1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan dan pertumbuhan Usaha Kecil dan Menengah UKM merupakan salah satu motor penggerak yang krusial bagi pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi dibanyak negara di dunia. Salah satu karakteristik dari dinamika dan kinerja ekonomi yang baik dengan laju pertumbuhan PDB yang
tinggi di Negara-negara Asia Timur dan Tenggara yang dikenal dengan sebutan Newly Industrializing Countries NIC’
s
seperti Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan adalah kinerja UKM mereka yang sangat efisien, produktif dan memiliki
tingkat daya saing global yang tinggi Tambunan, 2002:19. UKM di negara- negara tersebut sangat responsif terhadap kebijakan-kebijakan pemerintahnya
dalam pembangunan sektor swasta dan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berorientasi ekspor. Di negara-negara berkembang dengan tingkat pendapatan
menengah dan rendah, peranan UKM juga sangat penting. Di beberapa Negara kawasan Afrika, perkembangan dan pertumbuhan UKM sekarang diakui sangat
penting untuk menaikkan output agregat dan kesempatan kerja Tambunan, 2002:19.
Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas, UKM memiliki peranan baru yang lebih penting lagi yaitu sebagai salah satu faktor utama pendorong
perkembangan dan pertumbuhan ekspor non migas dan sebagai industri pendukung yang membuat komponen-komponen dan sparepats untuk Usaha
Besar UB lewat keterkaitan produksi misalnya dalam bentuk subcontracting. Bukti di NIC’
s
menunjukkan bahwa bukan hanya Usaha Besar UB saja tetapi
Universitas Sumatera Utara
2
UKM juga bisa berperan penting dalam pertumbuhan ekspor dan bisa bersaing dipasar domestik terhadap barang-barang impor maupun dipasar global. Di
Indonesia, UKM sangat diharapkan dapat menjadi salah satu pemain penting dalam penciptaan pasar baru bagi Indonesia bukan hanya didalam negeri tetapi
lebih penting lagi diluar negeri, jadi sebagai salah satu sumber penting bagi surplus neraca perdagangan dan jasa atau neraca pembayaran balance of
payment. Pentingnya UKM khususnya Usaha Kecil UK di negara-negara
berkembang sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran
terutama dari golongan masyarakat berpendidikan rendah, ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara daerah perkotaan dan
daerah pedesaan serta masalah urbanisasi dengan segala efek negatifnya. Artinya, keberadaan atau perkembangan UKM diharapkan dapat memberi suatu kontribusi
positif yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 lalu, yang diawali dengan krisis nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan krisis moneter
telah mengakibatkan perekonomian Indonesia mengalami suatu resesi ekonomi yang besar. Krisis ini sangat berpengaruh negatif terhadap hampir semua lapisan
atau golongan masyarakat dan hampir semua kegiatan-kegiatan ekonomi didalam negeri, tidak terkecuali kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam skala kecil dan
menengah. Di Indonesia, dilihat dari jumlah unit usahanya yang sangat banyak di
Universitas Sumatera Utara
3
semua sektor ekonomi dan kontribusinya yang besar terhadap penciptaan kesempatan kerja dan sumber pendapatan, khususnya di daerah pedesaan dan bagi
rumah tangga berpendapatan rendah, tidak dapat diingkari betapa pentingnya UKM.
