Rencana Kerja

5.2 Rencana Kerja

5.2.1 Tahap Survei dan Penelitian

Tahap ini bertujuan untuk megidentifikasi kondisi eksisting kawasan strategis dan kecenderungan perkembangannya. Data dan informasi diperoleh melalui dua proses, yaitu proses survei primer dan survei sekunder. Seurvei primer merupakan kegiatan identifikasi kondisi factual kawasan perencanaan melalui observasi lapangan. Survei primer bertujuan untuk mengetahui guna lahan eksisting, intensitas pemanfaatan ruang, identifikasi sarana dan prasarana , identifikasi system transportasi, serta identifikasi struktur kawasan. Sedangkan survei sekuner merupakan identifikasi data berdasarkan data olahan instansi dan lembaga terkait Bappeda Bojonegoro, BPN, Kantor Kecamatan, Kantor Kelurahan, ESDM, aupun Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bojonegoro. Berdasarkan kedua proses tersebut, maka dapat dilakukan identifikasi potensi dan permasalahan kawasan secara makro mupun mikro. Adapun identifikasi aspek yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

A. Identifikasi fisik dan lingkungan dengan output kondisi topografi, hidrologi, dan klimatologi kawasan strategis;

B. Identifikasi guna lahan dengan output pemetaan jenis pemanfaatan lahan dan pemetaan distribusi prasarana dan sarana;

C. Identifikasi kependudukan dengan output jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, komposisi penduduk, angka kemiskinan, dan ketenagakerjaan;

D. Identifikasi karakteristik ekonomi berdasarkan arahan sebagai kawasan strategis khusus agropolitan dan migas;

E. Identifikasi transportasi pada kawasan perkotaan serta kawasan khusus agropolitan dan migas;

F. Identifikasi sarana pada kawasan perkotaan serta kawasan khusus agropolitan dan migas;

G. Identifikasi prasarana pada kawasan perkotaan serta kawasan khusus agropolitan dan migas;

H. Identifikasi struktur kawasan yang meliputi orientasi kawasan strategis dan peran serta fungsi kawasan strategis dalam konstelasi yang lebih luas.

5.2.2 Tahap Kompilasi Data

Dalam tahap ini, melalui data dan informasi yang diperoleh berdasarkan proses survei primer dan sekunder, maka dapat dilakukan kegiatan seleksi data, penggabungan dan kompliasi data melalui tabulasi data atau penyusunan data dan informasi secara sistematis disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan. Kompilsi data adalah kegiatan pengelompokkan dan penyusunan data melalui tabulasi Dalam tahap ini, melalui data dan informasi yang diperoleh berdasarkan proses survei primer dan sekunder, maka dapat dilakukan kegiatan seleksi data, penggabungan dan kompliasi data melalui tabulasi data atau penyusunan data dan informasi secara sistematis disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan. Kompilsi data adalah kegiatan pengelompokkan dan penyusunan data melalui tabulasi

5.2.3 Tahap Pengolahan Data dan Analisis

Tahapan analisa merupakan prediksi kebutuhan yang berdasarkan metode dan kriteria perencanaan serta hasil kompilasi data yang telah didapatkan sebelumnya. Berikut ini merupakan aspek-aspek yang perlu dianalisis:

A. Analisis fungsi dan peran kawasan perencanaan sebagai kawasan strategis agropolitan dan migas

B. Analisis kondisi fisik dasar, daya dukung lingkungan, dan kebencanaan

C. Analisis perkembangan sosio demografi

D. Analisis ekonomi kawasan strategis

E. Analisis system transportasi pada kawasan perkotaan serta kawasan khusus agropolitan dan migas

F. Analisis pelayanan dan proyeksi sarana perkotaan dan kawasan khusus

G. Analisis pelayanan dan proyeksi prasarana perkotaan dan kawasan khusus Selain dilakukan analisis masing-masing aspek dan penyesuaian kondisi eksisting dengan rencana tata

ruang, kemudian dilakukan analisis SWOT guna mempermudah penyusunan potensi dan permasalahan rencana sebagai berikut.

