan kapal motor berjumlah 2.993 (BPS
Kabupaten Donggala 2013). Gambaran tersebut menunjukkan bahwa nelayan di
Donggala masih belum bisa terpenuhi kesejahteraannya. Hal ini ditunjukkan
dengan banyaknya nelayan yang tidak memiliki kapal atau masih menggunakan

3
kapal tak bermotor. Sebagian besar nelayan di Donggala masih bergerak dalam
bidang usaha mikro sampai menengah, hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan
potensi kelautan di Donggala belum dilakukan secara maksimal.
Kegiatan penangkapan ikan di laut yang dilakukan oleh masyarakat nelayan
di Kabupaten Donggala dan sekitarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor alam
misalnya, angin dan gelombang. Pada saat angin dan gelombang besar nelayan
tidak akan melaut disebabkan unit penangkapan ikan yang mereka miliki tidak
mampu mengatasi faktor alam tersebut. Hal ini disebabkan oleh antara lain
ukuran perahu yang kecil dengan tenaga penggerak berupa dayung, layar, dan atau
bermesin 5.5 PK (katinting) atau nelayan tidak memiliki alat keselamatan melaut
menghadapi badai ombak yang besar.
Nelayan Kabupten Donggala mayoritas adalah nelayan tradisional yang
menggunakan alat tangkap sederhana seperti pukat cincin (purse seine), pukat
pantai, pancing, jaring insang (gillnet), dan payang. Adapun jenis-jenis hasil
tangkapannya berupa ikan pelagis seperti ikan cakalang (Katsuwonus pelamis),
ikan layang (Decapterus russelli), ikan selar (Selaroides leptolepis), ikan teri
(Stolephorus indicus), ikan tembang (Sardinella fimbriata), ikan lemuru
(Sardinella longiceps), dan ikan kembung (Rastrelliger spp). Hasil tangkapan
dominan di perairan sekitar Kabupaten Donggala adalah ikan layang (Decapterus
russelli). Pemanfaatan potensi sumberdaya ikan layang banyak dilakukan oleh
nelayan Kabupten Donggala tetapi belum memberikan hasil maksimal yang dapat
mengangkat kesejahteraan mereka, terutama nelayan skala kecil.
Pengembangan usaha perikanan ikan layang diarahkan pada pengembangan
usaha yang optimum dan sekaligus berkelanjutan. Usaha tersebut masih banyak
terkendala dengan berbagai masalah antara lain masalah teknis seperti alat
tangkap yang kurang tepat, fasilitas penangkapan yang sangat sederhana,
ketersedian pasar, dan masalah kelembagaan. Di lain pihak, terdapat pilihan
teknologi yang dapat digunakan dalam proses eksploitasi. Namun demikian,
pilihan teknologi yang akan dilakukan harus sesuai dengan prinsip-prinsip
perikanan bertanggung jawab sebagaimana yang termuat dalam Code of Conduct
for Responsible Fisheries (CCRF). Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya
suatu penelitian secara sistematis yang mengintegrasikan kondisi sumberdaya
dengan jenis teknologi yang dipilih serta pengendalian input dalam proses
eksploitasi agar pemanfaatan sumberdaya dapat dilakukan secara optimum dan
berkelanjutan.
Perumusan masalah
Sumberdaya ikan layang di Kabupaten Donggala memiliki potensi yang
cukup besar namun pemanfaatannya belum dilakukan secara optimal. Hal ini
berkaitan dengan sumberdaya manusia yang memiliki keterbatasan dalam hal
minimnya modal sehingga produktifitas nelayan dan produktifitas alat tangkap
rendah.
Potensi sumberdaya ikan layang yang ada maka diharapkan akan menjadi
salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang dapat menguntungkan bagi
pembangunan perekonomian utamanya nelayan yang ada di Kabupaten Donggala,
namun itu juga masih terdapat beberapa kendala dalam permasalahaan yang
dihadapi antara lain : 1) terbatasnya modal, 2) rendahnya penguasaan teknologi, 3)

