19
b. Kardiovaskuler
Pada pemeriksaan kardiovaskuler yang perlu diperhatikan adalah distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi jantung.
c. Mata
Pada pemeriksaan mata perlu diperhatikan mata cekung atau tidak, air mata kering atau tidak.
d. Neurologi
Pada pemeriksaan neurologi yang perlu diperhatikan adalah refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal
Pada pemeriksaan gastrointestinal yang perlu diperhatikan adalah keadaan mukosa mulut dan lidah, muntah-muntah, dan bising usus.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang bisa berupa pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, pH, berat jenis urine, dan analisis gas darah.
2.2.2 Diagnosis
Setelah melakukan pengkajian, Tarwoto Wartonah 2006 merumuskan diagnosa yang muncul dari masalah yang ditemukan pada
pasien. Diagnosa yang dapat ditemukan oleh perawat pada klien yang
mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, antara lain:
1. Aktualrisiko defisit volume cairan
Defenisi: kondisi seorang pasien mengalami risiko kekurangan cairan pada
ekstraseluler dan vaskuler.
Universitas Sumatera Utara
20
Kemungkinan berhubungan dengan: kehilangan cairan secara berlebihan, berkeringat secara berlebihan, menurunnya intake oral, penggunaan
diuretik, atau pendarahan. Kemungkinan data yang ditemukan: hipotensi, takhikardia, pucat, kelemahan, konsentrasi urine pekat. Kondisi klinis
kemungkinan terjadi pada: penyakit Addison, koma, ketoasidosis pada diabetik, anoreksia nervosa, perdarahan gastrointestinal, muntah, diare,
intake cairan tidak adekuat, AIDS, pendarahan, ulcer kolon 2.
Volume cairan berlebih
Definisi: suatu kondisi terjadinya peningkatan retensi dan edema.
Kemungkinan berhubungan dengan: retensi garam dan air, efek dari pengobatan, dan malnutrisi. Kemungkinan data yang ditemukan:
orthopnea, oliguria, edema, distensi vena jugularis, hipertensi, distres pernapasan, anasarka, edema paru. Kondisi klinis kemungkinan terjadi
pada: obesitas, hipothiroidism, pengobatan dengan kortikosteroid, imobilisasi yang lama, cushings syndrome, gagal ginjal, sirosis hepatis,
kanker, dan toxemia.
2.2.3 Intervensi Keperawatan
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang diperoleh, Tarwoto Wartonah 2006 menyusun intervensi dan rasional dari masing-masing
diagnosa, yang terdapat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1.1 Intervensi keperawatan dengan diagnosa Aktualrisiko defisit
volume cairan
Universitas Sumatera Utara
21
Intervensi Rasional
1. Ukur dan catat setiap 4 jam:
a. Intake dan output cairan
b. Warna muntahan, urine,
dan feses c.
Monitor turgor kulit d.
Tanda vital e.
Monitor IV infus f.
Elektrolit, BUN, hematokrit, dan
hemoglobin g.
Status mental h.
Berat badan 2.
Berikan makanan dan cairan
3. Berikan pengobatan seperti
antidiare dan antimuntah 4.
Berikan dukungan verbal dalam pemberian cairan
5. Lakukan kebersihan mulut
sebelum makan 6.
Ubah posisi pasien setiap 4 jam
1. Menentukan kehilangan dan
kebutuhan cairan
2. Memenuhi kebutuhan makan dan
minum 3.
Menurunkan pergerakan usus dan muntah
4. Meningkatkan konsumsi yang lebih
5. Meningkatkan nafsu makan
6. Meningkatkan sirkulasi
Universitas Sumatera Utara
22
Lanjutan 7.
Berikan pendidikan kesehatan tentang:
a. Tanda dan gejala dehidrasi
b. Intake dan output ciran
c. Terapi
7. Meningkatkan informasi dan kerja
sama
Tabel 1.2 Intervensi keperawatan dengan diagnosa volume cairan berlebih
Intervensi Rasional
1. Ukur dan monitor
• Intake dan output cairan,
berat badan, tensi, CVP, distensi vena jugularis,
dan bunyi paru. 2.
Monitor rontgen paru 3.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan
4. Hati-hati dalam pemberian
cairan 5.
Pada pasien yang bedrest a.
Ubah posisi setiap 2 jam b.
Latihan pasif dan aktif 1.
Dasar pengkajian kardiovaskuler dan respons terhadap penyakit
2. Mengetahui adanya edema paru
3. Kerja sama disiplin ilmu dalam
perawatan 4.
Mengurangi kelebihan cairan
5. Mengurangi edema
Universitas Sumatera Utara
23
Lanjutan 6.
Pada kulit yang edema berikan losion, hindari penekanan
yang terus menerus 7.
Berikan pengetahuan kesehatan tentang: Intake dan
output cairan, edema, berat badan, dan pengobatan
6. Mencegah kerusakan kulit
7. Pasien dan keluarga mengetahui dan
kooperatif
2.3 Asuhan Keperawatan Pasien di Rumah Sakit 2.3.1 Pengkajian