1. Analisis Strength (Kekuatan) Dari hasil analisis strength yang dilakukan maka didapatkan beberapa hal yang menjadi

kekuatan di kawasan yang dijadikan sebagai wilayah studi. Beberapa hal tersebut antara lain kondisi fisik dasar terutama topografi. Selain itu potensi ekonomi dimana kecmatan kapas merupakan kawasan strategis migas dan agropolitan, serta didukung oleh jaringan jalan arteri yang menghubungkann Surabaya dan Bojonegoro.

2. Analisis Weakness (Kelemahan) Dari hasil analisis weakness yang dilakukan maka didapat beberapa hal yang menjadi kelemahan di kawasan yang dijadikan sebagai wilayah studi yaitu terbengkalainya sarana dan prasarana perkotaan untuk permukiman warga sebab pembangunan difokuskan pada sector migas.

3. Analisis Opportunity (Peluang) Berdasarkan hasil analisis peluang yang telah dilakukan maka beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai peluang di wilayah studi antara lain arahan RTRW Kabupaten Bojonegoro yang menetapkan Kecamatan Kapas sebagai kawasan strategis migas dan agropolitan.

4. Analisis Threats (Ancaman) Berdasarkan hasil analisis threats yang telah dilakukan maka beberapa hal yang dapat dijadikan ancaman di wilayah studi antara lain aktivitas perusahaan migas yang berada di Kecamatan Kapas yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan lingkungan bahkan dapat menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat.

5.2.4 Tahap Penyusunan Rencana

Penyusunan rencana merupakan tahap akhir dari pekerjaan teknis penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Agro dan Migas Kecamatan Kapas. Dalam tahapan ini pokok-pokok pekerjaan yang dilakukan serta produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

A. Rencana Struktur Ruang Rencana struktur ruang terkait dengan pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah terutama jaringan transportasi. Rencana ini juga disesuakan dengan kawasan strategis yang terdapay pada kecamatan Kapas yaitu agro dan migas. Rencana ini dimaksudkan sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah yang memberikan layanan bagi kawasan disekitarnya.

B. Rencana Pola Ruang Rencana pola ruang terkait dengan penetapan kawasan yang dimaksudkan agar penetapan kawasan sesuai dengan aktifitas yang berada pada kawasan perencanaan, yaitu Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro.

C. Rencana Pengendalian Pemanfaatan Ruang Rencana ini dimaksudkan untuk menjaga dan mengawasi rencana implementasi pengembangan kawasan sehingga tidak mengalami kerugian pada kawasan perencanaan.

5.2.5 Tahap Penyusunan Kegiatan Rencana Akhir

Tahap penyusunan kegiatan rencana akhir merupakan tahap akhir dalam pembuatan dokumen perencanaan pengembangan wilayah Kecamatan Kapas, dimana pada tahap ini sudah terdapat hasil dari aspirasi masyarakat terkait rencana pengembangan, koreksi hasil rencana pengembangan sebelumnya, serta produk rencana pengembangan wilayah yang telah disusun berdasarkan aspirasi masyarakat dan koreksi kesalahan, dimana substansi dokumen perencanaan tersebut terdiri atas:

A. Rencana struktur ruang, meliputi:  Rencana sistem sarana dan prasarana wilayah

 Rencana sistem transportasi dan jaringan  Rencana pusat pelayanan dan fungsi wilayah

B. Rencana pola ruang, meliputi:  Rencana pola ruang kawasan strategis perkotaan

 Rencana pola ruang kawasan strategis migas  Rencana pola ruang kawasan strategis agropolitan

C. Pengendalian pemanfaatan ruang, meliputi:  Zoning regulation

5.2.6 Tahap Kegiatan Penyusunan Album Peta

Pada tahap ini, kegiatan yang diakukan berfokus pada pengumpulan peta-peta yang dibutuhkan dalam proses penyusunan rencana pengembangan wilayah, dimana peta-peta tersebut berasal dari berbagai aspek pengembangan, seperti infrastruktur, land use, transportasi, dsb. Peta-peta tersebut kemudian akan disusun menjadi satu buku berbentuk album peta wilayah perencanaan yang akan terbagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu peta kondisi eksisting, peta hasil analisis, dan peta rencana pengembangan wilayah