4
pendapatan nelayan rendah dan biasanya ada kebijakan pemerintah yang kurang
tepat sasaran.
Berdasarkan masalah yang dihadapi maka perlu dipikirkan suatu cara atau
strategi apa yang dilakukan agar pemanfaatan ikan layang dapat dimanfaatkan
secara optimal, dalam hal ini yang bisa dilakukan adalah menyususn strategi atau
menyusun desain konseptual yang didasarkan pada kondisi, potensi dan
kebutuhan yang ada di daerah Kabupaten Donggala.
Pemanfaatan ikan layang di perairan Kabupaten Donggala, tentu akan
menghadapi beberapa kendala atau permasalahan utama yang perlu dianalisis dan
dijawab. Secara spesifik permasalahan pokok dalam memanfaatan perikanan
tangkap diperairan Kabupaten Donggala dapat didekati melalui pertanyaan
sebagai berikut :
1. Bagaimana potensi lestari ikan layang (Decapterus russelli) di Kabupaten
Donggala ?
2. Bagaimana dengan alat tangkap yang layak atau yang tepat dioperasikan ?
3. Seberapa besar alokasi upaya optimum dalam pemanfaatan sumberdaya
ikan layang, dan
4. Bagaimana rumusan strategi pemanfaatan sumberdaya ikan layang di
Kabupaten Donggala ?
5. Bagaimana desain pemanfaatan sumberdaya ikan layang di Kabupaten
Donggala.
Prinsipnya untuk membangun sub sektor perikanan tangkap diperairan
Kabupaten Donggala diperlukan suatu desain pemanfaatan ikan layang yang
jelas, oleh karena itu penulis merasa sangat penting untuk meneliti tentang
bagaimana desain pemanfaatan perikanan tangkap khususnya ikan layang di
perairan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah sebagai upaya meningkatkan
pendapatan nelayan secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
Tujuan penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menyusun desain pemanfaatan
perikanan layang diperairan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah yang dapat
dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan perikanan tangkap baik
oleh pemerintah maupun masyarakat. Untuk mencapai tujuan umum tersebut,
secara lebih spesifik tujuan khusus penelitian ini adalah :
1. Mengestimasi potensi lestari sumberdaya ikan layang di Kabupaten
Donggala, Sulawesi Tengah.
2. Menentukan unit penangkapan pilihan yang tepat untuk memanfaatkan
sumberdaya ikan layang.
3. Menentukan alokasi unit penangkapan ikan yang optimum dalam
memanfaatkan sumberdaya ikan layang.
4. Merumuskan strategi pemanfaatan perikanan layang yang sesuai untuk
perairan pantai Kabupaten Donggala.
5. Menyusun desain pemanfaatan sumberdaya ikan layang yang
berkelanjutan untuk Kabupaten Donggala

5
Manfaat Penelitian

1.
2.
3.

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
Kontribusi pemikiran dalam pengembangan ilmu pengelolaan perikanan
tangkap berkelanjutan.
Sebagai bahan rujukan bagi para peneliti selanjutnya dalam pengembangan
ilmu, teknologi dan seni (IPTEKS) perikanan tangkap.
Sebagai bahan masukan bagi pemerintah, utamanya pemerintah daerah dalam
menetapkan kebijakan dan perencanaan pembangunan perikanan tangkap di
daerah perairan pantai.
Kebaruan (novelty)

Capaian keilmuan yang ditampilkan sebagai bentuk kebaruan (novelty)
dari penelitian ini adalah desain pemanfaatan sumberdaya ikan layang di perairan
Kabupaten Donggala secara berkelanjutan yang mencakup estimasi potensi lestari,
pilihan teknologi unit penangkapan yang terbaik dari aspek bio-technicosocioeconomic, dan alokasi jumlah optimum penangkapan serta rumusan strategi
yang komprehensif untuk mengimplementasikannya.
Kerangka pemikiran
Salah satu aktivitas ekonomi sumberdaya yang sangat kompleks adalah
aktivitas perikanan. Hal ini disebabkan ketersediaan dan kelestarian sumberdaya
ikan yang dimanfaatkan sangat dipengaruhi oleh cara dan tingkat pemanfaatannya
yang terkadang dapat bersifat destruktif. Selain itu, terdapat banyak kegiatan
yang memanfaatkan dengan keinginan hanya untuk meningkatkan produksi dan
tidak berpikir kelestarian sumberdaya ikan.
Pengelolaan sumberdaya perikanan jelas dinyatakan bahwa sumberdaya
perikanan harus dikelola dengan baik, agar dapat memberikan manfaat kepada
pelaku pemanfaat sumberdaya secara berkelanjutan. Pengelolaan sumberdaya
perikanan harus dilakukan secara hati-hati dan berdasarkan pada kajian-kajian
ilmiah, sesuai dengan undang-undang perikanan dan CCRF. Pengelolaan
sumberdaya perikanan menghendaki keterlibatan dari seluruh pelaku/stakeholder
yang terlibat dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan, mulai dari perencanaan,
penyusunan program, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Secara skematis
pemikiran-pemikiran yang terkait dengan penelitian ini disajikan pada Gambar 2.

