Klasifikasi Foto Udara

C. Klasifikasi Foto Udara

Perbincangan mengenai pengelompokan atau klasifikasi jenis foto udara sangat beragam tergantung dari sudut pandang apa foto udara tersebut dikelompokan.

a. Pengelompokan foto udara berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan. Contoh : Foto Ultra Violet, Foto Visible (Pankromatik), Foto Inframerah.

b. Pengelompokan foto berdasarkan skala fotonya. Contoh Foto skala besar, skala menengah dan skala kecil

c. Pengelompokan foto berdasarkan jenis kamera yang digunakan, yaitu foto yang direkam dengan kamera tunggal (satu saluran panjang gelombang), atau dengan kamera jamak (satu kamera dengan lebih dari satu lensa untuk perekaman pada berbagai saluran sekaligus).

d. Pengelompokan foto udara berdasarkan sumbu kameranya. Contoh Foto vertikal (vertical photograph) dan foto condong (oblique photograph)

Sehubungan dengan geometrinya, maka yang erat kaitannya dengan fotogrametri adalah klasifikasi foto berdasarkan sumbu kameranya. Berdasarkan posisi sumbu kamera terhadap permukaan bumi, foto udara dibedakan atas 2 (dua) macam yaitu foto udara vertical dan foto udara miring (oblique).

Foto udara vertical meliputi foto udara tegak sempurna (sumbu kamera tegak lurus dengan permukaan bumi) dan foto senget (tilt photograph sedangkan foto udara miring meliputi foto udara miring ( normal oblique ) dan foto udara miring sekali ( high oblique ). Penting untuk diperhatikan bahwa pada foto senget

dengan kemiringan sumbu kamera < 3 o melalui proses tertentu masih dapat dikoreksi sehingga mendekati foto udara tegak sempurna. Untuk foto udara miring

dan miring sekali skala foto menjadi tidak seragam bahkan untuk foto udara miring sekali akan tampak adanya horizon.

sumbu kamera

Gambar 5 . Posisi sumbu kamera vertikal dan gambaran bujursangkar pada

bidang foto udara tetap berbentukbujur sangkar

sumbu kamera

Gambar 6 . Posisi sumbu kamera miring dan gambaran bujursangkar pada bidang foto

udara terlihat seperti trapesium udara terlihat seperti trapesium

Gambar 7 . Posisi sumbu kamera sangat miring dan gambaran bujur sangkar pada bidang

foto udara yang tampakadanya horizon

Gambar 8. Bentuk Liputan Foto Udara Keterangan :

A : Foto udara tegak

B : Foto udara agak condong

C : Foto udara sangat condong

Dari gambar di atas tampak lebih jelas dalam memahami perbedaan foto udara tegak, agak condong dan sangat condong.

Pada foto udara tegak, apabila daerah yang terpahat terdiri dari blok-blok berbentuk bujur sangkar, maka blok bujur sangkar tetap tergambar sebagai bujur sangkar, tetapi pada foto agak condong blok bujur sangkar tergambar sebagai trapezium dan pada foto sangat condong bentuk blok menjadi trapezium dan tampak cakrawalanya.

Paine (1981:23-24 dalam Sutanto 1989) mengutarakan bahwa foto udara vertikal mempunyai empat kelebihan bila dibanding terhadap foto udara condong, yaitu :

e. Skala pada tiap bagian foto lebih seragam

f. Penentuan arah pada foto udara vertikal lebih mudah. Perkiraan arah dapat ditentukan seperti penentuan arah pada peta.

g. Dalam batas tertentu, foto udara vertikal dapat dipakai sebagai substitusi peta.

h. Foto udara vertikal lebih mudah diinterpretasi, karena disamping skalanya lebih seragam, juga tidak banyak obyek yang terlindung oleh obyek lainnya.

Meskipun demikian menurut Sutanto, 1989. foto condong juga mempunyai kelebihan bila dibanding foto vertikal, yaitu :

a. Luas liputannya beberapa kali lipat bila dibanding dengan liputan foto vertikal.

b. Untuk daerah yang sering tertutup oleh awan, masih ada kemungkinan menembus celah-celah awan bila dilakukan pemotretan condong.

c. Gambaran yang disajikan lebih mirip dengan apa yang dilihat sehari- hari dari tempat yang relatif tinggi.