Letak Geografis Topografi Klimatologi Hidrologi

2.2 Gambaran Umum Wilayah Studi

2.2.1 Letak Geografis

Daerah Kecamatan Medan Selayang mempunyai luas wilayah sebesar 9,01 km 2 dan berada pada ketinggian ±30 m di atas permukaan laut yang mana berbatasan dengan :  Sebelah Utara : Kecamatan Medan Sunggal dan Medan Polonia  Sebelah Barat : Kecamatan Medan Sunggal  Sebelah Timur : Kecamatan Medan Polonia dan Medan Johor  Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Tuntungan Di wilayah Kecamatan Medan Selayang terdapat sungai yaitu Sungai Belawan yang mana berfungsi untuk mengalirkan air yang ada di permukaan di wilayah Kecamatan Medan Selayang maupun di daerah yang dilewati oleh aliran Sungai Belawan tersebut ke laut.

2.2.2 Topografi

Secara umum topografi Medan Selayang cenderung ke Utara. Kondisi topografi suatu daerah merupakan faktor penting dalam perencanaan sistem drainase sehingga dapat diketahui tinggi rendahnya suatu daerah perencanaan kontur yang dapat mempermudah dalam merencanakan arah aliran air hujan yang jatuh ke tanah.

2.2.3 Klimatologi Hidrologi

Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Polonia pada tahun 2006 berkisar antara 23,0º C - 24,1º C dan suhu Universitas Sumatera Utara maksimum berkisar antara 30,6º C - 33,1º C serta menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya berkisar antara 23,6ºC-24,4ºC dan suhu maksimum berkisar antara 30,2ºC - 32,5ºC. Selanjutnya mengenai kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata-rata 78-82 . Dan kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42 mdtk sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 100,6 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2006 rata-rata per bulan 19 hari dengan rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 230,3 mm dan pada Stasiun Polonia per bulannya 211,67 mm. 2.3 Siklus Hidrologi Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju dan hujan gerimis. Keseimbangan siklus hidrolgi ditandai oleh curah hujan yang tinggi didukung dengan kapasitas tanah dalam menahan air seperti hutan di daerah hulu, ruang terbuka dan jumlah bangunan di daerah hulu menyebabkan siklus hidrologi tidak seimbang sehingga keluarnya air dari permukaan tanah run-off mengakibatkan terjadinya genangan air. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Siklus Hidrologi

2.3.1 Analisa curah hujan kawasan