6
Pemanfaatan Ikan
Layang
(Decapterus
russelli) saat ini

-

Masalah :
- Belum diketahui potensi sumber Daya Ikan
Layang (Decapterus russelli)
- Belum diketahui alat tangkap yang cocok untuk
dikembangkan
- Belum diketahui berapa alokasi alat tangkap yang
optimal
- Belum diketahui strategi apa yang digunakan
untuk memanfaatkan ikan layang

Analisis :
1. Potensi Sumber Daya
Ikan
- 2. Teknologi penangkapan
3. Alokasi unit penangkapan
4. Strategi pemanfaatan ikan

Konsep desain pemanfaatan
ikan layang
di Perairan Donggala
Gambar 2 Diagram kerangka pemikiran
Pemanfaatan sumberdaya ikan secara lestari hanya dapat dilakukan bila
pemanfaatan tersebut dilakukan dengan cara mempertimbangkan ketersediaan
sumberdaya di alam. Salah satu acuan yang banyak digunakan sebagai acuan
adalah melalui penilaian tingkat pemanfaatan maksimum lestari atau Maximum
Sustainable Yield (MSY). Nilai MSY selanjutnya akan menentukan berapa volume
ikan yang dapat dieksploitasi atau Jumlah Tangkapan yang dibolehkan (JTB).
Pemanfaatan sumberdaya ikan hanya dapat dilakukan secara lestari bila
menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan. FAO (1995) dalam CCRF
telah mengusulkan beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai dasar bagi
penentuan tingkat keramahan lingkungan suatu jenis alat tangkap. Tingkat
keramahan lingkungan suatu alat tangkap akan menentukan apakah alat tangkap
tersebut dapat direkomendasikan dalam upaya pemanfaatan atau eksploitasi
layang di perairan Kabupaten Donggala.
Penentuan tingkat keramahan
lingkungan menurut CCRF bukan hanya terkait dengan kelayakan secara teknis,
tetapi juga menyangkut aspek ekonomi dan sosial dari penggunaan alat itu sendiri.
Apabila telah diketahui alat tangkap yang sesuai untuk dapat dipertahankan
atau dikembangkan maka perlu dipikirkan pengalokasian alat tangkap seberapa
banyak yang optimal, apakah perlu ditambah armadanya atau dikurangi.
Setelah diketahui potensi sumberdaya ikan layang, alat tangkap pilihan atau
yang unggul dari beberapa alat tangkap untuk menangkap ikan layang dan
diketahui pula alokasi alat tangkap optimal maka selanjutnya dipikirkan
bagaimana strategi yang baik dengan mempertimbangkan analisis kebutuhan,
causal loop dan hasil dari input-output untuk penyusunan desain konseptualnya.

7

Pemanfaatan ikan layang di Perairan
Donggala

-Kondisi georafsi, sosial
ekonomi & perikanan
-Analisis kebutuhan
stakeholder
-causal loop& diagram input
output

Analisis Biologi :
1. MSY
2. Effort optimum

Potensi SDI
layang

Analisis skoring :
Aspek Biologi,
aspek sosial
ekonomi, aspek
teknis dan aspek
lingkungan

Teknologi
penangkapan
ikan unggulan

Analisis
LGP :
Fungsi tujuan
Fungsi pembatas

Analisis
SWOT :
- Matriks IFAS
- Matriks EFAS
- Matriks SWOT
- Diagram Cartesius

Alokasi
optimal alat
tangkap

Strategi
pemanfaatan
ikan layang

Rekomendasi desain pemanfaatan ikan layang
(Decapterus russelli) di Perairan Donggala
Gambar 3 Diagram alir penelitian
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian
kombinasi, yaitu metode penelitian yang menggabungkan antara metode
kuantitatif dan metode kualitatif. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan
populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada
situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak diberlakukan ke populasi, tetapi

8
ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan
situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Penelitian kuantitatif, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik (data penelitian
berupa angka-angka). Metode kuantitatif dibagi menjadi dua, yaitu metode
eksperimen dan metode survei. (Sugiyono, 2013).
Aspek yang dikaji meliputi : 1) kegiatan usaha perikanan, 2) pelabuhan
perikanan dan 3) kebijakan/kelembagaan. Metode pengumpulan data meliputi : 1)
menggali sumber-sumber sekunder, 2) pengamatan atau observasi langsung di
lapangan, dan 3) wawancara terhadap pelaku perikanan.

