Analisa Sifat magnetik bahan pelet NdFeB dengan VSM Permeagraph

4. Sampel disinari dengan pancaran elektron sehingga sampel memancarkan elektron turunan secondary electron dan elektron terpantul back scattered electron yang dapat dideteksi dengan detector scintilator yang diperkuat sehingga timbul gambar pada layar CRT 5. Pemotretan dilakukan setelah dilakukan pengesetan pada bagian tertentu, dari objek dan diatur perbesaran sehinga diperoleh foto sesuai yang diinginkan 6. Gambar yang didapat selanjutnya diidentifikasi. 3.5.3 Analisa Sifat Magnet 3.5.3.1 Pengukuran Fluks Magnetik pelet NdFeB Dengan Gaussmeter Analisa pengukuran fluks magnetik sampel pelet magnet NdFeB dalam penelitian ini menggunakan Gaussmeter.Analisa fluks magnetik sampel pelet ini dilakukan dengan cara mengambil sampel pelet dengan pinset dan sampel pelet tersebut diletakkan diatas wadah yang dilapisi tissue kemudian ujung pendeteksi scan Gaussmeter diletakkan diatas permukaan sampel pelet, langkah berikutnya adalah menggerak - gerakkan ujung sensor pendeteksi scan yang ditempelkan pada permukaan sampel pelet. Kemudian nilai densitas fluks magnetik yang dihasilkan dapat dilihat pada display Gaussmeter tersebut, dan untuk mendapatkan nilai fluks terbaik dilakukan scan keseluruh permukaan sampel baik di kutub positif dan negatif.

3.5.3.2 Analisa Sifat magnetik bahan pelet NdFeB dengan VSM Permeagraph

Pengukuran sifat magnetik bahan dengan VSM ini dilakukan di laboratorium Magnetik-Bidang Zat Mampat -PJIB-BATAN yang telah terpasang alat Vibrating Sample Magnetometer VSM, tipe OXFORD VSM I.2 T. Alat ini merupakan salah satu jenis peralatan yang digunakan untuk mempelajari sifat magnetik bahan. Dengan alat ini akan dapat diperoleh informasi mengenai besaran-besaran sifat magnetik sebagai akibat perubahan medan magnet luar yang digambarkan dalam kurva histeresis, sifat magnetik bahan sebagai akibat perubahan suhu, dan sifat-sifat magnetik sebagai fungsi sudut pengukuran atau kondisi anisotropik bahan. Dalam VSM tipe OXFORD VSM I.2H ini kumparan didesain dengan model Mallinson 4 kumparan dengan arah medan adalah horizontal dan tegak lurus pada arah getaran. VSM VibratingSampeMagnetometer adalah merupakan salah satualat ukurmagnetisasi yang bekerja berdasarkan metoda induksi. Pada metoda ini, cuplikan yang akan diukur magnetisasinya dipasang pada ujung bawah batang kaku yang bergetar secara vertikal dalam lingkungan medan magnet luar H. Jika cuplikan termagnetisasi, secara permanen ataupun sebagai respon dari adanya medan magnet luar, getaran ini alan mengakibatkan perubahan garis gaya magnerik. Perubahan ini akan menginduksikan menimbulkan suatu sinyal tegangan AC pada kumparan pengambil pick-up coil atau sense coil yang ditempatkan secara tepat dalam sistem medan magnet ini. Selanjutnya sinyal AC ini akan dibaca oleh pre-amp dan Lock-in amplifier. Frekuensi dari Lock-in amplifier diset sama dengan frekuensi getaran sinyal referensi dari pengontrol getaran cuplikan. Lockin amplifier ini akan membaca sinyal tegangan dari kumparan yang sefasa dengan sinyal referensi. Kumparan pengarnbil biasanya dirangkai berpasangan dengan kondisi arah lilitan yang berlawanan. Hal ini untuk menghindari terbacanya sinyal yang berasal dari selain cuplikan, misalnya dari akibat adanya perubahan medan magnet luar itu sendiri. Selanjutnya dalam proses pengukuran, medan magnet luar yang diberikan, suhu cuplikan, sudut dan interval waktu pengukuran dapat divariasikan melalui kendali komputer. Komputer akan merekam data tegangan kumparan sebagai fungsi medan magnet luar, suhu, sudut ataupun waktu.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakterisasi Hasil

4.1.1 Analisa Ukuran Diameter Partikel Serbuk NdFeB

Partikel Size Analyzer PSA merupakan salah satu alat untuk mengukur seberapa besar ukuran diameter partikel suatu sampel. Adapun hasil pengukuran partikel serbuk magnet NdFeB terhadap variasi waktu milling adalah sebagai berikut: bahwa ukuran diameter partikel terbesar dimiliki oleh serbuk NdFeB dengan waktu milling 16 jam, yaitu pada diameter 10 sebesar 20,26 µ m, pada diamater 50 sebesar 41,65 µm, dan pada dimater 90 sebesar 68,67 µ m. Dan ukuran diameter partikel terkecil dimiliki oleh serbuk NdFeB pada waktu milling 48 jam yaitu pada diameter 10 sebesar 0,3 µm, pada diameter 50 sebesar 1,49 µm, dan pada diameter 90 4,7 µm.Hal ini menunjukkan bahwa waktu milling memiliki korelasi yang berbanding lurus dengan ukuran diameter partikel. Tabel 4.1 Hasil Pengukuran PSA untuk serbuk NdFeB hasil Milling dengan Varisi Waktu Waktu Jam Diameter 10µm Diameter 50µm Diameter 90µm 16 20,26 41,65 68,67 24 6,82 18,48 42,15 48 0,3 1,49 4,7 72 3,42 8,66 17,05 Tabel 4.1 menunjukkan hasil pengukuran PSA untuk serbuk NdFeB setelah dimilling dengan metode wet milling. Proses Milling ini dilakukan dengan waktu milling yaitu 16 jam,24 jam,48 jam,72 jam. Dari tabel ini dapat diketahui bahwa dengan metode wet milling maka diameter partikel akan semakin kecil seiring bertambahnya waktu milling dan mencapai puncaknya pada 48 jam dengan ukuran 0,3µm .Namun pada waktu milling diteruskan hingga 72 jam terjadi algomerasi atau penggumpalan yang menyebabkan diameter partikel semakin besar.