Uji asumsi klasik yang digunakan hanya terbatas pada ketiga uji diatas, sedangkan uji multikolinearitas tidak digunakan, karena
multikolinearitas merupakan suatu kondisi dimana terdapat korelasi antara variabel-variabel independen suatu penelitian, atau dengan kata lain
bersifat orthogonal. Variabel independen yang orthogonal adalah variabel yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.
d. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengatahui ada tidaknya hubungan linear diantara variabel bebas dalam model regresi. Variabel
bebas tidak menunjukkan gejala multikolinearitas hasil uji VIF menunjukkan nilai kurang dari 5 VIF 5.
3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis diuji dengan uji t bertujuan untuk menguji apakah variabel independen yaitu pengaruh struktur modal dan pertumbuhan secara parsial
berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan.
a. Koefisien Determinasi - R
2
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1 0 ≤ koefisien
determinasi R
2
≤ 1 atau antara 0 sampai dengan 100. Nilai R
2
yang kecil mengindikasikan bahwa kemampuan variabel-variabel independen
Universitas Sumatera Utara
dalam menjelaskan variasi variabel dependen adalah amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Imam Ghozali, 2009: 83
b. Uji- t
Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikansi individual. Uji-t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:
H : b = 0 : DAR, DER, LDAR, LDER dan GW tidak mempunyai
pengaruh terhadap PBV. H
a
: b ≠ 0 : DAR, DER, LDAR, LDER dan GW mempunyai pengaruh
terhadap PBV Kriteria pengambilan keputusan:
H
a
diterima jika t-hitung t-tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0,05
H
a
ditolak jika t-hitung t-tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0,05
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Aborsi, Joshua. Analisis hubungan antara struktur modal dan ROE untuk menunjukan hubungan signifikan antara rasio total hutang dan jumlah
aktiva pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Diponegoro. 2005.
Brigham, E.F., dan J. Houston. Manajemen Keuangan. Penerjemah Hermawan Wibowo. Edisi Kedelapan. Edisi Indonesia. Buku II. Jakarta: Erlangga.
2001. Carningsih. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Hubungan Antara
Kinerja Keuangan Dengan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. online, www.google.com. 2008.
Christianti, A. Penentuan Perilaku Kebijakan Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta : Hipotesis Static Trade-off atau
Pecking Order Theory. Seminar Nasional Akuntansi. 2006. Hanafi M Mamduh, Halim Abdul. Analisis Laporan Keuangan. Edisi kedua.
AMP-YKPN. Yogyakarta, 2003. Husnan, Suad, Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan Keputusan Jangka
Panjang, Yogyakarta : BPFE. 2001. Irawati, Susan. Manajemen Keuangan. Pustaka. Bandung. 2006.
Kusumadilaga, K Manajemen Keuangan: Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Edisi 9.
Indeks. Jakarta. 2010. Modigliani, F. and M. Miller, “The cost of capital, corporate finance, and the
theory of investment”, The American Economic Review 483, pp.291– 297. 1958.
Munawir, S., Manajemen Keuangan. Lyberti. Yogyakarta. 2001. Myers, S.C., The Capital Structure Puzzle, Journal of Finance. Vol. 39 1997.
Pornsit Jiraporn and Yixin Liu. Analisis hubungan antara struktur
modal,pergerakan saham dan nilai perusahaan,journal international of accounting,.2007.
Universitas Sumatera Utara
Putrakrisnanda. Analisis laporan terhadap laporan keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja nilai perusahaan.Universitas Padjajaran,2005
No:32 Vol:33. 2009. Riyanto, Bambang. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE,
2001. Robert, Ang.. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia: Jakarta.
1997. Sartono. Materi Pokok Manajemen Keuangan. Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka. Jakarta. 2008. Soliha dan Taswan Kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan,Universitas negeri Jogjakarta. 2002. Sriwardany. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Struktur
Modal dan Dampaknya terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Tbk. Tesis PascasarjanaUniversitas Sumatera
Utara. Medan. 2006.
Sugihen. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Produktivitas Aktiva dan Kinerja Keuangan Serta Nilai Perusahaan Industri Manufaktur di
Indonesia.Disertasi. online, www.google.com
, 2003. Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kesembilan: CV Alfabeta, Bandung.
2006. Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis: PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta. 2006.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan Ekonomi
Nasional. Bursa Efek Jakarta berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan Pasar Modal Indonesia yang stabil.
Sejarah Bursa Efek Jakarta berawal dari berdirinya Bursa Efek di Indonesia pada abad 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda, Bursa Efek
pertama Indonesia didirikan di Batavia, pusat pemerintah kolonial Belanda dan dikenal sebagai Jakarta saat ini.
Bursa Batavia sempat ditutup selama periode Perang Dunia Pertama dan kemudian dibuka lagi pada 1925. Selain Bursa Batavia, pemerintah kolonial juga
mengoperasikan Bursa Paraler di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan Bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia. Pada 1952,
tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, Bursa Saham di buka lagi di Jakarta dengan memperdagangkan Saham dan Obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan-perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan Bursa Saham kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada
tahun 1956. Tidak sampai 1977, Bursa Saham di buka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar
Modal Bapepam, institusi baru di bawah Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar sahampun mulai meningkat dan mencapai
puncaknya tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar finansial dan sektor swasta.
Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa saham diswastanisasi menjadi PT Bursa Efek Jakarta BEJ. Swastanisasi Bursa Saham menjadi PT BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi
Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM. Tahun 1995 adalah tahun BEJ memasuki babak baru. Pada 22 Mei 1995, BEJ
meluncurkan Jakarta Automated Trading System JATS, sebuah sistem perdagangan
Universitas Sumatera Utara