Metode Penghitungan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2016

a. NTB ADHB dan ADHK

Output ADHB maupun ADHK subsektor kuliner pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan commodity low, yaitu dengan menghitung besarnya margin perdagangan barang-barang yang diperdagangkan dari industri pengolahan di subsektor kuliner. Output utama diperoleh dari perkalian antara output industri dengan rasio margin perdagangan. Output sekunder diperoleh dengan menggunakan rasio dari SUT Ekonomi Kreatif 2010. NTB ADHB diperoleh dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB.

b. Sumber Data

1. Data output sektor barang, Subdirektorat Neraca Barang BPS

2. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

3. SKSJ, BPS

4. SPPJ, BPS

Lapangan Usaha: Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor kuliner pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan permintaan. Output utama ADHB diperoleh dengan menjumlahkan pengeluaran penduduk terhadap produk penyediaan makan minum ditambah dengan konsumsi wisatawan mancanegara dikurangi pengeluaran wisatawan nasional atau impor restoran). Output sekunder dihitung dengan menggunakan rasio dari SUT Ekonomi Kreatif 2010. NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB tahun berjalan.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor kuliner pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan delasi. Output ADHB tahun 2016 dibagi dengan IHP penyediaan makan minum. NTB ADHK dihitung dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB.

34 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

c. Sumber Data

1. Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas), BPS

2. Publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, BPS

3. Passanger Exit Survey (Publikasi Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara), BPS

4. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

9. Subsektor Musik

Establishment yang tergolong dalam subsektor musik tercakup dalam lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, informasi dan komunikasi, jasa perusahaan, jasa pendidikan, dan jasa lainnya. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan NTB subsektor musik.

Lapangan Usaha: Industri Pengolahan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor musik pada lapangan usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan produksi. NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB tahun berjalan.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor musik pada lapangan usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan ekstrapolasi. Output ADHK tahun 2016 dihitung dengan menggerakkan output ADHK 2015 dengan suatu indikator produksi yang dihasilkan dari hasil pengolahan SKNP-EK 2017 serta dengan memperhatikan data pendukung lainnya seperti ekspor, tenaga kerja, dan data kualitatif. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun dasar.

c. Sumber Data

1. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS

2. Statistik Mikro dan Kecil, BPS

3. Statistik Harga Produsen, BPS

4. SKNP-EK 2017, BPS – Bekraf

5. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016

Lapangan Usaha: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

a. NTB ADHB dan ADHK

Output ADHB maupun ADHK subsektor musik pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan commodity low, yaitu dengan menghitung besarnya margin perdagangan barang-barang yang diperdagangkan dari industri pengolahan musik dan aktivitas penerbitan musik, dan buku musik. Output utama diperoleh dari perkalian antara output industri dengan rasio margin perdagangan. Output sekunder diperoleh dengan menggunakan rasio dari SUT Ekonomi Kreatif 2010. NTB ADHB diperoleh dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB.

b. Sumber Data

1. Data output sektor barang, Subdirektorat Neraca Barang BPS

2. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

3. SKSJ, BPS

4. SPPJ, BPS

Lapangan Usaha: Informasi dan Komunikasi (Swasta)

a. NTB ADHB

Nilai output ADHB subsektor musik pada lapangan usaha informasi dan komunikasi (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan menyesuaikan pertumbuhan subsektor musik dengan subsektor ilm, animasi, dan video. Hal ini dikarenakan subsektor musik merupakan bagian kecil dari industri Produksi Gambar Bergerak, Video, dan Program Televisi, Perekaman Suara dan Penerbitan (yang merupakan industri SUT dari subsektor ilm, animasi, dan video). NTB ADHB diperoleh dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB.

b. NTB ADHK

Output ADHK subsektor musik pada lapangan usaha informasi dan komunikasi (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan delasi, yaitu dengan membagi Output ADHB subsektor musik pada lapangan usaha informasi dan komunikasi tahun 2016 dengan IHK umum. NTB ADHK diperoleh dengan

36 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun 2010.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor musik pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan hasil SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor musik pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode delasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor musik pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor musik pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator produksi berupa jumlah siswa dengan indikator harga berupa output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor musik pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi mengunakan pendekatan delasi, yaitu dengan membagi PDB ADHB subsektor musik pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 dengan IHK kursus.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Lainnya (Swasta)

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor musik pada lapangan usaha jasa lainnya (swasta) tahun 2016 diperoleh dengan melakukan ekstrapolasi output ADHB tahun 2015 menggunakan pertumbuhan hasil pengolahan SKNP-EK 2017. NTB diperoleh dengan mengalikan ouput dengan rasio NTB.

b. NTB ADHK

Output ADHK subsektor musik pada lapangan usaha jasa lainnya (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan delasi, yaitu dengan membagi output ADHB subsektor musik pada lapangan usaha jasa lainnya tahun 2016 dengan IHK yang bersesuaian. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS

3. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

10. Subsektor Fesyen

Establishment yang tergolong dalam subsektor fesyen tercakup dalam lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, dan jasa pendidikan. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan PDB subsektor fesyen.

