Masih kurangnya intensitas pengawasan disebabkan oleh masih terbatasnya sarana dan prasarana, kapasitas aparatur pengawasan yang masih terbatas
baik secara kualitas maupun kuantitas.
c. Kepegawaian
Belum optimalnya pendayagunaan aparatur disebabkan oleh penyediaan sarana prasarana kepegawaian yang belum memadai dan masih kurangnya
kapasitas aparatur kepegawaian.
d. Keuangan
Pengelolaan keuangan daerah yang belum maksimal disebabkan oleh kapasitas SDM, kelembagaan dan sistem yang belum memadai.
e. Pendidikan dan Latihan
Pengembangan sumber daya aparatur belum optimal disebabkan oleh keterbatasan kapasitas kelembagaan, sumber daya manusia dan sarana
prasarana pendukung.
f. Penelitian dan Pengembangan
Pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menunjang peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah belum
optimal disebabkan oleh keterbatasan kapasitas kelembagaan, sumber daya manusia dan sarana prasarana pendukung.
3. ASUMSI-ASUMSI dan FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN. a. Asumsi – asumsi
Asumsi atau assumptions merupakan kesimpulanconclusions bukan “anggapan” tentang faktor – faktor lingkungan serta dampaknya terhadap masa
depan organisasi selanjutnya akan berpengaruh pada hubungan internal organisasi. Dalam kaitannya dengan penyusunan perencanaan stratejik organisasi, asumsi dapat
disebut sebagai “asumsi organisasi”. Asumsi ini harus mencantumkan semua kondisi atau keadaan selengkap –
lengkapnya dan tidak dibenarkan untuk menghilangkan atau menghapuskan sebagian
RENSTRA DINAS PUESDM 2016 - 2020
37
kecil apapun data tentang kondisi yang berkaitan dengan visi dan misi serta nilai – nilai organisasi. Hal ini penting, karena hal yang kecil pada masa kini dapat saja
menjadi hal yang besar pada masa depan. Hal ini juga mencegah agar organisasi tidak menyusun suatu perencanaan stratejik dengan dasar atau anggapan bahwa
dimasa depan tidak akan terjadi suatu situasi atau keadaan yang maha sulit. Perencanaan ini memerlukan dasar yang konsisten. Dengan mengembangkan
asumsi – asumsi yang penting, manajemen dapat memperoleh dasar – dasar perencanaan stratejik, dan untuk selanjutnya menyusun rencana kerja atau “action
plan”, implementasi perencanaan stratejik yang mantap. Setelah melakukan pencermatan scanning kekuatan dan kelemahan serta
pencermatan peluang dan tantangan lingkungan stratejik, yang pada hakekatnya merupakan pendataan dan pengidentifikasian sebagai pra analisis, selanjutnya data
tersebut disusun dalam suatu diagram matriks SWOT. Dengan matriks SWOT dapat diperoleh faktor – faktor dominan yang merupakan prioritas, menjadi asumsi ASI.
Penentuan Peringkat Faktor 1.
Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan
No Faktor
Bobot Rating
Score Bbt x
Rtg Prioritas
I Kekuatan Strenght
1. Terbentuknya Dinas PU dilengkapi
UPTD Unit Pelaksana Teknis Dinas, sesuai PP No 41 tahun 2008 dan
Perbup No 29 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas
Pekerjaan Umum.
35 4
140 I
2. Tersedianya Sumber Daya Aparatur