b. Peralatan dan Persiapan
Bahan-bahan dan hal-hal yang harus dipersiapkan adalah :
Siapkan peralatan DLT dengan mengisi cek list dan lakukan test peralatan dengan menggunakan test box
Siapkan file input data dengan memperhatikan form yang sudah diisi dan data kalibrasi sensor-sensor
Record pemancangan untuk tiang yang akan ditest kalendering
Blowrecord untuk tiang yang ditest Blowcount
Data soil investigasi dapat berupa SONDIR, atau SPT dan data BORING
Gambar desain jembatan
Tiang yang akan ditest dipilih salah satu tiang dari kelompok tiang dan dapat tiang dengan kondisi kalendering yang besar atau tiang yang jauh dari titik berat kelompok tiang
pilar atau abutment
Tiang yang akan ditest harus dibiarkan beberapa hari 2 -7 hari agar tegangan air tanah pore pressure kembali pada kondisi sebelum pemancangan setting
Tiang yang akan ditest minimal 2 meter harus muncul dari permukaan tanah asli atau air yang ada saat pengujian
Tersedia Power Supply untuk computer dan bor listrik minimum 1000 VA
Tersedia hammer dengan kapasitas yang sama dengan yang digunakan pada saat pemancangan
c. Pelaksanaan Test DLT I Lapangan
Tiang yang akan ditest dilubangi dibor untuk meletakan sensor dan sensor harus dipasang pada tiang yang aka n ditest secara simetris
Pasang sensor dan hubungan kabel -kabel pada signal conditioning dan perangkat komputer yang dioperasikan dengan paket software DLT atau PDA tertentu
Cek kelurusan hammer dengan tiang pancang
Monitoring signal dari hammer blow
Cek signal velocity dan force dengan memperhatikan hammer centricity sekitar 100 dan kedua signal force channel 3 dan channel 4 harus tekan positif
Jika telah memenuhi persyaratan teknis lakukan monitoring untuk kurang lebih 15 pukulan
Jika belum memenuhi persyaratan cek kembali kelurusan hammer dengan tiang dan lanjutkan langkah selanjutnya
Pilih signal yang mewakili untuk digunakan pada signal matching
Gambar 22- Peralatan DLT
d. Signal matching
Tiang yang ditest dipasang transducer strain dan acceleration, pengukuran strain dilakukan pada saat adanya tumbukan hammer dan bersamaan itu juga pergerakan tiang
dicatat sebagai acceleration. Data test dari setiap hammer blow atau dari blow hammer tertentu dicatat untuk dianalisa lebih lanjut. Suatu hal yang mendasar dari tiang yang ditest
secara dynamic bahwa tahanan soil resistance pada pergerakan tiang dianggap sebagai baik statik elasto-plastic dan dynamic damped.
Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengevaluasi static resistance pada waktu test, tetapi hal ini sangat tergantung pada asumsi soil damping resistance dan biasanya hanya
digunakan bilamana soil damping resistance sudah dievaluasi dan divalidasi dengan menggunakan cara lain seperti static load testing suatu tiang.
Umumnya dianjurkan dari data yang didapatkan dari dynamic load test diikuti dengan analisa yang teliti yang mana biasanya dilakukan jauh dai lokasi tiang yang ditest
biasanya dilakukan di kantor. Analisa tersebut didasarkan pada ”wave equation philosopy” dan menggunakan program komputer dalam uraian ini diambil sebagai
contoh adalah TNOWAVE dengan pilihan SIGNAL MATCHING. Analisa teliti ini memberikan hasil yang lebih detail dibandingkan dengan yang didapat langsung dari lokasi.
Cara ini dapat menentukan daya dukung tiang dan karakteristik deformasi tiang seketika akibat beban statik.
7. PONDASI TIANG BOR BORED PILE
a. Umum
Di Indonesia pondasi jenis ini cukup populer juga meskipun peralatan yang tersedia masih terbatas dan umumnya terkonsentrasi di pulau jawa. Jenis pondasi ini prinsip kerjanya hampir
sama dengan pondasi tiang pancang. Perbedaannya terletak pada cara pemasangannya, kalau tiang pancang masuk kedalam tanah dengan kekuatan tumbukan sehingga
menimbulkan suara yang keras, tetapi lain halnya dengan bored pile yang suaranya tidak mengganggu lingkungan, sehingga jenis pondasi ini banyak digunakan di daerah
perkotaan dalam pembangunan apartemen, mall, dan gedung pencakar langit. Contoh bahan yang digali harus disimpan untuk semua tiang bor. Pengujian penetrometer untuk
bahan di lapangan harus dilakukan selama penggalian dan pada dasar tiang bor sesuai dengan yang diminta oleh Direksi Pekerjaan. Pengambilan contoh bahan ini harus selalu
dilakukan pada tiang bor pertama dari tiap kelompok.
b Pelaksanaan pengeboran :
Dibuat lubang dengan dibor sampai kedalaman sesuai gambar rencana
Sebelum pengecoran semua lubang harus utuh, dasar casing harus dipertahankan tidak lebih dari 150 cm dan tidak kurang dari 30 cm dibawah permukaan beton selama
penarikan dan operasi penempatan, kecuali ditentukan lain oleh direksi
Sampai kedalaman 3 m dari permukaan, beton yg dicor harus digetarkan dengan alat penggetar, dan sebelumnya semua kotoran dibersihkan, demikian juga bila ada air dalam
lubang bor harus dikeluarkan
Saat pencabutan casing digetarkan untuk menghindari menempelnya beton pada dinding casing
Apabila pengecoran beton didalam air atau pengeboran lumpur maka digunakan cara tremie
Tiang bor umumnya harus dicor sampai kira-kira satu meter di atas elevasi yang akan dipotong, semua beton yang lepas, kelebihan dan lemah harus dikupas dari