Lapangan Usaha: Industri Pengolahan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor fesyen pada lapangan usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan produksi. NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB tahun berjalan.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor fesyen pada lapangan usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan

38 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

ekstrapolasi. Output ADHK tahun 2016 dihitung dengan menggerakkan output ADHK 2015 dengan suatu indikator produksi yang dihasilkan dari hasil pengolahan SKNP-EK 2017 serta dengan memperhatikan data pendukung lainnya seperti ekspor, tenaga kerja, dan data kualitatif. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun dasar.

c. Sumber Data

1. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS

2. Statistik Mikro dan Kecil, BPS

3. Statistik Harga Produsen, BPS

4. SKNP-EK 2017, BPS – Bekraf

5. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

Lapangan Usaha: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

a. NTB ADHB dan ADHK

Output ADHB maupun ADHK subsektor fesyen pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan commodity low, yaitu dengan menghitung besarnya margin perdagangan barang-barang yang diperdagangkan dari industri pengolahan di subsektor fesyen. Output utama diperoleh dari perkalian antara output industri dengan rasio margin perdagangan. Output sekunder diperoleh dengan menggunakan rasio dari SUT Ekonomi Kreatif 2010. NTB ADHB diperoleh dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB.

b. Sumber Data

1. Data output sektor barang, Subdirektorat Neraca Barang BPS

2. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

3. SKSJ, BPS

4. SPPJ, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor fesyen pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016

produksi berupa jumlah siswa dengan indikator harga berupa output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor fesyen pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi mengunakan pendekatan delasi, yaitu dengan membagi PDB ADHB subsektor fesyen pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 dengan IHK kursus.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

11. Subsektor Aplikasi dan Game developer

Establishment yang tergolong dalam subsektor aplikasi dan game developer tercakup dalam lapangan usaha informasi dan komunikasi, jasa perusahaan, dan jasa lainnya. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan NTB subsektor aplikasi dan game developer.

Lapangan Usaha: Informasi dan Komunikasi (Swasta)

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor aplikasi dan game developer pada lapangan usaha informasi dan komunikasi (swasta) tahun 2016 diperoleh menggunakan pertumbuhan pendapatan dalam laporan keuangan perusahaan go public. Kemudian nilai NTB berlaku diperoleh dari perkalian antara output ADHB dan rasio NTB.

b. NTB ADHK

Output ADHK subsektor aplikasi dan game developer pada lapangan usaha informasi dan komunikasi (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan delasi, yaitu dengan membagi output ADHB subsektor aplikasi dan game developer pada lapangan usaha informasi dan komunikasi tahun 2016 dengan IHK umum. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun 2010.

40 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

c. Sumber Data

1. Laporan keuangan perusahaan go public, BEI

2. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor aplikasi dan game developer pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan hasil SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor aplikasi dan game developer pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode delasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Lainnya (Swasta)

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor aplikasi dan game developer pada lapangan usaha jasa lainnya (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan hasil SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor aplikasi dan game developer pada lapangan usaha jasa lainnya (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan metode delasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

12. Subsektor Penerbitan

Establishment yang tergolong dalam subsektor penerbitan tercakup

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016

dalam lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, informasi dan komunikasi, jasa perusahaan, dan jasa lainnya. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan PDB subsektor penerbitan.

Lapangan Usaha: Industri Pengolahan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor penerbitan pada lapangan usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan produksi. NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB tahun berjalan.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor penerbitan pada lapangan usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan ekstrapolasi. Output ADHK tahun 2016 dihitung dengan menggerakkan output ADHK 2015 dengan suatu indikator produksi yang dihasilkan dari hasil pengolahan SKNP-EK 2017 serta dengan memperhatikan data pendukung lainnya seperti ekspor, tenaga kerja, dan data kualitatif. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun dasar.

c. Sumber Data

1. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS

2. Statistik Mikro dan Kecil, BPS

3. Statistik Harga Produsen, BPS

4. SKNP-EK 2017, BPS – Bekraf

5. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

Lapangan Usaha: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

a. NTB ADHB dan ADHK

Output ADHB maupun ADHK subsektor penerbitan pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan commodity low, yaitu dengan menghitung besarnya margin perdagangan barang-barang subsektor penerbitan yang diperdagangkan. Output utama diperoleh dari perkalian antara output industri dengan rasio margin perdagangan. Output sekunder dihitung menggunakan

42 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

rasio terhadap output utamanya. Rasio ini diperoleh dari survei khusus. NTB ADHB diperoleh dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB.

b. Sumber Data

1. Data output sektor barang, Subdirektorat Neraca Barang BPS

2. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

3. SKSJ, BPS

4. SPPJ, BPS

Lapangan Usaha: Informasi dan Komunikasi (Swasta)

a. NTB ADHB

Output ADHB penerbitan pada lapangan usaha informasi dan komunikasi (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator pertumbuhan industri percetakan (industri pencetakan dan reproduksi media rekaman dan industri keras dan barang dari kertas). Untuk nilai NTB ADHB diperoleh antara perkalian output ADHB dengan rasio NTB.