Pengumpulan Data
Data yang diambil yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berupa
jenis ikan hasil tangkapan, jumlah trip, daerah penangkapan, rata-rata jumlah hasil
tangkapan dan teknik penangkapan yang digunakan yaitu dengan melakukan
wawancara dengan nelayan dan petugas dari instansi terkait, banyaknya
responden diambil secara proporsive sampling. Proporsive sampling adalah
tekhnik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Metode sampling ini
mengambil sampel secara sengaja yang dirasa dapat mewakili populasi sehingga
tujuan yang diinginkan tercapai. Populasi yang diteliti merupakan nelayan di
wilayah khususnya di PPN Kabupaten Donggala. Adapun nelayan tersebut yaitu
nelayan pancing, nelayan purse seine, nelayan gillnet dan nelayan payang.
Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah mencakup keseluruhan analisis
yang digunakan untuk dapat menjawab tujuan penelitian, yaitu : 1) mengestimasi
potensi ikan layang yang ada di perairan Kabupaten Donggala, dilakukan analisis
berdasarkan model surplus produksi dengan perhitungan Catch Per Unit Effort
(CPUE) atau hasil tangkapan per unit upaya penangkapan. 2) pemilihan alat
tangkap yang unggul dilihat dari aspek biologi, teknologi, sosial ekonomi dan
aspek lingkungan agar alat tangkap yang unggul tersebut bisa dapat dipertahankan
atau perlu dikembangkan keberadaannnya, untuk dapat lebih meningkatkan
pendapatan nelayan dengan memperhatikan penggunaan alat tangkap yang ramah
lingkungan. 3) menganalisis atau menghitung jumlah alokasi alat tangkap
tangkap yang optimal dengan menggunakan analisis Linear Goal Programming
(LGP) dengan bantuan software LINDO (Linear, Interactive and Discrete
Optimizer), 4) menyusun strategi dengan menggunakan analisis SWOT (Strenghts
Weaknesses Opportunities Threats) dan menyusun desain konseptualnya.

9
Analisis sistem
Analisis
sistem digunakan untuk memahami perilaku sistem,
mengidentifikasi faktor-faktor penting keberhasilan sistem, permasalahan yang
dihadapi
dan
alternatif solusi yang dapat diajukan untuk mengatasi
permasalahan. Tahap-tahap yang perlu dilakukan yaitu :
1) Analisis kebutuhan, merupakan permulaan pengkajian sistem. Analisis
kebutuhan ditentukan berdasarkan kebutuhan pelaku sistem
(stakeholder). Untuk keperluan analisis, terlebih dahulu dilakukan
identifikasi pelaku secara selektif melalui pengamatan lapangan secara
langsung, selanjutnya identifikasi kebutuhan pelaku melalui wawancara
semi terstruktur.
2) Formulasi masalah, merupakan permasalahan-permasalahan spesifik yang
dihadapi sistem yang menyebabkan sistem tidak dapat bekerja secara
optimal. Formulasi masalah dilakukan melalui pengamatan langsung
dilapangan dan wawancara semi terstruktur terhadap pelaku sistem.
3) Identifikasi sistem, merupakan gambaran sistem yang memperlihatkan
rantai hubungan anatara kebutuhan-kebutuhan dan permasalahanpermasalahan yang dihadapi. Identifikasi sistem digambarkan dalam
bentuk diagram struktur sistem, diagram sebab-akibat (causal loop), dan
diagram input-output.
Penelitian tentang ikan layang yang telah dilakukan selama ini antara lain :
1. Irham, Pola pengembangan berkelanjutan sumberdaya ikan layang
(Decapterus spp) di perairan Maluku Utara (2009), dengan
menganalisis panjang berat tubuh ikan, perhitungan tingkat
kematangan gonad dan perhitungan fekunditas. Juga menganalisis
musim penangkapan ikan dimana musim puncak ikan layang di
perairan Maluku Utara berlangsung bulan Maret hingga Oktober
dengan puncak musim dicapai pada bulan Agustus yaitu pada musim
Timur, sedangkan musim paceklik yaitu pada bulan Desember hingga
Februari bertepatan dengan musim barat.
2. Raihanah, Strategi pengembangan usaha perikanan pelagis kecil di
perairan utara Provinsi Aceh (2011), menggunakan analisis AHP
(Analitical Hierarchy Process) dalam menyususn strategi dan upaya
yang efektif untuk mengembangkan usaha perikanan pelagis di
perairan utara Nangroh Aceh Darussalam.
3. Abdullah Rommy Modafar, keberlanjutan perikanan pelagis di Ternate
dan strategi pengembangannya (2011), dengan menggunakan metode
Rapfish yang mana kesimpulannya adalah pengelolaan kegiatan
perikanan pelagis di Ternate ditinjau dari dimensi ekologi, ekonomi,
dan sosial, teknologi dan hukum dan kelembahaan menunjukkan status
kurang berkelanjutan. Sedangkan dimensi ekologi, ekonomi dan sosial
memiliki status cukup berkelanjutan dan dimensi teknologi dan hukum
serta kelembagaan memiliki status kurang berkelanjutan.
4. Albert Christian Nanlohy, Model pengembangan perikanan pelagis di
Maluku (2011), menganalisis tingkat pemanfaatan ikan pelagis kecil,
memodifikasi prototipe unit penangkapan yang dilakukan di perairan

10
Maluku dirancang berdasarkan potensi sehingga dapat meningkatkan
produktivitas.
5. Umar Alatas, pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil
berkelanjutan di Teluk Palu (2014), menggunakan metode Rapfish,
LGP dan AHP dalam menentukan status keberlanjutan perikanan
tangkap serta faktor pengungkit yang berpengaruh terhadap
sumberdaya ikan pelagis kecil di Teluk Palu.

11

2 KEADAAN UMUM KABUPATEN DONGGALA

Keadaan Geografis
Kabupaten Donggala dengan wilayah seluas 5,275.69 kilometer persegi
terbagi menjadi 16 kecamatan dimana Kecamatan Rio Pakava merupakan
kecamatan terluas (872,16 km2) sedangkan kecamatan dengan luas wilayah
terkecil adalah Kecamatan Banawa Tengah yang hanya memiliki luas 74,64 km2.
Wilayah Kabupaten Donggala berbatasan langsung dengan Kabupaten Tolitoli di
sebelah utara, Propinsi Sulawesi Barat dan Kabupaten Sigi serta Kota Palu di
sebelah selatan, kemudian Selat Makassar dan wilayah Propinsi Sulawesi Barat di
sebelah barat, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong di sebelah timur.

Keadaan Iklim

Sebagaimana dengan daerah-daerah lain di Indonesia, Kabupaten
Donggala memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan. Musim
panas terjadi antara bulan April – September, sedangkan musim hujan terjadi pada
bulan Oktober –Maret.
Hasil pencatatan suhu udara pada Stasiun Udara Mutiara Palu Tahun 2013
bahwa suhu udara rata rata tertinggi terjadi pada bulan Maret (28,180C) dan suhu
udara terendah terjadi pada bulan Juli (26,640C). Sementara kelembaban udara
yang dicatat pada stasiun yang sama berkisar antara 73 – 81 persen. Kelembaban
udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Juli yang mencapai 80,78 persen,
sedangkan kelembaban udara rata-rata terendah terjadi pada bulan Maret yaitu
73,09 persen. Curah hujan tertinggi yang tercatat pada Stasiun Mutiara Palu
Tahun 2013 terjadi pada bulan November 152,00 mm2, sedangkan curah hujan
terendah terjadi pada bulan Februari yaitu 28,00 mm2. Sementara itu kecepatan
angin rata-rata berkisar antara 3 – 4 knots. Pada Tahun 2013 arah angin terbanyak
setiap bulannya datang dari ara`h Barat Laut.
Batas wilayah administrasi Kabupaten Donggala dapat dilihat pada Tabel
1 yang disajikan dibawah ini :
Tabel 1 Batas wilayah
Arah
Utara
Selatan
Barat
Timur

Perbatasan
Kabupaten Tolitoli
Kabupaten Sigi, Kota Palu dan wilayah Propinsi Sulawesi Barat
Selat Makassar dan wilayah Propinsi Sulawesi barat
Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Sigi

Sumber : Kabupaten Donggala dalam angka tahun 2014

12
Kondisi Ekonomi
Sumber Daya Alam (SDA)
Selain SDA di Kabupaten Donggala terdapat potensi alam yang dapat
dikembangkan untuk pembangunan yaitu :
- Sungai seluas 5.964,25 Ha yang dapat dipergunakan untuk sumber air
bersih, pembangkit listrik, irigasi dan perikanan;
- Danau yang dapat digunakan untuk perikanan, obyek wisata dan
pembangkit listrik.
Di Kabupaten Donggala terdapat 2 (dua) danau dengan luas 4.364,44
Ha, yaitu:Talaga Dampelas dan Rano; dan
- Laut yang luasnya sama dengan daratan Kabupaten Donggala dan di
dalamnya terdapat 15 (lima belas) pulau yang tidak hanya menyimpan
potensi perikanan, tetapi dapat juga untuk obyek wisata. Untuk itulah
maka pada Tahun 2009 yang telah disusun rencana induk
pengembangan pariwisata Kabupaten Donggala yang meliputi potensi
wisata bahari, alam, budaya dan cagar alam.

