Faktor Lajur Perkiraan Faktor Ekivalen Beban Vehicle Damage Vactor

31 Tabel 2.4 Faktor Pertumbuhan Lalulintas i Minimum KELAS JALAN FAKTOR PERTUMBUHAN LALULINTAS 2011-2020 2021-2030 Arteri perkotaan 5 4 Kolektor rural 3.5 2.5 Jalan desa 1 1 Penentuan faktor lalulintas tidak diterangkan dengan jelas pada Manual Desain Perkerasan Lentur Pd T-01-2002-B, oleh karena itu table 2.3 diatas merupakan hal baru yang harus diperhatikan penyedia jasa konstruksi dalam proses pendesainan. Untuk menghitung pertumbuhan laulintas selama umur rencana Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02M.BM2013 menyajikan rumus sebagai berikut : = 1 + 0.01 1 0.01 Dimana : • R = Faktor Pengali Pertumbuhan Lalulintas • i = Tingkat pertumbuhan lalulintas tahunan • UR = Umur Rencana tahun

II.3.3 Faktor Lajur

Lalulintas kendaraan terdistribusi pada lajur-lajurnya dan distribusi arus pada lajur-lajur jalan umumnya dipengaruhi oleh komposisijenis kendaraan Leksmono Suryo;2012. Di Indonesia ada 2 kondisi perilaku umum berlalulintas. Pada jalan bebas hambatan, kendaraan berat berada 32 pada jalur kiri dan kendaraan ringan yang berkecepatan tinggi berada pada jalur kanan, sedangkan pada jalan umum kendaraan berat berada pada jalur kanan dikarenakan pada jalur kiri terdapat kendaraan yang lebih lambat seperti becak, sepedamotor dan angkot. Perilaku berlalulintas secara komprehensif telah dimasukkan kedalam perencanaan struktur perkerasan sebagai factor distribusi lajur. Terdapat perubahan dalam menentukan faktor distribusi lajur pada perencanaan desain 2013 dengan 2002 yang dapat dilihat pada table berikut : Tabel 2.5 Faktor Pertumbuhan Lalulintas JUMLAH LAJUR FAKTOR DISTRIBUSI LALULINTAS JUMLAH LAJUR FAKTOR DISTRIBUSI LALULINTAS per ARAH per ARAH 1 100 1 100 2 80 2 80-100 3 60 3 60-80 4 50 4 50-75 Bina Marga 2013 Bina Marga 2002 Dapat dilihat pada table faktor distribusi lajur pada Manual Desain Perkerasan Lentur Pd T-01-2002-B memberikan sengkang batas atas dan batas bawah sedangkan Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02M.BM2013 langsung memberikan persen besar faktor distribusi lalulintas dengan mengambil persen mínimum yang awalnya disajikan pada manual desain sebelumnya.

II.3.4 Perkiraan Faktor Ekivalen Beban Vehicle Damage Vactor

Perusakan jalan oleh kendaraan dihitung dalam bentuk satuan faktor yang disebut dalam faktor perusak jalan Vehicle Damage Vactor. Untuk menghitung faktor kerusakan jalan perlu diperoleh gambaran tentang beban sumbu kendaraan dan konfigurasi sumbu kendaraan yang 33 ada. Perhitungan beban lalulintas yang akurat sangatlah penting dalam tahap perhitungan dalam perencanaan kebutuhan konstruksi jalan. Dalam Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02M.BM2013 perhitungan beban lalulintas dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu : I. Studi jembatan timbangtimbangan statis lainnya khusus untuk ruas jalan yang di disain II. Studi jembatan timbang dan standard yang telah pernah dikeluarkan dan dilakuakan sebelumnya juga telah di publikasikan serta dianggap cukup representatif untuk ruas jalan yang didesain, seperti: Bina Marga MST-10; NAASRA MST-10; PUSTRANS 2002; CIPULARANG 2002; PANTURA 2003 MST-10; Semarang-Demak 2004; Yogyakarta-Tempek 2004 III. Tabel Klasifikasi Kendaraan dan Nilai VDF Standard Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02M.BM2013 pada tabel 2.7 halaman berikutnya IV. Data WIM Regional yang dikeluarkan oleh Direktorat Bina Teknik Direktorat Bina Teknik telah melakukan beberapa survey beban menggunakan WIM Weight in Motion sejak tahun 2007. Hasil survei ini lalu di komplikasi menjadi data WIM regional dan dapat dimanfaatkan desainer untuk análisis beban sumbu. Lokasi yang telah pernah dilakukan survey WIM adalah jalan lintas Pantura dan jalan Lintas Timur Sumatera. 34 Hal yang harus dicatat dari penggunaan data WIM adalah bahwa data yang diperoleh dari system Weigh in Motion hanya bisa digunakan bila alat timbang tersebut telah dikalibrasi secara menyeluruh terhadap data jembatan timbang. Pendekatan serupa WIM yang dipandang lebih akurat adalah dengan pengambilan sampel untuk uji statis.Survey beban dengan metode ini telah mulai dilakukan sejak tahun 2012 pada jalan Lintas Sulawesi dan Kalimantan [21] . Dari keempat ketentuan sumber pengumpulan data beban lalulintas berbeda terhadap prasarana jalan yang akan dibangun. Ketentuan untuk cara pengumpulan data beban lalulintas dapat dilihat pada table berikut: Tabel 2.6 Pengumpulan Data Beban Lalulintas SPESIFIKASI PENYEDIA SUMBER DATA PRASARANA JALAN BEBAN LALULINTAS Jalan bebas hambatan 1 atau 2 Jalan Raya 1 atau 2 atau 4 Jalan Sedang 1 atau 2 atau 3 atau 4 Jalan Kecil 1 atau 2 atau 3 atau 4 35 Tabel 2.7 Nilai VDF Standard 36

II.4 Beban Lalulintas