b. NTB ADHK

Output ADHK subsektor penerbitan pada lapangan usaha informasi dan komunikasi (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan metode delasi. Output ADHK diperoleh dengan membagi output ADHBnya dengan IHP industri barang cetakan dan barang-barang dari kertas. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun 2010.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Harga Produsen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor penerbitan pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator hasil SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor penerbitan pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016

delasi, yaitu dengan membagi PDB ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

13. Subsektor Periklanan

Establishment yang tergolong dalam subsektor periklanan tercakup dalam lapangan usaha jasa perusahaan. Metode yang digunakan dalam penghitungan NTB subsektor periklanan adalah:

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor periklanan pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator pajak reklame.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor periklanan pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode delasi, yaitu dengan membagi PDB ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Keuangan dan Pemerintahan, BPS

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

14. Subsektor Televisi dan Radio

Establishment yang tergolong dalam subsektor televisi dan radio tercakup dalam lapangan usaha informasi dan komunikasi. Metode yang digunakan dalam penghitungan NTB subsektor televisi dan radio adalah:

Lapangan Usaha: Jasa Informasi dan Komunikasi (Swasta)

a. NTB ADHB

Output ADHB televisi dan radio pada lapangan usaha informasi (swasta) diestimasi menggunakan laporan perusahaan televisi dan radio yang go public. Untuk nilai NTB ADHB diperoleh antara perkalian output ADHB dengan rasio NTB.

44 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

b. NTB ADHK

Output ADHK subsektor televisi dan radio pada lapangan usaha informasi dan komunikasi (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan delasi, yaitu dengan membagi output ADHB dengan IHK yang bersesuaian. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Informasi dan Komunikasi (Pemerintah)

a. NTB ADHB

NTB ADHB televisi dan radio pada lapangan usaha informasi (pemerintah) diestimasi menggunakan data realisasi belanja pegawai dan konsumsi barang modal tetap.

b. NTB ADHK

NTB ADHB subsektor televisi dan radio pada lapangan usaha informasi dan komunikasi (pemerintah) tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan delasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB dengan indeks upah dan implisit PMTB.

c. Sumber Data

1. Realisasi belanja pegawai dan estimasi konsumsi modal tetap APBN dan APBD

15. Subsektor Seni Pertunjukan

Establishment yang tergolong dalam subsektor seni pertunjukan tercakup dalam lapangan usaha jasa perusahaan, jasa pendidikan, dan jasa lainnya. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan PDB subsektor seni pertunjukan.

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor seni pertunjukan pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator laporan keuangan perusahaan go public di bidang seni pertunjukkan.

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor seni pertunjukan pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode delasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Bursa Efek Indonesia (BEI)

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor seni pertunjukan pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator produksi berupa jumlah siswa dengan indikator harga berupa output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor seni pertunjukan pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi mengunakan pendekatan delasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor seni pertunjukan pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 dengan IHK kursus.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Lainnya (Swasta)

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor seni pertunjukan pada lapangan usaha jasa lainnya (swasta) tahun 2016 diperoleh dengan melakukan ekstrapolasi output ADHB tahun 2015 menggunakan pertumbuhan dari data hasil SKNP-EK yang telah diolah. NTB ADHB diperoleh dengan mengalikan output dengan rasio NTB yang bersesuaian.

46 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

b. NTB ADHK

Output ADHK subsektor seni pertunjukan pada lapangan usaha jasa lainnya (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan delasi, yaitu dengan membagi output ADHB dengan IHK yang bersesuaian. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS

3. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

16. Subsektor Seni Rupa

Establishment yang tergolong dalam subsektor seni rupa tercakup dalam lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, jasa perusahaan, jasa pendidikan, dan jasa lainnya. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan PDB subsektor seni rupa.

Lapangan Usaha: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor seni rupa pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan permintaan. Output merupakan penjumlahan dari pengeluaran penduduk untuk barang-barang pajangan. NTB ADHB diperoleh dengan mengalikan output dengan rasio NTB- nya.

b. NTB ADHK

Output ADHK subsektor seni rupa pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan delasi. Output ADHK diperoleh dengan membagi output ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. Susenas, BPS

2. Publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, BPS

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator hasil SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode delasi yaitu dengan membagi NTB ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator produksi berupa jumlah siswa dengan indikator harga berupa output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi mengunakan pendekatan delasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 dengan IHK kursus.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Lainnya (Swasta)

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa lainnya

48 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

(swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator hasil SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa lainnya (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan metode delasi yaitu dengan membagi NTB ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Lainnya (Pemerintah)

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa lainnya (pemerintah) tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator jasa lainnya pemerintah berupa realisasi APBN.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa lainnya (pemerintah) tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator jasa lainnya pemerintah berupa realisasi APBN.

c. Sumber Data

1. Realisasi belanja pegawai dan estimasi konsumsi modal tetap APBN dan APBD