PEMANCANGAN DOKUMEN LELANG MOSSO (PEMILIHAN LANGSUNG 2013)

3 Bantalan Topi Tiang Pancang Panjang Followers Pemancangan tiang pancang dengan bantalan topi tiang pancang panjang sedapat mungkin harus dihindari, dan hanya akan dilakukan dengan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. 4 Tiang Pancang Yang Naik Bilamana tiang pancang mungkin naik akibat naiknya dasar tanah, maka elevasi kepala tiang pancang harus diukur dalam interval wakt u dimana tiang pancang yang berdekatan sedang dipancang. Tiang pancang yang naik sebagai akibat pemancangan tiang pancang yang berdekatan, harus dipancang kembali sampai ke dalaman atau ketahanan semula, kecuali jika pengujian pemancangan kembali pada tiang pancang yang berdekatan menunjukkan bahwa pemancangan ulang ini tidak diperlukan. 5 Pemancangan Dengan Pancar Air Water Jet Pemancangan dengan pancar air dilaksanakan hanya seijin Direksi Pekerjaan dan de-ngan cara yang sedemikian rupa hingga tidak mengurangi kapasitas daya dukung tiang pancang yang telah selesai dikerjakan, stabilitas tanah atau keamanan setiap struktur yang berdekatan. Banyaknya pancaran, volume dan tekanan air pada nosel semprot harus lah sekedar cukup untuk melonggarkan bahan yang berdekatan dengan tiang pancang, bukan untuk membongkar bahan tersebut. Tekanan air harus 5 kgcm 2 sampai 10 kgcm 2 tergantung pada kepadatan tanah. Perlengkapan harus dibuat, jika diperlukan, untuk mengalirk an air yang tergenang pada permukaan tanah. Sebelum penetrasi yang diperlukan tercapai, maka pancaran harus dihentikan dan tiang pancang dipancang dengan palu sampai penetrasi akhir. Lubang- lubang bekas pancaran di samping tiang pancang harus diisi dengan adukan semen setelah pemancangan selesai. 6 Tiang Pancang Yang Cacat Prosedur pemancangan tidak mengijinkan tiang pancang mengalami tegangan yang berlebihan sehingga dapat mengakibatkan pengelupasan dan pecahnya beton, pembelahan, pecahnya dan kerusakan kayu , atau deformasi baja. Manipulasi tiang pancang dengan memaksa tiang pancang kembali ke posisi yang sebagaimana mestinya, menurut pendapat Direksi Pekerjaan, adalah keterlaluan, dan tak akan diijinkan. Tiang pancang yang cacat harus diperbaiki atas biaya K ontraktor. Bilamana pemancangan ulang untuk mengembalikan ke posisi semula tidak memungkinkan, tiang pancang harus dipancang sedekat mungkin dengan posisi semula, atau tiang pancang tambahan harus dipancang sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. 7 Catatan Pemancangan Calendering Sebuah catatan yang detil dan akurat tentang pemancangan harus disimpan oleh Direksi Pekerjaan dan Kontraktor harus membantu Direksi Pekerjaan dalam menyimpan catatan ini yang meliputi berikut ini : jumlah tiang pancang, posisi, jenis, ukuran, panjang aktual, tanggal pemancangan, panjang dalam pondasi telapak, penetrasi pada saat penumbukan terakhir, enerji pukulan palu, panjang perpanjangan, panjang pemotongan dan panjang akhir yang dapat dibayar. 8 Rumus Dinamis untuk Perkiraan Kapasitas Tiang Pancang Kapasitas daya dukung tiang pancang harus diperkirakan dengan menggunakan rumus dinamis Hiley. Kontraktor dapat mengajukan rumus lain untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. e f WH W + n 2 W p P u = --------------------------- X ------------- S + C 1 + C 2 + C 3 2 W + P P u : Kapasitas daya dukung batas ton P a : Kapasitas daya dukung yang diijinkan ton e f : Efisiensi palu e f = 1,00 untuk palu diesel e f = 0,75 untuk palu yang dijatuhkan dengan tali dan gesekan katrol W : Berat palu atau ram ton W : Berat tiang pancang ton n : Koefisien restitusi n = 0,25 untuk tiang pancang beton H : Tinggi jatuh palu m H = 2 H’ untuk palu diesel H’ = tinggi jatuh ram S : Penetrasi tiang pancang pada saat penumbukan terakhir, atau “set” m C 1 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk kepala tiang dan pur m C 2 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk deformasi elastis dari batang tiang pancang m C 3 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk gempa pada lapangan m N : Faktor Keamanan

6. PENGUJIAN TIANG

6.1. Pengujian dengan Static Load Test SLT a.Umum

Pengujian tiang dilaksanakan untuk mengetahui dengan pasti daya dukung dari jenis pondasi pada setiap jembatan. Jumlah tiang pancang yang diuji tidak kurang dari satu atau tidak lebih dari empat untuk setiap jembatan. Pengujian tiang dapat dilaksanakan di dalam atau di luar keliling pondasi, dan dapat menjadi bagian dari pekerjaan yang permanen. Beban-beban untuk pengujian pembebanan tidak boleh diberikan sampai beton mencapai kuat tekan minimum 95 dari kuat tekan beton berumur 28 hari, namun dapat juga menggunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi high early- strength-cement, jenis III atau IIIA untuk beton dalam tiang pengujian pembebanan dan untuk tiang tarik. b . Peralatan Peralatan yang digunakan adalah peralatan yang disetujui dan cocok untuk mengukur beban tiang dan penurunan tiang pancang dengan akurat dalam setiap peningkatan beban, peralatan tersebut harus mempunyai kapasitas kerja tiga kali beban rancangan untuk tiang yang akan diuji yang ditunjukkan dalam Gambar. Titik referensi untuk mengukur pen urunan settlement tiang pancang harus dipindahkan dari tiang uji untuk meng -hindari semua kemungkinan gangguan yang akan terjadi. Semua penurunan tiang pancang yang dibebani harus diukur dengan peralatan yang memadai, seperti alat peng-ukur gauges tekanan, dan harus diperiksa dengan alat pengukur elevasi. Gambar .21 Peralatan Percobaan Pembebanan c . Pelaksanaan Pembebanan Peningkatan lendutan akan dibaca segera setelah setiap penambahan beban diberikan dan setiap interval 15 menit setelah penambahan beban tersebut. Beban yang aman dan diijinkan adalah 50 beban yang telah diberikan selama 48 jam secara terus menerus menyebabkan penurunan tetap permanent settlement tidak lebih dari 6,5 mm yang diukur pada puncak tiang. Beban pengujian harus dua kali beban rancangan yang ditunjukkan dalam Gambar. Beban pertama yang harus diberikan pada tiang percobaan adalah beban rancangan tiang pancang. Beban pada tiang pancang dinaikkan sampai mencapai dua kali beban rancangan dengan interval tiga kali penambahan beban yang sama. Setiap penambahan beban harus dalam interval waktu minimum 2 jam, kecuali jika tidak terdapat penam - bahan penurunan kurang dari 0,12 mm dalam interval waktu 15 menit akibat penam - bahan beban sebelumnya. Bilamana kekuatan tiang uji untuk mendukung beban pengujian diragukan, penambahan beban harus dikurangi sampai 50 masing-masing beban pengujian, sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan agar kurva keruntuhan yang halus dapat digambar. Beban pengujian penuh harus dipertahankan pada tiang uji dalam waktu tidak kurang dari 48 jam. Kemudian beban ditiadakan dan penurunan permanen dibaca. Bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan, pembebanan diteruskan melebihi 2 kali beban rancangan dengan penambahan beban setiap kali 10 ton sampai tiang runtuh atau kapasitas peralatan pembebanan ini dilampaui. Tiang pancang dapat dianggap runtuh bila penurunan total akibat beban melebihi 2,5 cm atau penurunan permanen melebihi 6,5 mm. Setelah pengujian pembebanan selesai dilaksanakan, beban-beban yang digunakan harus disingkirkan, dan tiang pancang, termasuk tiang tarik dapat digunakan untuk struktur bilamana oleh Direksi Pekerjaan dianggap masih memenuhi ketentuan untuk digunakan. Tiang uji yang tidak dibebani harus digunakan seperti di atas. Jika setiap tiang pancang setelah digunakan sebagai tiang uji atau tiang tarik dianggap tidak memenuhi ketentuan untuk digunakan dalam struktur, harus segera disingkirkan bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, atau harus dipotong sampai di bawah permukaan tanah atau dasar pondasi telapak, mana yang dapat dilaksanakan. Jumlah dan lokasi tiang uji untuk pengujian pembebanan akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Untuk tiang dengan diameter lebi h dari 600 mm jumlah ini tidak boleh kurang dari satu dan tidak lebih dari tiga untuk setiap jembatan; untuk tiang dengan diameter kurang dari dan sampai dengan 600 mm jumlah tiang tidak boleh kurang dari satu untuk setiap 30 tiang.

d. Pelaporan

Laporan yang harus dibuat untuk setiap pengujian pembebanan meliputi dokumen dokumen berikut ini :  Denah pondasi  Lapisan stratifikasi tanah  Kurva kalibrasi alat pengukur tekanan  Gambar diameter piston dongkrak  Grafik pengujian dengan absis untuk beban dalam ton dan ordinat untuk penu - runan settlement dalam desimal mm.  Tabel yang menunjukkan pembacaan alat pengukur tekanan dalam atmosfir, beban dalam ton, penurunan dan penurunan rata -rata dimana semua itu meru pakan fungsi dari waktu tanggal dan jam. Bilamana kapasitas daya dukung yang aman dari setiap tiang pancang, diketahui kurang dari beban rancangan, maka tiang pancang harus diperpanjang atau diperbanyak sesuai dengan yang diperintahkan oleh Direksi Peke rjaan.

6.2. Pengujian dengan Dynamic Load Test DLT a.

Umum Test dengan beban statis merupakan metode terbaik dan juga merupakan yang termahal untuk menentukan daya dukung suatu tiang. Pembebanan secara static yang merupakan uji skala penuh dilakukan dengan memberikan beban yang lebih besar dari beban rencana seperti yang telah dijelaskan diatas. Metode Static Load Test SLT ini memerlukan banyak waktu time consuming. Test dengan beban dinamis atau Dynamic Load Test DLT adalah metode lain yang lebih ekonomis dan efisien. Test pembebanan tiang secara dinamis ini menggunakan peralatan FPDS Foundation Pile Diagnostic System berikut software PDA Pile Driving Analyis tertentu misalnya PDI dari USA, TNO dari Belanda, CEBTP dari Perancis dan PID dari Swedia. Dengan menggunakan system ini, beban diberikan secara dinamik pada kepala tiang dengan menggunakan hammer pemancang. Dengan memberikan blow pukulan dari hammer pemancang, signal acceleration percepatan dan strain regangan dari tiang dicatat dan direkam oleh computer. Dari dua signal tersebut dapat diperoleh signal velocity-time dan force-time dan kemudian tahanan pemancangan dinamis dynamic driving resistance dapat ditentukan.

b. Peralatan dan Persiapan

Bahan-bahan dan hal-hal yang harus dipersiapkan adalah :  Siapkan peralatan DLT dengan mengisi cek list dan lakukan test peralatan dengan menggunakan test box  Siapkan file input data dengan memperhatikan form yang sudah diisi dan data kalibrasi sensor-sensor  Record pemancangan untuk tiang yang akan ditest kalendering  Blowrecord untuk tiang yang ditest Blowcount  Data soil investigasi dapat berupa SONDIR, atau SPT dan data BORING  Gambar desain jembatan  Tiang yang akan ditest dipilih salah satu tiang dari kelompok tiang dan dapat tiang dengan kondisi kalendering yang besar atau tiang yang jauh dari titik berat kelompok tiang pilar atau abutment  Tiang yang akan ditest harus dibiarkan beberapa hari 2 -7 hari agar tegangan air tanah pore pressure kembali pada kondisi sebelum pemancangan setting  Tiang yang akan ditest minimal 2 meter harus muncul dari permukaan tanah asli atau air yang ada saat pengujian  Tersedia Power Supply untuk computer dan bor listrik minimum 1000 VA  Tersedia hammer dengan kapasitas yang sama dengan yang digunakan pada saat pemancangan

c. Pelaksanaan Test DLT I Lapangan

 Tiang yang akan ditest dilubangi dibor untuk meletakan sensor dan sensor harus dipasang pada tiang yang aka n ditest secara simetris  Pasang sensor dan hubungan kabel -kabel pada signal conditioning dan perangkat komputer yang dioperasikan dengan paket software DLT atau PDA tertentu  Cek kelurusan hammer dengan tiang pancang  Monitoring signal dari hammer blow  Cek signal velocity dan force dengan memperhatikan hammer centricity sekitar 100 dan kedua signal force channel 3 dan channel 4 harus tekan positif