Komitmen Kerja
2.1.2. Komitmen Kerja
2.1.2.1. Pengertian Komitmen Kerja
Komitmen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai bentuk keterikatan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu. Seseorang yang mempunyai komitmen tinggi terhadap tugasnya akan dengan penuh tanggung jawab melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya.
Sedangkan kata “Profesional” menurut Kamus Besar bahasa Indonesia diartikan sebagai sesuatu yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Seseorang dianggap profesional apabila orang tersebut Sedangkan kata “Profesional” menurut Kamus Besar bahasa Indonesia diartikan sebagai sesuatu yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Seseorang dianggap profesional apabila orang tersebut
Pekerjaan menjadi guru dianggap sebagai suatu profesi, karena untuk menjadi guru tidak semua orang mampu. Diperlukan keahlian atau kecakapan khusus agar layak menjadi seorang guru. Ciri-ciri guru yang profesional menurut Surya (2001: 81) didukung oleh lima kompetensi yakni; (1) keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal, (2) meningkatkan dan memelihara citra profesi, (3) keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilannya, (4) mengajar kualitas dan cita-cita dalam profesi, dan (5) memiliki kebanggaan profesi.
Merujuk dari beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa komitmen profesional berkenaan dengan sejauh mana tanggung jawab guru dalam menjalankan profesinya dengan benar.
Fakta bahwa guru merupakan faktor penting dalam peningkatan kualitas pendidikan sudah tidak bisa dibantah lagi. Dan fakta bahwa akhir - akhir ini kualitas profesional guru rendah adalah kenyataan pahit yang harus Fakta bahwa guru merupakan faktor penting dalam peningkatan kualitas pendidikan sudah tidak bisa dibantah lagi. Dan fakta bahwa akhir - akhir ini kualitas profesional guru rendah adalah kenyataan pahit yang harus
2.1.2.2. Tugas Profesional Guru
Menurut Usman (1992: 87) sebagai seorang profesional guru mempunyai tiga tugas yakni (1) mendidik, (2) mengajar dan (3) melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sedangkan melatih berarti mengambangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Dari uraian-uraian di atas jika dihubungakan dengan komitmen profesional guru, dapat dikatakan bahwa komitmen profesional guru itu berhubungan dengan perilaku guru yaitu berbagai aktivitas guru dalam proses instruksional yang berkaitan dengan tanggungjawab dan tugas guru secara profesional.
Adapun tanggung jawab guru seperti yang dikemukakan oleh Ulwan (1981: 83) yaitu: Tanggung jawab pendidikan iman, tanggung jawab pendidikan akhlak, tanggung jawab pendidikan fisik, tanggung jawab pendidikan intelektual, tanggung jawab pendidikan fsikis, tanggung jawab pendidikan sosial, tanggungjawab pendidikan seksual.
Di samping tugas dan tanggung jawab guru di atas, Usman (1992: 89) juga menegaskan bahwa proses belajar-mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Agar peranan Di samping tugas dan tanggung jawab guru di atas, Usman (1992: 89) juga menegaskan bahwa proses belajar-mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Agar peranan
Sementara itu Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan (2003: 13) telah menyatakan bahwa standar kompetensi guru meliputi tiga komponen kompetensi dan terdiri atas beberapa kemampuan. Secara keseluruhan standard kompetensi guru terdiri atas 9 (sembilan) kompetensi yaitu : (1) komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran yang (terdiri atas: penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi belajar peserta didik, pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik, pelaksanaan bimbingan belajar peserta didik, (2) komponen kompetensi pengembangan potensi terdiri atas : pengembangan diri, pengembangan profesi, (3) komponen kompetensi penguasaan akademik terdiri atas : pemahaman wawasan kependidikan, penguasaan bahan kajian akademik.
Dengan demikian berdasarkan uraian-uraian di atas maka komitmen profesional yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah perilaku guru yaitu berbagai aktivitas guru dalam proses instruksional yang berkaitan dengan tanggungjawab dan tugas guru secara profesional yang dapat dikur dari (1) Tugas Pengajaran, (2) Kemampuan Mengelola Kelas, (3) Kemampuan Sebagai Pendidik.