Kawasan perkotaan di Indonesia, seperti juga perkotaan di dunia ketiga, banyak dijumpai berkembangnya industri kecil sebagai akibat tidak mampunya
pemerintah mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Beberapa kegiatan industri kecil bahkan masuk dalam sektor informal. Namun keberadaan mereka
belum mendapat perhatian serius dari pemerintah. Pada umumnya pemerintah daerah sebagai pengelola kota masih banyak memikirkan sektor formal yang lebih
mudah dikontrol. Padahal sektor industri kecil dan menengah memiliki kontribusi yang nyata bagi pengatasan masalah pengangguran dan masalah perekonomian
kawasan perkotaan. ILO melaporkan bahwa 60 buruh di kota-kota negara berkembang diserap oleh sektor informal dan kegiatan pada UKM. Dilaporkan
juga bahwa peran sektor UKM sangat penting karena mampu menciptakan pasar- pasar, mengembangkan perdagangan, mengelola sumber alam, mengurangi
kemiskinan, membuka lapangan kerja, membangun masyarakat dan menghidupi keluarga mereka tanpa kontrol dan fasilitas dari pihak pemerintah daerah yang
memadai ILO, 1991 dan Reddy et.al., 2002. Perkembangan UKM di Indonesia tidak lepas dari bebagai macam masalah
yang tingkat intensitas dan sifatnya berbeda tidak hanya menurut jenis produk atau pasar yang dilayani, tetapi juga berbeda antarwilayahlokasi, antarsentra,
antar sektor atau subsektor atau jenis kegiatan, dan antar unit usaha dalam
Universitas Sumatera Utara
4
kegiatansektor yang sama. Namun demikian, ada beberapa masalah umum yang dihadapi oleh pengusaha kecil dan menengah seperti keterbatasan modal kerja
danatau modal investasi, kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik namun dengan harga yang terjangkau, keterbatasan teknologi modern,
SDM dengan kualitas yang baik terutama manajemen dan teknisi produksi, dan informasi khususnya mengenai pasar, dan kesulitan dalam pemasaran termasuk
distribusi. Sejalan dengan kenyataan seperti diatas, pemerintahan Indonesia juga terus
memberikan perhatian yang serius terhadap eksistensi UKM. Perhatian ini diberikan dalam berbagai bentuk fasilitas seperti penyederhanaan pengurusan
perizinan, kenyamanan dan kepastian hukum, pendidikan dan pelatihan, informasi pemasaran dan sebagainya. Bahkan lebih jauh dari itu, pemerintah sangat konsen
membantu dan memfasilitasi pengusaha UKM dari aspek permodalan dan pembiayaan. Misalnya, Kementrian Koperasi dan UKM pada 23 Februari 2015
mengatakan menurunkan suku bunga Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir Kredit Usaha Kecil Menegah LPDB KUKM dan berlaku mulai Maret 2015. Penurunan
ini salah satunya bertujuan mencapai target penyaluran dana pembiayaan bagi pengusaha UKM sebesar Rp. 2,65 triliun Bisnis.Com. Kebijakan pemerintah ini
akan membantu seluruh pengusaha UKM di Indonesia termasuk pengusaha- pengusaha UKM di Sumatera Utara.
Kebijakan pengembangan UKM secara nasional harus diikuti dengan adanya keselarasan kebijakan pengembangan UKM diberbagai daerah sehingga
memberikan kontribusi positif yang paling maksimum. Tugas dan beban ini
Universitas Sumatera Utara
5
merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, pemerintah kabupatenkota dan semua pihak yang terkait. Semua pihak
harus bekerjasama dan saling membantu sehingga sasaran dan tujuan pengembangan UKM yakni meningkatkan kesejahteraan ekonomi tercapai dengan
efektif. Dalam hal pendanaan dan pembiayaan misalnya, kerjasama dan kemitraan antar bank dan lembaga keuangan lainnya dengan para pengusaha UKM harus
terbina dan berjalan dinamis, saling menguntungkan dan lain-lain seperti mana maksud penetapan PP No. 44 tahun 1997 tentang Kemitraan.
Berkaitan dengan kemitraan dan kerjasama ini, pengusaha-pengusaha UKM Sumatera Utara diangap relatif beruntung karena di Sumatera Utara telah eksis
berbagai Bank dan lembaga keuangan yang dapat dimanfaatkan. Eksistensinya pula relatif luas, merata dan beragam sebab banyak Bank konvensional dan
banyak bank syariahunit usaha syariah. Eksistensi perbankan konvensional dan perbankan syariah serta Unit Usaha Syariah yang sedemikian banyak di Sumatera
Utara merupakan lembaga-lembaga terdepan dalam menyalurkan berbagai jenis dana, kredit dan pembiayaan kepada pengusaha UKM antara lain: Kredit Usaha
Tani, Kredit KUD, Kredit Kopersi untuk Anggota, Kredit Kelayakan Usaha dan sebagainya.
Kota Medan sebagai salah satu kota besar di Indonesia dengan lalu lintas perekonomian yang begitu banyak jelas memiliki potensi yang besar bagi
pengembangan UKM. Pemerintah Kota Medan telah memasukkan UKM sebagai salah satu prioritas dalam program kerja pembangunan ekonominya. Capaian
kinerja pembinaan UKM di Kota Medan pada tahun 2010 yang lalu mencapai
Universitas Sumatera Utara
6
95,10 dengan jumlah UKM sebanyak 222.000 usaha. Kota Medan memiliki pertumbuhan perdagangan dan industri yang cukup tinggi di Sumatera Utara,
terbukti dengan perkembangan baik di sektor jasa, perdagangan dan industri setiap tahunnya. Pemerintah Kota Medan telah memasukkan UKM sebagai salah
satu prioritas dalam program kerja pembangunan ekonominya. Di tingkat daerah, khususnya Kabupaten Deli Serdang, dapat dilihat bahwa
secara umum pertumbuhan perekonomian Kabupaten Deli Serdang tidak terlepas dari kontribusi UKM. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pertumbuhan UKM yang
ada di Kabupaten Deli Serdang cukup pesat pada unit usaha baik yang bergerak di sektor industri maupun yang bergerak di sektor perdagangan.
