Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Negara Indonesia bertanggung jawab penuh terhadap kesejahteraan rakyat. Hal ini tertera pada pasal 27 ayat 2 Undang-undang dasar 1945 yang berbunyi : “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial baik material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusialaan, dan ketentaraman lahir batin yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani , dan sosial yang sebaik- baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan pancasila UU N0. 13 tahun 1998. Jumlah penduduk yang semakin pesat membuat manusia saling bersaing satu sama lain untuk mempertahakan hidup dan memperoleh kehidupan yang layak. Persaingan untuk memenuhi kebutuhan tidak tergantung oleh kelompok umur atau usia. Kini anak-anak sudah banyak yang bekerja untuk mendapatakn kebutuhan hidup yang layak, begitu juga usia remaja, dewasa dan lanjut usia. Semuanya mereka lakukan untuk memnuhi kebutuhan yang layak dan meningkatkan kesejahteraan diri mauoun keluarga. Menurut undang-undang nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas . jumlah lanjut usia diindonesia semakin tahun semakin pesat. Saat ini di Indonesia ada 23,9 juta orang tergolong lansia. Dari jumlah itu, menurut data di Kementerian Sosial, 3 juta tepatnya 2.994.330 di antaranya telantar. Indonesia termasuk lima besar negara berpenduduk lansia terbesar di dunia. Jumlahnya pun terus meningkat dari waktu ke waktu. Jika pada tahun 1970 penduduk lansia sekitar 5,3 juta jiwa 4,48 persen, tahun 1990 menjadi 12,7 juta jiwa 6,29 persen dan tahun 2000 mencapai 14,4 juta 7,18 persen. Tahun 2020 diproyeksikan menjadi 28,8 juta jiwa atau 11,34 persen dari total penduduk. Pandangan masyarakat pada umumnya terhadap lanjut usia adalah menganggapnya seperti beban . Padahal saat ini keberadaan lanjut usia sudah dipandang sebagai potensi yang bisa memberikan konstribusi dalam pembangunan. Seiring dengan angka harapan hidup yang semakin baik, maka jumlah lanjut usia semakin meningkat . Lanjut usia memiliki potensi , maka mereka perlu mendapatkan penguatan agar mereka tidak menjadi Penyandang Masalah Kesejahteraan SosialPMKS yang akan membebani keluarganya . Hal ini penting, mengingat nilai kekeluargaan didalam masyarakat sudah mulai melemah. Lanjut usia sebagai individu tetap membutuhkan teman untuk berbagai, baik dalam keluarga maupun didalam lingkungan sosialnya. Mengingat usianya yang sudah lanjut mereka memiliki keterbatasan mobilitas dan berdampak pada relasi sosial mereka. Relasi sosial menjadi sempit dan ini akan berdampak pada aspek psikologis lanjut usia itu sendiri . Mereka menjadi merasa terasing dan tidak punya harapan hidup hopeles yang lebih baik di masa tuanya . Saat ini pelayanan terhadap lanjut usia baik potensial maupun terlantar masih sangat terbatas. Layanan lanjut usia yang diselenggarakan pemerintah lebih banyak berbasis panti sosial dan lebih banyak diperntukan bagi lanjut usia non potensial. Masih banyak lanjut usia terlantar di masyarakat yang potensial. Banyak orang beranggapan bahwa setiap orang yang sudah lanjut usia sudah seharusnya merasakan kedamaian dan ketenagan yaitu bahwa para lanjut usia dapat santai menikmati hidup, hasil jerih payah nya dimasa muda. Berbgai goncangan kehidupan seakan-akan sudah berhasil dilewati. Namun kenyataanya sering ditemukan para lanjut usia yang bekerja terutama di pasar, mereka menghabiskan keseharian bekerja dipasar unutuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berbagai jenis pkerjaan dilakukan oleh lansia diantara nya sebagai tukang gerobak, penjual sayur, penjual pecah belah, pemetik cabe dan lain sebagai Jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun . Hasil observasi yang dilakukan oleh peniliti ada sekitar 20 an lanjut usia yang bekerja dipasar minggu baik itu laki-laki maupun perempuan. Lanjut usia tidak seharusnya bekerja dipasar, hal ini dikarenakan kondisi fisik yang semakin melemah. Kondisi sosial lanjut usia biasanya semakin memburuk baik terhadap keluarga maupun masyarakat. Oleh sebab itu , perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui mengetahui bagaimana kesejahteraan lanjut usia baik material maupun nonmaterial yang berkerja di pasar minggu kota bengkulu.

1.2 Rumusan masalah