Tempat dan Waktu Pelaksanaan
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
1. Tempat Penelitian
Tempat atau lokasi pelaksanaan yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti (H.B. Sutopo, 2006: 60). Sumber tempat yang dimaksud adalah tempat di mana penelitian dilaksanakan. Penelitian ini mengambil lokasi di objek wisata Umbul Sewu Pengging, Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah. Dari pemahaman lokasi dan lingkungan peneliti secara cermat mengkaji dan secara kritis menarik kemungkinan kesimpulan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan setelah disetujuinya judul skripsi ini pada bulan Januari 2012 dan berakhir sampai terselesaikannya penulisan penelitian ini yakni Juli 2012. Tabel 1. Waktu Penelitian
No Jenis Kegiatan
Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
1. Pengajuan proposal
2. Permohonan ijin
3. Membuat instrumen
4. Pengumpulan data
5. Analisis data
6. Kesimpulan
7. Penyusunan laporan
1. Bentuk Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif karena menggunakan metode penelitian kualitatif dan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, bukan angka-angka. Hadari Nawawi dan Mimi Martini (2005: 174) mengemukakan bahwa, “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau
memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau sebagaimana adanya (natural setting) dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol- simbol atau bilangan”.
Menurut Bodgan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (1996: 3) bahwa,
“Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati”. Hadari Nawawi dan Mimi Martini (2005: 72) merumuskan pengertian
metode diskriptif dan memberikan batasan sebagai berikut : Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah
yang diselidiki, dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Metode deskriptif memusatkan perhatiannya pada penemuan fakta-fakta (fact finding) sebagaimana keadaan sebenarnya.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi. Dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan hipotesis, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel yang diteliti.
Adapun ciri-ciri pokok dari metode deskriptif adalah a. memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang aktual, b. menggambarkan fakta-fakta Adapun ciri-ciri pokok dari metode deskriptif adalah a. memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang aktual, b. menggambarkan fakta-fakta
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif dengan mendiskripsikan perkembangan Umbul Sewu dan pengaruhnya terhadap
sosial ekonomi masyarakat Pengging dan sekitar. Penelitian yang dihasilkan
berupa perilaku yang dapat diamati pada saat sekarang dan kata-kata tertulis atau lisan dari pengelola Umbul Sewu, masyarakat, wisatawan, pedagang dan pejabat Dinas Pariwisata Boyolali. Peneliti menggali data yang ada melalui wawancara, observasi dan analisis dokumen.
2. Strategi Penelitian
Ditinjau dari inti masalah yang diselidiki, teknik, alat yang digunakan, serta tempat dan waktu penelitian yang dilakukan, penelitian deskriptif kualitatif terdiri atas beberapa jenis dan diantaranya adalah studi kasus. Studi kasus merupakan strategi penelitian yang fokus permasalahanya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata, di mana batasan antara fenomena dengan konteks tersebut tidak jelas, sehingga perlu banyak
sumber-sumber fakta (Robert.K.Yin, 1997:1). Studi kasus atau penelitian kasus
(case study) adalah penelitian tentang status subyek penelitian yang dimaksud berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat (Moh.Nazir, 2005:57).
Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus terpancang tunggal. Menurut Yin penelitian studi kasus adalah suatu penelitian yang menyelidiki sebuah fenomena aktual yang terjadi dalam konteks kehidupan,
pengembangan pariwisata yang dilakukan terhadap Umbul Sewu Pengging, serta pengaruh atau manfaat yang ditimbulkan dari pengembangan pariwisata tersebut terhadap masyarakat di sekitarnya. Menggunakan studi kasus terpancang karena variabel yang menjadi permasalahan telah ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti. Terpancang tunggal karena dalam penelitian ini peneliti terarah pada satu karakteristik, artinya penelitian ini hanya dilakukan pada satu sasaran. Sasaran penelitian adalah meneliti kegiatan kepariwisataan di Umbul Sewu Pengging. Menurut Sutopo pada penelitian terpancang peneliti sudah memilih dan menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan studinya (Sutopo, 2006:139). Dalam penelitian ini sasaran yang akan diteliti sudah ditentukan sebelum peneliti terjun ke lapangan dengan mengambil aspek yaitu
lingkungan Umbul Sewu Pengging yang terletak di Kelurahan Bendan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah.