S3 PTK2007 PPS UNY
91
Reformulasi Pendidikan Kejuruan dan Vokasi Indoneia Abad 21
c. Sistem Pendidikan yang berkelanjutan dan fleksibel
Sistem yang memungkinkan tamatan diklat kejuruan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi program
diploma melalui suatu proses artikulasi yang mengakui dan menghargai kompetensi yang diperoleh dari pendidikan dan
pengalaman kerja. Sistem ini menerapkan prinsip multi exit multi entry. Prinsip ini
memungkinkan siswa pendidikan kejuruan SMK yang telah memiliki sejumlah kompetensi, mendapatkan kesempatan kerja
di dunia kerja, maka siswa tersebut dimungkinkan untuk meninggalkan sekolah. Jika siswa tersebut berkeinginan
kembali untuk masuk pendidikan sekolah untuk menyelesaikan program pendidikannya SMK maka sekolah
harus membuka diri menerimanya dan bahkan mengakui dan menghargai keahlian yang diperoleh siswa yang bersangkutan
dari pengalaman kerjanya. Di samping itu juga dimungkinkan adanya perpindahan
jalur dari jalur akademik ke jalur profesionalvokasional dan sebaliknya melalui bridging training atau bridging course.
Bridging training diperuntukkan bagi siswa jalur akademik yang akan pindah jalur ke jalur profesionalvokasional, sedang
bridging course diperuntukkan bagi siswa program diklat kejuruan yang pindah jalur ke jalur akademik.
S3 PTK2007 PPS UNY
92
Reformulasi Pendidikan Kejuruan dan Vokasi Indoneia Abad 21
d. Mengakui kompetensi yang diperoleh sebelumnya
Pengalaman kerja seseorang mampu membentuk kemampuan mengerjakan sesuatu pekerjaan kompetensi
bagi orang tersebut. Dengan demikian system pendidikan dan pelatihan kejuruan harus mampu memberikan pengakuan dan
penghargaan terhadap kompetensi yang dimiliki oleh seseorang dimanapun dan dengan cara apapun diperoleh. Hal ini akan
memotivasi seseorang yang telah mempunyai kompetensi tertentu dari pengelaman kerja berusaha untuk mendapatkan
pengakuan sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan dan latihan lanjutan.
e. Mengintegrasikan antara Pendidikan dan Pelatihan Secara Terpadu
Dunia kerja memberikan penghargaan seseorang berdasarkan kompetensi dan produktivitas kerja tanpa melihat
apakah kompetensi itu diperoleh dari satuan pendidikan, pelatihan atau pengalaman kerja. Dengan demikian diperlukan
system yang akan memberikan artikulasi antara program pelatihan kejuruan dengan program pendidikan kejuruan.
Sistem ini mengemas pendidikan dalam bentuk paket-paket kompetensi kejuruan sehingga akan memudahkan pengakuan
dan penghargaan terhadap program pelatihan yang berbasis kompetensi. Sistem ini perlu standarisasi kompetensi.
Kompetensi yang terstandar tersebut dapat dicapai melalui program pendidikan, program pelatihan, dan bahkan
berdasarkan pengalaman kerja. Dengan demikian diperlukan
S3 PTK2007 PPS UNY
93
Reformulasi Pendidikan Kejuruan dan Vokasi Indoneia Abad 21
pengintegrasian antara program pendidikan dengan program pelatihan.
3. Pendidikan Berbasis Potensi