Tabel 1.1 Pertumbuhan UKM Kabupaten Deli Serdang tahun 2007-2009
Jenis Usaha
Variabel Satuan
2007 2008
2009
Usaha Kecil
Jumlah Usaha
Unit 13.244
13.527 13.751
Tenaga Kerja
Orang 57.391
158.627 159.023
Modal Rp. Juta
637.235.425 646.492.588
654.206.890 Volume
Usaha Rp. Juta
895.345.350 975.727.675
1.056.110.000 Aset
Rp. Juta 723.455.200
737.155.178 750,855.16
Usaha Menengah
Jumlah Usaha
Unit 673
684 691
Tenaga Kerja
Orang 97.501
98.033 98.473
Modal Rp. Juta
543.250.125 545.413.864
547.216.946 Volume
Usaha Rp. Juta
367.508.415 400.971.897
428.858.127 Aset
Rp. Juta 473.127.510
509.392.737 539.613.750
Sumber: Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang
Dari data tersebut di atas terlihat sebuah gambaran potensial menyangkut prospek pengembangan UKM sebagai salah satu motor penggerak perekonomian
Universitas Sumatera Utara
7
lokal. Hal ini dapat dilihat dari trend peningkatan angka tenaga kerja yang terserap, akumulasi modal yang meningkat serta pertumbuhan volume dan aset
usaha setiap tahunnya. Pengembangan ekonomi lokal adalah merupakan suatu konsep pengembangan ekonomi yang mendasarkan pada pendayagunaan sumber
daya manusia, sumber daya alam dan sumber daya kelembagaan lokal yang ada pada suatu masyarakat, oleh masyarakat itu sendiri melalui pemerintah lokal
maupun kelembagaan berbasis masyarakat yang ada. Pengembangan ekonomi lokal dilakukan oleh para stakeholder pemerintah lokal, swasta dan masyarakat
lokal dan menitik beratkan pada peningkatan daya saing, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, serta penciptaan lapangan kerja yang dirancang dan
dilaksanakan secara spesifik untuk setiap komoditas atau wilayah, serta peran aktif atau insiatif dari para stakeholder.
Berkembangnya UKM di berbagai daerah baik di wilayah perkotaan maupun di wilayah pedesaan seperti di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang
memiliki potensi dan prestasi yang berbeda-beda. Prestasi keberhasilan dapat diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tingkat pencapaian tujuan
organisasi. Menurut Mulyadi 2001 “Prestasi adalah penentuan secara periodic efektifitas operasional suatu organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran
standar dan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya”. Prestasi atau keberhasilan suatu usaha menurut pendapat Yusuf 2002 dapat
diukur melalui 2 cara, yaitu: 1 Cara kualitatif, yakni diukur dari faktor sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah asset perusahaan yang paling penting
karena keberhasilan usaha sangat ditentukan oleh kualitas kerja karyawan yang
Universitas Sumatera Utara
8
dipengaruhi dengan motivasi. 2 Cara kuantitatif, dapat diukur melalui beberapa faktor, yaitu: a Pertumbuhan Penjualan, pertumbuhan penjualan diukur dengan
seberapa besar rata-rata penjualan tahun sekarang dibandingkan dengan tahun lalu. b Pertumbuhan Laba, dengan laba yang diperoleh, perusahaan akan dapat
mengembangkan berbagai kegiatan, meningkatkan jumlah aktiva dan modal serta dapat mengembangkan memperluas bidang usahanya. Pertumbuhan laba diukur
berdasarkan laba rata-rata yang diperoleh tahun yang lalu dibandingkan dengan laba rata–rata tahun sekarang. c Pertumbuhan Tenaga Kerja, menurut Subiakto
2004 salah satu indicator keberhasilan dilihat dari pertumbuhan tenaga kerja dari sebuah usaha kecil.
1.2 Perumusan Masalah