Menurut Usman (1992: 87) tugas seorang guru adalah mengajar yakni mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didik dengan efektif dan efisien. Keberhasilan seorang guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Perencanaan meliputi pembuatan program pengajaran seperti SP, Prota, Program Semester dan Rencana Pembelajaran. Pelaksanaan PBM meliputi penguasaan materi, penguasaan metode dan media. Sedangkan aspek evaluasi meliputi bagaimana guru mengadakan evaluasi terhadap proses belajar mengajar yang telah dilakukan dan tindak lanjut apa yang dilakukannya.
2. Kemampuan Mengelola Kelas
Seperti halnya sekolah, kelas merupakan sekolah terkecil yang ada di sekolah. Di kelas terjadi interaksi sosial, emosional, dan intelektual. Dan di kelas pulalah sebenarnya sebagian besar proses pendidikan berlangsung. Keberhasilan seorang guru dalam melakukan tugasnya dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mengelola kelas (Jones dan Jones, 2001: 7; Wuryani, 2002: 15). Kemampuan guru dalam mengelola kelas dapat dili hat dari beberapa faktor, antara lain kemampuan (1) menata ruang kelas, dan (2) penguasaan kelas. Aspek penataan ruang kelas merupakan aspek penting dalam pengelolaan kelas yang baik. Sebab ruangan yang kondusif dan nyaman akan berpengaruh pada tingkat keberhasilan PBM. Begitu juga dengan aspek penguasaan kelas, guru sebagai manajer dan sekaligus Seperti halnya sekolah, kelas merupakan sekolah terkecil yang ada di sekolah. Di kelas terjadi interaksi sosial, emosional, dan intelektual. Dan di kelas pulalah sebenarnya sebagian besar proses pendidikan berlangsung. Keberhasilan seorang guru dalam melakukan tugasnya dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mengelola kelas (Jones dan Jones, 2001: 7; Wuryani, 2002: 15). Kemampuan guru dalam mengelola kelas dapat dili hat dari beberapa faktor, antara lain kemampuan (1) menata ruang kelas, dan (2) penguasaan kelas. Aspek penataan ruang kelas merupakan aspek penting dalam pengelolaan kelas yang baik. Sebab ruangan yang kondusif dan nyaman akan berpengaruh pada tingkat keberhasilan PBM. Begitu juga dengan aspek penguasaan kelas, guru sebagai manajer dan sekaligus
3. Kemampuan Mendidik
Selain tugas mengajar tugas penting lainnya yang diemban seorang guru adalah mendidik (Usman, 1992: 87). Mendidik berarti meneruskan nilai - nilai yang hidup di masyarakat, baik nilai-nilai agama, moral dan etika. Pengertian mendidik tidak hanya memberikan siswa pengetahuan tentang etika, sopan santu atau lainnya. Pengertian mendidik lebih mengarah pada pemberian contoh teladan dari seorang guru kepada siswanya. Mendidik merupakan proses memanusiakan manusia.
Fenomena tawuran pelajar, pelecehan seksual, kejahatan pelajar, kenakalan remaja, pergaulan bebas dan lain sebagainya merupakan indikasi tidak berjalannya proses pendidikan tadi. Filosofi pendidikan yang selama ini lebih berorientasi pada pembentukan IQ, ternyata hanya menghasilkan manusia-manusia pintar yang tidak bermoral, manusia-manusia koruptor. Sudah saatnya orientasi pendidikan kita tidak hanya mengejar IQ tetapi juga harus memperhatikan aspek EQ, danSQ.
Seorang guru akan mampu menjadi seorang pendidik yang baik apabila ia mampu memberikan antara lain (1) kewibawaan, (2) keteladanan, (3) kasih sayang yang tulus, (4) penguatan, dan (5) ketegasan yang mendidik.
Guru adalah seorang pemimpin. Sebagai seorang pemimpin guru harus dapat memberi contoh yang baik. Seorang guru yang memiliki sifat kewibawaan akan dengan mudah diikuti oleh siswa. Begitu juga dengan kasih Guru adalah seorang pemimpin. Sebagai seorang pemimpin guru harus dapat memberi contoh yang baik. Seorang guru yang memiliki sifat kewibawaan akan dengan mudah diikuti oleh siswa. Begitu juga dengan kasih