HASIL PENELITIAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Dasar hukum penebitan Kartu Tanda Penduduk
Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan memberikan landasan hukum yang paling mendasar dari penerbitan KTP yaitu pada Pasal 3 : “ Setiap penduduk wajib melaporkan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialaminya kepada instansi pelaksana dengan memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil”. Selain itu juga terdapat Pasal
2 butir a, “ Setiap penduduk mempunyai hak untuk memperoleh dokumen kependudukan”. Kedua pasal diatas merupakan hak dan kewajiban penduduk dalam administrasi kependudukan.
Melanjutkan mengenai dokumen kependudukan, Pasal 1 Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Adminstrasi Kependudukan menjelaskan bahwa dokumen kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.
Segala sesuatu yang diterbitkan oleh instansi pelaksana, merupakan dokumen resmi yang mempunyai kekuatan hukum tanpa perlu pengakuan dari pihak manapun serta menjadi dokumen resmi yang dapat dijadikan sebagai alat bukti secara autentik.
Pada Pasal 59 Ayat (1) Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006 Pada Pasal 59 Ayat (1) Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006
59 ayat (1) memberikan penjelasan bahwa KTP merupakan salah satu dari dokumen kependudukan.
Pengaturan mengenai penerbitan KTP selanjutnya dijelaskan pada Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, peraturan tersebut lebih lanjut memberi dasar pada Pasal
38 Ayat (3), “NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan setelah dilakukan pencatatan biodata penduduk sebagai dasar penerbitan KK dan KTP pada Instansi Pelaksana tempat domisili yang bersangkutan”.
NIK tersebut dicantumkan disetiap dokumen kependudukan. NIK bersifat unik/ khas, tunggal dan melekat pada penduduk, hal itu mengartikan bahwa KTP dimiliki oleh satu orang saja karena NIK yang satu tidak akan sama dengan NIK yang lainnya.
Kemudian Pasal 63 Undang Undang 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan mendeskripsikan mengenai persyaratan pembuatan KTP, sebagai berikut :
(1) Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin atau pernah kawin wajib memiliki KTP.
(2) Orang Asing yang mengikuti status orang tuanya yang memiliki Izin Tinggal Tetap dan sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun wajib memiliki KTP.
(3) KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku secara nasional.
(4) Penduduk wajib melaporkan perpanjangan masa berlaku KTP kepada Instansi Pelaksana apabila masa berlakunya telah berakhir.
(5) Penduduk yang telah memiliki KTP wajib membawa pada saat bepergian.
(6) Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP.
Dilihat dari Ayat (6) diatas, penduduk hanya diperbolehkan memiliki satu KTP, hal ini dapat dikaitkan dengan NIK yang bersifat unik / khas, tunggal dan melekat pada penduduk seperti yang telah dijelaskan diatas.
Selanjutnya secara lebih spesifik penerbitan KTP dijabarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Dalam peraturan tersebut dapat diketahui mengenai syarat penerbitan KTP yaitu pada pasal
15 Ayat (1) :
Penerbitan KTP baru bagi penduduk Warga Negara Indonesia,
dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:
a. Telah berusia 17 (tujuh belas) tahun atau sudah kawin atau pernah kawin;
b. Surat Pengantar RT/RW dan Kepala desa/lurah;
c. Fotokopi :
1. KK;
2. Kutipan Akta Nikah/Akta Kawin bagi penduduk yang belum
berusia 17 (tujuh belas) tahun;
3. Kutipan Akta Kelahiran; dan
d. Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana bagi Warga Negara Indonesia yang datang dari
luar negeri karena pindah.
Pada Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil menjelaskan secara rinci prosedur dari penerbitan KTP.
(2) Proses penerbitan KTP di Desa/Kelurahan dilakukan dengan tata cara:
a. Penduduk mengisi dan menandatangani formulir permohonan KTP Warga NegaraIndonesia ;
b. Petugas registrasi mencatat dalam Buku Harian Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting;
c. Petugas registrasi melakukan verifikasi dan validasi data;
d. Kepala desa/lurah menandatangani formulir permohonan KTP;
e. Petugas registrasi menyerahkan formulir permohonan KTP kepada penduduk untuk dilaporkan kepada Camat.
(3) Proses penerbitan KTP di Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e, dilakukan dengan tata cara:
a. Petugas registrasi melakukan verifikasi dan validasi data penduduk;
b. Camat menandatangani formulir permohonan KTP; b. Camat menandatangani formulir permohonan KTP;
(4) Penerbitan KTP di Instansi Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, dilakukan dengan tata cara:
a. Petugas registrasi melakukan perekaman data ke dalam database
kependudukan;
b. Instansi Pelaksana menerbitkan dan menandatangani KTP.
Menurut wawancara penulis pada Kamis, 5 Januari 2012 dengan Wahyu Satyawati , selaku Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Klaten, beliau mengatakan bahwa pelaksanaan penerbitan KTP di Kabupaten Klaten mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, tidak ada peraturan lain dibawahnya yang terkait langsung dengan penerbitan KTP.
2. Data penerbitan Kartu Tanda Penduduk di Kabupaten Klaten
Data rekapitulasi kependudukan kabupaten klaten sampai pada bulan desember 2011 berdasarkan sumber database SIAK dinas kependudukan dan catatatan sipil kabupaten klaten tanggal 1 januari 2012 yang telah dicetak pada tanggal 5 januari 2012
NO KECAMATAN
PENDUDUK
KK WAJI LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH KTP
24 KLATEN UTARA
25 KLATEN TENGAH
26 KLATEN SELATAN 23.909
JUMLAH
3. Pelaksanaan penerbitan Kartu Tanda Penduduk di Kabupaten Klaten
Penerbitan KTP di Kabupaten Klaten melalui 3 (tiga) alur / proses yaitu di Desa/Kelurahan, di Kecamatan, dan di Instansi Pelaksana (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil).
Penduduk/Pemohon membawa syarat-syarat seperti yang disebutkan pada Pasal 15 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, yaitu fotokopi KK, kutipan akta kelahiran serta kutipan akta nikah bagi yang belum 17 (tujuh belas) tahun, kemudian ke RT/RW untuk dibuatkan surat pengantar ke Kelurahan setempat domisili Pemohon.
Pelaksanaan di Kelurahan, Pemohon mengisi formulir permohonan KTP Warga Negara Indonesia yang kemudian dicatat ke dalam Buku Harian Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting lalu diverifikasi oleh petugas registrasi, setelah terverifikasi dan datanya valid segera diserahkan kepada Kepala Desa/ Lurah utuk ditanda-tangani. Formulir tersebut kemudian dibawa Pemohon ke tingkat Kecamatan untuk proses selanjutnya.
Pelaksanaan di Kecamatan, petugas registrasi melakukan pengecekan terhadap berkas yang diajukan oleh Pemohon dari tingkat Kelurahan, setelah valid kemudian ditanda-tangani oleh Camat setempat untuk diteruskan proses selanjutnya.
Pelaksaan di Instansi Pelaksana/ Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Klaten, petugas registrasi mencatat berkas dari Pemohon untuk dijadikan database kependudukan, setelah itu KTP bisa langsung diterbitkan.
Dalam wawancara penulis pada Kamis, 5 januari 2012 kepada salah satu Pemohon KTP di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Klaten, yang bernama Nur Utary, bertempat tinggal di jatinom mengatakan bahwa proses pembuatan KTP yang dia jalani memang benar seperti itu, dari Kelurahan terus ke Kecamatan kemudian ke Kabupaten (Instansi Pelaksana)