Kondisi Perikanan Tangkap

Berdasarkan kategori usaha perikanan laut, sebagian besar nelayan di
Donggala menggunakan perahu tak bermotor, sedangkan rumah tangga perikanan
yang menggunakan perahu motor tempel dan kapal motor berjumlah 2.993 (BPS
Kabupaten Donggala, 2013). Gambaran tersebut menunjukkan bahwa nelayan di
Donggala masih belum bisa terpenuhi kesejahteraannya. Hal ini ditunjukkan
dengan banyaknya nelayan yang tidak memiliki kapal atau masih menggunakan
kapal tak bermotor. Makna lain dari data tersebut adalah sebagian besar nelayan
di Donggala masih bergerak dalam bidang usaha mikro, kecil, dan menengah,
yang dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3). Potret nelayan tersebut
menunjukkan bahwa pemanfaatan potensi kelautan di Donggala belum terserap
secara maksimal.

13
Tabel 2 Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) kategori usaha perikanan laut
Perahu Tak Bermotor
No

Tahun

1
2
3
4
5

2009
2010
2011
2012
2013

Tanpa
Perahu

Jukung

470
1179
1179
1204
1179

Papan

1698
1382
1382
1419
1382

399
3882
3882
3891
3882

Perahu
motor
tempel
977
1541
1541
1548
1541

Kapal
motor
4577
1441
1442
1445
1445

Sumber : Kabupaten Donggala dalam angka tahun 2014

Tabel 3

Jumlah perahu/kapal perikanan

No

Tahun

Perahu tak bermotor
Jukung

1
2
3
4
5

2009
2010
2011
2012
2013

1763
1444
1444
1216
1382

Perahu motor
tempel

Kapal motor

Papan
3710
3985
3985
1429
3882

990
1650
1650
1541
1541

844
1441
1442
1437
1445

Sumber : Kabupaten Donggala dalam angka tahun 2014

Kegiatan penangkapan ikan di laut yang dilakukan oleh masyarakat
nelayan di Kabupaten Donggala dan sekitarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor
alam misalnya, angin dan gelombang. Pada saat angin dan gelombang besar
nelayan tidak akan melaut disebabkan unit penangkapan ikan yang mereka miliki
tidak mampu mengatasi faktor alam tersebut; pertama ukuran perahu yang kecil
dengan tenaga penggerak berupa dayung, layar, dan atau bermesin 5.5 PK
(katinting), kedua nelayan tidak memiliki alat keselamatan melaut menghadapi
ombak badai yang besar.
Sistem Pemanfaatan Perikanan Layang
Pemikiran sistem selalu mencari keterpaduan antar bagian melaui
pemahaman yang utuh, oleh karena itu diperlukan suatu kerangka pikir baru yang
dikenal sebagai pendekatan sistem (system approach). Perihal dalam pendekatan
sistem tidak hanya didekati dari satu segi saja, namun dari beberapa segi yang
dipandang penting untuk mendapatkan pemecahan yang objektif. Pendekatan dari
satu segi akan mempunyai peluang yang besar untuk memperlihatkan dampak
negatif di masa mendatang. Pendekatan integratif diperlukan untuk mengkaji
seluruh faktor guna mendapatkan pemecahan yang optimal. Pemecahan masalah
dapat mencapai sasarannya dengan pengelolaan fungsi-fungsi dan elemen-elemen
sistem ke dalam kesatuan yang terpadu (Eriyatno 2003).

14
Berdasarkan pengamatan dan pendalaman awal terhadap perilaku sistem
diperoleh kebutuhan dari pelaku sistem, formulasi permasalahan yang dihadapi
sistem dan identifikasi sistem, serta alternatif permodelan sistem. Deskripsi awal
sistem dapat dilihat sebagai berikut :
1) Analisis kebutuhan pelaku sistem
Komponen pelaku yang terlibat dalam sistem pemanfaatan ikan layang di
Kabupaten Donggala, diidentifikasi melalui pemahaman dan pendalaman terhadap
kondisi di lapangan, yaitu di wilayah perairan Kabupaten Donggala. Pelaku dan
kebutuhan masing-masing pelaku sistem, seperti terlihat pada Tabel 4 di bawah
ini :
Tabel 4 Pelaku dan kebutuhan dari pelaku sistem pemanfaatan ikan layang di
wilayah perairan Kabupaten Donggala
No
1

Pelaku
Nelayan

2

Pemilik
kapal/pengusaha

3

Pedagang

4

PEMDA

5

Masyarakat

Kebutuhan
Peningkatan produksi
Keberlanjutan kerja
Peningkatan pendapatan
Keberlanjutan usaha
Peningkatan produksi
Peningkatan keuntungan
Keberlanjutan usaha
Ketersediaan ikan dengan kualitas baik
Kemudahan pasar
Peningkatan keuntungan
Pengelolaan perikanan secara berkelanjutan
Peningkatan lapangan kerja
Peningkatan PAD
Terbuka lapangan kerja
Ekonomi masyarakat meningkat

2) Identifikasi sistem
Identifikasi sistem merupakan rantai hubungan antara pernyataanpernyataan kebutuhan pelaku sistem dengan permasalahan yang telah
diformulasikan dalam sistem. Identifikasi sistem digambarkan dalam diagram
sebab akibat (causal loop) dan diagram input output. Diagram lingkar sebab
akibat menggambarkan keterkaitan antar komponen di dalam sistem, sehingga
dapat terlihat mekanisme kinerja sistem dalam memenuhi kebutuhan para pelaku
sistem.

