otomasi yang menggantikan sistem perdagangan manual. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih
menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan dibanding sistem perdagangan manual.
Pada tahun 2007 terjadi penggabungan Bursa Efek Surabaya BES ke Bursa Efek Jakarta BEJ dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI. Pada tanggal 2
Maret 2009 peluncuran perdana sistem perdagangan baru PT. Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG
4.1.2. Struktur Kelembagaan Pasar Modal
Pasar modal secara struktural berada di bawah Departemen Keuangan Republik Indonesia. Pelaksanaan dan pengawasan perdagangan efek dipegang oleh otoritas
bursa efek, yaitu PT. Bursa Efek Indonesia. Perusahaan efek atau sekurities berperan menjalankan fungsi sebagai penjamin emisi efek, perantara perdagangan, dan
manajer investasi, seperti tertera pada Gambar 4.1. Gambar 4.1. Struktur Kelembagaan Pasar Modal
Menteri Keuangan Republik Indonesia
Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM
LPP Bursa Efek BEJBES LKP
Perusahaan Efek Penjamin
Emisi under PerantaraPedaga
ng brokerdealer Manajer Investasi
Investment
Profesi Penunjang
Akuntan Notaris
Penilai
Lembaga Penunjang
Kustodian Badan Administrasi Efek
Penanggung Penanggung
Pemeringkat Efek
Emiten Perusahaan
Investor IndividuInstitu
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan efek adalah perusahaan yang telah mendapat izin usaha dari Bapepam untuk dapat melakukan kegiatan sebagai penjamin emisi efek,
perantara pedagang efek, atau manajer investasi, atau kegiatan lain yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bapepam. Peraturan Pemerintah
No. 45 Tahun 1995 Pasal 32 menyebutkan bentuk perusahaan efek berupa perusahaan yang sahamnya dimiliki seluruhnya oleh warga Negara RI dan atau
berbadan hukum; atau perusahaan patungan yang sahamnya dimiliki oleh WNRI dan atau badan hukum Indonesia dan WNA atau badan hukum asing.
4.1.3. Debt to Asset Ratio DAR
Debt to asset ratio DAR atau disebut juga rasio utang terhadap asset digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai dengan total
utang dimana semakin tinggi ratio ini semakin besar modal pinjiman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan perusahaan. Data laba
per lembar saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Debt to Asset Ratio DAR
Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 – 2012
Persen
No. Kode
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Rataan 1
APLN
0.45 0.52
0.54 0.50
2 BKDP
0.48 0.51
0.62 0.54
3 CTRP
0.26 0.28
0.27 0.27
4 ELTY
0.17 0.14
0.13 0.15
5 JIHD
0.36 0.51
0.57 0.48
6 LPKR
0.18 0.23
0.34 0.25
7 PWON
0.06 0.07
0.16 0.10
8 SMDM
0.29 0.35
0.45 0.36
9 ASRI
0.79 0.71
0.45 0.65
10 BKSL
0.44 0.21
0.33 0.33
11 CTRS
0.34 0.32
0.31 0.32
12 EMDE
0.50 0.38
0.38 0.42
13 KPIG
0.07 0.19
0.29 0.18
14 MDLN
0.66 0.64
0.64 0.65
15 PWSI
0.56 0.48
0.47 0.50
16 SMRA
0.51 0.43
0.24 0.39
17 BAPA
0.45 0.51
0.53 0.50
Universitas Sumatera Utara
18 BSDE
0.12 0.06
0.07 0.08
19 DART
0.13 0.07
0.08 0.09
20 FMII
0.67 0.61
0.66 0.65
21 LAMI
0.56 0.49
0.48 0.51
22 MKPI
0.41 0.45
0.51 0.46
23 RBMS
0.32 0.29
0.31 0.31
24 BCIP
0.12 0.09
0.32 0.18
25 COWL
0.64 0.60
0.58 0.61
26 DILD
2.23 2.24
2.24 2.24
27 GMTD
0.04 0.06
0.07 0.06
28 PWSI
0.45 0.37
0.36 0.39
29 LCGP
0.39 0.27
0.25 0.30
30 MILA
0.45 0.52
0.54 0.50
31 SCBD
0.47 0.55
0.57 0.53
32 BIPP
0.47 0.53
0.59 0.53
33 DUTI
0.26 0.30
0.28 0.28
34 AISA
0.20 0.18
0.17 0.18
35 AKRA
0.36 0.44
0.56 0.45
36 AQUA
0.18 0.25
0.34 0.26
37 ARNA
0.08 0.10
0.18 0.12
38 BRAM
0.29 0.34
0.47 0.37
39 BTON
0.67 0.55
0.50 0.57
40 CTBN
0.43 0.35
0.40 0.39
Universitas Sumatera Utara
41 DLTA
0.44 0.41
0.38 0.41
42 FAST
0.45 0.37
0.36 0.39
43 IGAR
0.08 0.18
0.30 0.19
44 IKBI
0.56 0.49
0.49 0.51
45 INAI
0.66 0.53
0.53 0.57
46 INDR
0.55 0.47
0.39 0.47
47 INTA
0.43 0.56
0.58 0.52
48 JECC
0.14 0.08
0.09 0.10
49 JPRS
0.13 0.07
0.08 0.09
50 KBLM
0.67 0.61
0.66 0.65
51 KDSI
0.56 0.47
0.49 0.51
52 LION
0.44 0.48
0.54 0.49
53 LTLS
0.34 0.27
0.32 0.31
54 MAIN
0.14 0.09
0.30 0.18
55 MASA
0.68 0.59
0.56 0.61
56 MREK
2.21 2.24
2.24 2.23
57 MRAT
0.04 0.06
0.08 0.06
58 MTDL
0.38 0.26
0.24 0.29
59 MYOR
0.27 0.16
0.17 0.20
60 PICO
0.51 0.55
0.60 0.55
61 RTDX
0.34 0.36
0.41 0.37
62 SMSM
0.23 0.28
0.31 0.27
63 SQBI
0.42 0.45
0.45 0.44
Universitas Sumatera Utara
64 TBLA
0.61 0.66
0.68 0.65
65 TRST
0.79 0.71
0.45 0.65
66 UNIC
0.44 0.21
0.33 0.33
67 VOKS
0.39 0.27
0.25 0.30
68 GPRA
0.45 0.52
0.54 0.50
69 LPCK
0.67 0.55
0.50 0.57
70 MORE
0.43 0.35
0.40 0.39
71 SIIP
0.44 0.41
0.38 0.41
Sumber: http:www.jdx.co.id dan data masing-masing perusahaan
Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa rata-rata rasio utang terhadap asset perusahaan manufaktur berkisar 0,06 - 2,24 . Semakin besar rasio ini maka
semakin besar modal pinjiman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan perusahaan. Ini berarti rata-rata modal pinjaman
perusahaan semakin sedikit.
4.1.4. Debt to Equity Ratio DER