Cara Menghitung dan Melakukan Evaluasi
3.4.3. Cara Menghitung dan Melakukan Evaluasi
Evaluasi kualifikasi untuk pra dan pasca kualifikasi dilakukan secara kualitatif dan untuk teknis kualifikasi dilakukan secara kuantitatif dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Evaluasi kualifikasi secara kualitatif
Evaluasi secara kualitatif dilakukan dengan cara memeriksa apakah peserta lelang/ seleksi memiliki seluruh unsur yang menjadi persyaratan. Apabila terdapat satu atau lebih persyaratan yang tidak dimiliki maka peserta lelang/ seleksi akan dinyatakan gugur. Berikut ini contoh sederhana evaluasi secara kualitatif:
Nama Peserta
: PT. ABC
Tanggal Pemeriksaan
: 2 Desember 2011
Petunjuk : I silah kolom status unsur dengan tanda (v)
Kualifikasi Administrasi
Status Unsur
No Unsur Kriteria Ada Tidak
Formulir isian
Ditandatangani oleh yang berhak
kualifikasi
sesuai akte notaris
Ijin Usaha yang
Mempunyai ijin usaha
dimiliki Pernyataan tertulis
Menyatakan bahwa tidak dalam
calon penyedia
pengawasan pengadilan
3 Menyatakan bahwa tidak bangkrut
Menyatakan bahwa tidak sedang √
dihentikan kegiatan usahanya
Tabel 3.6 Kertas kerja PT. ABC
Contoh di atas mendeskripsikan bahwa evaluasi secara kualitatif cukup dilakukan dengan memeriksa ada atau tidak suatu unsur pada dokumen kualifikasi yang dimasukkan oleh peserta lelang/ seleksi. Pada contoh tersebut PT. ABC tidak memiliki unsur “menyatakan
888 94 LK PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
BAB BAB BAB BAB BAB
Modul Evaluasi Dokumen Penawaran
bahwa tidak sedang dihentikan kegiatan usahanya” sehingga PT. ABC langsung dinyatakan GUGUR.
Pada evaluasi kualifikasi secara kualitatif ini, tim pemeriksa perlu memiliki pemahaman mengenai konsep dan cara menghitung Kemampuan Dasar (KD) dan Sisa Kemampuan Paket (SKP). Kedua hal tersebut dapat dipelajari pada bagian 2.3.1.dan 2.3.2.
Pada evaluasi kualifikasi untuk pemilihan penyedia barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya, seluruh peserta yang lolos akan memasuki tahap selanjutnya yaitu pembuktian dokumen kualifikasi. Tahap ini akan dijelaskan pada bagian 3.4.4.
Khusus untuk evaluasi kualifikasi untuk pemilihan penyedia jasa konsultansi badan dan perorangan, apabila terdapat 5 sampai 7 (5-7) atau lebih dari 7 (> 7) peserta yang lolos evaluasi kualifikasi secara kualitatif maka perlu dilakukan evaluasi kualifikasi secara kuantitatif.
2. Evaluasi kualifikasi secara kuantitatif
Konsep dasar evaluasi ini telah dijelaskan pada bagian 2.3.3. mengenai evaluasi kualifikasi teknis secara kuantitatif. Evaluasi ini hanya dilakukan pada pemilihan penyedia jasa konsultansi badan dan perorangan apabila terdapat 5 sampai 7 (5-7) atau lebih dari 7 (> 7) peserta yang lolos evaluasi kualifikasi secara kualitatif. Sesuai dengan Lampiran Perpres 54 tahun 2010, kualifikasi teknis yang dinilai terdiri dari unsur :
- Pengalaman perusahaan dengan bobot 50% - 60% . - Tenaga ahli tetap yang dimiliki dengan bobot 40% - 50% .
Langkah-langkah penilaian kualifikasi teknik adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasikan unsur-unsur yang dinilai dan bobot masing-masing unsur yang
tertuang pada dokumen pengadaan.
2. Mengidentifikasikan tata cara penilaian setiap unsur yang tertuang pada dokumen
pengadaan.
3. Melakukan penilaian terhadap dokumen persyaratan kualifikasi teknis dari masing-
masing peserta pemilihan yang memenuhi persyaratan kualifikasi.
4. Menggabungkan nilai kualifikasi teknik (NKT) dengan cara :
NKT = bobot unsur pengalaman X nilai unsur pengalaman + bobot unsur tenaga ahli X nilai unsur tenaga ahli.
L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah PP LK
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
BAB BAB BAB BAB BAB
Modul Evaluasi Dokumen Penawaran
5. Melakukan pemeringkatan berdasarkan nilai kualifikasi teknis.
CONTOH
Perusahaan konsultan ABC, JKL, dan XYZ yang sedang mengikuti proses pra-kualifikasi dan akan dievaluasi pengalaman perusahaan dan tenaga ahli yang dimiliki. Misalkan evaluasi pada pengalaman perusahaan adalah sebagai berikut:
Pengalaman pada Pekerjaan Jasa
Pengalaman Sejenis (A)
Nilai Kontrak Tertinggi pada paket pengadaaan sejenis (B)
Bobot Perusahaan Score = Nilai
Nama
Nilai Kontrak
Jumlah
Nilai Kontrak
Tertinggi terhadap Nilai Bobot
Score = Total Nilai Nilai x Bobot Pengalaman =
Peserta
Paket
(40%) Nilai x Bobot
lebih besar
lebih kecil
60 84 Tabel 3.7 Evaluasi pada pengalaman perusahaan
sama dengan
Penjelasan tabel perhitungan: Misalkan pengalaman perusahaan pada pekerjaan jasa dinilai dari 2 unsur yaitu
pengalaman sejenis dan nilai kontrak tertinggi pada paket pengalaman sejenis. Perhitungan nilai pengalaman sejenis diperoleh berdasarkan penilaian relatif. Artinya
perusahaan yang memiliki pengalaman sejenis terbanyak mendapat nilai 100 (PT. JKL). Pada PT. ABC, nilai pengalaman sejenis diperoleh dengan cara pengalaman sejenis PT. ABC yaitu 2 paket dibagi dengan pengalaman sejenis terbanyak dari seluruh peserta yaitu 5 paket kemudian dikalikan 100 atau (2 / 5 x 100) sehingga diperoleh nilai 40.
Bobot pengalaman sejenis pada contoh ini bernilai 40% . Besar bobot ditentukan sendiri oleh tim pemeriksa. Score unsur pengalaman sejenis diperoleh dengan mengalikan nilai dengan bobot.
Pada unsur nilai kontrak tertinggi pada paket pengalaman sejenis, apabila perusahaan mempunyai nilai kontrak tertinggi lebih besar atau minimal sama dengan Pagu, maka
perusahaan akan mendapat nilai 100. Apabila nilai kontrak tertinggi lebih kecil dari Pagu maka nilai diperoleh dengan cara ( nilai kontrak tertinggi / Pagu) x 100 .
Bobot unsur nilai kontrak tertinggi pada paket pengalaman sejenis pada contoh ini bernilai 60% . Besar bobot ditentukan sendiri oleh tim pemeriksa.
LK PP LKPP LKPP L K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
BAB BAB BAB BAB BAB
Modul Evaluasi Dokumen Penawaran
Jumlah bobot unsur pengalaman sejenis dengan bobot unsur nilai kontrak tertinggi pada paket pengalaman sejenis harus sama dengan 100% .
Score unsur nilai kontrak tertinggi pada paket pengalaman sejenis diperoleh dengan mengalikan nilai dengan bobot. Total nilai pengalaman diperoleh dengan menjumlahkan score unsur pengalaman sejenis dan unsur nilai kontrak tertinggi pada paket pengalaman sejenis.
Penilaian selanjutnya adalah pada unsur tenaga ahli yang dimiliki seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah PP LK
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
BAB BAB BAB BAB BAB
Modul Evaluasi Dokumen Penawaran
888 98 LK PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
BAB BAB BAB BAB BAB
Modul Evaluasi Dokumen Penawaran
T abel 3.8 Unsur tenaga ahli
L LKPP LKPP K PP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah PP LK
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
BAB BAB BAB BAB BAB
Modul Evaluasi Dokumen Penawaran
Langkah selanjutnya adalah menggabungkan hasil penilaian pengalaman sejenis dan tenaga ahli yang dimiliki. Perhitungan untuk contoh ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Nama
Hasil Evaluasi PQ
No. Perusahaan
Tenaga Ahli
1 PT. ABC
2 PT. JKL
3 PT. XYZ
Tabel 3.9 Perhitugan untuk contoh di atas
Penjelasan tabel perhitungan di atas: Nilai unsur pengalaman perusahaan dan t enaga ahli diperoleh dari perhit ungan
sebelumnya. Bobot pengalaman perusahaan dan tenaga ahli harus mengikuti Lampiran Perpres 54
tahun 2010. Tot al nilai masing-masing perusahaan diperoleh dengan cara mengalikan nilai pengalaman perusahaan dengan bobotnya lalu ditambah dengan hasil perkalian nilai
tenaga ahli dengan bobotnya. Contohnya untuk PT. ABC total nilai adalah 60% x 76 + 40% x 85 = 79,6.
Langkah terakhir adalah membuat peringkat peserta berdasarkan total nilai. Total nilai tertinggi akan memperoleh peringkat ke-1.