26 AMDAL dilakukan dalam PP No. 51 Tahun 1993 yang direvisi lagi
melalui PP No. 27 Tahun 1999 untuk mengakomodir wacana otonomi daerah, sehingga dimungkinkan pembahasan dan penilaian
AMDAL oleh Pemerintah Daerah Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02M.BM2013 juga mengatur
dan memberi pertimbangan kepada pihak desainer dalam hal kemampuan mendesain
suatu struktur
perkerasan. Ketentuan
pertimbangan dalam
kemampuasn serta pemilihan jenis perkerasan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Ketentuan Pertimbangan Desain Perkerasan
II.2 Umur Rencana
Menurut Kementrian Pekerjaan Umum umur rencana suatu jalan raya adalah jumlah waktu dalam tahun yang dihitung sejak jalan tersebut dibuka
sampai saat diperlukan perbaikan berat atau dianggap perlu untuk diberi lapis permukaan yang baru. Umur perkerasan jalan ditetapkan pada umumnya
berdasarkan jumlah komulatif lintas kendaraan standard CESA, cumulative equivalent standard axle .
Catatan: Tingkat kesulitan
1. Kontraktor kecil-medium
2. Kontraktor besar dengan
sumberdaya memadai 3.
Membutuhkan keahlian dan tenaga ahli khusus-
kontraktor spesialis burda
27 Dalam Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02M.BM2013 umur
rencana digunakan
untuk menentukan
jenis perkerasan
dengan mempertimbangkan elemen perkerasan berdasarkan anĂ¡lisis discounted whole of
life cost terendah. Berikut ini merupakan tabel ketentuan umur rencana dengan mempertimbangkan elemen perkerasan yang disajikan didalam Manual Desain
Perkerasan Jalan Nomor 02M.BM2013:
Tabel 2.2 Umur Rencana Perkerasan Jalan Baru UR
JENIS PERKERASAN
ELEMEN PERKERASAN UMUR
RENCANA TAHUN
Perkerasan Lentur
Lapisan perkerasan aspal dan lapisan berbutir CTB 20
Pondasi jalan
40 Semua lapisan perkerasan untuk area yang tidak
diijinkan untuk ditinggikan akibat pelapisan ulang, missal : jalan perkotaan, undespass, jembatan,
terowongan Cement Treated Base
Perkerasan Kaku Lapis pondasi atas, lapis pondasi bawah, lapis beton
semen, dan pondasi jalan. Jalan Tanpa
Penutup Semua elemen
Minimum 10
Dapat dilihat pada table hubungan antara umur rencana, jenis perkerasan dan elemen perkerasan. Untuk perkerasan yang direncanakan dengan umur 10
tahun, perkerasan tanpa penutup dapat di aplikasikan sedangkan untuk perkerasan umur 20 tahun, perkerasan lentur menjadi pilihan yang utaman. Untuk perkerasan
28 dengan umur rencana 40 tahun lebih dianjurkan untuk menggunakan perkerasan
kaku. Ketentuan dalam table diatas tidaklah mutlak. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi desain perkerasan seperti ketersediannya material lokal, beban
lalulintas serta, kondisi lingkungan serta nilai bunga sangat penting untuk di pertimbangkan. Nilai bunga rata-rata dari bank Indonesia dapat diperoleh dari
website Bank Indonesia. Sebagai ilustrasi, untuk desain perkerasan lentur 10 tahun, terutama kasus
overload, maka dalam kondisi kritis saat harus di-overlay akan membutuhkan overlay yang sangat tebal. Namun jika Desain perkerasan lentur dibuat 20 tahun,
umumnya pada waktu yang sama hanya membutuhkan overlay non struktural yang ditempatkan sebelum aspal eksisting mencapai kondisi kritis. Selain
itu,penutupan untuk kegiatan pemeliharaan yang terlalu sering juga meningkatkan biaya delay pengguna jalan. Karenanya umur desain 20 tahun memberikan biaya
siklus hidup lebih rendah
[21]
. Dari sisi penghematan nilai sekarang biaya siklus hidup, peningkatan umur
rencana juga akan memberikan penghematan yang cukup signifikan sebagaimana dicontohkan berikut :
Tabel 2.3 Contoh Penghematan Peningkatan Umur Rencana
Sumber: Makalah Seminar Nasional Teknik Jalan -13
Dapat dilihat bahwa peningkatan umur rencana menghemat discounted whole of life costs antara 8 dan 13 untuk peningkatan biaya initial antara 2,4
29 dan 13. Terdapat pula penambahan manfaat dari pengguna dari berkurangnya
penutupan jalan untuk pelaksanaan.
II.3 Lalulintas