15

Gambar 4 Diagram sebab akibat (causal loop) sistem pemanfaatan ikan layang di
Kabupaten Donggala
Diagram causal loop dari Gambar 4 terlihat keterkaitan di dalam sistem
dan merupakan sistem yang ideal, hal ini dikarenakan polaritas loop positif lebih
banyak. Nilai positif polaritas link di tiap link ini ditentukan dengan respon
interaksi yang searah. Sedangkan respon interaksi link yang tidak searah akan
bernilai negatif. Dimana dengan adanya potensi sumberdaya ikan layang maka
apabila sumberdayanya dieksploitasi secara terus menerus bisa terjadi hasil
tangkapan menurun maka dari itu diberi tanda negatif (-) namun bisa juga dengan
adanya sumberdaya ikan layang dapat sebagai peluang usaha, maka diberi tanda
positif (+). Apabila potensi ikan layang sudah dieksploitasi melebihi batas MSY
maka unit penangkapan atau armada penangkapan perlu dikurangi, juga dengan
adanya sumberdaya ikan maka butuh biaya untuk membangun sarana dan
prasarana dan biaya pengadaan alat tangkap, sehinga diberi tanda negatif (-).
Diagram lingkar causal loop selanjutnya dipresentasikan dalam diagram
input output, yang menggambarkan output yang harus dikeluarkan oleh sistem
sesuai dengan tujuan yang sudah dirancangkan (Gambar 5). Output sistem dapat
dipenuhi dengan merekayasa input-input yang masuk ke dalam sistem. Input
yang masuk ke dalam sistem berupa input terkendali dan input tak terkendali.

16

INPUT LINGKUNGAN
1. Peraturan Pemerintah Pusat/Daerah
2. Komitmen Internasional tentang
pengelolaan sumberdaya
3. Kondisi sosial ekonomi
INPUT TIDAK TERKENDALI
1. Musim penangkapan ikan
2. Potensi ikan
3. Harga ikan

OUTPUT DIKEHENDAKI
1. Produksi yang meningkat
2. Alokasi unit penangkapan
optimum
3. Penangkapan berkelanjutan
4. Harga ikan relatif baik/stabil
5. Kesejahteraan nelayan
Meningkat.

SISTEM
PERIKANAN LAYANG

INPUT TERKENDALI
1. Teknologi penangkapan ikan
2. Unit penangkapan (kapal, jaring,
rumpon dan nelayan)
3. Daerah penangkapan
4. Faktor-faktor teknis produksi lain

OUTPUT TIDAK DIKEHENDAKI
1. By catch meningkat
2. Pencemaran lingkungan perairan
3. Konflik nelayan
4. Daerah penangkapan terganggu

MANAJEMEN PENGENDALIAN

Gambar 5 Diagram input-output sistem pemanfaatan ikan layang di Kabupaten
Donggala
Sistem mendapat pengaruh dari lingkungan. Adanya input tak terkendali
dan pengaruh faktor lingkungan, dapat menyebabkan sistem menghasilkan output
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keberhasilan sistem memerlukan suatu
mekanisme pengendalian, agar kinerja sistem sesuai dengan yang direncanakan.
Mekanisme pengendalian mendapatkan input balik (feed back) dari output yang
tidak dikehendaki yang dikembalikan ke dalam sistem.
3) Permodelan sistem
Permodelan sistem dimulai dengan melakukan analisis terhadap kinerja
sistem saat ini, dan mencari faktor-faktor yang menjadi penyebab kenapa
permasalahan sistem timbul. Hasil analisis dijadikan sebagai landasan untuk
mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah.

17

3 ESTIMASI POTENSI SUMBERDYA IKAN LAYANG

Pendahuluan

Indonesia memiliki potensi sumberdaya perikanan laut yang beragam dan
melimpah dimana estimasi yang dikeluarkan berdasarkan kepmen KP Nomor
45/Men/2011, yaitu sebesar 6.520.100/tahun dengan perincian ikan pelagis kecil
menempati urutan pertama, yaitu 3.645.700 ton/tahun, kemudian diikuti ikan
demersal 1.452.500 ton/tahun, ikan pelagis besar 1.145.400 ton/tahun, ikan karang
konsumsi 145.300 ton/tahun, udang penaeid 98.300 ton/tahun, cumi-cumi 28.300
ton/tahun dan lobster 4.800 ton/tahun.
Salah satu wilayah yang memiliki potensi kelautan dan perikanan yang
besar adalah Selat Makassar dan laut Flores yang masuk ke dalam Wilayah
Pengelolaan Perikanan (WPP) 713. Penetapan WPP ini berdasarkan kepmen KP
Nomor 18/Men/2014. Kabupaten Donggala merupakan salah satu wilayah di
Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki wilayah pesisir pantai di sekitar Selat
Makassar. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Donggala, panjang pesisir pantai Kabupaten Donggala adalah 414 km dengan 15
pulau kecil yang berada di sekitarnya. Data yang dihimpun dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Donggala 20142019, menunjukkan bahwa potensi perikanan tangkap yang dapat dicapai adalah
sekitar 99.100,8 ton/tahun.
Nelayan Kabupaten Donggala mayoritas adalah nelayan tradisional yang
menggunakan alat tangkap sederhana seperti pukat cincin, pukat pantai, pancing,
payang dan gillnet untuk menangkap ikan-ikan pelagis dan ikan hasil
tangkapannya didominasi oleh ikan layang (Decapterus russelli) dan belum
diketahui seberapa besar potensi sumberdayanya. Menurut Tampubolon (2010),
penyebaran ikan pelagis di Indonesia merata di seluruh perairan, namun ada
beberapa yang dijadikan sentra daerah penyebaran seperti lemuru (Sardinella
Longiceps) banyak tertangkap di Selat Bali, layang (Decapterus spp) di Selat Bali,
Selat Makassar, Ambon dan Laut Jawa, Kembung Lelaki (Rastrelinger
kanagurta) di Selat Malaka dan Kalimantan, Kembung Perempuan (Rastrelinger
neglectus) di Sumatera Barat, Tapanuli dan Kalimantan Barat.
Potensi ikan layang dapat diduga dengan model produksi surplus,
berdasarkan data tangkapan (catch) dan upaya penangkapan (effort). Model
produksi surplus adalah suatu metode untuk menentukan tingkat upaya optimum,
yaitu suatu upaya yang dapat menghasilkan suatu hasil tangkapan maksimal yang
lestari tanpa mempengaruhi produktivitas stok secara jangka panjang yaitu hasil
tangkapan maksimum lestari (maximum sustainable yield/MSY).

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi potensi lestari sumberdaya
ikan layang di perairan Donggala Sulawesi Tengah.

18
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, yaitu mulai dari bulan
September sampai dengan bulan Desember 2014 bertempat di Kabupaten
Donggala Sulawesi Tengah. Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Donggala
Sulawesi Tengah.
Metode penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif karena data penelitian
berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono 2013), jenis
data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder yang dikumpulkan
adalah data time series (2010-2014) dari Dinas Kelautan dan Perikanan Popinsi
dan Kabupaten Donggala juga dari Pelabuhan Nusantara Donggala.
Analisis Data
Analisis CPUE
Perhitungan CPUE digunakan pada penelitian ini untuk mengetahui
produktivitas dari unit penangkapan ikan layang yang digunakan oleh nelayan di
perairan Donggala. Selain itu, perhitungan ini digunakan pula dalam melakukan
analisis potensi. Adapun data yang digunakan berupa data hasil tangkap (cacth)
dan upaya penangkapan (effort). Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk
menghitung CPUE:

Keterangan:
CPUE = hasil tangkapan per upaya penangkapan (ton/trip)
Catch = hasil tangkapan (ton)
Effort = upaya penangkapan (trip)
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis CPUE (Catch per
Unit Effort). Perhitungan CPUE bertujuan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan
unit penangkapan ikan layang yang didasarkan atas pembagian total hasil
tangkapan (catch) dengan upaya penangkapan (effort), rumus yang digunakan
sebagai berikut :
CPUEi = ci
fi

ci
fi

Keterangan :
= Hasil tangkapan ke – i (kg)
= Upaya penangkapan ke –i (trip)

CPUE = jumlah hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan ke-i (kg/trip)
Selanjutnya dilakukan standardisasi karena alat tangkap yang digunakan
oleh nelayan untuk memanfaatkan ikan layang berbagai macam seperti
purseseine, gillnet payang dan pancing ulur. Tujuan dilakukan standardisasi alat
tangkap yaitu dengan memilih satu unit alat tangkap yang biasa digunakan untuk
menangkap ikan layang.

19
Unit penangkapan yang dijadikan sebagai standar adalah jenis unit
penangkapan yang paling dominan m